Digolongkan dalam picornavirus, RNA single stranded
Penyebaran melalui fekal-oral, baik berupa kontak langsung atau melalui makanan/minuman yang terkontaminasi. Virus akan mati dengan perebusan air 700 C selama 1 menit, dengan formaldehid atau klorin, atau radiasi ultraviolet. Masa inkubasi 15-50 hari. Rata-rata 30 hari Belum terbukti adanya penularan maternal-neonatal. Manifestasi Klinis Fase pre-ikterik(1-2 minggu sebelum fase ikterik) ditemukan gejala konstitusional seperti anoreksi, mual dan muntah, malaise, mudah lelah,atralgia, mialgia, nyeri kepala, fotopobia, faringitis atau batuk. Perubahan warna urin 1-5 hari sebelum fase ikterik. Manifestasi Klinis Fase ikterik- gejala konstitusional umumnya membaik, namun muncul gambaran klinis jaundice, nyeri perut kanan atas serta penurunan berat badan ringan. Pada 10- 20% kasus, dapat ditemukan splenomegali dan adenopati servikal. Fase ini berlangsung 2-12 minggu. Manifestasi Klinis Fase Perbaikan(konvalesens)- Gejala konstitusional menghilang tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi hati masih ditemukan.Sebanyak <1% akan berkembang menjadi hepatitis fulminan, yakni munculnya koagulopati dan ensefalopati dalam 8 minggu setelah gejala pertama penyakit hati. Pemeriksaan Penunjang Serologi hepatitis A : - IgM anti-VHA positif menandakan infeksi hepatitis A akut - IgG anti-VHA positif menandakan infeksi kronis(riwayat hepatitis A) Biokimia hati : - Kadar ALT lebih dari AST pada fase ikterik - Kadar bilirubin umumnya >2,5 mg/dL - Alkalin fosfatase normal atau meningkat sedikit - Waktu protombin(PT) normal atau memanjang 1-3 detik. Peningkatan PT signifikan menunjukkan nekrosis hepatoselular yang ekstensif dan prognosis yang buruk USG abdomen bertujuan untuk melihat penyerta batu empedu Diagnosis Penegakkan diagnosis hepatitis akut A ditegakkan dengan ditemukannya IgM Anti-VHA. Anti-HAV positif tanpa keberadaan IgM menunujukkan infeksi lampau. Penatalaksanaan Terapi farmakologis : pemberian analgesik, antiemetik maupun antipruritus. Pemberian antiemetik berupa metoklopramid atau domperidon tidak merupakan kontraindikasi tetapi dianjurkan dosisnya tidak melebihi 3-4 g/hari Terapi non-farmakologis : dukungan asupan kalori dan cairan secara adekuat. Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan yang dapat terakumulasi di hati. Pasien sebaiknya istirahat total di tempat tidur. Pencegahan Dapat dilakukan melalui menghindari kontak dengan pasien, meningkatkan higienitas individu maupun vaksinasi hepatitis A. Vaksinasi hepatitis A berupa injeksi IM 1cc diulang 6-8 bulan. Hepatitis B Infeksi virus hepatitis B pada hati yang dapat bersifat akut atau kronis. Infeksi VHB pada dewasa muda yang imunotoleran umumnya menyebabkan hepatitis B akut(>90%) dan hanya 1% yang menjadi kronis Masa inkubasi 15-18 hari, rata-rata 60-90 hari. HBV ditemukan darah, semen, secret servikovaginal, saliva, cairan tubuh lain. Hepatitis B Cara transmisi : o Melalui darah : penerima produk darah, IVDU, pasien hemodialysis, pekerja kesehatan. o Transmisi seksual o Penetrasi jaringan atau permukosa : tertusuk jarum, cukur dan silet, tato, akupuntur, tindik, penggunaan sikat gigi bersama. o Transmisi maternal-neonatal, maternal-infant. HbsAg Anti-HBs Anti-HBc HbeAg Anti-Hbe DNA-VHB
Hepatitis + - IgM + - + Akut
Periode - - IgM + atau - + atau - +
Jendela
Riwayat - + IgG - + atau - -
Hepatitis B
Imunisasi - + _ - - -
Hepatitis + - IgG + - + Kronis HbeAg (+)
Hepatitis + - IgG - + + atau -
Kronis HbeAg (-) Diagnosis serologis HbsAg merupakan petanda yang pertama kali diperiksa secara rutin. HbsAg dapat menghilang biasanya dalam beberapa minggu sampai bulan setelah kemunculannya, sebelum hilangnya IgM anti Hbc. HBV DNA di serum petanda yang pertama muncul, tetapi tidak rutin diperiksa HbeAg biasanya terdeteksi setelah kemunculan HbsAg. IgG Anti HbC menngantikan IgM anti Hbc pada infeksi yang sembuh, tidak muncul pada pemberian vaksin. Anti HbS , antibody penetral, menggambarkan kekebalan, muncul pada vaksinasi. Penatalaksanaan Hepatitis B akut bersifat suportif. Sekitar 95% kasus hepatitis B akut akan mengalami resolusi dan serokonversi spontan tanpa terapi antiviral. Bila terjadi komplikasi hepatitis fulminan maka diberikan lamivudin 100-150 mg/hari selama 3 bulan setelah serokonversi atau setelah muncul anti-Hbe pada pasien HBsAg positif. Penatalaksanaan Pengobatan hepatitis B kronis bertujuan mencegha atau menghentikan progresi jejas hati ( liver injury ) dengan cara menekan replikasi virus. Pada umumnya, serokonversi dari HbeAg menjadi anti Hbc disertai dengan hilangnya DNA VHB dalam serum. Pada hepatitis B kronik dengan HbeAg negative, serokonversi HbeAg tidak dapat dipakai sebagai titik akhir terapi dan respons terapi hanya dapat dinilai denga pemeriksaan DNA HBV. Penatalaksanaan Interferon adalah kelompok protein intraseluler ysng normal ada dalam tubuh dan diproduksi oleh berbagai macam sel. IFN tidk memiliki khasiat antivirus teteapi mernagsang terbentuknya protein efektor yang memiliki khasiat antivirus. Dosis IFN adalah 5-10 MU 3x seminggu selama 16-24 minggu diberikan pada hepatitis B kronik dengan HbeAg positif. Penatalaksanaan Imunomodulasi Peg ( polieetilen glikol ) interferon ( waktu paruh lebih panjang ). Pada penelitian pemberian Peg interferon ( 90, 180, 270 microgram tiap minggu selama 24 minggu ) dengan interferon biasa menimbulkan penurunan DNA VHB yang lebih cepat. Timosin alfa 1, suatu jenis sitotoksin pada ekstrak pinus yang berguna untuk merangsang fungsi sel limfosit dimana dapat menurunkan replikasi VHB dan menurunkan konsentrasi DNA VHB. Hepatitis C Infeksi virus hepatitis C bersifat kronis, Virus RNS rantai tunggal. Masa inkubasi 50 hari (rentang 14-180 hari), RNA VHC terdeteksi 7-10 hari setelah infeksi dan anti VHC dapat terdeteksi 2-8 minggu setelah paparan. Pada kasus akut, RNA VHC terdeteksi sampai 12 minggu pertama, yang kemudian akan turun. Pada kronis, RNA VHC terdeteksi sampai 6 bulan. Faktor resiko Pengguna obat injeksi(67%) Produk darah di fasilitas dengan kontrol infeksi tidak adekuat Anak yang terlahir dari ibu terinfeksi VHC Individu yang berhubungan seksual dengan penderita VHC Individu dengan pengguna obat intranasal Individu dengan tatto dan tindik Gejala Klinis Fase pre ikterik ( 1-2 mgg sebelum ikterik ). Gejala prodromal berupa anoreksia, mual, dan muntah, kelemahan, malaise, arthralgia, myalgia, demam sakit kepala, fotofobia, faaringitis, serta batuk dan flu. Satu hingga lima hari sebelum kuning, muncul warna urin lebih gelap dan feses berwarna pucat. Gejala klinis Fase ikterik. Ikterus sering disertai dengan hepatomegaly dan nyeri kuadran kanan atas. Fase perbaikan ( kovalensen ) Diagnosis Serologis Deteksi anti HCV, 60% pasien selama fase akut dapat terdeteksi. Pada pasien HIV, pengguna immunosupresan, pasien hemodialisa, maka lebih dianjurkan untuk langsung memeriksa RNA VHC. Secara umum anti HCV akan tetap terdeteksi untuk periode yang panjang, baik pada pasien yang mengalami kesembuhan spontan maupun yang menjadi kronik. Penatalaksanaan Tujuan terapi mencegah komplikasi penyakit hati hingga kematian dan tidak terdetksinya RNA VHC ( <50 IU /ML ) selama 24 mgg pascaterapi antivirus. Peg-INF kerja panjang dikombinasikan dengan ribavirin. Peg-INF dapat berupa Peg-INF -2a(dosis 180g/minggu SK) atau Peg-INF -2b(dosis 1,5 g/kgBB/minggu SK), sementara ribavirin diberikan dengan dosis 1000mg/hari PO(untuk BB<75kg) atau 1200mg/hari PO(untuk BB>75kg) Terapi dilakukan selama 24 minggu Penatalaksanaan Terapi VHC perlu dipantau dengan pemeriksaan RNA VHC yaitu pada awal terapi, minggu ke4,12,24, akhir terapi antivirus dan 24 minggu setelah terapi dihentikan. Hepatitis D Merupakan virus RNA yang tidak lengkap, bereplikasi pada sel hepatosit, dan memerlukan bantuan HBV untuk proses replikasi dan ekspresi. Infeksi HDV terjadi pada individu dengan resiko HBV : IVUD, Pelaku homoseksual, biseksual, penerima donor darah, pasangan seksual. HDV ditularkan melalui jalur darah, transmisi seksual, maternal-neonatal Infeksi terbanyak dari IVUD Masa inkubasi 4-7 minggu Diagnosis Serologis Pasien dengan HbsAg positif dengan : Anti HDV dan atau HDV RNA sirkulasi IgM anti HDV dapat muncul sementara Pada Koinfeksi dengan HBV-HDV ditemukan HbsAg positif, IgM anti Hbc positif dan anti HDV atau HDV RNA. Pada Superinfeksi ditemukan HbsAg positif, IgG anti Hbc positif dan anti HDV atau HDV RNA Penatalaksanaan Pada infeksi HDV tidak ada terapi spesifik. Namun dalam riset pernah dicoba terapi viral DNA polymerase inhibitor foscarnet dan peg imterferon dengan atau tanpa adefovir. Hepatitis E Menyerupai Hepatitis A pada penularan fase awal. Masa inkubasi rata-rata 40 hari HEV RNA terdapat pada serum dan tinja selama fase akut. Penyakit epidemic dengan penularan melalui air. Diagosis serologis IgM anti HEV dapat bertahan selama 6 minggu setelah puncak dari penyakit. IgG anti HEV dapat tetap terdeteksi selama 20 bulan. Penatalaksanaan Terapi hepatitis E akut hanya bersifat suportif.