GANGGUAN LAMBUNG
DAN USUS
Ada 2 katup :
- Bagian atas : sfingter kerongkongan-
lambung (katup gastro-osephagus)
- Bagian bawah : otot penutup pylorus
Fungsi lambung
Sebagai penampung
makanan dan ditempat inilah
makanan diaduk secara
intensif dengan getah
lambung dan terjadi absorpsi
(minimal) dari bahan
makanan tertentu.
2. Usus halus
Panjangnya kl. 6 m dan disini
berlangsung
hampir seluruh proses pencernaan.
Efek Samping :
- Serupa dengan antikolinergik seperti mengantuk,
mulut kering dan konstipasi.
Anti Emetik dg Resep
Klasifikasi
1. Antikolinergik dan Anti histamin
2. Antagonis dopamin
3. Antagonis serotonin
4. Lain-lain
Anti histamin dan
Antikolinergik
Mekanisme Kerja :
Antihistamin dan antikolinergik mengurangi
perangsangan CTZ
dan jalur vestibular
1. Anti Histamin
- Hidroksizin
- Siklizin
- meklizin
- sinarizin
- Prometazin
- dimenhidrinat
2. Antikolinergik
- Skopolamin
Efek Samping
- mengantuk,
- mulut kering,
- penglihatan kabur
- Takikardi (pd pemakaian
antikolinergik)
- Konstipasi
Antagonis dopamin
a. Propulsiva (prokinetik)
- metoklopramida
- domperidone
b. Derivat butirofenon
- haloperidol
- droperidol
c. Derivat fenotiazin
- proklorperazin
- thietilperazin
Antagonis Serotonin
- Granisetron
- Ondansetron
- Tropisetron
Lain-lainnya
-Kortikosteroid, al, deksametason,
metilprednisolon
- Dronabinol (marihuana, THC =
tetrahidroca nabinol)
- Alizaprida
- Benzodiazepin
1. Mabuk darat
Pecegahan ; siklizin utk perjalanan singkat
(sampai 4 jam), meklizin dan skopolamin
utk perjalanan sampai 16 jam.
Dimenhidrinat dan prometazin juga efektif,
tetapi efek sampingnya sering timbul.
Sinarizin 20 mg + domperidone 15 mg
manjur utk kl.63% pencegah mabuk laut.
Jahe bisa utk mabuk darat dan mual
kehamilan, dosis yang dianjurkan :
1 g serbuk = kl. 1 sendok teh sebelum
berangkat.
2. Muntah kehamilan (morning sickness)
Terjadi minggu ke6 dan ke14 akibat
kenaikan HCG (human chorion
gonadotropin).
Pd kasus hebat sebaiknya siklizin 3 dd 50
mg, meklizin 1 dd 12,5-25 mg atau
proklorperazin 2 dd 25 mg rektal,
Vitamin B6 3 dd 25 mg.
Obat tradisional jahe.
3. Muntah akibat sitostatika
a. Pada obat-obat emetogen
ringan/sedang
- Metoklorpramida oral 10-20 mg atau
50 -100 mg i.v sbelum permualaan
terapi, dikombinasi dgn deksametason
3-4 dd 4 mg atau lorazepam 1-2 mg.
b. Pada obat-obat emetogen kuat.
Dianjurkan kombinasi 3 obat (triple terapi)
yaitu antagonis serotonin bersama
deksametason dan lorazepam.
4. Muntah akibat radioterapi dan pasca
bedah
- Metoklopramida iv./i.m 2-3 dd 10-20 mg
atau secara rektal dgn dosis ganda.
- Dapat ditambahkan deksametason utk
memperkuat efeknya.
B. Diare
Diare : tinja cair berulang-ulang
Penyebab :
1. Makanan (pedas, busuk)
2. Pengerasan tinja
3. Toksin bakteri atau virus
4. Reaksi obat
5. Pemakaian laksatif
6. Sindrom malabsorbsi
7. Stres dan kecemasan
8. Tumor usus
9. Penyakit usus inflamasi
Diare dapat menimbulkan kehilangan elektrolit dan
dehidrasi ringan sampai berat. Pasien yang diare
harus menjauhi makanan yg byk mgd lemak,
dan produk-produk dari susu
Tindakan-tindakan non
farmakologi
Pengobatan non farmakologi
direkomendasikan sampai
penyebab diare ditemukan
Tindakan :
1. Minum air dan cairan oralit
2. Mengkonsumsi makanan yg bisa
mengeraskan massa feses.
Antidiare
Anti diare dikelompokkan :
1. Opium
2. Obat obat yg berkaitan dg opium
3. Adsorben
4. Antidiare kombinasi.
1. Opium
Opium menurunkan motilitas usus, shg
mengurangi peristaltik. Efek Samping
konstipasi.
Cth :
1. Tingtur opium
2. Paregorik (champhorate opium tinctur).
3. Kodein.
Antidiare opium dpt menyebabkan penekana
SSP bila diminum dgn alkohol, sedatif
atau penenang.
Lama kerjanya kira-kira 2 jam
Zat-zat opium related
1. Difenoksilat (Lomotil)
2. Loperamid (imodium)
Merupakan obat sintetik yg berkaitan dg
narkotik meperidin (Demerol).
Obat-obat ini menurukan motilitas usus
(peristaltik) dan diberikan pd diare
perjalanan.
ES : mual, muntah, rasa mengantuk, dan
distensi abdominal (perut kembung).
Farmakokinetik
Difenoksilat diabsorbsi baik oleh GI,
dimetabolisme di hati, waktu paruh 2
jam. Dieksresi melalui tinja dan air
kemih.
Farmakodinamik
Mula kerja sedang 45-60 menit, dan
masa kerjanya 3-4 jam.
2. Adsorben
Digunakan utk diare ringan dan sedang
Cth :
- Kaolin dan Pektin, kombinasi Kaopectate
dosis 3 dd 50 -100 mg
- Parepectolin, kombinasi paregorik dan
kaopectat
- Garam-garam bismuth (pepto-bismol)
adsorben menyerap toksin-toksin bakteri
C. Konstipasi
Penimbunan bahan tinja yg keras di
dalam usus besar.
Penyebab :
1. Pengerasan tinja
2. Obstruksi usus
3. Pemakaian laksatif kronik
4. Gangguan neurologik
5. Menunda keinginan bab
6. Kurang olahraga
7. Obat-obat tertentu.
Tindakan non Farmakologi
1. Konsumsi makanan yg mgd serat
dan air
2. Olahraga
3. Bab secara teratur
Laksatif
Laksatif : melunakan tinja
Katartik : tinja lunak sampai berair dg sedikit
kram (rasa nyeri)
Pencahar : katartik kuat
Ada 4 tipe Laksatif :
1. Osmotik (salin)
2. Kontak (stimulan atau iritan)
3. Pembentuk bulk
4. Emolien
1. Osmotik laksatif
Garam Magnesium Sulfat/Sitrat dan
natrium sulfat, gliserol, manitol dan
sorbitol, laktulosa dan laktitol.
Tinja menjadi lebih lunak dan
volumenya diperbesar yang
merupakan suatu rangsangan
mekanis atas diniding usus. Peristaltik
diperkuat yang mempermudah
pengeluaran isi usus.
2. Laksatif kontak
Stimulan atau iritan, meningkatkan
peristaltik dengan mengiritasi ujung-ujung
saraf sensoris pada mukosa usus.
- Fenoftalein 50 -200 mg (maks 300 mg) pd
malam hari sblm tidur.
- Bisakodil (dulcolax) 1-2 tab 5 mg, supp 10
mg, klisma 10 mg/5 ml.
- Cascara sagrada
- Senna (senokot)
- Minyak kastrol = minyak jarak (pencahar)
dewasa15-30 ml, anak2 4-15ml
3. Laksatif pembentuk bulk
Bahan bahan berserat yg meningkatkan
ukuran tinja dengan menyerap air ke dalam
usus, meningkatkan ukuran tinja dan
peristaltik.
- Psilium (Metamucil) 1-3 dd 4-10 g dlm air.
- Zat-zat lendir (agar-agar, metilselulosa, CMC),
4 dd 1-1,5 g dalam segelas air.
- Gom sterculia 2 dd 5-10 g granulat (600
mg/g) p.c
- Katul 20-30 g sehari 2-3 kali
Yang sangat penting sekali adalah minum
banyak air sampai 3 liter sehari.
4. Emolien
Pelunak tinja dan pelumas, seperti :
Natrium docusat, natriumlauril sulfo
asetat,
parafin cair.
D. Penyakit Saluran Lambung-
Usus
Tukak peptik :
Tukak yang timbul di esofagus, lambung, atau
duodenum pada saluran gastrointestinal
atas.
1. Tukak esofagus
2. Tukak lambung
3. Tukak duodenum.
Efek samping :
- Mulut kering, pengurangan sekresi, takikardi, retensi
urin, dan konstipasi
- Karena antikolinergik menurunkan motilitas
gastrointestinal, waktu pengosongan lambung
dihambat, sehingga dapat merangsang sekresi
lambung dan semakin memberatkan tukak.
3. Antasid
Mempercepat penyembuhan tukak dengan
menetralisir HCl dan mengurangi aktifitas pepsin,
tidak menutupi tukak
Antasid efek sistemik dan efek non sistemik.
- Natrium bikarbonat (efek sistemik)
efek samping : kelebihan natrium (hipernatremia)
dan retensi air, alkalosis metabolik karena kelebihan
bikarbonat, rebound asam (kelebihan sekresi asam)
- Kalsium Karbonat
paling efektif menetralkan asam tetapi dapat diserap
secara sistemik dan menyebabkan rebound asam.
- Aluminium hidroksida, aluminum hidroksida dan
magnesium hidroksida, magnesium fosfat (efek
nonsistemik). Obat-obat ini hanya sedikit diserap.
Magnesium hidroksida lebih kuat netralkan asam
dprd aluminium hidroksida. Efek samping diare atau
konstipasi. Saat ini banyak sediaan kombinasi.
Farmakokinetik
Produk-produk Al sering dipakai utk
menurunkan fosfat serum yg tinggi
(hiperfosfatemia).
Aluminium hidroksida dapat
menyebabkan sembelit. Dan
Magnesium dapat menyebabkan
diare.
Obat-obat ini terikat dengan fosfat
dan dikeluarkan melalui tinja.
Sejumlah kecil yang diserap
disekresikan melalui urin.
Farmakodinamik
Lama kerja obat tergantung apakah
dipakai bersama atau tanpa makan.
Jika antasid dimakan setelah makan,
maka kerjanya bisa mencapai 3 jam,
krn makanan memperlambat
pengosongan lambung.
a. Simetidin
waktu paruh lama kerja singkat, menghambat kira2 70 %
sekresi asam selama 4 jam. Kira2 50-80 % obat ini
dikeluarkan tanpa diubah melalui urin. Antasid dapat
diberikan 1 jam sbl atau ssdh simetidin, bila serentak akan
mengurangi efek Blok H2 simetidin
b. Ranitidin
lebih kuat dari simetidin, selain menghambat seksresi
asam lambung juga mempercepat penyembuhan tukak
dengan menyingkirkan penyebabnya. Lama kerja lebih
panjang shg mengurangi frekwensi pemberian obat, efek
samping lebih sedikit dibanding simetidin.
Farmakokinetik
Simetidin dan Ranitidin diabsorbsi baik
oleh GI, memiliki waktu paruh yang
singkat dan efek ikatan protein yang
kecil. 50% simetidin oral dan 75%
dari simetidin iv dikeluarkan tanpa
diubah melalui air kemih, sedangkan
70 % ranitidin disekresikan tanpa
diubah ke urin.
Farmakodinamik
Simetidin dan Ranitidin menghambat histamin pada
Reseptor H2. Obat-obat ini efektif dalam
mengobati tukak duodenum dan lambung dan
dapat dipakai untuk pencegahan. Juga untuk
menghilangkan gejala refluks esofagitis,
mencegah tukak stres yang dapat terjadi sesudah
pembedahan, dan mencegah pneunomia aspirasi
yang dapat terjadi akibat aspirasi asam.
Interaksi Obat
Simetidin meningkatkan efek teofilin, beta bloker,
antikoagulan, fenitoin, diazepam dan
antidisretmia, meningkatkan BUN Blood Urea
Nitrogen, kreatinin serum dan fasfatase alkali
serum.
5. Inhibitor Pepsin
Pelindung mukosa seperti Sukralfat (kompleks
sukrosa sulfat dan aluminium hidroksida).
Obat ini tidak diserap dan bergabung dengan
protein untuk membentuk substansi kental
yang menutupi tukak dan melindunginya dari
asam dan pepsin. Obat ini tidak menetralkan
asam atau menurunkan sekresi asam.
Farmakodinamik
Sukralfat mempercepat penyembuhan
dengan melekat pada permukaan tukak.
mula kerja 30 menit dan lama kerja
pendek.
Sukralfat menurunkan absorbsi tetrasiklin,
fenitoin, vitamin yang larut lemak dan
antibiotik siprofloksasin dan norfloksasin.
Antasid mengurangi efek sukralfat.
TERIMA KASIH