16
Komplikasi
Pada saluran pernapasan : asfiksia, aspirasi
pneumoni, atelektasis, pneumotoraks dan
mediastinal emfisema.
Pada kardiovaskuler : takikardia, hipertensi,
vasokonstriksi perifer dan rangsangan
miokardium.
Pada tulang dan otot : perdarahan dalam
otot, fraktura columna vertebralis
20
21
Phillips
score <9,
severitas
ringan;
9-18,
severitas
sedang;
dan
>18,
severitas
berat
22
Nurul
Tatalaksana tetanus berdasarkan
klasifikasi derajat tetanus
Jawaban :
Klasifikasi ablet tatalaksana harus
diberikan sesegera mungkin apabila gejala
sudah mulai terlihat untuk mencegah
akumulasi dari toksin tetanus
Diberikan antibiotik dan untuk mencegah
agar penyakit tidak memberat diberikan
ATS
23
Trakeostomi kapan dilaksanakan
Jawaban:
Jika didapatkan kesulitan bernapas pada
pasien (spasme laring), klasifikasi ablet
derajat 3-4, tidak bisa bernapas spontan
memudahkan masuknya udara ke dalam
tubuh
24
Ditinia Utami
Apakah ada golden periode untuk
memberikan antitetanus untuk mencegah
infeksi dari bakteri tetanus?
Jawaban:
Lebih baik diberikan minimal 6 jam setelah
terjadi luka yang kemungkinan besar akan
menjadi tetanus, maksimal 24 jam setelah
luka
25
Apakah ada perbedaan gejala klinis tetanus
pada anak dan pada bayi?
Jawaban:
Pada dasarnya gejala klinisnya sama,
khasnya pada anak mulut mencucu (seperti
mulut ikan)
26
Jene
Apa yang menyebabkan masa inkubasi dari
tetanus berlangsung lama (sekitar 5-10
hari)?
Jawaban:
Diakibatkan jarak letak dari luka ke jaras
akson
Berdasarkan prognosis : inkubasi cepat
lebih berbahaya dikarenakan dakar skor
memiliki nilai yang besar
27
Nindi
Komplikasi yang paling sering terjadi apa? Dan
bagaimana prognosisnya dari komplikasi tersebut?
Jawaban:
Komplikasi tersering Aspirasi pneumonia
dikarenakan hipersalivasi (hipersekresi bronkus)
mengakibatkan terjadi gangguan pernapasan
Distress pernapasan diakibatkan spasme pada
saluran napas (laring, erector trunki, m.intercostal)
Prognosis tergantung penatalaksaan perlu
tindakan cepat seperti trakeostomi atau ventilator
prognosis baik apabila ditangani cepat
28
Aria
Kejang rangsang pada tetanus bagaimana
bisa terjadi? Rangsang seperti apa yang
bisa menyebabkan pasien tetanus kejang?
Jawaban:
Disebabkan oleh berbagai rangsang seperti
suara, taktil, terjadi gangguan pada jaras
retikulokortikal
Memindahkan posisi pasien harus hati-hati
29
Dian
Tatalaksana : Menghancurkan organisme, netralisasi
toksin, mengurangi efek toksin
Netralisasi toksin dengan ATS hipersensitiv
Jawaban :
Karena berasal dari serum kuda makanya sering
menimbulkan hiperensitif caranya apabila terjadi
perlu dilakukan sensitisasi (diberikan sedikit-sedikit)
0,1 serum+0,5 cc NaCl atau aquaadest diberikan
subkutan liat reaksi selama 30 menit
0,5 cc serum+0,9 cc aquades diberikan subkutan
diliat reaksinya, apabila + tidak usah diberikan,
apabila negatif sisa dari serum tidak diberikan
30
Dr. Arieta, Sp.A
Masukan ppt mewakili makalah, untuk
dosis dimasukkan ke ppt
Halaman 6 gambar diganti ke gambar
anak-anak
Sumber/referensi dari philips score
Tetanus neonatorum pada halaman 9
31
Pertanyaan
Kapan dokter boleh curiga suatu penyakit yang
dihadapi adalah penyakit tetanus?
Jawaban :
Anamnesis riwayat luka, luka bakar, gangren,
infeksi telinga, tali pusat, infeksi pada gigi dan
mulut, riwayat imunisasi
Pemeriksaan fisik gejala klinis (trismus, spasme
dan rigiditas otot, risus sardonicus (wajah
setan/wajah monyet), opitotonus (perut seperti
papan), kejang spontan dan kejang rangsang
32
Tujuan dari uji spatula?
Jawaban:
Positif apabila ada refleks menggigit
spatula
33
Bagaimana tatalaksana pada tetanus,
apakah ada tambahan lagi?
Jawaban:
a
34
Perawatan luka yang dilakukan pada
tetanus itu seperti apa?
Jawaban:
Bersihkan luka dengan cairan H2O2
Diberikan HTIG profilaksis/ATS
35
Dr. Rurin, Sp.A
Slide tulisannya terlalu kecil
Cantumkan sumber tabel maupun gambar,
tabel tidak boleh terpotong
36
Pertanyaan :
Uji spatula itu merupakan pemeriksaan
rutin atau hanya dilakukan saat ada
indikasi tertentu? Apa yang mau dilihat dari
uji ini?
Jawaban:
Uji ini bisa dilakukan jika tidak ada trismus,
+ bila ada refleks mengi
37
Kasus 1: tidak pernah imunisasi, higien
buruk, terkena tetanus, sembuh lalu
pulang, apakah perlu diimunisasi TT, DT?
Kapan diberikan?
Kasus 2: imunisasi lengkap, terkena paku,
apakah perlu diberikan ATS/HTIG untuk
profilaksis atau tidak?
PR
38
Pasien tetanus apakah dipuasakan atau
tidak? Diberi diet apa?
Jawaban:
Diberi nutrisi lewat parenteral infus
glukosa hipertonis
Bila ada perbaikan makanan bisa diberikan
melalui NGT
39
Cara membedakan tetanus dengan
meningoensefalitis?
Jawaban:
Meningoensefalitis tidak ada trismus
Pemeriksaan lab lumbal pungsi (+)
ditemukan kuman pada hasil pemeriksaan
Pada tetanus ada opitotonus
40
Dr.Enny, Sp.A
Referensi gunakan referensi anak (IDAI,
Depkes, Jurnal pediatrik)
Tetanus gangguan di LMN
Meningoensefalitis gangguan di UMN,
disertai defisit neurologis, refleks patologis
Anamnesis tetanus: sumber infeksi (gigi,
mulut telinga, luka tusuk, luka bakar,
riwayat imunisasi, onset)
Pemeriksaan fisik (trismus, uji spatula
(untuk kasus yg dicurigai tetanus)
referensi dicari lagi)
41
Tatalaksana diperbaiki, masukkan nama
dagang, spesifik (bagaimana caranya,
dosis)
Ganti dengan gambar anak
Prognosis pada anak apakah juga mengacu
pada dakar score
42