Anda di halaman 1dari 30

Kasus

2
Kelompok 1
Anggota kelompok

03010230 Raka Suantadina

03011050 Audria M Wiranti

03011123 Harry Julians

03011139 Imam Kurniawan

03011187 Mentari Erry Putri

03011237 Rachma Danitya Putri

03012260 Sri Wisnu Wardana

03012300 Paruhum Rico Yohanes


Skenario kasus

Seorang perempuan, grande multipara, usia 40 tahun datang


dirujuk oleh bidan ke IGD rumah sakit Trisakti dengan
keterangan keluar darah 600 cc setelah melahirkan anak
kelima 1,5 jam yang lalu dengan berat bayi 3950 gram
Terminologi

Grande multipara : kehamilan lebih dari 5 kali melahirkan


bayi baik yang hidup maupun yang mati

Perdarahan pasca salin : perdarahan lebih dari 500 ml


selama 24 jam setelah anak lahir
Masalah
Seorang perempuan usia 40

Grande multipara

Perdarahan 600 cc pasca melahirkan

Berat bayi 3950 gram


Mind map

Perempuan,
40 tahun
Berat bayi
Grande multipara
3950 gram

Kelemahan
uterus

Uterus gagal
berkontraksi

PERDARAHAN
PASCA PERSAILNAN
Anatomi
Suplai darah rahim dialiri oleh arteri uterina kiri dan arteri
uterina kanan
Terdiri atas ramus asendens dan ramus desendens
Pembuluh darah ini berasal dari arteria iliaka interna
(arteria Hipogastrika) dan arteria ovarika

Bagian endometrium disuplai darah oleh arteri spiralis dan


basalis
Arteri spiralis yang memegang peran dalam mensturasi
dan member nutrisi kepada janin yang sedang
berkembang dalam uterus
Anatomi uterus
Histologi
Dinding rahim secara secara histologiknya terdiri dari 3
lapisan

Lapisan mukosa (endometrium) di dalam, lapisan


otot-otot polos (lapisan miometrium) di tengah, dan

Lapisan serosa (lapisan peritoneum) di luar. Lapisan


otot-otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkular dan
di sebelah luar berbentuk longitudinal.

Lapisan otot oblik yang berbentuk anyaman. Lapisan


ini paling penting dalam persalinan karena sesudah
plasenta lahir, otot lapisan ini berkontraksi kuat dan
menjepit pembuluh-pembuluh darah yang terbuka
sehingga perdarahan berhenti
Perdarahan Pasca
Melahirkan
Perdarahan pasca persalinan adalah perdarahan
atau hilangnya darah 500 cc atau lebih lebih
yang terjadi setelah anak lahir. Perdarahan
dapat terjadi sebelum, selama, atau sesudah
lahirnya plasenta
Klasifikasi
Menurut waktu:

a. Perdarahan post-partum primer terjadi dalam 24


jam setelah anak lahir

b. Perdarahan post-partum sekunder terjadi antara


24 jam dan 6 minggu setelah anak lahir

Jumlah perdarahan:

c. Minor: jumlah perdarahan 500-1000 ml tanpa tanda


syok atau renjatan secara klinik

d. Mayor: jumlah perdarahan >1000 ml, atau <1000 ml


dan disertai tanda syok atau renjatan secara klinik
Etiologi Perdarahan Post-
Partum
Atonia Retensio Sisa Ruptura Robekan Inversio
uteri plasenta plasenta uteri jalan uteri
lahir
Perdarah Plasenta Plasenta Perdarah Perdarah Fundus
an segera belum atau an segera an segera uteri tidak
setelah dilahirkan sebagian (intraabd Darah teraba
anak lahir dalam 30 selaput ominal segar pada
Uterus menit tidak atau yang palpasi
tidak setelah lengkap pervagina mengalir abdomen
berkontra kelahiran Perdarah m) segera Lumen
ksi atau bayi an dapat Nyeri setelah vagina
lembek muncul 6- perut bayi lahir terisi
10 hari hebat masa
pascasali Kontraksi Nyeri
n disertai yang ringan
subinvolu hilang atau
si uterus berat
Faktor resiko
Riwayat perdarahan postpartum pada persalinan sebelumnya

Penggunaan anestesi umum

Rahim yang distensi berlebihan terutama dari kehamilan multiple

Janin besar, atau polihidramnion,

Persalinan lama,

Persalinan yang terlalu cepat,

Penggunaan oksitosin untuk induksi persalinan,

Paritas tinggi terutamanya grande multipara,

Chorioamnionitis, atau

Riwayat atoni pada kehamilan sebelumnya


Patofisiologi

Perdarahan berasal Tonus uterus tidak Kontraksi uterus


dari tempat plasenta ada lemah

Anteri-arteri spiral yang


Darah akan terus mengalir melalui bekas
seharusnya tertutup
melekatnya plasenta ke cavum uteri dan
akibat kontraksi uterus
seterusnya keluar pervaginam
tetap terbuka
Anamnesis
Riwayat menstruasi meliputi: menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya, keluhan waktu
haid, HPHT?

Riwayat perkawinan meliputi: usia kawin, kawin yang keberapa, usia mulai hamil?

Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu?

Riwayat hamil meliputi: waktu hamil muda, hamil tua, apakah ada abortus, retensi plasenta?

Riwayat persalinan meliputi: tua kehamilan, cara persalinan, penolong, tempat bersalin,
apakah ada kesulitan dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan anak waktu lahir,
panjang waktu lahir?

Riwayat nifas meliputi: keadaan luka, apakah ada pendarahan, ASI cukup atau tidak dan
kondisi ibu saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi?

Riwayat kehamilan sekarang?

Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan, suhu, nadi,
pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual?

Riwayat antenatal care meliputi: dimana tempat pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat?
Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan tanda-tanda vital:

Suhu badan. Suhu biasanya meningkat sampai 38 0 C dianggap


normal. Setelah satu hari suhu akan kembali normal (36 0 C 370
C), terjadi penurunan akibat hipovolemia.

Denyut nadi. Nadi akan meningkat cepat karena nyeri, biasanya


terjadi hipovolemia yang semakin berat.

Tekanan darah. Tekanan darah biasanya stabil, memperingan


hipovolemia.

Pernafasan. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga


menjadi tidak normal.
Pemeriksaan Penunjang
NO Test Diagnostik Penjelasan
1 Hemoglobin dan hematokrit Peningkatan Hb dan Ht berarti :
Adanya hemokonsentrasi yang mendukung diagnosis
PE (pre-eklamsia)
Menggambarkan beratnya hipovolemia
Nilai ini akan menurun bila terjadi hemolysis

2 Morfologi sel darah merah pada apusan darah tepi Untuk menentukan :
- adanya mikroangiopatik hemolitik anemia
- Morfologi abnormal eritrosit : schizocytosis dan
spherocytosis

3 Trombosit Trombositopenia menggambarkan PE berat


4 Kreatinin serum Asam Urat serum Nitrogen Urea Peningkatan manggambarkan :
Darah (BUN) - Beratnya hypovolemia
- Tanda menurunnya aliran darah ke ginjal
- Oliguria
- Tanda PE berat

5 Transaminase serum Peningkatan Transaminase serum menggambarkan PE


berat dengan gangguan fungsi hepar

6 Lactic Acid Dehidrogenase (LDH) Menggambarkan adanya hemolysis


7 Albumin serum dan faktor koagulasi Menggambarkan kebocoran endotel dan kemungkinan
koagulopati

8 USG Untuk melihat kondisi janinrisiko IUGR


- Biometri janin
- Index cairan amnion
- Plasenta
Tata Laksana Umum

Panggil bantuan tim/tenaga kesehatan lain

Pastikan ibu sudah mendapat tatalaksana aktif persalinan kala III

Berikan oksigen

Pasang dua jalur intravena dan ambil darah untuk periksa lab

Beri cairan infus (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat) secepatnya (1000
ml dalam 15-20 menit), lanjutkan sesuai dengan kondisi ibu

Siapkan transfusi darah jika kadar Hb < 8 g/dL, atau klinis Anemia
berat

Kosongkan kandung kemih, pasang kateter Folley

Tatalaksana penyebab perdarahan

Bila perlu, rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai


Tata Laksana Khusus
Atonia Uteri
Lakukan masase uterus pastikan plasenta lahir
lengkap

Beri infus oksitosin 20 - 40 IU dalam 1000 mL


cairan kristaloid 60 tetes/menit + 10 IU - IM

Bila oksitosin tidak tersedia, beri ergometrin 0,2


mg IM (maks. 5 dosis = 1 mg)

Bila perdarahan berlanjut, beri 1 gram asam


traneksamat IV

Siapkan rujukan sambil pasang kondom kateter


atau lakukan kompresi bimanual
Tata Laksana Khusus
Robekan Jalan lahir
Lakukan eksplorasi untuk identifikasi sumber
perdarahan

Jepit porsio dengan klem

Lakukan penjahitan robekan jalan lahir


(Gunakan benang yang dapat diserap)

Bila perdarahan berlanjut, berikan 1 gram


asam traneksamat IV (bolus selama 1 menit)
diulang sesudah 30 menit
Tata Laksana Khusus
Retensio Plasenta
Beri infus oksitosin 20-40 IU dalam 1000 mL
cairan kristaloid 60 tetes/menit dan 10 IU
intramuskular

Lanjutkan infus oksitosin 20 IU dalam 1000 ml


kristaloid 40 tetes/menit

Lakukan tarikan tali pusat terkendali

Bila tidak berhasil, lakukan plasenta manual

Beri antibiotika profilaksis (ampisilin 2g IV dan


metronidazol 500mg IV)
Tata Laksana Khusus Sisa
Plasenta
Beri infus oksitosin 20-40 IU dalam 1000 ml
cairan kristaloid

Lanjutkan dengan infus oksitosin 20 IU dalam


1000 ml cairan kristaloid

Lakukan eksplorasi digital

Bila tak berhasil, lakukan aspirasi vakum


manual, atau dilatasi & kuretase

Beri antibiotika profilaksis ampisilin 2g IV dan


metronidazole 500mg
Tata Laksana Khusus
Ruptura Uteri
Lakukan histerorafi atau histerektomi

Inversio Uteri
Lakukan reposisi
Bila kesakitan hebat beri petidin/morfin
Bila tidak berhasil lakukan laparotomi atau
histerektomi
Tata Laksana Khusus
Gangguan Pembekuan
Darah
Tangani kehilangan darah segera
Tangani penyebab
Berikan darah segar lengkap, jika tersedia, untuk menggantikan
faktor pembekuan dan sel darah merah
Bila darah Plasma beku segar untuk menggantikan faktor
lengkap pembekuan (15 mg/kgBB) jika PT/APTT melebihi 1,5
segar kontrol pada perdarahan lanjut atau perdarahan berat
tidak walau hasil dari uji pembekuan belum ada
tersedia Sel darah merah (PRC) untuk penggantian sel darah
merah
Kriopresipitat untuk menggantikan fibrinogen
pilih salah
satu Konsentrasi trombosit (perdarahan berlanjut dan
trombosit < 20.000)
Bila kesulitan mendapatkan darah golongan yang sesuai,
berikan darah golongan O untuk penyelamatan jiwa
Pencegahan

Edukasi

- Menyarankan tidak hamil lagi

- Menggunakan IUD

Manajemen aktif kala III

Perawatan masa kehamilan


Komplikasi

Perdarahan postpartum yang tidak ditangani dapat


mengakibatkan

Syok hemoragie
Akibat terjadinya perdarahan,
ibu akan mengalami syok dan menurunnya kesadaran akibat
banyaknya darah yang keluar
menyebabkan gangguan sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan
dapat menyebabkan hipovolemia berat

Anemia
akibat banyaknya darah yang keluar
menyebabkan perubahan hemostasis dalam darah, juga
termasuk hematokrit darah
Daftar Pustaka

Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. 2010. p. 279-87, 775-80.

Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed. VI.


Jakarta: EGC. 2012. 840-7.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai