Anda di halaman 1dari 30

Operasi Teknik

Kimia 3
(OTK III)
EKSTRAKSI
CAIR-CAIR
TEKNIK KIMIA,
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

MUHAMAD ENGKOS KOSIM, ST, MT


Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau
lebih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solven)
sebagai separating agent.
Pemisahan berdasarkan prinsip beda
kelarutan
ekstraksi padat-cair
Leaching = ekstraksi padat-cair; solut dipisahkan dari
padatan pembawanya menggunakan solven cair
Ekstraksi cair-cair adalah pemisahan komponen dari suatu
campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain
Ekstraksi cair-cair (Liquid extraction, solvent extraction) :
Solute dipisahkan dari campuran pembawa (diluent)
menggunakan solvent cair.
Campuran diluen dan solven ini adalah heterogen
(immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2
fase, yaitu fase diluent (rafinat) dan fase solvent (ekstrak).
Fase rafinat = fase residu, verisi diluent dan sisa solute
Fase ekstrak = fase yang berisi solute dan solvent.
MEKANISME EKSTRAKSI CAIR-CAIR
Dalam operasi ekstraksi solven, suatu solute C diambil dari salah satu fase cairan dan
ditransfer ke fase cairan yang lain. Sifat Fisis yang mendasari operasi pemisahan ini
adalah kelarutan. Solute harus memiliki kelarutan yang lebih besar didalam fasa solven.

Solute = zat terlarut


Solvent = fase yang menerima solute
Rafinat = fase darimana solute terambil / arus produk yang miskin solute
Ekstrak = arus produk yang kaya solute
Mengapa menggunakan ekstraksi solvent dibanding proses pemisahan lain:
1. Bila solute memiliki volatilitas yang rendah (susah menguap), proses
ekstraksi lebih disukai. Karena kalau menggunakan distilasi akan
membutuhkan energi yang sangat besar
2. Distilasi juga tidak dapat dilakukan apabila solute berupa padatan
3. Jika solute dan pelarut tidak tahan terhadap panas.
4. Ketiga alasan tersebut bisa diatasi dengan distilasi vakum, tapi biasanya
sangat mahal.

Kelemahan:
5. Membutuhkan pemisahan lanjut untuk mendapatkan produk murni (C) dan
solvent (B) harus diambil kembali (recycle)
6. Solvent semakin lama berkurang (loss) padahal beberapa jenis solvent
berharga mahal
7. Membutuhkan peralatan multi stage.
Metode ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu

A. Ekstraksi tunggal yaitu dengan mencampurkan bahan yang


akan diekstrak dihubungkan satu kali dengan pelarut.
Disini sebagian dari zat yang akan diolah akan larut dalam
bahan pelarut sampai tercapai suatu keseimbangan. Metode
ekstraksi tunggal mempunyai kekurangan yaitu rendemennya
rendah.
B. Ekstraksi multi tahap, bahan yang akan diekstrak dihubungkan
beberapa kali dengan bahan pelarut yang baru dalam jumlah
yang sama besar. Setelah melalui beberapa kali pencampuran
dan pemisahan maka didapatkan ekstrak dengan rendemen
yang lebih tinggi daripada ekstraksi tunggal.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Ekstraksi
Ukuran Bahan
Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahan sehingga
mempercepat penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak dan
mempercepat waktu ekstraksi.

Suhu Ekstraksi
Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi untuk
beberapa komoditas dapat menimbulkan kerusakan. Ekstraksi baik
dilakukan pada kisaran suhu 30-50 oC

Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksi.
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi
oleh faktor-faktor berikut ini :
a. Selektifitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,
bukan komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
b. Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan
ekstrak yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
c. Kemampuan untuk tidak saling bercampur
Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh atau hanya
secara terbatas larut dalam bahan ekstraksi.
d. Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat
perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.
e. Reaktifitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara
kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
f. Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu
tidak boleh terlalu dekat.
Kriteria yang lain
Pelarut sedapat mungkin harus murah, tersedia dalam
jumlah besar, tidak beracun, tidak terbakar, tidak
eksplosif bila bercampur dengan udara, tidak korosif,
tidak menyebabkan terbentuknya emulsi, memiliki
viskositas yang rendah dan stabil secara termis
Berdasarkan sifat diluen dan solven, sistem ekstraksi
dibagi menjadi 2 sistem :
1. immiscible extraction, solven (S) dan diluen (D) tidak
saling larut.
2. partially miscible, solven (S) sedikit larut dalam diluen
(D) dan

Sebaliknya , meskipun demikian, campuran ini


heterogen, jika dipisahkan akan terdapat fase diluen dan
fase solven.
Suatu unit ekstraksi, selalu diikuti unit pemungutan
solven agar dapat
digunakan kembali ( solvent recovery unit), seperti
gambar di bawah ini:
Contoh-contoh Ekstraksi
Pengambilan senyawa relatif murni seperti
benzena, toluen dan xylene dari reformat yang
dihasilkan secara katalitis pada industri
Produksi asam asetat anhidrat
Pemurnian penicilin (dari senyawaan lain
sebagai hasil fermentasi yang sangat
kompleks)
Pada industri bioteknologi (biokimia) diperlukan
ekstraktan (solven) yang sangat lembut dan
khusus (misal: campuran air - polyethylene
glycol phosphat) mengingat banyak solven
organik dapat mendegradasi bahan-bahan
yang sensitif (seperti protein)

Dr.-Ing. Misri Gozan 17


PARTIALLY
MISCIBLE
EXTRACTION
GRAFIK KESEIMBANGAN TERNER
Pada ekstraksi dimana diluen maupun solven sedikit saling larut
( partially miscible system) maka baik komponen diluen maupun
solven terdapat di kedua fase, yaitu fase ekstrak dan rafinat. Oleh
karena itu data keseimbangan harus menunjukkan hubungan ketiga
komponen di kedua fase tersebut, atau dikenal sebagai diagram
terner.
Beberapamacam diagram terner yaitu:
a. Diagram segitiga sama kaki (triangular coordinates),
b. Diagram segitiga siku-siku (rectangular coordinates) dan korelasinya
dengan diagram YX (McCabe Thiele diagram ),
c. Diagram segitiga atas dasar bebas solven.
Diagram segitiga sama kaki
(triangular coordinates)
Diagram segitiga siku-siku (rectangular
coordinates) dan korelasinya dengan diagram YX
(McCabe Thiele diagram )
Pada titik potong sumbu X dan Y, fraksi diluen adalah
nol.
Sumbu X menujukkan fraksi solut, dapat dibaca sebagai
fraksi solut di fase Ekstrak (YA) dan fraksi solut di fase
Rafinat (XA).
Sumbu Y menunjukkan fraksi solven, dapat dibaca
sebagai fraksi solven di fase Ekstrak (YC) dan fraksi
solven di fase Rafinat ( XC).
Konsentrasi
Garis keseimbangan Ekstrak merupakan titik-titik (YA,
komponen C diplotkan pada kordinat vertikal, dan A
YC).kordinat horizontal
pada

Garis keseimbangan Rafinat merupakan titik-titik ( XA,


Contoh: diketahui fraksi solut di rafinat = XA*, ingin dicari komposisi di fase
ekstrak
yang berkeseimbangan dengan rafinat.

1. Mula-mula diketahui XA* terletak di kurva segitiga


pada garis rafinat.
2. Tarik garis dari X=XA* ke kurva McCabe- Thiele,
sehingga diperoleh titik T yang mempunyai
koordinat (XA*, YA*). Pada titik T hanya bisa
diketahui fraksi solute XA* dan YA* saja, sedangkan
solven yaitu YC* tidak terbaca.
3. Buat titik potong garis Y=YA* dengan garis
diagonal XA=YA.
4. Tarik garis dari titik potong ini ke arah kurva
segitiga sampai memotong garis ekstrak.
5. Bacalah komposisi YA* dan YS*.
6. Resume:
Di fase Rafinat: XA=XA*
XC=XC*
XB = 1- (XA*+XC*)
Di fase ekstrak: YA=YA*
YC=YC*
YB= 1 (YA*+YC*)
Contoh Soal
Suatu campuran larutan
mempunyai massa 100 kg terdiri
dari 30 kg isoprophyl ether(C),
10 kg Asam asetat(A), 60 kg
air(B) akan disetimbangkan
(dipisahkan) secara ekstraksi Fraksi massa dalam kondisi awal

dan dalam phase xA = 0,1 ; xB = 0,6 ; xC = 0,3

kesetimbangan inilah akan


terpisah. Berapakan komposisi
pada masing-masing phase
(extract dan rafinat layer)!
Fraksi massa dalam kondisi awal
xA = 0,1 ; xB = 0,6 ; xC = 0,3

1.Komposisi ini kemudian diplotkan dan akan mendapatkan titik


h.

2.Trial and error dengan membuat garis gi melalui titik h, dengan


cara dihubungkan garis

kesetimbangan dibawahnya.

3.Apabila sudah didapatkan titik g maka titik inilah yang


memuat komposisi ekstrak yaitu YA = 0,04 ; YC =0,94 dan YB
= 1-(0,04+0,94) = 0,02.

4.Untuk titik i akan memuat komposisi rafinat yaitu XA = 0,12 ;


XC = 0,02 dan XB = 1- (0,12+0,02) = 0,86
Pyridine dalam air diekstrak dengan chlorobenzena pada
suhu 25oC mempunyai data setimbang (% berat) sbb :
EKSTRAK RAFINAT
CHLORO- CHLORO-
PYRIDINE BENZENA AIR PYRIDINE BENZENA AIR
(A) (C) (B) (A) (C) (B)
0 99.95 0.05 0 0.08 99.92
11.05 88.28 0.67 5.02 0.16 94.82
18.95 79.9 1.15 11.05 0.24 88.71
24.1 74.28 1.62 18.9 0.38 80.72
28.6 69.15 2.25 25.5 0.58 73.92
31.55 65.58 2.87 36.1 1.85 62.05
35.05 61 3.95 44.95 4.18 50.87
40.6 53 6.4 53.2 8.9 37.9
49 37.8 13.2 49 37.8 13.2

Plot data kesetimbangan di atas dalam system koordinat


segitiga samasisi.

Anda mungkin juga menyukai