Anda di halaman 1dari 34

PENDAHULUAN

ARBOVIROSIS: Infeksi Virus Yang Ditularkan melalui


arthropoda (nyamuk) Arthropod-borne virus

Misalnya:
1.Demam Berdarah Dengue.
2.Demam Chikungunya
3.Japanese Encephalitis

DBD menjadi masalah kesehatan masyarakat


Telah menyebar di Indonesia dan berpotensi
menimbulkan KLB
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Gejala:
- Demam, 2-7 hr
- Manifestasi Perdarahan ( petekie perdarahan
gusi, dll)
- Trombositopeni & hemokonsentrasi

Diagnosis Lab: Darah (PCR, ELISA, RDT dll)

Obat dan Vaksin belum ada


Gejala Demam Berdarah

Gejala
GejalaDBD:
DBD:
Demam
Demamakutakut(2-7
(2-7hari)
hari)
Sakit
Sakitkepala
kepala
Nyeri
Nyeriotot
otot
Nyeri
Nyeritulang
tulang
Ruam
Ruam(kemerahan)
(kemerahan)di-kulit
di-kulit
Tanda
Tandaperdarahan
perdarahan Pemeriksaandarah
Pemeriksaan darah
Lekosit<<5000/mm3
Lekosit 5000/mm3
Trombosit<<100.000/mm3
Trombosit 100.000/mm3
Tanda
Tandaperdarahan:
perdarahan:
Tes
Darahlebih
Darah lebihpekat
pekat
Testourniquet
tourniquet /hemokonsentrasi,ditandai
ditandai
Bintik
Bintikkemerahan
kemerahandikulit,
dikulit, /hemokonsentrasi,
warna kebiruan dikulit dgnHematokrit
dgn Hematokrit
warna kebiruan dikulit
Mimisan,
Mimisan,perdarahan
perdarahangusi,
gusi, Tesserologi
Tes serologiDBD
DBD
saluran
salurancerna
cerna
Apa penyebabnya ?
Penyakit Infeksi
Panas atau demam
Perdarahan
Tekanan darah turun
Bagaimana penularannya ?
Umur nyamuk +14 hr
dpt mencapai 2-3 bln.
Aedes aegypti betina
mengisap darah :
- u/ pematangan telur
- berkali-kali
- mengeluarkan air liur u/
mcegah pbekuan
darah.
Pmatangan telur:
3-4hr. Sekali btelur ->
100 butir/ekor

Telur

Pupae (1-2 hari) Larvae (6-8 hari)


AEDES AEGYPTI BETINA SENANG
MENGISAP DARAH MANUSIA

Umur nyamuk Aedes + 14 hr,


dpt mencapai 2-3 bulan.
Aedes aegypti betina mengisap
darah berkali-kali
Setiap kali mengisap darah,
sambil mengeluarkan air liur
KONDISI SEBELUM KENYANG DARAH yg berfungsi untuk mencegah
pembekuan darah.
Aedes aegypti betina mengisap
darah untuk pematangan
telur.
Proses pematangan telur 3-4
hr.
Sekali bertelur -> 100
butir/ekor
KONDISI SETELAH KENYANG DARAH
RESIKO
FAKTOR RESIKO

Breeding Sites
Situasi DBD tahun 2014-
2015
IR rata-rata 45,68/100.000 pddk
CFR rata-rata 0,69 % (9/1.307 Kasus)
3 Kabupaten dgn IR tertinggi :
1. Kota palu ( 150,10/100.000 pddk)
2. Buol (136,06/100.000 pddk)
3. Tolitoli (65,27/100.000 pddk)
CFR
DEMAM CHIKUNGUNYA
Penyakit yang disebabkan oleh virus chikungunya
dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegipty

Penyakit ini cenderung menimbulkan kejadian luar


biasa (KLB).

Berasal dari bahasa Swahili yang berarti :


Yang berubah bentuk atau jalannya membungkuk
mengacu pada postur penderita yang membungkuk
akibat nyeri sendi hebat (Arthralgia).
Gejala dan Tanda
1. Demam
2. Nyeri pd persendian terutama sendi
lutut, pergelangan, jari kaki & tangan
serta tulang belakang
3. Nyeri otot dapat terjadi pada seluruh
otot atau pada otot bagian kepala dan
daerah bahu.
4. Ruam (bintik-bintik kemerahan)
Terjadi pada hari I demam,tetapi
sering muncul pada hari ke 4 - 5
demam. Lokasi ruam : Muka, badan,
tangan
dan kaki.
JAPANESE ENCEPHALITIS
Penyebab : Virus Japanese Encephalitis
Ditularkan oleh :
Nyamuk Culex tritaeniorhynchus (Vektor utama)

Babi sebagai amplifier utama


Gejala: Demam disertai gangguan neurologis seperti
kaku kuduk, penurunan kesadaran dll
Diagnosis Lab: Darah dan LCS
Pencegahan dengan Vaksinasi (belum di Indonesia)
Faktor Resiko JE

25
CAPAIAN INDIKATOR
PROGRAM target

Capaian

indikator kinerja Nasional Renstra

2014 2015 2014 2015 2014 s.d Maret 2015

45,68 per 100.000


IR 51 per 100.000 pddk 49 per 100.000 pddk 65 per 100.000 pddk 55 per 100.000 pddk
pddk
18,42 per 100.000 pddk

CFR < 1% < 1% < 1% < 1% 0,69% 0,57 %

ABJ > 95 % > 95 % > 95 % > 95 % 91,5% 79,1 %

% Kejadian yang
100% 100% 100% 100% 100% 100%
dtangani
KEGIATAN POKOK PROGRAM
PENGENDALIAN DBD
1. Surveilans Epidemiologi
2. Penemuan dan Tatalaksana Kasus
3. Pengendalian Vektor
4. Peningkatan peran serta Masyarakat
5. SKD (Sistim Kewaspadaan Dini) dan
Penaggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa)
6. Penyuluhan
7. Kemitraan/Jejaring Kerja
8. Capacity building
9. Penelitian dan Survei
10. Monitoring dan Evaluasi
4M
Larvaciding
Ikanisasi Obat Nyamuk Semprot
Obat Nyamuk Gosok

Net

plus
Pencahayaan
Ventilasi

Kasa
Home visit by
JUMANTIK
PSN ANAK SEKOLAH
PERMASALAHAN
Kurang aktifnya Pokjanal yang sudah terbentuk.
Masih ada kabupaten yang belum melaksanakan
kegiatan survey jentik berkala, sehingga target
indikator yaitu ABJ masih di bawah target nasional
Kurangnya kegiatan PSN oleh masyarakat.
Kurangnya koordinasi dengan lintas sektor
Masih ada Kab/Kota yang belum membentuk
kader jumantik
Tidak adanya gebrakan secara menyeluruh untuk
memberantas DBD.
PEMECAHAN MASALAH
Mengaktifkan Pokjanal yang sudah terbentuk
Meningkatkan kerja sama lintas program & lintas
sektor dalam hal pelaksanaan PSN,
Melakukan pendekatan & sosialisasi kegiatan PSN
pada masyarakat.
Meningkatkan koordinasi dengan lintas sektor
(Dikjar yakni Sekolah Bebas Jentik)
Melakukan koordinasi dengan Kab/Kota agar
membentuk kader jumantik yang belum bentuk.
Melaksanakan gebrakan secara menyeluruh antara
lain: Jumaat bersih, melakukan 3M Plus dll.
Melaksanakan kegiatan Pemberantasan DBD
secara terpadu dan bersamaan antara PSN,
Abatisasi, dan fogging 2 siklus.
REKOMENDASI
1. Memanfaatkan peluang untuk melaksanakan
advokasi kepada penentu kebijakan secara rutin.
2. Pengendalian DBD masuk dalam SPM bidang
kesehatan di Kab/Kota, shg upaya pengendalian
(operasional & non operasional) menjadi
tanggungjawab kab/kota (Permenkes 741 th
2008)
3. Meningkatkan kerjasama LP/LS terkait (mis :
Diknas, Depag, BMKG dll)
TERIMAKASIH

KITA
BASMI
DBD

Anda mungkin juga menyukai