Defenisi
Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris
hypertension. Kata hypertension itu sendiri
berasal dari bahasa Latin, yakni hyper dan
tension.
Hyper berarti super atau luar biasa dan
tension berarti tekanan atau tegangan.
Hypertension menjadi istilah kedokteran yang
popular untuk menyebut penyakit tekanan
darah tinggi.
Disamping itu, dalam bahasa Inggris
digunakan istilah high blood pressure yang
berarti tekanan darah tinggi
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi
sebenarnya adalah suatu gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai
oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah,
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang
membutuhkannya.
Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibat-
kan jantung harus bekerja lebih keras untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Bila kondisi tersebut berlangsung lama dan
menetap, timbullah gejala yang disebut
sebagai penyakit tekanan darah tinggi
Tekanan darah adalah kekutan yang
ditimbulkan oleh jantung yang
berkontraksi seperti pompa, sehingga
darah terus mengalir dalam pembuluh
darah.
Kekuatan itu mendorong dinding
pembuluh arteri atau nadi.
Tekanan darah ini diperlukan agar darah
tetap mengalir dan mampu melawan
gravitasi serta hambatan dalam dinding
arteri.
Tanpa adanya kekuatan secara terus
menerus dalam sistem peredaran, darah
segar tidak dapat terbawa ke otak dan
ke jaringan seluruh tubuh.
Hal ini disebabkan peredaran darah
merupakan suatu sistem yang tertutup.
Artinya setelah sampai di ujung jaringan
akan kembali lagi ke jantung.
Jadi, dalam peredaran darah diperlukan
suatu tekanan minimum.
Patofisiologi
Darah mengambil oksigen dari dalam paru-
paru.
Darah yang mengandung oksigen ini memasuki
jantung dan kemudian dipompakan ke seluruh
bagian tubuh melalui pembuluh darah yang
disebut arteri.
Pembuluh darah yang lebih besar bercabang-
cabang menjadi pembuluh-pembuluh darah
lebih kecil hingga berukuran mikroskopik, yang
akhirnya membentuk jaringan yang terdiri dari
pembuluh-pembuluh darah sangat kecil yang
disebut kapiler.
Patofisiologi
Jaringan ini mengalirkan darah ke sel-
sel tubuh dan menghantarkan oksigen
untuk menghasilkan energi yang
dibutuhkan demi kelangsungan hidup.
Kemudian, darah yang sudah tidak
beroksigen kembali ke jantung melalui
pembuluh darah vena, dan dipompa
kembali ke paru-paru untuk mengambil
oksigen lagi
Patofisiologi
Pembuluh darah mirip dengan tabung karet yang
mengalirkan darah terus menerus ke mana pun
dibutuhkan.
Arteri, yang mengalirkan darah ke luar dari jantung,
harus menahan tekanan yang tinggi ketika darah
dipompakan ke luar.
Jika tekanan darah lebih tinggi daripada biasanya
selama bertahun-tahun, seperti pada hipertensi yang
tidak diobati, pembuluh darah tersebut menjadi rusak
Lapisan pada arteri dapat menjadi kasar dan tebal,
dan pada akhirnya menimbulkan penyempitan
sehingga menjadi kurang lentur daripada sebelumnya.
Hal ini dikenal sebagai arteriosclerosis.
Patofisiologi
Jika arteri menjadi terlalu sempit, darah tidak
dapat melaluinya dengar benar, dan bagian tubuh
yang bergantung pada arteri tersebut untuk
mendapatkan darah mengalami kekurangan
darah dan oksigen yang dibutuhkan.
Ketika arteri menyempit terjadi peningkatan
kecenderungan darah membeku (trombosis),
yang dapat menyebabkan penyumbatan total
pada arteri sehingga bagian tubuh yang
dilayaninya menjadi mati.
Organ yang paling berisiko adalah pada jantung
dan otak. Tekanan darah yang tinggi pada ginjal
dan otak mengkibatkan kerusakan kedua organ
tersebut
Gejala hipertensi bervariasi pada masing-masing
individu dan hampir sama dengan gejala
penyakit lainnya.
Gejala-gejalanya itu adalah :
Sakit kepala
Jantung berdebar-debar
Sulit bernapas setelah bekerja keras atau
mengangkat beban berat
Mudah lelah
Penglihatan kabur
Wajah memerah
Hidung berdarah
Sering buang air kecil, terutama di malam hari
Telinga berdenging (tinnitus)
Dunia terasa berputar (vertigo)
Gejala akibat komplikasi hipertensi yang
pernah dijumpai adalah :
Gangguan penglihatan
Gangguan saraf
Gagal jantung
Gangguan fungsi gijal
Gangguan serebral (otak) yang
mengakibat-kan kejang dan pendarahan
pembuluh darah otak yang
mengakibatkan kelumpuh-an, gangguan
kesadaran hingga koma
Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi menurut WHO:
Tekanan darah normal, yakni jika sistolik
> 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg
Tekanan darah perbatasan, yakni jika
sistolik 141-149 mmHg dan diastolik
91-94 mmHg
Tekanan darah tinggi atau hipertensi,
yakni jika sistolik < 160 mmHg dan
diastolik < 95 mmHg
Klasifikasi Hipertensi menurut WHO-ISH (International Society of
Hypertension ) pada tahun 1999