Anda di halaman 1dari 47

DEFINISI PPOK

Definisi
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang dikenal dengan
COPD (Chronic Obstructive Pulmonary Disease) adalah
penyakit yang dapat dicegah dan diobati. ditandai dengan
hambatan aliran udara napas yang biasanya progresif dan
berhubungan dengan respon inflamasi kronik di saluran napas
dan paru terhadap partikel atau gas yang beracun /
berbahaya.

(Perkumpulan Dokter Paru Indonesia, 2011)


ETIOLOGI PPOK
Rokok
Kandungan Rokok
Nikotin

Adalah cairan berminyak yang


beracun & tidak berwarna atau
terkadang berwarna kekuningan
Zat ini bersifat adiktif
Dampak Nikotin

1. Meningkatkan tekanan darah &


denyut jantung
2. Mengganggusistem saraf simpatis
3. Mengaktifkan trombosit
TAR

Adalah senyawa polinuklir


hidrokarbon aromatika yang bersifat
karsinogenik
Terbentuk selama pemanasan
tembakau dan kadar tar yang
terdapat asap rokok inilah yang
menyebabkan adanya resiko kanker
Dampak TAR

1. Gigi berwarna hitam


2. Membentuk flek atau noda pada
paru paru
3. Menyebabkan kanker
Karbon Monoksida

Adalah sejenis gas yang tidak


memiliki bau
Unsur ini dihasilkan oleh
pembakaran yang tidak sempurna
dari unsur zat arang atau karbon
Dampak Karbon
Monoksida
1. Karbon monoksida mengikat
dirinyapadaHb darah
2. Jaringan pembuluhdarah akan
menyempit dan mengeras
Derajat Merokok

1) Perokok ringan : 0-200 batang per


tahun

2) Perokok sedang : 200-600 batang


per tahun

3) Perokok berat : lebih dari 600


batang per tahun
Derajat Hisapan
Merokok
1) Berat (menghisap dalam) : cara
menghisap rokok yang dibakar dan
dirasakan sampai masuk ke saluran
napas bawah.

2) Ringan (menghisap dangkal) : cara


menghisap rokok yan dibakar dan
hanya dirasakan di mulut saja
kemudian dikeluarkan
Kategori Perokok

1. Perokok aktif
2. Perokok pasif
PATOFISIOLOGI PPOK
EMFISEMA
BRONKITIS
PATOFISIOLOGI
EMFISEMA
PATOFISIOLOGI
BRONKITIS
Patofisiologi dengan etiologi Bronkitis
Kronis
Neutrofil:
Neutrofil: perforin,
perforin,
II-8, LTB4,
II-8, LTB4, GM-CSF,
GM-CSF,
metease-protease,
metease-protease,
elastase
elastase dan
dan
bersifat
bersifat proteinase-3 destruksi
proteinase-3 destruksi parenkim
parenkim
kemokin,
kemokin, &
& Peningkatan
Peningkatan sel
sel
kemotaktik
kemotaktik dan
dan goblet
goblet
pengaktivasi
pengaktivasi sel
sel hipereksresi
TNF-
TNF- && hipereksresi mukus
mukus
neutrofil
neutrofil
Protease &
Protease & limfosit
limfosit T:
T:
Sel
Sel mediator
mediator lain
lain
makrofag
makrofag granzyme
di granzyme
di lumen
lumen -B,
inflamasi
inflamasi jalan
jalan napas
napas -B, TNF-
TNF-
bronkus
bronkus
melepaskan
melepaskan mudahnya metaplasi
metaplasi
mudahnya kolonisasi
kolonisasi
mediator
mediator sel
sel goblet
goblet
bakterii
bakterii refluks
refluks neutrofil
neutrofil
disfungsi &
& degradasi
degradasi IgAs
IgAs oleh
oleh
disfungsi Fibrosis
silia saluran neutrofil
neutrofil dan
dan produk-produk
produk-produk Fibrosis
merokok, silia saluran saluran
merokok, nafas bakteri
bakteri saluran
polusi
polusi udara, nafas napas
udara, napas kecil
kecil
infeksi
infeksi
berulang
berulang ekspresi
ekspresi reseptor
reseptor polimerik
polimerik Ig
Ig
pertahanan Epitelium
Epitelium jalan
jalan napas
napas
pertahanan parenkim
parenkim penurunan produksi
penurunan produksi
Proses
Proses (alveoli)
(alveoli) &
& imuniti komponen (perbaikan)
(perbaikan)
pertahanan/
imuniti komponen dandan transport
transport
pertahanan/ selular
selular (saluran
(saluran napas sekretori perubahan
perubahan anatomi
anatomi dan
dan
imunitas
napas sekretori && IgA
IgA sekretori
sekretori
imunitas paru
paru bawah)
bawah) (lumen)
(lumen) fugnsi
fugnsi jalan
jalan napas.
napas.

Aliran
Aliran darah
darah dan
dan aliran
aliran
udara ke dinding
udara ke dinding fibrosis
Hipoventilasi fibrosis matriks
matriks
Hipoventilasi &
& tidak
tidak alveoli
alveoli yang
yang tidak
tidak ekstraselular
cukupnya ekstraselular // jaringan
jaringan ikat
ikat
cukupnya udara
udara ke
ke alveoli
alveoli sesuai (mismatched)
sesuai (mismatched)
penyempitan jalan
penyempitan jalan
CO2
CO2 darah
darah meningkat
meningkat & & napas
O2 napas
O2 dalam
dalam darah
darah
berkurang.
berkurang. Performance
Performance pompa
pompa
respirasi
respirasi (otot
(otot
respirasi)
respirasi) menurun
menurun
PENATALAKSANAAN
PEMERIKSAAN

PPOK
PENGOBATAN

PENCEGAHAN & EDUKASI

PEMERIKSAAN PPOK
Gambaran Klinis

a. Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau
tanpa gejala pernapasan
- Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di
tempat kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak,
mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi
saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan
polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
b. Pemeriksaan fisis
PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
Inspeksi
- Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup
mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal
sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
- Pelebaran sela iga
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut
vena jugularis i leher dan
- Penampilan pink puffer atau blue bloater edema tungkai
Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung
mengecil, letak diafragma rendah, hepar
terdorong ke bawah
Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
- bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan rutin
1. Faal paru
Spirometri (VEP1, VEP1prediksi, KVP, VEP1/KVP
- Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi ( % ) dan atau
VEP1/KVP ( % ).
Obstruksi : % VEP1(VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1%
(VEP1/KVP) < 75 %
- VEP1 merupakan parameter yang paling umum dipakai
untuk menilai beratnya PPOK dan
memantau perjalanan penyakit.
-Apabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin
dilakukan, APE meter walaupun kurang tepat, dapat dipakai
sebagai alternatif dengan memantau variabiliti harian pagi
dan sore, tidak lebih dari 20%
Uji bronkodilator
- Dilakukan dengan menggunakan spirometri,
bila tidak ada gunakan APE meter.
-Setelah pemberian bronkodilator inhalasi
sebanyak 8 hisapan, 15 - 20 menit
kemudian dilihat perubahan nilai VEP1 atau
APE, perubahan VEP1 atau APE < 20% nilai
awal dan < 200 ml
- Uji bronkodilator dilakukan pada PPOK stabil
2. Darah rutin
Hb, Ht, leukosit
3. Radiologi
Foto toraks PA dan lateral berguna untuk
menyingkirkan penyakit paru lain
Pada emfisema terlihat gambaran :
- Hiperinflasi
- Hiperlusen
- Ruang retrosternal melebar
Diafragma mendatar
- Jantung menggantung (jantung pendulum / tear
drop / eye drop appearance)
Pada bronkitis kronik :
Normal
Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
b. Pemeriksaan khusus (tidak rutin)
Uji latih kardiopulmoner
- Sepeda statis (ergocycle)
- Jentera (treadmill)
Jalan 6 menit, lebih rendah dari normal
Analisis gas darah
Terutama untuk menilai :
- Gagal napas kronik stabil
- Gagal napas akut pada gagal napas
kronik
Radiologi
- CT Scan resolusi tinggi
- Mendeteksi emfisema dini dan menilai jenis serta
derajat emfisema atau bula yang tidak terdeteksi oleh
foto toraks polos
- Scan ventilasi perfusi
Mengetahui fungsi respirasi paru
Elektrokardiografi
Mengetahui komplikasi pada jantung yang ditandai oleh
Pulmonal dan hipertrofi ventrikel kanan.
Ekokardiografi
Menilai fungsi jantung kanan
Kadar alfa-1 antitripsin
Kadar antitripsin alfa-1 rendah pada emfisema herediter
(emfisema pada usia muda), defisiensi antitripsin alfa-1
jarang ditemukan di Indonesia.
PENGOBATAN PPOK
Pengobatan

Ambroxol HCL per os


Bronkodilator per os
- Teofilin / aminofilin
Bronkodilator per inhalasi
- Ipratropium Bromida (Atrovent)
Kortikosteroid inhalasi
Oksigen
Ambroxol HCL per os
Indikasi : Saluran napas akut & kronik
disertai sekresi bronkial abnormal
Dosis :
- Dewasa : 3x sehari 1 tablet
- Anak dibawah 2tahun : 2x sehari
7,5mg
- Anak 2-5tahun : 3x sehari 7,5mg
- Anak 5-12tahun : 3x sehari tablet
Dosis dikurangi 2x sehari
untuk pengobatan lama
Bronkodilator per os
Indikasi : Menghilangkan &
mencegah gejala-gejala asma &
bronkhospasme yang berhubungan
dengan bronkhitis kronis & emfisema
Dosis :
- Kondisi ringan sedang:
2x sehari 1 tablet
- Kondisi berat : 2x sehari 2 tablet
Bronkodilator per inhalasi
Indikasi : melebarkan saluran udara
dengan menghalangi penyempitan
reseptor pada otot saluran napas.
Mengurangi dyspnea, memperbaiki
FEV1
Dosis :
- Dewasa/orang tua & remaja >14tahun
: 3-4x 0,4-2mL/hari
- Anak 6-14tahun : 3-4x 0,4-1mL/hari
- Dewasa & anal : Pengobatan berkala &
jangka panjang 3-4x 2 semprot
Kortikosteroid Inhalasi

Indikasi : Memperbaiki fungsi paru,


mengurangi hiper respon saluran
napas. Dosis tinggi & jangka panjang
bermanfaat dapat menurunkan
pemakaian oral & mengurangi efek
samping
Dosis Fluticasone Filxotide
- Anak & dewasa > 16tahun:
2x sehari 100-250 g
- Anak 4-16tahun : 2x sehari 50-100
Oksigen

Tidak diberikan jika pasien tidak


dalam
keadaan gawat darurat
Sebaiknya diberikan nocturnal
Prosedur & Tujuan Pengobatan COPD

TUJUAN PROSEDUR
1. Menghindari zat- Menhentikan
zat mengiritasi merokok
bronkus
2. Mencegah Antibiotik
infeksi
3. Meringankan Obat bronkodilator
bronkospasme
4. Mengeluarkan Perkusi & drainase
sekresi bronkus postural; hidrasi
PENCEGAHAN DAN
EDUKASI PPOK
Pencegahan

TERJADINYA
Hindari asap rokok
Hindari polusi udara
Hindari infeksi saluran napas berulang
MEMPERBURUKNYA
Berhenti merokok
Gunakan obat-obatan adekuat
Mencegah eksaserbasi berulang
Edukasi

1. Pengetahuan dasar tentang PPOK


2. Obat - obatan, manfaat dan efek
sampingnya
3. Cara pencegahan perburukan
penyakit
4. Menghindari pencetus (berhenti
merokok)
5. Penyesuaian aktiviti
Referensi

Buku Saku Ilmu Penyakit Paru


Dr.Halim Danusantoso, Sp.P., FCCP
Buku Patofisiologi Sylvia A Price &
Lorraine M. Wilson Volume 2 Edisi 6

Anda mungkin juga menyukai