Anda di halaman 1dari 18

HIV/AIDS

Andreas Wongso
1420221135
Definisi
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
adalah kumpulan gejala atau penyakit yang
diakibatkan karena penurunan kekebalan tubuh
akibat adanya infeksi oleh Human
Imunodeficiency Virus (HIV) yang termasuk famili
retroviridae. AIDS merupakan tahap akhir dari
infeksi HIV. (Djoerban Z dkk, 2006)
Epidemiologi

Peningkatan jumlah orang hidup dengan HIV sungguh


mengesankan. Pada tahun 1990, jumlah odha baru
berkisar pada angka delapan juta sedangkan saat ini,
jumlahnya sudah mencapai 33,2 juta orang. Dari
keseluruhan jumlah ini, 67% diantaranya disumbangkan
oleh odha di kawasan sub Sahara, Afrika. (WHO, 2010)
Rate kumulatif nasional kasus AIDS per 100.000 penduduk
hingga akhir Desember 2008 adalah sebesar 7,12 per
100.000 penduduk (dengan jumlah penduduk Indonesia
227.132.350 jiwa berdasarkan data BPS tahun 2005).
Proporsi kasus yang dilaporkan meninggal sebesar 20,89%.
Lima infeksi oportunistik terbanyak yang dilaporkan
adalah TBC sebanyak 8.986 kasus, diare kronis 4.542
kasus, kandidiasis orofaringeal 4.479 kasus, dermatitis
generalisata 1.146 kasus, dan limfadenopati generalisata
sebanyak 603 kasus. (Depkes RI,2008)
Etiologi
Penularan

Risiko tinggi Risiko masih sulit Risiko rendah selama


ditentukan tidak terkontaminasi
darah
Darah, serum Cairan amnion Mukosa seriks
Semen Cairan Muntah
Sputum serebrospinal Feses
Sekresi vagina Cairan pleura Saliva
Cairan peritoneal Keringat
Cairan perikardial Air mata
Cairan synovial Urin
Gejala Klinis
Kelompok Gejala Kekerapan (%)
Umum Demam 90
Nyeri otot 54
Nyeri sendi -
Rasa lemah -
Mukokutan Ruam kulit 70
Ulkus di mulut 12
Limfadenopati 74
Neurologi Nyeri kepala 32
Nyeri belakang mata -
Fotofobia -
Depresi -
Meningitis 12
Saluran cerna Anoreksia -
Nausea -
Diare 32
Jamur di mulut 12
Gejala Mayor:
Penurunan berat badan lebih dari 10%
Diare kronik lebih dari satu bulan
Demam lebih dari satu bulan

Gejala Minor:
Batuk lebih dari satu bulan
Dermatitis preuritik umum
Herpes zoster recurrens
Kandidias orofaring
Limfadenopati generalisata
Herpes simplek diseminata yang kronik progresif
Diagnosis

Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Klasifikasi
Stadium 3 Sakit sedang
Penurunan berat badan > 10%
Diare, Demam yang tidak diketahui penyebabnya, lebih dari 1 bulan
Stadium Klinis Kandidosis oral atau vaginal
Oral hairy leukoplakia
TB Paru dalam 1 tahun terakhir
Stadium 1 Asimptomatik Infeksi bakterial yang berat (pneumoni, piomiositis, dll)
Tidak ada penurunan berat badan TB limfadenopati
Tidak ada gejala atau hanya : Limfadenopati Gingivitis/Periodontitis ulseratif nekrotikan akut
Anemia (Hb <8 g%), netropenia (<5000/ml), trombositopeni kronis
Generalisata Persisten (<50.000/ml)

Stadium 2 Sakit ringan Stadium 4 Sakit berat (AIDS)
Penurunan BB 5-10% Sindroma wasting HIV
Pneumonia pnemosistis*, Pnemoni bakterial yang berat berulang
ISPA berulang, misalnya sinusitis atau otitis Herpes Simpleks ulseratif lebih dari satu bulan.
Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir Kandidosis esophageal
Luka di sekitar bibir (keilitis angularis) TB Extraparu*
Sarkoma kaposi
Ulkus mulut berulang
Retinitis CMV*
Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo Abses otak Toksoplasmosis*
-PPE) Encefalopati HIV
Dermatitis seboroik Meningitis Kriptokokus*
Infeksi mikobakteria non-TB meluas
Infeksi jamur kuku
Penatalaksanaan
Pengobatan untuk menekan replikasi virus HIV dengan
obat antiretroviral (ARV).
Pengobatan untuk mengatasi berbagai penyakit infeksi dan
kanker yang menyertai infeksi HIV/AIDS, seperti jamur,
tuberkulosis, hepatitis, toksoplasmosis, sarkoma kaposi,
limfoma, kanker serviks.
Pengobatan suportif, yaitu makanan yang mempunyai nilai
gizi yang lebih baik dan pengobatan pendukung lain
seperti dukungan psikososial dan dukungan agama serta
juga tidur yang cukup dan perlu menjaga kebersihan.
Dengan pengobatan yang lengkap tersebut, angka
kematian dapat ditekan, harapan hidup lebih baik dan
kejadian infeksi oportunistik amat berkurang.
ARV
Kelompok nucleoside reverse transcriptase
inhibitors (NRTI) seperti: zidovudin, zalsitabin,
stavudin, lamivudin, didanosin, abakavir
Kelompok non-nucleoside reverse transcriptase
inhibitors (NNRTI) seperti evafirens dan nevirapin
Kelompok protease inhibitors (PI) seperti
sakuinavir, ritonavir, nelvinavir, amprenavir.
Stadium Jika tidak tersedia
Bila tersedia pemeriksaan CD4
Klinis pemeriksaan CD4

1 Terapi ARV tidak diberikan


Terapi antiretroviral dimulai bila CD4 <200 Bila jumlah total limfosit
2
<1200
Jumlah CD4 200 350/mm3,
pertimbangkan terapi sebelum CD4
<200/mm3.
Pada kehamilan atau TB: Terapi ARV dimulai tanpa
3 Mulai terapi ARV pada semua ibu hamil memandang jumlah
dengan CD4 350 limfosit total
Mulai terapi ARV pada semua ODHA
dengan CD4 <350 dengan TB paru atau
infeksi bakterial berat
Terapi ARV dimulai tanpa memandang
4
jumlah CD4

Anda mungkin juga menyukai