Anda di halaman 1dari 15

REFERAT

MORBILI / CAMPAK

Disusun Oleh
Fajar Fitrah Bahari
12-610-50-007

Pembimbing
dr. Franky Sientoro Sp.A

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN ANAK


Definisi

Penyakit campak adalah suatu penyakit berjangkit.


adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,
yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
dan ruam kult3.
Etiologi
Campak disebabkan oleh virus RNA dari famili paramixoviridae,
genus Morbillivirus. Selama masa prodormal dan selama waktu
singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi
nasofaring, darah dan urin.
Virus dapat aktif sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
Penyebaran virus maksimal adalah melalui percikan ludah
(droplet) dari mulut selama masa prodormal (stadium kataral).
Penularan terhadap penderita rentan sering terjadi sebelum
diagnosis kasus aslinya.
Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10
sesudah pemajanan,
pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke 7. Tindakan
pencegahan dengan melakukan isolasi terutama di rumah sakit
atau institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah
pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul5
Patofisiologi
Hari Patogenesis 0 Virus campak dalam droplet
terhirup dan melekat pada permukaan epitel
nasofaring ataupun konjungtiva. Infeksi terjadi di sel
epitel dan virus bermultiplikasi.
1 - 2 Infeksi menyebar ke jaringan limfatik regional
2 - 3 Viremia primer
3 - 5 Virus bermultiplikasi di epitel saluran napas,
virus melekat pertama kali, juga di sistem
retikuloendotelial regional dan kemudian menyebar.
5 - 7 Viremia sekunder
7 - 11 Timbul gejala infeksi di kulit dan saluran napas
11 - 14 Virus terdapat di darah, saluran napas, kulit,
dan organ-organ tubuh lain.
Manifestasi Klinis
Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang
ditandai dengan beberapa stadium, yaitu:
- Masa Inkubasi
- Stadium kataral
Di tandai dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa

dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis


ringan, dan batuk.
- Stadium erupsi
Ditandai dengan ruam makuler yang muncul berturut-turut

pada leher dan muka, tubuh, lengan dan kaki dan disertai
oleh demam tinggi.
- Stadium konvalesensi
Ditandai dengan hilangnya ruam sesuai urutan munculnya

ruam, dan terjadi hiperpigmentasi.


Koplik spot
Makulopapuler
Diagnosis Banding
Diagnosis banding penyakit campak yang perlu dipertimbangkan adalah campak jerman, infeksi
enterovirus, eksantema subitum, meningokoksemia, demam skarlantina, penyakit riketsia dan
ruam kulit akibat obat, dapat dibedakan dengan ruam kulit pada penyakit campak.
1. Campak jerman.
Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital,

servikal bagian posterior, belakang telinga.


2. Eksantema subitum.
Perbedaan dengan penyakit campak. Ruam akan timbul bila suhu badan menurun.

3. Infeksi enterovirus
Ruam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan dengan campak. Sesuai dengan derajat demam

dan berat penyakitnya.


4. Penyakit Riketsia
Disertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak mengenai wajah yang secara khas

terlihat pada penyakit campak.


5. Meningokoksemia
Disertai ruam kulit yang mirip dengan campak, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan

konjungtivits.
6. Ruam kulit akibat obat
Ruam kulit tidak disertai dengan batuk dan umumnya ruam kulit timbul setelah ada riwayat

penyuntikan atau menelan obat.


7. Demam skarlantina.
Ruam kulit difus dan makulopapuler halus, eritema yang menyatu dengan tekstur seperti kulit

angsa secara jelas terdapat didaerah abdomen yang relatif mudah dibedakan dengan campak.
Komplikasi
Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi Keadaan ini
menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder seperti:
1. Bronkopnemonia
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh pneumococcus, streptococcus,

staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak
dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain-
lain. Oleh karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan.

2. Komplikasi neurologis
Kompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, afasia, gangguan mental, neuritis

optica dan ensefalitis.

3. Encephalitis morbili akut


Encephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian rendah. Angka kejadian

ensefalitis setelah infeksi morbili ialah 1:1000 kasus.

4. SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis)


SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf pusat. Ditandai oleh gejala yang

terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi motorik, kejang, dan koma

5. Immunosuppresive measles encephalopathy


Didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi imunologik karena keganasan

atau karena pemakaian obat-obatan imunosupresif4


Pencegahan

Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili


tersebut pada anak berumur 9 bulan
Vaksin tersebut diberikan secara subcutan
Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan
pada wanita hamil, anak dengan
tuberkulosis yang tidak diobati, penderita
leukemia dan anak yang sedang mendapat
pengobatan imunosupresif
- Isolasi pada pasien yg terpajan
Penatalaksanaan
Suportif
Simptomatis
vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6
bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit
untuk anak usia >1 tahun.
Indikasi rawat inap bila hiperpireksia
(suhu >39,5C), dehidrasi, kejang,
asupan oral sulit atau adanya penyulit.
Pengobatan dengan penyulit disesuaikan
dengan penyulit yang timbul (IDAI, 2004)
Prognosis
Prognosis baik pada anak dengan
keadaan umum yang baik, tetapi
prognosis buruk bila keadaan umum
buruk, anak yang sedang menderita
penyakit kronis atau bila ada komplikasi4
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai