Mesin- Polinema
Kondisi Umum Kebutuhan Besi dan Baja
Salah satu industri yang cukup berkembang pesat di
Indonesia adalah industri besi dan baja.
Peningkatan jumlah industri di bidang besi dan baja
ini dikaitkan dengan semakin dibutuhkannya besi
dan baja untuk keperluan kontruksi yang akhir-akhir
ini terus berkembang.
Bagaimana solusinya ?........
Untuk itu perlu mengembangkan potensi bijih besi
lokal sebagai bahan baku besi dan baja nasional.
Kegiatan yang sudah dilakukan :
Eksplorasi (pencarian), untuk menentukan di
mana tempat yang paling tepat dan ekonomis.
Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknologi
pemetaan geologi.
Selanjutnya dilakukan proses penambangan dan
pengolahan (benefisiasi), kemudian pengelolaan
dampak penambangan bijih besi. Selama dan
setelah penambangan, akan ditata supaya ramah
lingkungan
Potensi yang dimiliki oleh Indonesia..
Kebutuhan bahan pembuatan besi baja hampir
semua terdapat di Indonesia dalam jumlah yang
cukup banyak antara lain sebagai berikut :
Bijih besi, sebagai sumber Fe terdapat di kalimantan,
Sulawesi, Papua, Jawa dan Sumatera, yaitu sekitar 320 juta
ton.
Batubara, sebagai sumber energi dan reduktor terdapat di
Sumatera dan Kalimantan yaitu sebesar 12 miliyar ton.
Gas alam, sebagai sumber energi dan reduktor terdapat di
Jawa, Sumatera 24,30 Triliun Feet Kubik, Kalimantan 45,40
Triliun Feet Kubik dan Papua 24,43 Triliun Feet Kubik.
Kapur, sebagai bahan tambah terdapat di Jawa, Kalimantan
Selatan dan lainnya, yaitu sekitar 28 miliyar ton.
Bentuk-bentuk batuan mineral
Mineral magnetik
dgn 60% unsur
BIJIH BESI besi
Bijih besi di alam terbentuk dalam
mineral magnetit, hematite,
limonite, pyrite dan Cromite. Pada
mineral-mineral tersebut,
kandungan besi bisa mencapai
70%.
Mineral hematite berupa pasir
berwarna merah sedangkan
limonite berwarna coklat atau
Daerah eksplorasi bijih besiPada
kuning. antara lainpyrite, unsur
mineral
Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera
besi berasosiasi denganBarat,
sulfida.
Jambi, Lampung dan Kalimantan Selatan.
Hematit iron Hematit Magnetite
ore stone mineral
Lemonite Pyrite
iron ore mineral
Mineral batubara
Daerah eksplorasi batubara
di Bengkulu, Kalimantan
Selatan dan Kalimantan
Timur.
( Fe ) + ( CO ) ( Fe ) + ( CO2 ).
b. Kapur (batu kapur) bergabung dengan kotoran-
kotoran dan
juga dengan lumpur yang terdapat pada biji besi,
membentuk terak cair dan dikeluarkan dari Dapur.
CaCO3 ( CO2 ) + Ca O atau
FeS + CaO + CO Fe + CaS+CO2.
FeS + CaO + C Fe + CaS+CO.
Pada periode I (Slag forming period = Silicon blow) yaitu pada saat
penghembusan, unsur Fe, Si, Mn akan teroksider dan terbentuklah
terak basa (basic slag). Dengan adanya batu kapur, akan terjadi
kenaikan temperatur, tetapi unsur phosfor (P) yang terkandung dalam
besi mentah belum dapat dipisahkan dari Fe.
Pada periode ke II (The brilliant flame blow = Carbon blow) yang
ditandai dengan adanya penurunan temperatur, dimana Carbon (C)
akan terbakar, berarti kadar C menurun. Jika kadar C tinggal 0,1 -
0,2%, maka temperatur akan turun menjadi 1400 - 1420oC.
Peristiwa ini berlangsung + 3 - 5 menit, dan selanjutnya
terbentuklah terak Phospor [CaO)4.P2O5] yang diikuti kenaikan
temperatur yang mendadak menjadi 1600oC. Setelah periode ke
III ini berakhir, hembusan udara panas dihentikan dan converter
dimiringkan untuk mengeluarkan terak yang mengapung di atas
besi cair.