Anda di halaman 1dari 22

KEJANG PADA BAYI

BARU LAHIR

Tim Poned
UKK PERINATOLOGI IDAI
BATASAN
Kejang
perubahan tiba-tiba fungsi
neurologi baik fungsi motorik
maupun fungsi otonomik
Akibat kelebihan pancaran
listrik pada otak
PRINSIP
DASAR
Kejang keadaan emergensi/ tanda bahaya,
mengakibatkan hipoksia otak, yang
menimbulkan kematian/ gejala sisa.
Termasuk spasme, gangguan kesadaran .
Kejang dapat diakibatkan oleh asfiksia
neonatorum, hipoglikemia, tanda meningitis
atau masalah susunan saraf.
Kejang satu tanda atau gejala pada BBL
Apapun penyebab kejang harus segera dikelola
dengan baik
Dapat diantisipasi dengan tindakan promotip
atau preventip
Secara klinis kejang pada bayi diklasifikasikan
klonik,tonik, mioklonik, subtle
TUJUAN
TUJUAN UMUM
Meningkatnya kemampuan peserta tentang penyebab
kejang,
dampak kejang pada bayi baru lahir serta manajemen
kejang
dengan baik

TUJUAN KHUSUS
Menjelaskan beberapa penyebab kejang pada neonatus
Menjelaskan terapi kejang pada neonatus
Melakukan praktek menjaga patensi jalan napas dan
pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia otak yang
berlanjut.
Melakukan cara memotong kejang dengan baik
Mampu melakukan pemasangan jalur IV dan beri cairan
IV dengan dosis rumat serta tunjangan nutrisi adekuat
Langkah promotip atau preventip
:
Mencegah persalinan prematur
Mencegah asfiksia neonatorum
Mencegah infeksi
Mencegah hipoglikemi
Diagnostik
Anamnesis,
mengetahui faktor predisposisi.
Pemeriksaan Fisis,
Kejang
Spasme
DIAGNOSIS BANDING
Hipoglikemia
Anamnesis: Ibu DM
Pemeriksaan: kejang, tremor, letargi atau tidak
sadar; bayi kecil (berat lahir < 2500 g atau
umur kehamilan < 37 minggu); Bayi sangat
besar (berat lahir > 4000 g)
Tetanus neonatorum
Anamnesis: Ibu tidak diimunisasi tetanus
toksoid, malas minum, timbul pada hari ke 3-
14, lingkungan kurang higienis, Pengolesan
bahan tidak steril pada tali pusat
Pemeriksaan: spasme
DIAGNOSIS BANDING
(lanjtn)
Curiga Meningitis
Anamnesis: hari ke 2 atau lebih
Pemeriksaan fisis: kejang, tidak sadar
Ubun-ubun besar membonjol, Letargi
Tanda-tanda sepsis
Asfiksi/ trauma lahir
Anamnesis: riwayat resusitasi, timbul pada
hari ke 1- ke 4, persalinan dengan penyulit
(misal partus lama atau gawat janin)
Kejang, tidak sadar, layuh/letargi,
gangguan napas, suhu abnormal,
mengantuk/ aktivitas menurun Iritabel
atau rewel
DIAGNOSIS BANDING
(lanjtn)
Perdarahan Intrakranial:
Anamnesis: timbul hari ke 1-7, bayi mendadak
memburuk/ pucat
Pemeriksaan fisis: kejang, tidak sadar, bayi kecil
(berat lahir < 2500 g atau umur kehamilan < 37
minggu), gangguan napas berat.
Ensefalopati bilirubin:
Anamnesis: -ikterus hebat hari ke 2 tidak
diobati, ensefalopati timbul hari ke 3 7.
Pemeriksaan fisis: kejang spastis, opistotonus
MANAJEMEN UMUM

Bebaskan jalan napas dan Oksigenasi


Medikamentosa untuk memotong
kejang
Memasang jalur infus intra vena
Pengobatan sesuai penyebab.
Medikamentosa

Fenobarbital 20 mg/kg berat badan intra vena


dalam waktu 5 menit
jika kejang tidak berhenti dapat diulang dengan
dosis 10 mg/kg berat badan sebanyak 2 kali dengan
selang waktu 30 menit.
Jika tidak tersedia jalur intravena, dan atau tidak
tersedia sediaan obat intravena, maka dapat
diberikan intramuskuler
Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin 20
mg/kg berat badan intravena dalam larutan
garam fisiologis dengan kecepatan 1mg/kgberat
badan / menit.
Pengobatan rumatan

Fenobarbital 3-5 mg/ kg BB /hari,


dosis tunggal atau terbagi tiap 12
jam secara intravena atau per oral,
sampai bebas kejang 7 hari.
Fenitoin 4-8 mg/kg/ hari intravena
atau per oral. Dosis terbagi dua atau
tiga.
Pemeriksaan penunjang

Untuk mencari penyebab kejang


Laboratorium:
Darah Rutin
Pengecatan Gram
Kadar Glukosa darah dengan dekstrostik.
Pada kecurigaan infeksi (meningitis)
Pemeriksaan darah ditemukan adanya lekositosis (>h
25.000/ mm3) atau lekopenia (< 5000/mm3) dan
trombositopenia (< 150.000/mm3)
Gangguan metabolik
Hipoglikemi (glukosa darah < 45 mg/gl,
MANAJEMEN SPESIFIK
Meningitis, pemberian antibiotika.
Gangguan metabolik, pemberian
cairan infus, cara pemberian minum
Ensefalopati hiperbilirubin
Hipoksia, jaga patensi jalan nafas
dan oksigenisasi.
Tetanus/ spasme
Meningitis

Antibiotika awal diberikan Ampisilin


dan Gentamisin, bila organisme tidak
dapat ditemukan dan bayi tetap
menunjukkan tanda infeksi sesudah
48 jam, ganti Ampisilin dan beri
Sefotaksim disamping tetap beri
Gentamisin. Antibiotika diberikan
sampai 14 hari setelah ada perbaikan
Tabel Dosis antibiotika

100 mg/kg 100 mg/kg setiap


IV
Ampisilin setiap 12 jam 8jam

Sefotaksi 50 mg/kg setiap 50 mg/kg setiap


IV
m 12 jam 6 jam
Gentamis
IV, IM < 2 kg
in
4mg/kg sekali 3.5mg/kg sekali
sehari sehari
2 kg
5mg/kg sekali 3.5mg/kg sekali
sehari sehari
Gangguan metabolik
Kejang Metabolik ------ sulit ditegakkan karena
terbatasnya fasilitas dan kemampuan pemeriksaan
penunjang di Puskesmas
Gejala klinis tidak khas untuk beberapa kejang metabolik,
mis. hiponatremia, hipernatremia dan hipomagnesimia.
Manajemen umum diperlukan untuk kejang metabolik ini, dan
segera dirujuk
Bila tersedia fasilitas pemeriksaan kadar glukosa darah,
lakukan manajemen hipoglikemia (Lihat manajemen
Hipoglikemia)
Dugaan diagnosis kejang disebabkan oleh hipokalsemia dapat
ditegakkan dengan pemeriksaan klinis berupa karpopedal
spasme dan riwayat hipoksia atau asfiksia. Untuk kasus ini
diberi:
Kalsium glukonas 10%, 1-2 ml/kg berat badan dengan aquadest
sama banyak secara intravena dalam 5 menit. Dapat diulang
setelah 10 menit jika tidak ada respon klinis.
Terapi Suportif

Menjaga patensi jalan napas


Oksigen untuk mencegah hipoksia otak yang berlanjut.
Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat
serta tunjangan nutrisi adekuat
Mengurangi rangsang suara, cahaya maupun tindakan
invasif untuk menghindari bangkitan kejang pada
penderita tetanus,
Dietetik : pasang pipa nasogastrik dan beri ASI peras
diantara spasme. Mulai dengan jumlah setengah
kebutuhan perhari dan pelan-pelan dinaikkan jumlah
ASI yang diberikan sehingga tercapai jumlah yang
diperlukan
Spasme/ tetanus

Beri Diazepam 10mg/kg/hari dengan drip selama 24


jam atau bolus IV tiap 3 jam, maksimum 40 mg/ kg/hari
Bila frekuensi napas kurang 30 kali per menit, hentikan
pemberian obat meskipun bayi masih mengalami
spasme.
Bila tali pusat merah dan membengkak, mengeluarkan
pus atau berbau busuk, obati untuk infeksi tali pusat.
Beri bayi:
Human Tetanus immunoglobin 500 U IM, bila
tersedia, atau beri padanannya, antitoksin tetanus
5,000 IU IM.toksoid tetanus IM pada tempat yg
berbeda dg tempat pemberian antitoksin
Benzyl Penicillin G 100,000 IU/kg BB IV atau IM dua
kali sehari selama tujuh hari ( Bila tidak tersedia
dapat diberi Penisilin Prokain )
Spasme/ tetanus
(lanjutan)
Anjurkan ibunya untuk mendapat toksoid
tetanus 0.5 ml (untuk melindunginya dan
bayi yg dikandung berikutnya) dan
kembali bulan depan untuk pemberian
dosis ke dua.
Hindari rangsang yang berlebihan
Perhatikan asupan minuman, kalau perlu
dengan ASI peras dengan menggunakan
pipa lambung
Kasus :
Perdarah subdural
Trauma SSP
Hidrosefalus.

Perlu tindakan bedah, Rujuk

Anda mungkin juga menyukai