Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS POST

PARTUM SPONTAN
HARI KE- 1 PADA NY. R DIRUANG CENDANA 2
RUMAH BERSALIN MARDI WALUYO
WONOGIRI

NOVITA DWI UTAMI


12032
LATAR BELAKANG
Di Parkland Hospital pada tahun 2013, hanya 50 %
dari 13,991 perempuan. Menurut Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI)(2003/2004) pada angka 307
per 100.000 kelahiran hidup.

Di RB Mardi Waluyo Wonogiri pada tiap tahunya


meningkat dan untuk tahun 2013 sampai saat ini 2014
jumlah post partum spontan mencapai sekitar 616 post
partum spontan.
TUJUAN
TujuanUmum TujuanKhusus

Mampu
mengidentifikasi Mampu menganalisis melalui hasil pengkajian
kesenjangan antara pada Ny. R dengan post partum spontan Hari 1
teori dan praktik Mampu menganalisis prioritas masalah
asuhan keperawatan keperawatan pada Ny. R dengan post partum Hari
1
maternitas post Untuk menganalisis rencana keperawatan pada
partum spontan hari 1 Ny. R dengan post partum spontan Hari 1
pada Ny. R Mampu menganalisis tindakan keperawatan pada
Ny. R dengan post partum spontan Hari 1
Mampu menganalisis evaluasi keperawatan pada
Ny. R dengan post partum hari 1
Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara
teori dan praktik asuhan keperawatan maternita
spost partum spontan hari 1 pada Ny. R
Persalinan normal adalah
proses pengeluaran hasil Jenis-jenis persalinan:
konsepsi (janin dan uri) yang 1. Persalinan normal
telah cukup bulan atau dapat 2. Persalinan spontan
hidup diluar kandungan melalui 3. Persalinan anjuran
jalan lahir atau melalui jalan
lain, dengan bantuan atau
tanpa bantuan atau kekuatan
Menurut Mitayani (2010), komplikasi
sendiri (Ujiningtyas,2011).
persalinan normal:
1.Perlukaan
2. Perdarahan
3. Infeksi
Menurut Mitayani (2010)
pemeriksaan penunjang Menurut Carol (2013) penatalaksanaan
partus spontan: persalinan spontan adalah :
ultrasonografi ( USG) Jika perdarahan terus berlangsung
pemeriksaan hemoglobin dikerjakan curettage. Darah yang hilang
Darah diganti transfusi, diberikan antibiotik untuk
pemeriksaan elektrolit. mengendalikan infeksi. Curettage ulang
mungkin diperlukan.
Jika semua ini tidak berhasil maka
dilakukan histerektomy dan diberikan
preparat oxytoxin.
Nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil dan berakhir kira-
kira 6 minggu (Saleha,2009)
Focus pengkajian keperawatan pada ibu post partum meliputi
pemeriksaan :
1. Suhu 7. perinium
2. Nadi 8. tungkai
3. Tekanan darah 9. payudara
4. Tingkat energi 10. nafsu makan
5. Rahim 11. eliminasi
6. Lokia 12. rasa tidak
nyaman
Diagnosa keperawatan yang muncul pada post partum spontan adalah:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b. Ketidak efektifan menyusui berhubungan dengan puting yang masuk kedalam
c. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer yang tidak
adekuat trauma jaringan
d. Resiko ketidak seimbangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan,
kehilangan cairan aktif
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
f. Kurangnya pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi
berhubungan dengan kurangnya informasi
PATHWAY EVALUASI

pathway.docx Evaluasi keperawatan


adalah suatu proses
menentukan nilai
keberhasilan yang
IMPLEMENTASI diperoleh dari
pelaksanaan tindakan
keperawatan untuk
mencapai tujuan
Implementasi keperawatan adalah
melaksanakan tindakan keperawatan yang telah ditetapkan
yang sudah direncanakan (Ali, 2010). (Ali,2010)
S : pasien
DS : pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan, mengatakan masih
Tujuan : setelah seperti ditusuk-tusuk,pada jahitan perineum,skala nyeri pada luka
dilakukan nyeri 4,hilang timbil. jahitan
tindakan DO : nampak ekspresi wajah menahan sakit, TD O : pasien tampak
130/70 mmHg, nadi 80x/menit, RR 20x/menit, menahan sakit, P
keperawatan adanya luka
selama 1x24 suhu 36,60c
jahitan, Q seperti
jam nyeri dapat ditusuk, R
berkurang dijahitan
sampai hilang, perineum, S 2, T
Kriteria hasil: hilang timbul saat
Nyeri akut berhubungan dengan agen digerakkan
pasien secara
A : masalah
verbal cidera fisik (Nanda, 2012-2014)
teratasi sebagian
mengatakan P : intervensi
sudah tidak keperawatan
mengatakan dilanjutkan : kaji
nyeri, ekspresi nyeri,
wajah tenang mengajarkan
/rileks dan Intervensi keperawatan : kaji KU pasien, kaji pasien untuk
pasien mampu tingkat nyeri (P,Q,R,S,T), ciptakan mengontrol nyeri
lingkungan yang nyaman dan tenang, ajarkan dengan melakukan
beradaptasi teknik relaksasi
dengan teknik relaksasi nafas dalam dan atur posisi nafas dalam dan
nyerinya. yang nyaman, kolaborasi dengan dokter pemberian
dalam pemberian analgetik. analgetik
DS : pasien mengatakan bahwa ASInya belum
Tujuan : setelah lancar sehingga anaknya susah menyusu dan air S: pasien
dilakukan
susunya keluar sedikit. mengatakan
tindakan
keperawatan DO : Air susu keluar sedikit dan bening, aerolla paham teknik
mammae berwarna gelap dan putting susu masuk yang sudah
selama 1x24 jam
kedalam diajarkan.
laktasi lancar
O : pasien bisa
karena pasien
memperagakan
sudah
teknik breast care
berpengalaman
secara mandiri,
pada kehamilan
pasien bisa
pertama. Kriteria Ketidakefektifan menyusui menyusui dengan
hasil : pasien
berhubungan dengan putting susu benar,ASI belum
mampu
mendemonstrasik yang masuk kedalam begitu lancar
A : masalah
an cara menyusui (Carpenito,2007)
teratasi sebagian
dengan benar dan
karen psikologis
merawat
ibu yang belum
payudara dengan
mau untuk
benar supaya ASI
Intervensi keperawatan : kaji faktor penyebab menyusui anaknya
keluar banyak,
P : intervensi
pasien mampu ketidakefektifan proses laktasi, ajarkan cara
dilanjutkan :
mengekspresikan perawatan payudara, jelaskan cara menyusui yang latihan breast care
kepuasan dalam benar dan nyaman, berikan kesempatan pada ibu secara rutin.
pengalaman
untuk mendemonstrasikan cara perawatan
menyusui.
payudara dan menyusui yang benar.
Tujuan : setelah DS : pasien mengatakan bahwa masih takut untuk
dilakukan beraktivitas dan bergerak dengan bebas karena
tindakan S: klien
adanya luka jahitan.
mengatakan sudah
keperawatan DO : pasien terlihat masih sangat kaku untuk paham tahapan-
selama 1x24 jam bergerak bebas, pasien belum bisa sepenuhnya tahapan yang
pasien bisa beraktivitas mandiri. dijelaskan
beraktivitas mengenai ROM
secara mandiri O : klien mampu
dan memenuhi menyabutkan
kebutuhan tahapan-tahapan
sehari-hari yang sudah
Intoleransi aktivitas berhubungan diajarkan
secara mandiri.
dengan kelemahan fisik A : masalah
Kriteria hasil : teratasi
pasien dapat (Nanda:2012-2014:304)
sepenuhnya,
melakukan karena sudah
aktivitas dan mampu
memenuhi melakukan
kebutuhan aktivitas sehari-
sehari-hari hari secara
Intervensi keperawatan : kaji kemampuan mandiri
secara mandiri, mobilitas pasien, melakukan tirah baring setiap 2 P : intervensi
misalnya jam dan melibatkan keluarga, dekatkan kebutuhan dipertahankan
mengambil pasien, bantu pasien untuk mobilisasi, ajari ROM
makan, minum agar melemaskan otot.
dan berjalan
Tujuan : DS : pasien mengatakan sering
setelah
terbangun untuk menyusui S : pasien
bayinya. mengatakan
dilakukan DO : pasien tidur selama 5 jam
tindakan istirahat tidur
sehari.
keperawata meningkat.
selama 2x24 O : pasien
jam Gangguan pola tidur tidur 6-7 jam
berhubungan dengan sehari.
kebutuhan tanggung jawab memberi
tidur pasien asuhan (Nanda:2009- A : masalah
terpenuhi.
2011:134). teratasi
Kriteria hasil sepenuhnya.
: peningkatan Intervensi keperawatan : kaji timgkat
P: intervensi
dalam kelelahan dan kebutuhan untuk dipertahanka
beristirahat, beri informasi tentang
beristirahat kebutuhan untuk tidur setelah pulang, beri
n.
informasi tentang efek-efek kelelahan dan
tidur. ansietas pada suplai ASI.
DIAGNOSA YANG ADA
DIKASUS TETAPI
TIDAK ADA DITEORI :

Gangguan pola tidur


berhungan dengan
tanggung jawab memberi
asuhan
DIAGNOSA YANG ADA DITEORI TETAPI TIDAK ADA
DIKASUS :

1. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh primer


yang tidak adekuat trauma jaringan (mis: trauma,destruksi
jaringan)
2. Resiko ketidak seimbangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan, kehilangan cairan aktif
3. Kurangnya pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan
bayi berhubungan dengan kurangnya informasi
KESIMPULAN
Pengkajian yang ada diteori dan ada dikasus prosentasenya adalah 48 %.
Pengkajian yang ada diteori dan tidak ada dikasus prosentasinya adalah 9%.
Pengkajian yang ada dikasus dan tidak ada diteori prosentasenya adalah 43%

Diagnosa yang ada diteori dan ada dikasus prosentasinya adalah43 %.


Diagnosa yang ada diteori dan tidak ada dikasus prosentasinya adalah 43 %.
Diagnosa yang ada dikasus tetapi tidak ada diteori prosentasinya adalah 14 %.

Intervensi yang ada diteori dan dikasus prosentasenya adalah 61.1%.


Intervensi yang ada diteori dan tidak ada dikasus prosentasinya adalah 22,2%.
Intervensi yang ada dikasus tetapi tidak ada diteori prosentasinya adalah 16,7%.

Implementasi yang sesuai dengan intervensi prosentasinya adalah 62,5 %.


Implementasi yang tidak sesuai dengan intervensi prosentasenya adalah 37,5%.

Evaluasi masalah yang teratasi sebagian prosentasinya adalah 50 %.


Evaluasi masalah yang teratasi seluruhnya prosentasiny adalah 50%.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai