Anda di halaman 1dari 28

RESPONSI

UNSTABLE ANGINA PECTORIS

Favi Rani P 105070107111025


Aulia Yasmin 115070100111081

Pembimbing :

dr. Cholid Tri Tjahjono, M.Kes, SpJP


PENDAHULUAN

Sindrom koroner akut (SKA) adalah sebuah kondisi yang melibatkan


ketidaknyamanan dada atau gejala lain yang disebabkan oleh kurangnya
oksigen ke otot jantung (miokardium).
Sindrom koroner akut ini merupakan sekumpulan manifestasi atau gejala akibat
gangguan pada arteri koronaria (Shiel dan Stopler, 2008).
EPIDEMIOLOGI

Penyakit infark miokard akut


merupakan penyebab kematian
utama di dunia (WHO, 2004)

Infark miokard akut adalah


penyebab kematian nomor dua
pada negara berpenghasilan
rendah, dengan angka mortalitas
2,47 juta (9,4%).
Di Indonesia pada tahun 2002,
penyakit infark miokard akut
merupakan penyebab kematian
pertama dengan angka
mortalitas 220.000 (14%)
FAKTOR RESIKO
MODIFIABLE NON MODIFIABLE

- Merokok
- Hipertensi
- DM
- Dislipidemia
- Usia
- Obesitas - Jenis kelamin
- Kurang aktivitas - Riwayat
fisik penyakit
- Diet rendah keluarga
buah, sayur,
serat
- Faktor
psikososial
TINJAUAN PUSTAKA

Sindroma koroner akut


spektrum manifestasi akut dan
berat yang merupakan keadaan
kegawatdaruratan dari koroner
akibat ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen miokardium dan
aliran darah (Kumar, 2007)
PATOGENESIS
Trombosis
Ruptur dan Erosi pada
Vasospasm
Plak agregasi plak tanpa
e
trombosit rupture

Pembentukan
Terjadinya
plak
penyempitan
arterosklerotik Agregasi
juga dapat di
-> suatu respon platelet dan
Terjadinya sebabkan
thdp injury. pembentukan
vasokonstriksi karena
Melalui 4 tahap: trombus
juga terjadinya
kerusakan merupakan
mempunyai proliferasi dan
endotel, migrasi salah satu
peran penting migrasi dari
LDL, dasar
pada angina otot polos
pembentukan terjadinya
tak stabil sebagai reaksi
foam cells dan angina tak
terhadap
fatty streaks, stabil.
kerusakan
pembentukan
endotel;
KLASIFIKASI

Angina
Pectoris STEMI NSTEMI
Tidak Stabil
Anamnesa

Diagnosis Pemeriksaan Fisik

EKG
Pemeriksaan
Penunjang
Tanda dan gejala: LAB
1. Nyeri dada
2. Onset saat aktivitas
minimal Pemeriksaan troponin T atau
3. Sesak nafas I dan pemeriksaan CK-MB
4. Mual sampai muntah telah diterima sebagai
5. Kadang disertai keringat pertanda paling penting.
dingin
Penatalaksanaan
1. Tindakan umum bed rest, diberi
penenang, dan oksigen
2. Terapi medikamentosa
3. Tindakan revaskularisasi pembuluh
darah
4. Tatalaksana jangka panjang SKA
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Bp. M C
Tanggal Lahir : 9 Mei 1967
Usia : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Lemah Duwur RT 6 RW 1 Wagir
Malang
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Agama : Islam
No. MR : 10421xxx
Ruang Perawatan : IW
Tanggal MRS : 5 Desember 2016
ANAMNESIS ( 5 DESEMBER 2016)

Keluhan utama:
Nyeri Dada
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengeluh nyeri dada tiga jam yang lalu. Nyeri dada timbul saat
pasien sedang menonton tv. Nyeri dada sebelah kiri seperti ditimpa benda
berat. Nyeri dirasakan menembus ke belakang. Nyeri dirasakan menjalar ke
lengan kiri. Nyeri dada juga disertai dengan keringat dingin. Nyeri tidak disertai
dengan mual, muntah, maupun pusing. Nyeri dada tidak membaik dengan
istirahat. Nyeri dada dirasakan menetap dan memberat sehingga pasien dibawa
ke RSSA.
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sesak nafas saat beraktivitas
berat (Dyspnea on Exertion/DOE). Pasien juga tidak memiliki riwayat bangun
saat tidur malam karena sesak nafas (Paroxysmal Nocturnal Dyspnea/PND).
Pasien juga tidak pernah merasakan ngongsrong saat beraktivitas dan dadanya
dirasakan tidak pernah berdebar-debar. Riwayat Orthopnea (-), sinkop (-),
edema tungkai (-)
Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien pernah mengalami nyeri dada sebelumnya. Pasien memiliki riwayat
sakit jantung sejak 6 tahun yang lalu. Kemudian pasien rutin kontrol ke
Poli Jantung RSSA. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi sejak
sepuluh tahun yang lalu. Pasien rutin mengkonsumsi obat untuk
mengontrol tekanan darah sejak 6 tahun yang lalu. Pasien tidak memiliki
riwayat diabetes melitus.
Riwayat Keluarga:
Ibu pasien juga memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Ibu pasien
meninggal karena serangan jantung pada usia 76 tahun.
Riwayat Sosial:
Pasien bekerja sebagai wiraswasta. Pasien memiliki 3 orang anak. Pasien
merokok selama 20 tahun satu pak per hari kemudian berhenti merokok
sejak enam tahun yang lalu. Pasien suka makan makanan yang bersantan
dan jarang makan sayur maupun buah-buahan.
Keadaan umum: BB: 73 kg, TB 170 cm,

PEMERIKSAAN tampak sakit berat


BP:
BMI 25.25 kg/m2, overweight
Tax:
PR: 72 x/mnt RR: 20
FISIK GCS 456 140/90
mmHg
regular x/mnt
36,70
C
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
Kepala
sianosis (-)
JVP R+2 cm H2O (300), pembesaran KGB (-),
Leher kelenjar tiroid
tidak teraba
Ictus invisible, palpable at ICS V MCL
S
Thorax Jantung RHM Sternal line Dekstra LHM
ictus
S1,S2 tunggal, gallop (-), murmur (-)
Inspeksi: Statis D=S
Dinamis D=S
Palpasi: Ekspansi dada simetris, D=S
Stem Fremitus N N
N N
N N
Perkusi: Sonor Sonor
Paru Sonor Sonor
Sonor Sonor
Auskultasi: v v Rh - -
Wh - -
v v --
--
v v --
--
Soefl, BU(+) N, liver span 8 cm, Troube Space
EKG ( 5 DESEMBER 2016)

Conclusion : Sinus rhythm with heart rate 71 bpm + Q


patologis V1-V3
Y VALUE NORMAL

Hemoglobin 17.40 11,4-15,1 g/dL

MCV 85.00 80-93 fl


MCH 29.30 27-31 pg

Leukocyte 7.60 4.700-11.300/L

Eo/Bas/Neu/Limf/Mo 2.4/0.5/64.6/23,7/8.8 0-4/0-1/51-67/25-33/2-5


n
HCT 50.40 38-42%

Trombocyte 245 142.000-424.000/L

SGOT 24 0 32 U/L

PEMERIKSAAN SGPT 35 0 33 U/L

RBS 119 < 200 mg/dL


LABORATORIUM Ureum 18.70 16,6-48,5 mg/dL

5 DESEMBER 2016 Creatinine 0.94 <1,2 mg/dL

Natrium 135 136-145 mmol/L

Kalium 3.92 3,5-5,0 mmol/L

Chlorida 109 98-106 mmol/L

Troponin I 0.94 <1.0 g/dL

CK-NAC 78 39-308 U/L

CK-MB 24 7-25 U/L

Kolesterol Total 230 <200 mg/dL

Trigliserida 101 <150 mg/dL

Kolesterol HDL 31 >50 mg/dL

Kolesterol LDL 110 <100 mg/dL


LAB VALUE NORMAL

Troponin I 0.5 <1.0 g/dL

CK-NAC 50 39-308 U/L

CK-MB 13 7-25 U/L

HASIL
LABORATORIUM
6 DESEMBER 2016
FOTO THORAX ( 5 DESEMBER 2016 )

Conclusion:
Cardiomegali
Assessment
1. UAP Killip I TIMI 1/7 Grace 65
2. Hipertensi stage I
3. Dislipidemia
PLANNING

1. Planning diagnosa
EKG serial
Cardiac Enzyme serial
Lipid Profile
GD I/II
Echocardiography
DCA
Planning Planning
treatment
- Bed Rest semifowler position Monitoring
02 2-4 lpm via nasal canule - Subjective
Total fluid 1.800 cc/hari, equal - vital sign
balance: - balance cairan
- IVFD NaCL 0,9% 500 cc/hari - Produksi Urin
- Cairan per oral 1.300 cc/hari
Diet Jantung 1.800 kkal/hari
Inj Fondanparinux 1 x 2.5 g
PO ASA 80mg-0- 80mg
PO clopidogrel 75mg-0-0mg
PO Atorvastatin 0-0-4mg
PO Bisoprolol 2.5 mg-0-0
PO Valsartan 0-0-80mg
PO Laxadin syr 0-0-C1
PO diazepam 0-0-2mg
PEMBAHASAN
KASUS TEORI
Nyeri dada timbul saat pasien ACS yaitu nyeri dada tipikal
sedang menonton tv. Nyeri (angina) berupa nyeri dada
dada sebelah kiri seperti substernal, retrosternal, dan
ditimpa benda berat. Nyeri prekordial. Nyeri dada seperti
dirasakan menembus ke ditekan, ditindih benda berat,
belakang dan menjalar ke rasa terbakar, rasa diperas,
lengan kiri. Nyeri dada juga atau rasa seperti dipelintir.
disertai dengan keringat dingin. Nyeri dada menjalar ke leher,
Nyeri tidak disertai dengan lengan kiri, mandibula, gigi,
mual, muntah, maupun pusing. punggung atau interskapula.
Nyeri dada tidak membaik Nyeri dada dapat membaik atau
dengan istirahat hilang dengan istirahat atau
obat nitrat atau nyeri dada juga
dapat tidak membaik. Nyeri
dada dapat dicetuskan oleh
latihan fisik, stres emosi, udara
dingin, dan sesudah makan.
Nyeri dada dapat juga disertai
dengan gejala mual, muntah,
sulit bernafas, keringat dingin,
dan lemas (PERKI, 2015).
KASUS TEORI
laki-laki usia 48 tahun Faktor risiko :
memiliki riwayat tekanan hipertensi, diabetes melitus,
darah tinggi sejak sepuluh obesitas, dan merokok. Selain
tahun yang lalu. itu, ada empat faktor biologis
Ibu pasien juga memiliki yang tidak dapat diubah, yaitu
riwayat tekanan darah usia, jenis kelamin, ras, dan
tinggi. Ibu pasien meninggal riwayat keluarga. Hubungan
karena serangan jantung antara usia dengan timbulnya
pada usia 76 tahun. penyakit mencerminkan lebih
Pasien merokok selama 20 panjangnya lama paparan
tahun satu pak per hari terhadap faktor-faktor
kemudian berhenti merokok aterogenik (Valenti, 2007).
sejak enam tahun yang lalu.
Pasien suka makan makanan
yang bersantan dan jarang
makan sayur maupun buah-
buahan.
Pasien memiliki BB: 73 kg, TB
170 cm, dengan BMI 25.25
kg/m2, dan termasuk kategori
overweight
KASUS TEORI
Anamnesis nyeri dada Klasifikasi ACS Angina Pectoris
sebelah kiri seperti ditimpa Tidak Stabil yaitu :
benda berat. Nyeri dirasakan 1. Angina saat istirahat atau
menembus ke belakang dan angina pertama kali hingga
menjalar ke lengan kiri. Nyeri aktivitas fisik menjadi sangat
dada juga disertai dengan terbatas atau angina
keringat dingin. progresif.
Pemeriksaan fisik tekanan 2. Pemeriksaan fisik seringkali
darah 140/90 mmHg. normal, pada beberapa
Pemeriksaan EKG kasus dapat ditemui tanda-
menunjukkan Sinus rythm, Sinus tanda kongesti dan
rhythm with heart rate 71 bpm + Q instabilitas hemodinamik.
patologis V1-V3 3. Pada pemeriksaan
Pemeriksaan cardiac enzyme elektrokardiografi
menunjukkan kadar Troponin I menunjukkan gambaran
dan CKMB dalam batas normal yang tidak khas. Pada
pemeriksaan cardiac enzyme
tidak didapatkan peningatan
troponin dan CKMB (Liwang,
2014).
KASUS TEORI
Tatalaksana yang diberikan pada Terapi angina pectoris tidak stabil :
pasien adalah - pemberian oksigen
- Bed Rest semifowler position - obat anti iskemia berupa nitrat,
- 02 2-4 lpm via nasal canule penyekat beta, antagonis
- Total fluid 1.800 cc/hari, equal kalsium
balance - obat anti agregasi trombosit
- IVFD NaCL 0,9% 500 cc/hari berupa aspirin, ticagrelor,
- Cairan per oral 1.300 cc/hari klopidogrel
- Diet Jantung 1.800 kkal/hari - inhibitor glikoprotein IIb/ IIIa
- Inj Fondanparinux 1 x 2.5 g - Antikoagulan berupa
- PO ASA 80mg-0- 80mg fondanparinuks, enoksaparin,
- PO clopidogrel 75mg-0-0mg heparin
- PO Atorvastatin 0-0-4mg - ACE inhibitor
- PO Bisoprolol 2.5 mg-0-0 - Statin
- PO Valsartan 0-0-80mg (PERKI, 2015)
- PO Laxadin syr 0-0-C1
- PO diazepam 0-0-2mg

Pasien direncanakan untuk DCA


untuk melihat seberapa besar
penyempitan arteri koroner
KESIMPULAN

Pria 48 tahun dengan Angina Pectoris tidak stabil. Faktor resiko yang
terdapat pada pasien yaitu laki-laki, hipertensi, merokok, dislipidemia,
riwayat PJK pada keluarga, dan obesitas.
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Dari hasil anamnesis ditemukan nyeri dada kiri
seperti tertimpa benda berat yang menjalar kelengan kiri. Nyeri dada
muncul saat istirahat, dan tidak membaik dengan pemberian nitrat. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan pasien memiliki tekanan darah tinggi dan
obesitas. Dari pemeriksaan penunjang dengan ekg ditemukan gambaran
ekg yang tidak spesifik. Dari pemeriksaan cardiac enzyme tidak didapatkan
peningkatan kadar Troponin I dan CKMB.
Pasien diberikan tatalaksana oksigen, obat obatan anti platetet agregasi,
nitrat, obat anti iskemik, dan obat untuk mengontrol hipertensi. Pasien juga
diberikan edukasi untuk mengubah gaya hidup dan pola makan.
Prognosis pada pasien ini baik karena pasien memiliki TIMI Risk Score
yang rendah. Selain itu dukungan keluarga terhadap pasien juga tinggi baik
dan kemauan pasien untuk megubah gaya hidup cukup baik.
U
YO
N K
A
TH

Anda mungkin juga menyukai