Anda di halaman 1dari 83

PERAN KOMITE MEDIK

DALAM AKREDITASI RUMAH


SAKIT SESUAI PERMENKES 755
TAHUN 2011
Nama : Dr. Zainal Abidin, Sp. THT
Tempat/Tgl lahir : Palembang, 29 Juli 1948

JABATAN SEKARANG:
1. Ketua Komite Medik RS. Mitra Kasih Th. 2014- sekarang
2. Surveyor Komisi Akreditasi Rumah Sakit Th. 2011 Sekarang
3. Ketua Bidang Medis PP ARSADA Th. 2013 Sekarang
4. Sekretaris kompertament manajemen klinis PERSI PUSAT 2015- Sekarang

PENGALAMAN ORGANISASI :
1. Pengurus Pusat ARSADA 2010 2013
2. Ketua Forum Komunikasi Komite Medik ARSADA Jawa Barat 2006 2012
3. Koordinator Bidang Konsultasi Lembaga Pengembangan Forum Nasional Komite MedisPERSI Th.
2012 2015

PENDIDIKAN:
Spesialisasi THT Universitas Padjadjaran
Dokter umum universitas Sriwijaya

PENGALAMAN KERJA :
1. Ketua komite medik RS Mitra Kasih 2011-2014
2. Ketua Komite Medis RSUD Cibabat Tahun 2005 2008
3. Wakil Direktur RSUD Cibabat Tahun 2002 2005
4. Staf Medis RSU. Palembang Tahun 1987 1992
5. Plt Direktur RSUD Tipe C Bengkulu Tahun 1979 1982
6. Kepala DTD PMI Bengkulu Tahun 1979 1982
7. Kepala Puskesmas Kembang Sri Bengkulu Tahun 1977 1979
PERAN KOMITE MEDIK
DALAM AKREDITASI
INSTRUMEN AKREDITASI RS

STANDAR AKSES PELAYANAN


DAN KONTINUITAS PELAYANAN
APK 2.1

HARUS MEMPUNYAI
MEDICAL STAF BY LAW
INSTRUMEN AKREDITASI RS
ASSESMEN PASIEN (AP)
AP. 1.1, AP. 3, AP.5.11
KOMITE MEDIK MELAKUKAN KREDENSIALING
YANG MELAKUKAN ASSEMEN PASIEN HARUS
MEMPUNYAI SPK & RKK
DAN DIPERLUKAN DALAM PENGADILAN BILA ADA
MASALAH
INSTRUMEN AKREDITASI
RS
STANDAR KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF
KPS 9

SEMUA FILE STAF MEDIS HARUS TERDAPAT SPK DAN


RKK
Dokumen
1. SPK/ Surat Penugasan Klinis, tersedia
difile kepegawaian, file kredensial dan di
unit pelayanan
2. Kebijakan dan proses serta data
kredensialing
3. Bukti verifikasi ijasah dan STR dari
sumber aslinya
4. STR, SIP, SPK dan RKK harus masih valid

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


UNTUK PERHATIAN !!
1. Tidak boleh ada STR, dan SIP, SPK
dan RKK yang kadaluarsa
2. tidak boleh ada satupun staf medis
yang memberikan pelayanan kepada
pasien yang tidak memiliki STR, SIP,
SPK dan RKK. dan harus masih
berlaku (termasuk setiap PPDS harus
punya STR dan SIP selaku dr umum)

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


INSTRUMEN AKRERDITASI RS

STANDAR KPS 9.1


Pimpinan RS membuat keputusan tentang
pembaharuan izin bagi setiap staf medis untuk
dapat melanjutkan memberikan pelayanan
asuhan pasien setidaknya 3 tahun sekali.Tidak
boleh melebihi masa berlakunya STR.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


DOKUMEN
Kebijakan kredensialing
SK Sub Komite Kredensial
Bukti proses dan data rekredensial
Penetapan SPK (Surat Penugasan Klinik)
dengan RKK ( Rincian Kewenangan Klinik)
oleh Direktur

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


INSTRUMEN AKRERDITASI RS

STANDAR KPS 10
Kebijakan dan proses kredensial dan
rekredensial untuk memberikanSPK dan
RKK
Pedoman untuk penugasan ulang
(rekredensial)

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


INSTRUMEN AKRERDITASI RS

STANDAR KPS 11

PROGRAM KERJA KOMITE MEDIK


INSTRUMEN AKREDITASI RS

STANDAR PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN


PASIEN
PMKP 2.1

1.HARUS ADA PPK DAN CLINICAL PATHWAY


2.HARUS DILAKUKAN AUDIT
STANDAR TATA
KELOLA,KEPEMIMPINAN DAN
PENGARAHAN
TKP 6.2

SUB KOMITE ETIK PROFESI HARUS


MEMPUNYAI PROGRAM KERJA
INSTRUMEN AKREDITASI RS

PELAYANAN PASIEN (PP)


PP 1

MEMBERIKAN PELAYANAN YANG SERAGAM


INSTRUMEN AKREDITASI RS

PELAYANAN PASIEN (PP)


PP 2

MEMBUAT PPK
KEPMENKES RI
NO.631/MENKES/SK/IV/2005
TENTANG
PEDOMAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BY LAWS)
Persepsi Yang Keliru Tentang
Komite Medis : !!
1. Komite medis dipakai sbg wadah untuk
memperjuangkan kesejahteraan para dokter

2. Komite medis paling menentukan seorang dokter dapat


diterima atau tidaknya untuk bekerja di RS fungsi
manajer SDM
3. Komite Medis dipakai direktur untuk menyelesaikan
tugastugas manajerial merancukan fungsi
manajerial dan fungsi profesi
4. Komite Medis dipakai Mengawasi Kinerja direktur
Komite medis sebagai alat untuk mengangkat dan
menjatuhkan direktur
PERMASALAHAN DALAM PENINGKATAN MUTU

DIREKSI MALPRAKTIK DOCTORS

PMK 755/2011

GAIN
AKREDITASI, EFISIENSI (ppjs),
REMUNERASI, PATIENT SAFETY
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 755/MENKES/PER/IV/2011
Tentang
Penyelenggaraan Komite Medis di Rumah Sakit
11 April 2011
KOMITE MEDIS
Dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis
(clinical governance) yang baik agar mutu pelayanan medis &
keselamatan pasien lebih terjamin dan terlindungi.

Merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di rumah sakit


oleh direktur

Bukan merupakan wadah perwakilan dari staf medis.


SUSUNAN ORGANISASI &
KEANGGOTAAN
Komite Medis dibentuk oleh direktur rumah sakit

Susunan organisasi komite medis :


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Subkomite

Keanggotaan komite medisditetapkan oleh direktur rumah sakit dengan


mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku

Komite medis terbagi dalam sub komite :


a. Subkomite kredensial
b. Subkomite mutu profesi
c. Subkomite etika dan disiplin profesi
PERMENKES NO. 1405 TH. 2006
TENTANG PEDOMAN RS DI
LINGKUNGAN DEPKES
2006
TENTANG PEDOMAN RS DI
LINGKUNGAN DEPKES
STRUKTUR
ORGANISASI
DIREKTUR UTAMA

KETUA DIREKTUR DIREKTUR


KOMITE PEL & PENUNJANG KEUANGAN &
MEDIS MEDIK UMUM
STRUKTUR KOMITE MEDIS
Ketua Sub Komite Kredensial
Sekretaris : Sekretaris Komite Medis
Anggota : Ketua Sub Komite Mutu Profesi
Ketua Sub Komite Etika Dan Displin Profesi

Ketua Sub Komite Mutu Profesi


Sekretaris : Sekretaris Komite Medis
Anggota : Ketua Sub Komite Kredensial
Ketua Sub Komite Etika Dan Displin Profesi

Ketua Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi


Sekretaris : Sekretaris Komite Medis
Anggota : Ketua Sub Komite Kredensial
Ketua Sub Komite Mutu Profesi
TUGAS & FUNGSI
Komite medis mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme
staf medis yang bekerja di rumah sakit dengan cara :

a. Melakukan kredensial

b. Memelihara mutu profesi staf medis

c. Menjaga disiplin, etika & perilaku profesi staf medis


WEWENANG KOMITE MEDIS
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical privilege)
b. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical
appoinment)
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis
(clinical privilege)
d. Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian
kewenangan klinis (delineation of clinical privilege)
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis
f. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan
g. Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring)
h. Memberikan rekomendasi tindakan disiplin
PENDANAAN
Komite Medis memperoleh insentif

Pelaksanaan kegiatan komite medik didanai dengan


anggaran rumah sakit
HAK & KEWAJIBAN
Mendapatkan tunjangan
Untuk RS Pemerintah :
1. Payung Hukumnya PMK 755/2011
2. SK Bupati
3. Walikota
4. PERDA
Bila Sudah remunerasi tinggal menambah point
Untuk RS Swasta : Cukup persetujuan Direktur dan
Owner
Alternatif 1.
Komite medis = wadir Pelayanan medik
Pembagiannya :
a. Ketua Komite Medis 50 %
b. Sekretaris komite medis 10 %
c. Sub komite kredensial 10 %
d. Sub Komite Mutu profesi 10 %
e. Sub komite etik dan profesi 10 %
f. Kas 10 %
Alternatif 2.
Ketua Komite medis = Wadir Pelayanan Medis
Masing-masing sub komite medis, Sekretaris sama
dengan kepala bidang.
KEWAJIBAN :

# Jam kerja setiap hari sesudah tugas pokok

# Lama Jabatan 3 (Tiga)Tahun


1. Ruang kerja Komite Medis dan sekretariat
2. Mebeler kantor
3. 1 unit perangkat komputer dan printer
4. Sekretariat mempunyai seorang sekretaris untuk
keperluan administrasi
Adanya medical staf by law
Buku pedoman komite medis
Buku kumpulan PNKP, Panduan Praktik Klinik,
Clinical Pathway
kumpulan SPO : SPO administari dan SPO
pelayanan
Program kerja komite medis
Laporan semesteran dan tahunan hasil kerja
komite medis.
PENGANGKATAN KOMITE MEDIK&
SUB KOMITE MEDIK

Direktur utama
Masukan dari staf medis

Ketua komite medis


Masukan dari ketua komite medis

Sub komite medis dan sekretaris


IMPLEMENTASI

SUB KOMITE KREDENSIAL


SUB KOMITE KREDENSIAL

TUJUAN UMUM :
Melindungi keselamatan pasien bahwa staf medis yang
melakukan pelayanan medis adalah kredible.

TUJUAN KHUSUS :
1. Mendapatkan dan memastikan staf medis yang profesional
dan akuntable.
2. Tersusunnya jenis jenis kewenangan klinis bagi setiap staf
medis sesuai dengan cabang ilmu kedokteran yang
ditetapkan oleh kolegium.
3. Dasar bagi direktur untuk menerbitkan penugasan klinis
bagi setiap staf medis.
4. Terjaganya reputasi dan kredibilitas para staf medis.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf
medik untuk menentukan kelayakan diberikan
kewenangan klinis (clinical privilege)

Rekredensial adalah proses re-evaluasi


terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan
klinis tersebut.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


KONSEP DASAR KREDENSIAL
Walaupun seorang staf medis telah mendapatkan brevet
spesialis dari kolegium kedokteran namun rumah sakit
wajib melakukan verifikasi dan menetapkan kewenangan
klinis untuk melakukan pelayanan medis.

Dua alasan utama :


Perkembangan ilmu kedokteran
Kesehatan seseorang

Luas lingkup kewenangan klinis seorang dokter spesialis


dapat saja berbeda dengan koleganya tergantung pada
ketetapan komite medik tentang kompetensi untuk
melakukan tiap pelayanan medis.

Seorang staf medis dapat saja dicabut kewenangan


klinisnya.
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT
MEKANISME KREDENSIAL
Kebijakan rumah sakit tentang kredensial .

Pedoman penilaian kompentensi

Standar prosedure operasional krendensialing.

Menyusun tim bestari melakukan penilaian kompetensi seorang staf


medis yang meminta kewenangan klinis.

Mempersiapkan whitepaper.

Formulir yang diperlukan

Akhir proses kredensialing komite medik menerbitkan rekomendasi


kepada direktur rumah sakit tentang kewenangan klinis staf medis.

Semua dokter pelayanan medik di rumah sakit harus mempunyai


penugasan klinis dari direktur rumah sakit baik dokter purna waktu /
paruh waktu . Dr. Zainal Abidin, Sp.THT
PENGKAJIAN
Kompetensi sesuai standar kompetensi
kognitif, afektif, psikomotor.
Kompetensi fisik
Kompetensi mental
Perilaku etis
Berkas - berkas administrasi.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


TAHAPAN PEMBERIAN KEWENANGAN
KLINIS
Staf medis mengajukan permohonan
kewenangan klinis kepada direktur dengan
mengisi formulir daftar rincian klinis yang telah
disediakan komite medik dilengkapi bahan-
bahan pendukung.

Berkas permohonan dari staf medis oleh direktur


disampaikan ke komite medik

Dalam melakukan kajian sub komite kredensial


dapat membentuk panel atau panitia ADHOC

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


DAFTAR RINCIAN KEWENANGAN KLINIS DIPEROLEH
DENGAN CARA :
# Untuk DOKTER :
Menyusun daftar rincian kewenangan klinis dengan meminta
masukan dari setiap kelompok staf medis.
Mengkaji kewenangan klinis bagi pemohon dengan menggunakan
daftar rincian kewenangan klinis.
Mengkaji ulang daftar rincian klinis bagi staf medis secara periodik.

# Untuk DOKTER SPESIALIS:


Diberikan format kosong untuk diisi sendiri rincian kewenangan
klinik.

Rekomendasi pemberian kewenangan klinis dilakukan oleh komite


medik ke direktur berdasarkan masukan dari sub komite kredensial.
Sub komite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf medis
yang mengajukan permohonan pada saat berakhirnya masa berlaku
surat penugasan klinis.
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT
REKOMENDASI :
Kewenangan klinis di lanjutkan
Kewenangan klinis di tambah
Kewenangan klinis di kurangi
Kewenangan klinis di bekukan
Kewenangan klinis di ubah
Kewenangan klinis di akhiri

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


AKHIR KEWENANGAN KLINIS :
Kewenangan klinis berakhir bila surat penugasan
klinis habis masa berlakunya atau dicabut oleh direktur.

Masa berlakunya kewenangan klinis selama 3 (tiga)


tahun / sesuai ketentuan rumah sakit

Tidak melebihi masa berlakunya STR

Dengan diakhirinya penugasan klinis seorang staf


medis tidak berwenang lagi melakukan pelayanan
medis di rumah sakit tersebut.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


Dr. Zainal Abidin, Sp.THT
PEDOMAN TENTANG
MITRA BESTARI
Mitra bestari adalah orang-orang yang berpraktik

dalam profesi yang sama, yang mempunyai

keahlian dalam bidang yang akan dievaluasi.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


MITRA BESTARI
Terdiri dari para dokter spesialis

Tidak harus berasal dari Rumah Sakit yang


bersangkutan

Perannya sebagai mitra bestari adalah bagian dari


kewajiban etika dokter, karenanya imbal jasa
sebagai mitra bestari berupa pemberian satuan
kredit partisipasi (SKP)

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


MITRA BESTARI

kredentialing dan privileging,


tetapi juga dalam hal penjagaan mutu medis
audit medis,
maupun dalam hal disiplin profesi penegakan
disiplin profesi.

Mempunyai kemampuan keilmuan terkini, tidak


perlu tertinggi guru besar.

Dr. Zainal Abidin, Sp.THT


MITRA BESTARI
Untuk dapat dipilih sebagai mitra bestari di Rumah
Sakit tersebut, yang bersangkutan harus melalui
proses penapisan oleh Rumah Sakit tersebut.

Untuk menjadi seorang mitra bestari tidak


diperlukan surat ijin praktek (SIP) di Rumah Sakit
tersebut.

Rumah sakit dapat membuat daftar mitra bestari


sesuai dengan jumlah yang dibutuhkannya, untuk
kemudian pada saat dibutuhkan perannya, komite
medik dapat membuat panitia adhoc yang terdiri
dari mitra bestari yang diambil dari daftar tersebut.
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT
PEDOMAN TENTANG WHITE PAPER
RUMAH SAKIT

White Paper Rumah Sakit adalah suatu gambaran


batasan tentang kriteria kompetensi kemampuan
minimal yang dimiliki dikuasai seorang dokter,
untuk dapat memenuhi persyaratan kewenangan
klinis dalam suatu lingkup praktek atau prosedur.

Dalam hal White Paper yang menyangkut beberapa


bidang ilmu kedokteran multidisiplin, White Paper
tersebut harus mendapat pengesahan persetujuan
kesepakatan dari semua mitra bestari peer group
terkait, sebelum disahkan oleh Direktur Rumah
Sakit.
Dr. Zainal Abidin, Sp.THT
IMPLEMENTASI
SUB KOMITE
MUTU
TUJUAN :
1. Memberikan perlindungan terhadap pasien oleh
staf medis yang bermutu, kompeten, etis, dan
profesional
2. Memberikan asas keadilan bagi staf medis
3. Memelihara kompetensi kewenangan
klinisMencegah
4. terjadinya kejadian yang tidak diharapkan
5. Memastikan kualitas asuhan medis yang
diberikan oleh staf medis
KONSEP
1. Memantau kualitas misalnya morning report,
kasus sulit, ronde ruangan, kasus kematian,
audit medis, journal reading
2. Tindak lanjut pelatihan singkat (short course)
aktivitas pendidikan berkelanjutan, pendidikan
KEANGGOTAAN
Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang staf medis
berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.
Ketua, sekretaris dan anggota bertanggung jawab
kepada ketua komite medik
MEKANISME KERJA
1. Kebijakan dan prosedur
2. Audit medis
3. Merekomendasikan pendidikan berkelanjutan
bagi staf medis
4. Memfasilitasi proses pendampingan
AUDIT MEDIS
Audit medis dilaksanakan sebagai implementasi
fungsi manajemen klinis dalam rangka penerapan
tata kelola klinis yang baik di rumah sakit.
Tidak digunakan untuk mencari ada atau tidaknya
kesalahan seorang staf medis.
Dalam hal terdapat laporan kejadian dengan
dugaan kelalaian seorang staf medis, mekanisme
yang digunakan adalah mekanisme disiplin
profesi, bukannya mekanisme audit medis.
Audit medis dilakukan dengan mengedepankan
respek terhadap semua staf medis (no blaming
culture), tidak menyebutkan nama, tidak
mempersalahkan dan tidak mempermalukan.
Audit medis kegiatan evaluasi profesi secara
sistemik yang melibatkan mitra bestari (peer
group) terdiri dari kegiatan peer-review,
surveillance dan assessment terhadap pelayanan
medis di rumah sakit
Kegiatan yang berbentuk siklus sebagai upaya perbaikan
yang terus menerus sebagaimana tercantum dibawah
ini :
Langkah-langkah pelaksanaan
audit medis dilaksanakan
a. Pemilihan topik misalnya :
sebagai berikutcukup
Thypus abdominalis : banyak dengan
angka kematian cukup tinggi.
Angka seksio sesaria yang cukup tinggi di
rumah sakit yang melebihi dari angka nasional.

Pemilihan dan penetapan topik yang ingin


dilakukan audit dipilih berdasarkan kesepakatan
komite medik dan kelompok staf medis
b. Penetapan standar dari kriteria
1. Ditetapkan prosedur pemeriksaan
2. Diagnosis
3. Pengobatan

c. Penetapan jumlah kasus yang akan diaudit.


Dalam kurun waktu tertentu, misalnya selama 3 bulan
tersebut ada 200 kasus maka 200 kasus tersebut yang
akan dilakukan audit
d. Membandingkan standar/kriteria dengan
pelaksanaan pelayanan
pelaksanaan audit medis mempelajari rekam
medis untuk mengetahui apakah kriteria atau
standar dan prosedur yang telah ditetapkan tadi
telah dilaksanakan atau telah dicapai dalam
masalah atau kasus-kasus yang dipelajari.
e. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar
dan kriteria

f. Menerapkan perbaikan

g. Rencana reaudit
Mempelajari lagi topik yang sama diwaktu kemudian
setelah 6 bulan kemudian
Merekomendasikan pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis
Sub komite mutu profesi menentukan pertemuan-
pertemuan ilmiah :
berupa pembahasan kasus kematian, kasus sulit,
maupun kasus langka
ada notulensi, kesimpulan, dan daftar hadir
peserta
Memfasilitasi proses
pendampingan
1. Sub komite mutu profesi menentukan nama staf
medis yang akan mendampingi staf medis
2. Komite medik berkoordinasi dengan kepala/
direktur rumah sakit untuk memfasilitasi semua
sumber daya yang dibutuhkan untuk proses
pendampingan
IMPLEMENTASI
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN
PROFESI
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

TUJUAN;
- MELINDUNGI PASIEN DARI PELAYANAN YANG TIDAK
MEMENUHI SARAT DAN TIDAK LAYAK.

- MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN MUTU


PROFESIONAL
KONSEP :

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME

MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBINAAN

UPAYA PENDISIPLINAN
PENGATURAN DAN PENERAPAN
PENEGAKAN DISIPLIN PROFESI
BUKANLAH SEBUAH PENEGAKAN
DISIPLIN KEPEGAWAIAN.
SUB KOMITE MEMPUNYAI LANDASAN :

1. PERATURAN INTERNAL RUMAH SAAKIT.


2. PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS.
3. ETIK RUMAH SAKIT.
4. NORMA ETIKA MEDIK
TOLAK UKUR :

1. Buku Pedoman
2. Standar Prosedur Operasional Management
3. Daftar Rincian Kewenangan Klinik
4. White Paper
5. Kode Etik Kedokteran
6. PPK & SPO Pelayanan
MEKANISME KERJA :
Kebijakan direktur
Prosedur
SDM yang dibutuhkan

PELAKSANA MEKANISME KERJA :


Penegakan disiplin profesi
dilakukan panel terdiri 3 orang /ganjil.

Satu orang dari sub komite etik ilmu yg berbeda dari yang diperiksa.
Dua orang staf medis yang ilmu sama.
Dapat melibatkan mitra bastari
TEKNIK PELAKSANA MEKANISME
KERJA
I. UPAYA PENDISIPLINAN

1. Sumber Laporan.
Perorangan.
Manejemen rumah saakit
Staf medis
Tenaga kesehatan lain
Pasien atau keluarga pasien

Non perorangan.
Konferensi kematian
Konferensi klinik
2. Dasar Dugaan Pelanggaran
1. Kompetensi klinik
2. Penataan kasus medis
3. Pelanggaran disiplin profesi
4. Penggunaan obat/alat yg tidak sesuai
standar pelayanan
5. Ketidak mampuan bekerja sama dengan
staf medik lain
3. Pemeriksaan
- Panel
- Pembuktian
- Dapat didampingi
- Dapat menggunakan
keterangan ahli
- Bersifat tertutup dan rahasia
4. KEPUTUSAN :
Berdasarkan suara terbanyak.
menentukan ada atau tidaknya
pelanggaran disiplin.
Bilamana terlapor merasa keberatan
dapat mengajukan keberatan memberikan
bukti baru dan membentuk panel baru.
Bersipat final dilaporkan ke direktur
melalui komite, medik.
5. Tindakan Pendisiplinan

1.Peringatan tertulis
2.Reduksi kewenangan klinik
3.Dibawah supervisi
4.Pencabutan kewenangan klinik
6. Pelaksanaan Keputusan

Diserahkan oleh komite medik ke


direktur
Direktur melakukan eksekusi
II. PEMBINAAN

1.Bisa dalam bentuk ceramah


2.Diskusi
3.Simposium
4.Lokakarya
III. PERTIMBANGAN
KEPUTUSAN ETIS
Staf medis dapat meminta
pertimbangan pengambilan
keputusan etis pada suatu kasus
pengobatan di RS melalui kelompok
profesinya kepada komite medik.
FLOW CHART PELAKSANAAN
ETIKA & DISIPLIN PROFESI
SUMBER LAPORAN

DIREKTUR

KOMITE MEDIK

SUB KOMITE ETIK &


DISIPLIN PROFESI

KOMITE MEDIK

DIREKTUR

EKSEKUSI

Anda mungkin juga menyukai