Anda di halaman 1dari 11

Laporan Pendahuluan dan

Askep Pasien Luka Bakar


(Combustio)
Definisi
Combustio atau Luka bakar adalah suatu
bentuk kerusakan atau kehilangan
jaringan yang disebabkan adanya kontak
dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Lama kontak jaringan dengan sumber
panas menentukan luas dan kedalaman
kerusakan jaringan. Semakin lama waktu
kontak, semakin luas dan dalam
kerusakan jaringan yang terjadi.
Etiologi
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh
paparan api, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari
matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat
menyebabkan luka bakar. Secara garis besar,
penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi:
1. Paparan api
2. Scalds (air panas)
3. Uap panas
4. Gas panas
5. Aliran listrik
6. Zat kimia (asam atau basa)
7. Radiasi
8. Sunburn sinar matahari, terapi radiasi.
Manifestasi Klinis
Menurut Effendi, 1999 manifestasi klinik yang muncul pada luka
bakar sesuai dengan kerusakannya :
Grade I
Kerusakan pada epidermis, kulit kering kemerahan, nyeri sekali, sembuh
dalam 3-7 dan tidak ada jaringan parut.
Grade II A
Kerusakan jaringan mengenai lapisan dermis yang dangkal dengan tanda-
tanda ada lepuh di mana terdapat penumpukan cairan intraseluler.
Grade II B
Gambaran klinis yang sama tetapi gambaran lepuh lebih pucat dan agak
kering, penyembuhan agak lama dan disertai adanya jaringan granulasi.
Grade III
Kerusakan pada semua lapisan kulit, tidak ada nyeri, luka merah
keputihputihan dan hitam keabu-abuan, tampak kering, lapisan yang
rusak tidak sembuh sendiri maka perlu Skin graff.
Patofisiologi
Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas
ke tubuh. Panas tersebut dapat dipindahkan melalui konduksi atau
radiasi elektromagnetik, derajat luka bakar yang berhubungan dengan
beberapa faktor penyebab, konduksi jaringan yang terkena dan
lamanya kulit kontak dengan sumber panas. Kulit dengan luka bakar
mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan
subkutan tergantung pada penyebabnya. Terjadinya integritas kulit
memungkinkan mikroorganisme masuk kedalam tubuh. Kehilangan
cairan akan mempengaruhi nilai normal cairan dan elektrolit tubuh
akibat dari peningkatan pada permeabilitas pembuluh darah sehingga
terjadi perpindahan cairan dari intravaskular ke ekstravaskuler melalui
kebocoran kapiler yang berakibat tubuh kehilangan natrium, air,
klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian terjadi edema
menyeluruh dan dapat berlanjut pada syok hipovolemik apabila tidak
segera ditangani.
Menurunnya volume intra vaskuler menyebabkan aliran plasma ke
ginjal dan GFR (Rate Filtrasi Glomerular) akan menurun sehingga
haluaran urin meningkat. Jika resusitasi cairan untuk kebutuhan
intravaskuler tidak adekuat bisa terjadi gagal ginjal dan apabila
resusitasi cairan adekuat, maka cairan interstitiel dapat ditarik kembali
ke intravaskuler sehingga terjadi fase diuresis.
Pathway
Pemeriksaan Penunjang
Hitung darah lengkap
Leukosit
GDA (Gas Darah Arteri)
Elektrolit Serum
Natrium Urin
Alkali Fosfat
Glukosa Serum
Albumin Serum
BUN atau Kreatinin
Loop aliran volume
EKG
Fotografi luka bakar
Komplikasi
1.
Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
2.
Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok
luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen
vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada
luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada
ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia.
3.
Adult Respiratory Distress Syndrome
Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan pertukaran gas
sudah mengancam jiwa pasien.
4.
Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ileus paralitik
akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatkan nause.
Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stress fisiologik yang massif
(hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam feces, regurgitasi
muntahan atau vomitus yang berdarah, ini merupakan tanda-tanda ulkus curling.
5.
Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang
terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat.
Tandanya biasanya pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status
respirasi, penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah janutng,
tekanan cena sentral dan peningkatan frekuensi denyut nadi.
6.
Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan yang tidak
adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.

Anda mungkin juga menyukai