Anda di halaman 1dari 24

Case Report

VERRUCOUS
CARCINOMA

PEMBIMBING :
Dr. Harinto Sp.B

Disusun oleh:
Rianti Citra Utami
(030.11.252)
Pendahuluan
Apendisitis merupakan kasus gawat
bedah abdomen yang tersering dan
memerlukan tindakan bedah segera untuk
menghindari komplikasi yang serius.
Apendisitis yang terlambat ditangani akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas
penderita. Untuk itu ketepatan diagnosa
sangat dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan tindakan. Ketepatan diagnosa
tergantung dari kemampuan dokter
melakukan analisis pada data anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
IDENTITAS

Nama : Tn. Y
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Tunawisma
Pekerjaan : Tunakarya
Agama : Muslim
Status pernikahan : Menikah
Tanggal masuk rumahsakit : 18 Maret 2016
Anamnesis
Keluhan Utama
Luka pada kaki kanan sejak 3 tahun yang lalu

Keluhan Tambahan
Nyeri (+)
Berbau (+)
Sulit digerakkan (-)
Mudah berdarah (-)
Berat badan menurun (+)
Riwayat Penyakit Sekarang

Os datang berobat ke poliklinik RSUD


Budhi Asih dengan keluhan terdapat luka
di kaki kanannya sejak 3 tahun yang lalu.
Luka awalnya dirasakan gatal. Terdapat
rasa nyeri. Awalnya terdapat pada telapak
kaki, namun semakin lama semakin
melebar, menonjol, dan berbentuk seperti
bunga kol. Semakin lama kaki semakin
sulit untuk digerakkan. Selain intu os
mengeluhkan berat badannya tidak naik
walaupun makannya banyak.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Os mengaku pernah menderita penyakit kusta pada
sekitar tahun 1970 dan dirawat di RSCM secara
tuntas. Riwayat diabetes mellitus dan hipertensi
disangkal.
Riwayat Pengobatan:
Untuk luka pada kaki, pasien mengaku pernah
diobati pada Januari 2016 di RSBA, namun sampai
sekarang luka tersebut masih ada dan makin
melebar.
Riwayat Kebiasaan :
Os mengaku memiliki kebiasaan merokok sejak
remaja, terkadang meminum alkohol. Namun
semenjak sakit os tidak pernah merokok dan minum
alkohol lagi.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Gizi : Kurang
BB : 43 kg
TB : 155 cm
BMI : 17,8 kg/m2
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 64 x/menit, regular kuat, isi cukup, ekual
Suhu : 36,5oc
Pernapasan : 18 x/menit, reguler
Status Generalis

Kepala : Bentuk normal, normocephali, rambut hitam terdapat uban


distribusi merata.
Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-), sclera ikterik (-)/(-), pupil bulat isokhor,
reflex cahaya langsung (+)/(+), reflex cahaya tak langsung (+)/(+),
oedema palpebra (-)/(-)
Telinga : Normotia, sekret (-)/(-), darah (-)/(-), nyeri tekan dan nyeri tarik (-)/
(-), serumen (+)/(+)
Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi septum, sekret (-)/(-), darah (-)/
(-), pernapasan cuping hidung (-), nyeri tekan (-)/(-)
Mulut : tidak pucat, tidak sianosis, lidah tidak kotor, arcus faring simetris,
uvula di tengah, faring tidak hiperemis, tonsil T1 / T1 tenang
Leher : Pembesaran KGB (-), JVP 5 3 cmH20, trakea di tengah, kelenjar
tiroid tidak teraba
Paru
Inspeksi : Bentuk normal, gerakan napas simetris, tipe pernafasan
thorakoabdominal, retraksi sela iga (-)/(-)
Palpasi : Gerak napas simetris kiri dan kanan, vocal fremitus simteris
di kedua lapang paru
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler di kedua lapang paru (+)/(+),
wheezing (-)/(-), ronchi (-)/(-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V garis midclavicula sinistra
Perkusi : Batas kanan di ICS III-V garis sternalis dextra, batas kiri di
ICS V garis midklavikularis sinistra, batas atas jantung di ICS II
garis parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-)/(-),
gallop (-)/(-)
k. Abdomen
Inspeksi : Bentuk normal, tidak skafoid, tidak ada sagging of
the flank, tidak ada kelainan kulit yang bermakna, ikterus (-),
venektasi (-), smilling umbilikus (-),
Auskultasi : Bising usus (+) 2x/menit
Palpasi : Supel (+), tidak teraba pembesaran organ, nyeri tekan
(-), ballottement (-), hepar dan lien tidak teraba membesar,
shifting dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
l. Ekstremitas
Atas : Simetris, deformitas (-)/(-), kuku sianosis (-), akral
hangat, CRT < 2 detik, pitteing oedem (-)/(-)
Status Lokalis
Ekstremitas inferior regio pedis dekstra
Inspeksi : luka menonjol, warna putih kearah
merah muda, bentuk seperti kembang kol, warna
tidak seperti kulit disekitarnya, warna kulit
sekitarnya berwarna kehitaman
Palpasi : fungsi sensorik (+), konsistensi luka
kenyal, berbenjol-benjol
Diagnosis Banding :
Plantar wart

Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Patologi anatomi
Pemeriksaan laboratorium
21 Maret 2016
Pemeriksaan PA
21 Maret 2016
FOLLOW UP
FOLLOW UP
PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam


Ad functionam : Ad malam
Ad sanationam: Dubia ad bonam
VERRUCOUS CARCINOMA
Definisi
Epidemiologi
Gejala Klinis
Penyebab
Diagnosis banding
Tatalaksana
DEFINISI
Suatu keganasan yang disebabkan
oleh HPV, yang sangat jarang terjadi,
bersifat invasif ke jaringan sekitar,
dengan potensi metastasis yang
minimal.
EPIDEMIOLOGI
Lebih sering menyerang pria
Dengan rentang usia > 50 tahun
Gejala Klinis
Oroaerodigestive verrucous
carcinoma
Anogenital verrucous carcinoma
Verrucous carcinoma pada kaki
PENYEBAB
HPV tipe 6 dan 11 : lebih sering
dikaitkan dengan tumor Buschke-
Wenstein (Anogenital verrucous
carcinoma)
HPV tipe 16 : lebih sering dikaitkan
dengan verrucous carcinoma pada
kaki
Diagnosis Banding
Giant verruca vulgaris
Nongenital warts
Plantar warts
Tatalaksana
Operatif

Anda mungkin juga menyukai