Anda di halaman 1dari 18

IUGR

ANDI SEPTIAWAN

Pembimbing
Dr.H.Fadlan,Sp.OG
Definisi
IUGR (intrauterine growth restriction) adalah
gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi
baru lahir yang meliputi semua parameter
(lingkar kepala, berat badan, panjang badan),
yang beratnya dibawah 10 persentil untuk
usia gestasionalnya.

Ada dua bentuk PJT menurut Renfield (1975)


yaitu:
1. Proportionate Fetal Growth Restriction
2. Disproportionate Fetal Growth
Restriction
PERTUMBUHAN NORMAL INTRAUTERI
Pada masa kehamilan janin mengalami
pertumbuhan tiga tahap di dalam kandungan,
yaitu:
Hiperplasia, yaitu: Pada 4-20 minggu
kehamilan terjadi mitosis yang sangat cepat
dan peningkatan jumlah DNA.
Hiperplasia dan hipertrofi, yaitu: Pada 20-28
minggu aktifitas mitosis menurun, tetapi
peningkatan ukuran sel bertambah.
Hipertrofi, yaitu: Pada 28-40 minggu
pertumbuhan sel menjadi maksimal terutama
pada minggu ke 33, penambahan jumlah
lemak, otot dan jaringan ikat tubuh.
PERKEMBANGAN PJT INTRAUTERI

Peningkatan rasio berat plasenta terhadap


berat lahir ditimbulkan oleh kondisi diet
rendah nutrisi terutama protein :
1. Kondisi kekurangan nutrisi padaawal
kehamilan
2. Kondisi kekurangan nutrisi pada pertengahan
kehamilan
3. Kondisi kekurangan nutrisi pada akhir
kehamilan
Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinis dan USG janin kecil dibedakan atas:
1. Janin kecil tapi sehat. Berat lahir di bawah presentil ke-10
untuk masa kehamilannya. Mempunyai ponderal index dan
jaringan lemak yang normal.
2. Janin dengan gangguan pertumbuhan karena proses patologis,
inilah yang disebut true fetal growth restriction. Berdasarkan
ukuran kepala, perut, dan panjang lengan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu:
Simetris (20%), gangguan terjadi pada fase Hiperplasia, di mana
total jumlah sel kurang, ini biasanya disebabkan oleh gangguan
kromosom atau infeksi kongenital misalnya TORCH. Proses
patologis berada di organ dalam sampai kepala.
Asimetris (80%), gangguan terjadi pada fase Hipertrofi, di mana
jumlah total sel normal tetapi ukurannya lebih kecil. Biasanya
gangguan ini disebabkan oleh faktor maternal atau faktor plasenta.
Etiologi
Maternal Janin

Tekanan darah tinggi


Penyakit ginjal kronik Janin kembar
Diabetes Melitus Penyakit infeksi
Penyakit jantung dan pernapasan
Kelainan kongenital
Malnutrisi dan anemia
Infeksi
Kelainan kromosom
Pecandu alkohol dan obat tertentu Pajanan teratogen
Perokok
Etiologi
Uterus dan Plasenta

Penurunan aliran darah di uterus dan plasenta


Plasenta abruption, plasenta praevia, infark
plasenta (kematian sel pada plasenta),
korioangioma.
Infeksi di jaringan ikat sekitar uterus
Twin-to-twin transfusion syndrome
Epidemiologi
Di negara berkembang angka PJT kejadian
berkisar antara 2%-8% pada bayi dismature,
pada bayi mature 5% dan pada postmature
15%. Sedangkan angka kejadian untuk SGA
adalah 7% dan 10%-15% adalah janin dengan
PJT.
Manifestasi Klinis
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan PJT akan
mengalami keadaan berikut :
Penurunan level oksigenasi
Nilai APGAR rendah
Aspirasi mekonium ,yang dapat berakibat
sindrom gawat nafas
Hipoglikemi
Kesulitan mempertahankan suhu tubuh janin
Polisitemia
Diagnosa
1. Faktor ibu
2. Tinggi fundus uteri
3. USG fotomaternal
4. Doppler velocimetry
5. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi
diabetes mellitus
Screening penyakit infeksi, waspada infeksi
TORCH, Syphilis
Pengukuran kadar enzim transaminase, waspada
Hepatitis B dan C
Diagnosa Banding
IUGR
Komplikasi
Janin Ibu

Antenatal : gagal nafas dan kematian janin


Intranatal : hipoksia dan asidosis
Setelah lahir :
Asfiksia
Preeklampsi
Hipoglikemi
Aspirasi mekonium Penyakit jantung
DIC Malnutrisi
Hipotermi
Perdarahan pada paru
Polisitemia
Hiperviskositas sindrom
Gangguan gastrointestinal
Penatalaksanaan
Tatalaksana kehamilan dengan PJT ditujukan karena
tidak ada terapi yang paling efektif sejauh ini, yaitu
untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam
kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu.
Tatalaksana yang harus dilakukan adalah :
1. Pada PJT pada saat dekat waktu melahirkan, yang
harus dilakukan adalah segera dilahirkan
2. Pada PJT jauh sebelum waktu melahirkan, kelainan
organ harus dicari pada janin ini, dan bila kelainan
kromosom dicurigai maka amniosintesis
(pemeriksaan cairan ketuban) atau pengambilan
sampel plasenta, dan pemeriksaan darah janin
dianjurkan
Penatalaksanaan
3. Kondisi bayi.
Janin dengan PJT memiliki risiko untuk
hipoksia perinatal dan aspirasi mekonium. PJT
yang parah dapat mengakibatkan hipotermia
dan hipoglikemia. Pada umumnya PJT simetris
dalam jangka waktu lama dapat
mengakibatkan pertumbuhan bayi yang
terlambat setelah dilahirkan, dimana janin
dengan PJT asimetris lebih dapat catch-up
pertumbuhan setelah dilahirkan.
Pencegahan
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk
mencegah PJT pada janin untuk setiap ibu
hamil sebagai berikut :
Usahakan hidup sehat
Hindari stress selama kehamilan
Hindari makanan obat-obatan yang tidak
dianjurkan selama kehamilan
Olah raga teratur
Hindari alkohol, rokok, dan narkoba
Periksakan kehamilan secara rutin
Prognosis
Pada kasus-kasus PJT yang sangat parah
dapat berakibat janin lahir meninggal
(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat
memiliki efek buruk jangka panjang dalam
masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus PJT
dapat muncul, sekalipun Sang ibu dalam
kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor
kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang
paling sering. Menghindari cara hidup berisiko
tinggi, makan makanan bergizi, dan lakukan
kontrol kehamilan (prenatal care) secara
teratur dapat menekan risiko munculnya PJT.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai