Kelompok
Kelompok
PERMASALAHAN
Pertambahan jumlah penduduk yang memberi dampak
pada kenaikan tingkat kepadatan yang menghasilkan
permasalahan lingkungan lainnya.
Terjadi pertumbuhan bersifat merambah yang merubah
bentuk dan fungsi kawasan
.
Menurunnya karakteristik lingkungan alam akibat
penetrasi kegiatan ekonomi dari konsep awal Kebayoran
Baru sebagai Kota Satelit yang sekarang sudah menyatu
dengan kota Jakarta
.
Tekanan aksesibilitas kota menyebabkan beban jalan yang
meningkat
.
Berbagai gagasan penanganan untuk menyelamatkan kawasan Kebayoran Baru dari resiko penurunan
vitalitas, agar kawasan ini layak huni (liveble) dan terus tumbuh berkelanjutan (sustainable) namun
tidak melupakan kearifan local (local wisdom) sebab kawasan ini merupakan kawasan konservasi sehingga
dapat menjadi suatu titik tumbuh (growth pole) dalam suatu perencanaan yang terpadu di kawasan
Kebayoran Bru.
Adapun hal-hal yang melatarbelakangi Perancangan kawasan ini adalah :
.Untuk Mengangkat kembali citra kawasan Kebayoran Baru yang telah mengalami penurunan sebagai landmark jakarta.
.Menjaga dan melestarikan aset negara tersebut agar karakteristik sosial budayanya tidak hilang
.Untuk Menata ulang kawasan Kebayoran Baru menjadi tertib, layak huni dan kawasan dengan konsep pembangunan berkelan
.Merupakana area yang terletak diantara arteri primer dan rencana jalan kolektor primer/jalan ispeksi
.Terletak diantara kawasan komersil yang sudah berkembang
.Terdapat rencana jalur Transjakarta serta MRT yang mendukung perkembangan kawasan berbasis TOD
SKEMA PERMASALAHAN
KEBAYORAN BARU
TEKANAN
TEKANAN
PENGEMBAN
AKSESIBILITA
GAN
S KOTA
EKONOMI
PERUBAHAN
HILANGNYA
KEBAYOR LINGKUNGAN
DAN
KARAKTER DAN
AN BARU BANGUNAN DI
IDENTITAS
KEBAYORAN
BARU
KELEMAHAN PERUBAHAN
PERATURAN & PEMILIK,
PENGENDALIA KEPEDULIAN
N BERKURANG
KERANGKA PEMIKIRAN
LATAR
BELAKAN TUJUAN TEMA
Pendekatan Sosial
G Budaya pada
perancangan Kawasan
Kebayoran Baru berbasis
TOD (Transit Oriented
Development)
VISI &MISI
PERMASALAHAN
(MATRIKS)
PROBLEM SEEKING
Liveable City as a Goals POTENTIAL
FACT-NEED-CONCEPT
PROBLEM STATEMENT
KONSEP
KONSEP DESAIN ANALISA
PROGRAMATIK
SUSTAINABILITY FUTURISTIC
LOCAL WISDOM
SUSTAINABLE CITY LOCAL WISDOM FUTURISTIK
Pengembangan berkelanjutan
mendorong pendekatan secara Pengetahuan dasar yang diperoleh
ELEMEN Perencanaan untuk periode yang
PENGERTIAN menyeluruh untuk mencapai dari hidup dalam keseimbangan
melampaui horizon perencanaan
RANCANG keseimbangan antara sosial, dengan alam. Hal ini terkait dengan
UMUM dalam bentuk kondisi yang
KOTA kebutuhan ekonomi masyarakat, dan budaya di masyarakat yang
diharapkan di masa depan.
konservasi lingkungan. terakumulasi dan diteruskan.
(EBSCOhost connection)
(Sustainable city concept, City of (Nakorntap et. al., 1996)
Brampton)
Prinsip-Prinsip Penataan : Prinsip-Prinsip Penataan : Prinsip-Prinsip Penataan :
FUNGSIONAL FISIK FUNGSIONAL
1. Keragaman tata guna yang seimbang, 1. Estetika, karakteristik dan citra 1. Pengaturan kepadatan
saling menunjang dan terintegrasi, kawasan. Penetapan pengendalian pengembangan kawasan dengan
diharapkan penataan yang saling peruntukkan mendukung karakter pertimbangan :
terintegrasi dan beragam dapat khas kawasan dan dipengaruhi oleh - Daya dukung dan karakter
menciptakan kawasan yang ideologi dan nilai budaya setempat kawasan
berwawasan ekologis serta tanggap PERMEN-PU NO. 06/PRT/M/2007 - Variasi/percampuran
social dan ekonomi tentang Pedoman Umum RTBL peruntukkan
2. Pola distribusi jenis peruntukan yang PERMEN-PU NO.Pola 06/PRT/M/2007
ruang kawasan
mendorong adanya interaksi aktivitas tentang Pedoman Umum RTBL
3. Pengaturan Pengelolaan area
peruntukkan Rencana Jakarta 2030
4. Pengaturan kepadatan pengembangan
Struktur Penggunaan kawasan
lahan merupakan FISIK
komponen perancangan 5. Skala ruang yang manusiawi dan
yang berperan dalam berorientasi pada pejalan kaki serta Rencana
alokasi penggunaan aktivitas yang diwadahi ,memungkinkan
Struktur Ruang
lahan yang telah adanya interaksi antara pejalan kaki
Kawasan
Pusat kegiatan sekunder
dengan aktivitas yang terjadi di lantai
ditetapkan dalam suatu terpusat di Blok M
dasar bangunan
kawasan perencanaan LINGKUNGAN Pusat kegiatan tersier
tertentu berdasarkan 6. Keseimbangan kawasan dengan
terletak di Kawasan
Majestik
ketentuan dalam rencana lingkungan
LAND USE tata ruang wilayah 7. Keseimbangan peruntukan lahan
(Pola dan dengan daya dukung lingkungan
Intensitas penggunaan 8. Kelestarian ekologis kawasan
intensitas lahan adalah tingkat PERMEN-PU NO. 06/PRT/M/2007
penggunaa alokasi dan distribusi luas tentang Pedoman Umum RTBL
n lahan) lantai maksimum PERDA NO 1 TAHUN 2012 tentang
bangunan terhadap Menerapkan penggunaan lahan, Rencana Jakarta tahun 2030
perencanaanPola Ruang dan kebijakan
transportasi
lahan/tapak Kawasan
untuk membentuk persetujuan, proyek
permukaannya(KDB,KLB, Perkantoran, Perdagangan, dan Jasa
mixed-use, membentuk sebuah kelurahan
KDH, dirancang untuk memaksimalkan
Pemerintahan Nasional
dan KTB) perumahan yang terjangkau dan
Perumahan
mendorong pejalan kaki, bersepeda dan
PERMEN-PU NO. penggunaan sistem angkutan
Pendidikanumum yang
06/PRT/M/2007 ada.
Campuran
tentang Pedoman (Sustainable City Plan, city of Santa
Umum RTBL Monica)
Taman kota
FAKTA DAN STUDI
SUSTAINABLE CITY BANDING
LOCAL WISDOM
ELEMEN Pengembangan berkelanjutan mendorong Pengetahuan dasar yang diperoleh dari hidup
RANCANG PENGERTIAN UMUM pendekatan secara menyeluruh untuk mencapai dalam keseimbangan dengan alam. Hal ini terkait
KOTAF keseimbangan antara sosial, kebutuhan ekonomi dengan budaya di masyarakat yang
masyarakat, dan konservasi lingkungan. terakumulasi dan diteruskan.
(Sustainable city concept, City of Brampton) (Nakorntap et. al., 1996)
FUNGSIONAL
1. Tata guna lahan pada kawasan
cukup beragam dan didominasi
oleh fungsi hunian. Fungsi hunian
tersebut di tunjang dengan fungsi
sarana pendidikan,komersil
maupun instansi pemerintah
2. Pola distribusi jenis peruntukan
Struktur Penggunaan lahan pada kawasan memungkinkan
merupakan komponen adanya
komersil, pendidikan dan interaksi
instansi sosial sebab
pemerintah
perancangan yang berperan terdapatdapat
sehingga penghuni di kawasan area campuran,
berinteraksi
dalam alokasi penggunaan lahan dengan warga di luar kawasan
yang telah ditetapkan dalam FISIK
suatu kawasan perencanaan
tertentu berdasarkan ketentuan
LAND USE dalam rencana tata ruang
(Pola dan wilayah Jalan perumahan yang privat,
intensitas tidak terciptanya interaksi sosial
Intensitas penggunaan lahan antara penghuni rumah dan
penggunaan adalah tingkat alokasi dan pejalan kaki
lahan) distribusi luas lantai maksimum
bangunan terhadap lahan/tapak
permukaannya(KDB,KLB,KDH, Jalan di depan area komersial, bersifat
dan KTB) terbuka memungkinkan adanya interaksi
sosial antara pejalan kaki dengan
aktivitas yang terjadi di lantai dasar
PERMEN-PU NO.
bangunan
06/PRT/M/2007 tentang LINGKUNGAN
Pedoman Umum RTBL Adanya penyediaan open space
SCALEYBARK
STATION,NORTH
berupa ruang hijau di kawasan,
CAROLINA,USA
sehingga terdapat keseimbangan
lingkungan antara fungsi-fungsi
yang ada
Tempat parkir mobil tidak boleh Dalam mewujudkan sistem parkir yang
melebihi dapat menampung kendaraan di
tingkat maksimum yang telah kawasan namun tidak mengganggu
ditetapkan sesuai dengan kegiatan mobilitas di kawasan
peraturan daerah setempat. On-site tersebut, dilakukan system shared
area parkir mobil harus terintegrasi parking area. Dimana dalam 24 jam,
dalam atau di bawah bangunan. tempat parkir tersebut tetap
Jika diizinkan, dan kecuali digunakan, namun dengan fungsi yang
ketentuan daerah setempat tidak berbeda-beda (komersil Peletakkan
untuk pagi
Persyaratanparkirdiperaturan mengizinkan, mobil parkir di atas hingga sore dan hunian untuk
tempat malam
parkir
zonasiyangmerupakanunderstudied permukaan jalan adalah dipadukan hingga pagi) serta mengurangi tingkat
yang tidak
hubungan antaramobil dengan kegunaan lain dan tidak kriminalitas akibat adanya spacedari
terlihat
PARKING danbentukperkotaan. secara visual terlihat langsung dari kosong saat malam hari luar jalan,
( Parking, People, and Cities oleh bagian luar bangunan. sehingga tidak
Michael Manville and Donald Shoup ) (Woolloongabba Urban
pemandangan. (terletakmengganggu
di belakang
Development Area )
bangunan)
TEOR
LAMPIRAN
I
PERATURAN JALAN HIERARKI JALAN o Jumlah kendaraan melebihi 600 per
Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, jam (total kedua arah) Produk dari
Lintas umum wajib dilengkapi dengan kolektor, lokal, dan lingkungan yang jumlah pejalan kaki menyeberang
perlengkapan Jalan berupa: dapat dilalui Kendaraan Bermotor dan kendaraan yang lewat situs
a. Rambu Lalu Lintas; dengan ukuran lebar tidak melebihi melebihi 90.000 di jam yang sama
b. Marka Jalan; 2.500 (dua ribu lima ratus) o Fasilitas Audio Tech
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas; milimeter, ukuran panjang tidak dipasang di mana
d. alat penerangan Jalan; melebihi 12.000 (dua belas ribu) pun sinyal pejalan
e. alat pengendali dan pengaman milimeter, ukuran paling tinggi kaki visual yang
Pengguna Jalan; 4.200 (empat ribu dua ratus) disediakan. Harus
f. alat pengawasan dan pengamanan millimeter. tepat berorientasi
Jalan; Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, untuk
penyeberangan pejalan kaki. Untuk
g. fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, kolektor, lokal, dan lingkungan yang memberikan ruang sirkulasi yang cukup.
dan penyandang cacat; dan dapat dilalui Kendaraan Bermotor Untuk dipasang pada ketinggian yang
h. fasilitas pendukung kegiatan Lalu dengan ukuran lebar tidak melebihi tepat dan dapat dicapai oleh pejalan
Lintas dan Angkutan Jalan yang 2.100 (dua ribu seratus) milimeter, kaki saat menunggu untuk
berada di Jalan dan di luar badan ukuran panjang tidak melebihi 9.000 o Garis Pandang
menyeberang.
Jalan. (sembilan ribu) milimeter, ukuran
POLA JALAN paling tinggi 3.500 (tiga ribu lima
Secara teoritik ada enam tipologi pola ratus) millimeter.
jalan yang dibentuk oleh hubungan LEBAR & BADAN JALAN
massa dan ruang yaitu pola anguler, Jalan arteri merupakan jalan
aksial, grid,Pola
kurvaAngular
linier, radial
: konfigurasi umum yang berfungsi melayani
konsentris dan organis.
pola yang secara menyiku. angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan
Pola Aksial : konfigurasi ratarata tinggi, dan jumlah jalan Key Points Visibilitas antara
pola di sekitar poros masuk dibatasi secara berdaya pengendara dan pejalan kaki harus
keseimbangan yang tegak guna. cukup untuk pengendara mobil
lurus terhadap suatu Jalan kolektor merupakan jalan berhenti sebelum mencapai
bangunan monumentalis. umum yang berfungsi melayani
Pola Grid : konfigurasi persimpangan. Pastikan garis
pola yang dibentuk angkutan pengumpul atau pembagi pandang dipertahankan pada lokasi
perpotongan jalan-jalan dengan ciri perjalanan jarak penyeberangan pejalan kaki.
secara tegak lurus. sedang, kecepatan rata-rata KOMPONEN PENATAAN JALAN
Pola Kurva Linier : sedang, dan jumlah jalan masuk Sistem Sirkulasi Kendaraan
konfigurasi pola secara linier dibatasi. Umum
(lurus menerus). Jalan lokal merupakan jalan Rancangan sistem arus pergerakan
Pola Radial Konsentris : umum yang berfungsi melayani kendaraan umum formal yang
adalah konfigurasi yang memiliki angkutan setempat dengan ciri dipetakan pada hierarki / kelas jalan
titik memusat. perjalanan
Sebuah crossing jarak dekat,
zebra kecepatan
dapat dibagi yang ada pada kawasan
Pola organis : konfigurasi rata-rata
dalam rendah,
dua waktu dan jumlah
terpisah pada jalan
hari Sistem sirkulasi kendaraan
pola yang dibentuk secara masuk
kerja tidak dibatasi.
rata-rata: pribadi
tidak beraturan o Jumlah
Jalan pejalan
lingkungan merupakan
kaki menyeberang Rancangan sistem arus pergerakan
jalan
di dekat umum yang dalam
situs (umumnya berfungsi
30 kendaraan pribadi sesuai dengan
melayani
m) melebihi 60 angkutan
per jam lingkungan hirarki/ kelas jalan pada kawasan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, perencanaan,
(Sumber : Markus Zahn, 2000) dan kecepatan rata-rata rendah.
CROSSROAD
TEOR
LAMPIRAN
I
Sistem Perencanaan Jalur Servis Sistem Jaringan Jalur PARKING
Rancangan sistem arus pergerakan daari Penghubung
kendaraan servis (speerti pengangkut Rancangan sistem jaringan berbagai Element Kunci Rincian Element Desain
sampah, pengangkut barang, dan jalur penghubung yang memungkinkan Desain
kendaraan pemadam kebakaran) dari menembus beberapa bangunan
suatu kaveling atau blok lingkungan ataupun beberapa kaveling tertentu Dimensi Area Area Parkir minimal 2.4m lebar, dan 5.4m panjang
tertentu, yang dipetakan pada hierarki/ dan dimanfaatkan bagi kepentingan Parkir Miring Tambahan ruang bersama minimal 2,4 meter lebar
kelas jalan yang ada pada kawasan jalur publik. 5.4m panjang di salah satu sisi ruang parkir
Sistem sepeda Area bersih 2,4 meter lebar 2,4 meter panjang di
perencanaan.
bagian depan atau belakang ruang parkir
STATION
S
T KOMPONEN PENATAAN MASSA
1.Pengaturan Blok lingkungan dimana pada
Pembangunan yang juga mengedepankan
1.Pengaturan Blok daerah ini blok-blok terbagi dengan bentuk
U BANGUNAN
lingkungan dimana pada jalur konfigurasi grid sehingga membentuk pemaksimalan KDH dan GSB yang dimanfaatkan
sebagai jalur pejalan kaki dan daerah resapan air
D daerah ini blok-blok terbagi ruang persegi serta adanya open space
dengan bentuk jalur serta penanaman vegetasi di setiap bloknya
I konfigurasi grid sehingga 2. Pengaturan Bangunan, dimana Orientasi
KOMPONEN PENATAAN1.Pengaturan
MASSA BANGUNAN
Blok
membentuk ruang persegi lingkungan dimana
kawasan blok ini sisi terpanjangnya
serta open space yang pada daerah ini blok-
P mengarah pada sisi timur-barat
BUILDI terbentuk saling blok terbagi dengan
2. Pengaturan Blok Bangunan ,sisi 3. Pengaturan Ketinggian,pada area didekat
R NG berhubungan
terpanjang bangunan di blok-blok tersebut stasiun, bangunan tidak terlalu tinggi, area
bentuk jalur konfigurasi
FORM grid sehingga
E AND
mengarah ke utara-selatan tertinggi berada di sebelah barat kawasan
membentuk ruang yang
3. Pengaturan Ketinggian,pada area di depan Area tertinggi di
S MASSIN Jln. Pacific Motorway tinggi bangunan paling
saling bertemu di sisi-
2. Pengaturan Blok Bangunan ,sisi terpanjang
dekat jalan arteri sisinya
E G tinggi lalu menurun perlahan hingga ke 20 bangunan di blok tersebut berorientasi ke
lantai di depansting Stanley ST timur laut-barat daya
D 3. Pengaturan Ketinggian, di depan Jalan
E PRINSIP
Pola PENATAAN
hubungan kawasan MASSA utama, bangunan tidak tinggi dengan
PRINSIP PENATAAN MASSA
N dibentuk oleh grid dengan FUNGSIONAL
semua ketinggian sama, namun menuju ke
massa antar bangunan belakang tapak, tinggi bangunan semakin
1. Keragaman fungsi dan perwadahan
saling berhubungan melalui tinggi sesuai dengan peruntukannya (hunian
aktifitas yang diwujudkan melalui fungsi
adanya open space lebih dari satu pada setiap blok kawasan PRINSIP PENATAAN MASSA
2. Pola hubungan kawasan dibentuk oleh FUNGSIONAL
Walaupun adanya grid dengan massa antar bangunan a. Pengoptimalan dan efisiensi kawasan baik
permainan massa saling berhubungan melalui adanya dari segi fungsional,kualitas visual serta
bangunan (maju open space kualitas lingkungan
mundur massa)
b. Keragaman fungsi yang dicapai dengan
tetap terletak di . FISIK DAN NON FISIK
1. Estetika kawasan yang ditinjau dari pembangunan massa mixed use
belakang GSB
demi merespon bentuk pola kawasan yang tidak simetri c. Skala dan proporsi bangunan yang
dan hirarki yang ditemukan pada blok mengacu pada pejalan kaki yakni
ialah pada blok tertinggi sehingga berhubungan dengan jarak antar
FAKTA
SUSTAINABLE CITY LOCAL WISDOM
Pengembangan berkelanjutan mendorong Pengetahuan dasar yang diperoleh dari hidup
ELEMEN pendekatan secara menyeluruh untuk mencapai dalam keseimbangan dengan alam. Hal ini terkait
PENGERTIAN UMUM
RANCANG KOTA keseimbangan antara sosial, kebutuhan ekonomi dengan budaya di masyarakat yang
masyarakat, dan konservasi lingkungan. terakumulasi dan diteruskan.
(Sustainable city concept, City of Brampton) (Nakorntap et. al., 1996)
1. Penghawaan Alami
Jalan Pakubowono merupakan salah satu jalan yang
bersifat terbuka dengan tata bangunan renggang
Adalah produk dari
(open bebouwings). Tata bangunan renggang
penyelenggaraan bangunan merupakan warisan arsitektur pasca kemerdekaan
gedung beserta lingkungannya yang berkonsep kota taman dan gaya bangunannya
beserta lingkungannya sebagai bergaya arsitektur Jengki. Bangunan ini merupakan
wujud pemanfaatan ruang, deretan bangunan dengan tata bangunan terbuka
mengikuti beberapa aspek (renggang), yang memiliki taman pada setiap kavling
BUILDING termasuk pembentukan citra fisik sehingga tipologi jalan yang terbentuk adalah jalan
FORM AND lingkungan,besaran dan Tata Bangunan diletakkan secara sejajar, sehingga angin
terbuka
MASSING konfigurasi dari elemen-elemen: bergerak satu arah (Jurnal TIPOLOGI BANGUNAN
(Tata Pengaturan blok lingkungan; KEBAYORAN BARU, oleh Yosica
Pengaturan kaveling; Pengaturan 2. Shading
Bangunan) Letak bangunan saling
Mariana)
bangunan; pengaturan ketinggian
& elevasi lantai bangunan berdempetan satu sama lain
PERMEN-PU NO. sehingga saling membayangi satu
06/PRT/M/2007 tentang sama lain. Pada bangunan yang
menghadap Barat dan Timur
Pedoman Umum RTBL
banyak ditanami pepohonan
tinggi, sehingga bangunan tidak
terpapar cahaya matahari
langsung Atap rumah pada
1. Cahaya Matahari
Rata rata bentuk rumah di kawasan kebayoran baru berbentuk
Adalah produk dari jengki dengan bentuk
Kebayoran baru berbentuk persegi maupun
penyelenggaraan bangunan persegi panjang dan agak ramping. Di denah lantai atas
gedung beserta jalan Pakubuwono bangunan rumah berbentuk trapezium.
lingkungannya beserta tersebut termasuk daerah preservasi kelas Gaya Jengki merupakan
azas azas arsitektur Kolonial dan Indis , seperti
A dimana banguan berbentuk trapezium penolakan terhadap
lingkungannya sebagai Bentuk bangunan pendidikan
penolakan terhadap simetris serta penolakan
(rumah jengki), di bentuk bentuk detail yang stereotip untuk jendela
wujud pemanfaatan ruang, kawasan ini berbentuk ramping dan
maupun pintunya
mengikuti beberapa aspek persegi panjang memungkinkan TRANSFORMASI BENTUK RUMAH
BUILDING cahaya masuk ke dalam bangunan JENGKI
termasuk pembentukan citra
FORM AND semaksimal mungkin
fisik lingkungan,besaran dan
MASSING Bentuk bangunan instansi pemerintah
konfigurasi dari elemen- di kawasan kebayoran baru berbentuk
(Bentuk/ Massa
elemen: Pengaturan blok persegi panjang dan ramping
Bangunan)
lingkungan; Pengaturan
kaveling; Pengaturan
2. Penghawaan Alami
bangunan; pengaturan Bangunan di kawasan Kebayoran baru tidak memiliki
ketinggian & elevasi lantai ruang hampa di bagian lantai dasar maupun di antara
bangunan bangunannya
PERMEN-PU NO.
06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum RTBL
FAKTA
SUSTAINABLE CITY LOCAL WISDOM
Pengembangan berkelanjutan mendorong Pengetahuan dasar yang diperoleh dari hidup
ELEMEN pendekatan secara menyeluruh untuk mencapai dalam keseimbangan dengan alam. Hal ini terkait
PENGERTIAN UMUM
RANCANG KOTA keseimbangan antara sosial, kebutuhan ekonomi dengan budaya di masyarakat yang
masyarakat, dan konservasi lingkungan. terakumulasi dan diteruskan.
(Sustainable city concept, City of Brampton) (Nakorntap et. al., 1996)
Fasad bangunan di daerah kawasan kebayoran beberapa Fasad bangunan yang hingga kini
masih mengikuti gaya arsitektur lama dan tidak dipugar
sebab masih dalam preservasi kelas A, namun di
dipertahankan keasliannya berada di Jl
beberapa jalan, bentuk rumah sudah diubah mengikuti pakubuwono dan ditetapkan area
perkembangan jaman preservasi lelas A
2. Pagar
Pagar hias adalah fitur penting dari townscape dan yang
paling biasanya pada lahan pribadi. Sedangkan, pagar
fungsional seperti guardrailing biasanya dipasang di
lahan publik untuk membatasi akses kendaraan dan
alasan keamanan.
FAKTA
SUSTAINABLE CITY LOCAL WISDOM
Pengembangan berkelanjutan mendorong Pengetahuan dasar yang diperoleh dari hidup
ELEMEN pendekatan secara menyeluruh untuk mencapai dalam keseimbangan dengan alam. Hal ini terkait
PENGERTIAN UMUM
RANCANG KOTA keseimbangan antara sosial, kebutuhan ekonomi dengan budaya di masyarakat yang
masyarakat, dan konservasi lingkungan. terakumulasi dan diteruskan.
(Sustainable city concept, City of Brampton) (Nakorntap et. al., 1996)
Menurut Carr (1992 : 3), ruang Bandung
terbuka merupakan wadah
1. Secara signifikan mengurangi konsumsi Pengamatan terhadap sejumlah taman kota di
kegiatan fungsional maupun
masyarakat secara keseluruhan, khususnya kota Bandung, dikategorikan sebagai : 1.
aktivitas ritual yang
konsumsi bahan non-lokal, non-terbarukan, non- Taman Kota yang masih dapat digunakan anak.
mempertemukan sekelompok
masyarakat, dalam rutinitas daur ulang dan non-daur ulang, air, dan energi Kondisi Taman
normal kehidupan sehari-hari dan bahan bakar. Ganesha
maupun dalam kegiatan periodik. Kota harus mengambil peran kepemimpinan
dalam mendorong pengadaan berkelanjutan,
Beberapa jenis ruang terbuka tanggung jawab produser diperpanjang dan
menurut Peraturan Menteri harus model strategi inovatif untuk menjadi kota
Pekerjaan Umum Nomor: zero waste.
Taman ini sebetulnya memiliki potensi untuk
05/PRT/M/2008 sebagai berikut: dapat digunakan oleh seluruh kalangan usia,
a. Ruang terbuka hijau (RTH) 3. Dalam batas-batas terbarukan, mendorong
tetapi elemen fisik yang ada, tidak
adalah area memanjang/jalur dan penggunaan sumber daya lokal, non-polusi,
memungkinkan aktifitas anak berkembang
atau mengelompok, yang terbarukan dan daur ulang (air, energi, dan
sesuai kategori usia. Anak yang datang pada
penggunaannya lebih bersifat sumber daya material).
taman ini, sekedar mendampingi orang tua
terbuka, tempat tumbuh olahraga pagi. Kondisi Taman
tanaman, baik yang tumbuh Lansia
tanaman secara alamiah maupun
yang sengaja ditanam. Ruang
terbuka hijau terbagi menjadi 2,
yaitu ruang terbuka hijau privat
dan ruang terbuka hijau publik. b.
OPEN SPACE Ruang terbuka non hijau adalah Taman ini sebetulnya memiliki potensi untuk
(Ruang Terbuka ruang terbuka di wilayah dapat digunakan oleh seluruh kalangan usia,
dan Sistem perkotaan yang tidak termasuk tetapi elemen fisik yang ada, tidak
dalam kategori RTH, berupa lahan memungkinkan aktifitas anak berkembang
Tata Hijau)
yang diperkeras maupun yang sesuai kategori usia. Anak yang datang pada
berupa badan air. taman ini, sekedar mendampingi orang tua olah
raga pagi atau naik kuda di luar area taman.
Menurut Peraturan Menteri Saat ini, pemerintah setiap kota termasuk Kota
Pekerjaan Umum Nomor: Bandung diharuskan untuk meningkatkan
05/PRT/M/2008, ruang terbuka luasan RTHnya hingga mencapai 30 % dari
hijau terbagi menjadi ruang total luas wilayah seperti yang disebutkan
terbuka hijau publik dan ruang dalam Undang- Undang Nomor 26 tentang
terbuka hijau privat, keduanya Penataan Ruang (UU No. 26/2007) yang
memiliki fungsi utama (intrinsik) mengharuskan kota/kabupaten memiliki RTH
dan fungsi tambahan (ekstrinsik). seluas 30 persen di wilayahnya yang mencakup
Fungsi utama ruang terbuka 20 % RTH publik dan 10 % RTH privat. Hal ini
publik adalah sebagai berikut: (1) menjadi tantangan bagi pemerintah kota
Memberi jaminan pengadaan Bandung dalam melakukan pengembangan
ruang terbuka; (2) pengatur iklim RTH di Kota Bandung.
mikro agar sistem sirkulasi udara
SUSTAINABLE CITY LOCAL WISDOM FUTURISTIK
Pengembangan berkelanjutan
mendorong pendekatan secara Pengetahuan dasar yang diperoleh
ELEMEN menyeluruh untuk mencapai dari hidup dalam keseimbangan Perencanaan untuk periode yang
PENGERTIAN melampaui horizon perencanaan
RANCANG keseimbangan antara sosial, dengan alam. Hal ini terkait dengan
UMUM dalam bentuk kondisi yang
KOTA kebutuhan ekonomi masyarakat, dan budaya di masyarakat yang
konservasi lingkungan. diharapkan di masa depan.
terakumulasi dan diteruskan.
(Sustainable city concept, City of (EBSCOhost connection)
Menurut RTBL (Rencana FAKTA (Nakorntap et. al., 1996)
Tata Bangunan dan Sudah terdapat semua jenis sarana pendidikan yg lengkap di kebayoran
Brampton)
ACTIVITY Lingkungan), memiliki baru seperti SD, SMP, SMA dan Universitas yg sudah terbagi disetiap
Rwnya. Kegiatan pendukung di
SUPPORT komponen penataan tata
- ruang terbuka merespon
kualitas lingkungan
pada tingginya volume
dengan prinsip:
1. mewadahi fungsi pengguna pada waktu
kegiatan pendukung berbeda.
Terdapat beberapa kegiatan
secara formal dan
pendukung di beberapa titik yang Didukung oleh
informal (supporting
activities) timbul akibat fungsi bangunan kemudahan yang cepat
Pengendalian berbagai seperti halte, tempat bermain anak, dan aman menuju rute
pendukung kegiatan tempat makan dll. transportasi umum.
Taman
yang terpadu dan Dari beberapa kegiatan dipusatkan mewadahi
STUDI BANDING
saling melengkapi pada titik kegiatan utama berupa fungsi fisik dan
1. HOLLAND VILLAGE, SINGAPORE
antara kegiatan sektor open space. visual link
formal dan informal di antara area
ruang publik yang berbeda
Penciptaan ruang yang dengan aktivitas
mengadaptasi dan
mengadopsi berbagai Kegiatan pendukung
aktivitas interaksi Pusat keg.
sosial Pendukung Memfasilitasi pedagang-pedagang
Penetapan kualitas Mid. Rise kecil dan pembuatan taman
ruang melalui Plaza sebagai aktivitas penunjang
penyediaan lingkungan aktivitas uatama.
yang aman, nyaman,
sehat dan menarik
MAKRO MIKRO
FAKTA
Jalur saluran makro kawasan ini berada pada batas kecamatan bagian Timur
dan Barat Keb. Baru
Jaringan pembuangan air limbah akan mengalir ke saluran makro yang akan
dibawa ke polder (kolam penampungan air) untuk mengatasi banjir
MASALAH
Pada kecamatan ini hanya terdapat satu waduk yang menampung air hujan
Banjir akan tetap menjadi masalah pada kota
Jakarta, meskipun menurut data banjir kawasan
Jakarta Selatan tidak memiliki titik banjir,
namun tetap saja terjadi dikawasan Kemang
beberapa waktu lalu.
SUSTAINABLE CITY LOCAL WISDOM FUTURISTIK
Pengembangan berkelanjutan
mendorong pendekatan secara Pengetahuan dasar yang diperoleh
ELEMEN Perencanaan untuk periode yang
PENGERTIAN menyeluruh untuk mencapai dari hidup dalam keseimbangan
melampaui horizon perencanaan
RANCANG keseimbangan antara sosial, dengan alam. Hal ini terkait dengan
UMUM dalam bentuk kondisi yang
KOTA kebutuhan ekonomi masyarakat, dan budaya di masyarakat yang
diharapkan di masa depan.
konservasi lingkungan. terakumulasi dan diteruskan.
(EBSCOhost connection)
(Sustainable city concept, City of (Nakorntap et. al., 1996)
Brampton)
Pengembangan SPAM Cara pemasangan Pipa dalam tanah Pengembangan SPAM diselenggarakan
adalah kegiatan yang salah satunya adalah penggalian untuk berdasarkan atas kelestarian,
INFRASTRUKT bertujuan membangun, mendapatkan lebar dan kedalamannya keseimbangan, kemanfaatan umum,
UR memperluas dan/atau yang cukup. Minimum 75 cm dibawah keterpaduan dan keserasian,
meningkatkan sistem tanah, dibawah pipa air minum. keberlanjutan, keadilan, kemandirian,
JARINGAN serta transparansi dan akuntabilitas.
AIR BERSIH fisik(teknik) dan non fisik
Pengaturan pengembangan SPAM
(kelembagaan, bertujuan untuk :
manajemen, keuangan, a. terwujudnya pengelolaan dan
peran masyarakat, dan pelayanan air minum yang berkualitas
hukum) dalam kesatuan dengan harga yang terjangkau;
yang utuh untuk b. tercapainya kepentingan yang
melaksanakan seimbang antara konsumen dan
penyediaan air minum penyedia jasa pelayanan; dan c.
kepada masyarakat tercapainya peningkatan efisiensi dan
menuju keadaan yang cakupan pelayanan air minum.
lebih baik.
.Unit distribusi terdiri dari sistem
Penyelenggaraan
perpompaan, jaringan distribusi,
pengembangan SPAM
bangunan penampungan, alat ukur dan
adalah kegiatan peralatan pemantauan.
merencanakan, .Unit distribusi wajib memberikan
melaksanakan kepastian kuantitas, kualitas air, dan
konstruksi, mengelola, kontinuitas pengaliran.
memelihara, .Kontinuitas wajib memberikan jaminan
merehabilitasi, pengaliran 24 jam per hari.
memantau, dan/atau
mengevaluasi sistem fisik
(teknik) dan non fisik
penyediaan air minum.
PERATURAN MENTERI
PEKERJAAN UMUM
NOMOR : 41 /PRT/M/2007
TENTANG PEDOMAN MAKRO MIKR
KRITERIA TEKNIS O
KAWASAN BUDI DAYA
MASALAH
Melihat dari akan direncanakannya pemasangan pipa
FAKTA
primer air bersih di sepanjang Jl. Panglima Polim dengan
Akan ada rencana tambahan jaringan pipa primer air bersih pada kecamatan
standart pengerjaan pipa tersebut tidak mengganggu
Kebayoran baru ini kedepannya pada jalan Panglima Polim.
rencana desain kawasan nantinya.
SUSTAINABLE CITY LOCAL WISDOM FUTURISTIK
Pengembangan berkelanjutan
mendorong pendekatan secara Pengetahuan dasar yang diperoleh
ELEMEN Perencanaan untuk periode yang
PENGERTIAN menyeluruh untuk mencapai dari hidup dalam keseimbangan
melampaui horizon perencanaan
RANCANG keseimbangan antara sosial, dengan alam. Hal ini terkait dengan
UMUM dalam bentuk kondisi yang
KOTA kebutuhan ekonomi masyarakat, dan budaya di masyarakat yang
diharapkan di masa depan.
konservasi lingkungan. terakumulasi dan diteruskan.
(EBSCOhost connection)
(Sustainable city concept, City of (Nakorntap et. al., 1996)
Brampton)
Lokasi tempat Menurut Direktorat Jendral PPM dan PLP Menyediakan TPS baru
pengumpulan dan Departemen Kesehatan RI (1989) bila Menyediakan TPS baru yang fokus
INFRASTRUKT pengolahan sampah TPS (Tempat Penampungan Sementara) mengumpulkan sekaligus dapat
UR serta TPA, wajib tersebut berupa bak/kontainer maka mengolah sampah kawasan
SAMPAH memperhatikan: jarak dari rumah yang dilayani 10 Kramat Pela dengan sistem mesin
a. jarak dengan sumber meter dan terjauh 500 meter. gas GE.
air baku;
b. hasil kajian analisa TPS nantinya akan ditanam
mengenai dampak didalam area taman kota sehingga
lingkungan; tidak mengambil space penting
c. rencana tata ruang; untuk keperluan lain.
d. daya dukung
lingkungan dan Pengolahan Limbah Hujan
kondisi hidrogeologi Pada taman kota nantinya juga
daerahnya; serta akan ditempatkan pengolahan air
e. kondisi sosial budaya limbah hujan yang kemudian akan
masyarakat.. dipergunakan untuk menyiram
Dalam rangka tanaman, dll.
perlindungan air baku,
TPA ;
f. wajib dilengkapi
dengan zona
penyangga; MIKR
g. menggunakan metode O
lahan urug terkendali MAKRO
untuk kota sedang
dan kecil;
h. menggunakan
metode lahan urug Hanya terdapat 1 TPS dikelurahan Gunung dan 1 TPS di kelurahan Gandaria
saniter untuk kota Utara.
besar dan Kelurahan Kramat Pela memiliki satu mesin insenerator yang dapat mengolah
metropolitan. MASALAH
sampah menjadi pupuk kompos (lokasi lebih jelasnya belum diketauhi)
Jangkauan TPS dari 2 kelurahan sekitar Keramat
Pela masih lebih dari 500 meter, sehingga
dibutuhkan satu TPS pada area yang tidak
terjangkau tersebut.
MATRIKS PERMASALAHAN
PROBLEM
OBSERVAT SEEKING
ION PROBLEM
GOALS FACT POTENTIAL
STATEMENT
PENGEMBANGA EKSISTING
N KAWASAN TOD CONDITIO
N CONCEPT
PARAMETER
DESIGN
CONCEPT
KRITERIA TOD ADA PADA HALAMAN
BERIKUTNYA
ELEME
FAKTA PERMASALAHAN KONSEP
N
Land use Kawasan studi kelompok kurang merespon akan Pada kawasan ini, konsep yang cocok untuk diusung
Pada kawasan A, perkembangan Kebayoran Baru. Pada RTRW Jakarta 2030, ialah pengembangan Transit Oriented
A fungsi bangunan
tidak lagi berfungsi
Pusat kegiatan sekunder akan dipusatkan di kawasan Blok Development. Potensi kawasan yang berada tepat
M, dimana letak kawasan tersebut tepat di Batas timur di pemberhentian stasiun MRT Blok M dan pada
sebagai hunian, kawasan studi. bagian utara terdapat dua pemberhentian stasiun
namun berganti Kawasan A sudah sekaligus sehingga memungkinkan pembangunan
menjadi kantor A
mengalami ketidaksesuaian yang memusatkan pada kegiatan komersil di
maupun pelayanan peruntukkan lahan sebab kawasan ini. Kawasan A akan
jasa, namun
A berubah zona menjadi
kawasan A berhadapan
dengan tipologi langsung dengan Jalan zona campuran,
LAND USE
pedestrian yang cukup memadai dengan lebar 3 m dan disediakan secara khusus. Jalur pejalan kaki cukup
ditumbuhi pepohonan dan disediakan street furniture untuk memadai dan sesuai dengan lebar minimal jalan yakni
menciptakan kenyamanan pejalan kaki. 2m
POLA JALAN Secara makro, kawasan Pola Jalan kawasan Kebayoran baru tidak boleh diubah
Kebayoran Baru memiiki pola sebab merupakan bagian dari preservasi kawasan
jalan curvalinier, sementara
serta merupakan karakteristik kawasan
Peran Kebayoran
dan fungsi jalan yang
pada kawasan studi,
Baru sejak lama. tidak jelas
Kebayoran Baru memiliki pola
jalan grid Hirarki perpindahan kelas
jalan yang tidak jelas (arteri,
kolektor dan lokal baik primer
maupun sekunder)
Jl. Kyai Maja dan Jl. Panglima
Hubungan antara daya
Polim merupakan jalan arteri
dan masuk ke dalam jalan Kelas
tamping jalan dengan
HIERARKI JALAN kapasitas lalu lintas yang
II
Jalan kolektor terdiri dari Jl. dilaluinya tidak seimbang.
Bulungan, Jl. Mahakam, Jl. Contohnya adalah jalan local
Barito, dan Jl. Melawai dan dilintasi dengan volume
masuk ke dalam jalan Kelas II kendaraan yang cukup tinggi
Jalan Lingkungan terdiri dari Jl.
Mendawai dan Jl. Lamandau
bangunan
jengki yang
sudah ada
lama
kelamaan
dapat punah
seiring
perkembanga
n model
arsitektur di
Desain bentuk atap pelana ,
era modern.
dinding , teritisan yang berfungsi
Desain fasad bangunan Desain fasad jengki
sbg sun shading sudah memiliki
kolonial diterapkan Jl. modern diterapkan
desain yang suistanable dan baik,
BUILDING Lamandau 3 untuk pada beberapa
hanya kurang terawat sehingga
mewujudkan kembali spirit bangunan di
FORM AND desain dan bentuk keseluruhan kolonial Jakarta tempo dulu sepanjang jalan
MASSING Masih Terdapat bangunan bangunan terlihat kumuh. yg asri dan khas. Mendawai yang
(Fasad bangunan jengki dan kolonial di Banyak
umumnya
beberapa kompleks perumahan bangunan yang
Bangunan) yang tersebar di Kawasan merupakan
sudah beralih
Kebayorana Baru. perumahan dengan
fungsi menjadi
kavling lebar dan
komersial area
bertingkat.
dengan
merubah fasad Menata kembali dan
menjadi menertibkan bangunan
modern yang melanggar aturan dan
minmalis. fungsi bangunan sesuai
Banyak bangunan yang sudah dengan zonasi aslinya,
beralih fungsi menjadi komersial agar lebih tertata dengan
area dengan merubah fasad tertib dan mengurangi
menjadi modrn minmalis. keramaian di zoan hunian.
Khususnya
Penertiban kembali
kawasan sepanjang jl.
Lamandau 4 yang sudah
berubah fungsi melanggar
aturan zonasi.
ANALISIS SITE
ELEMEN
RANCANG FAKTA PERMASALAHAN KONSEP
KOTA
3 1
6 2
5
Skyline di Jl. Panglima Polim
1 berbeda, sebab memiliki
4
ketinggian yang berbeda (13-2/3 Kurangnya keterkaitan diantara garis
lt). 13 lt pada Plaza Blok-M dan langit bangunan dikarenakan ada
mengalami elevasi lebih rendah
beberapa bangunan yang memiliki
pada kawasan didepan.
2 3 fungsi berbeda yang menyebabkan
Terdapat ruko perkantoran
dengan ketinggian 2-3 lt
perbedaan sangat tinggi diantar
Skyline di Jl. Bulungan & bangunan sampingnya sehingga
Jl. Kyai Maja memiliki menimbulkan kurangnya komposisi
ketinggian elevasi garis tata langit bangunan yang
BUILDING skyline yang merata harmonis
FORM AND dengan ketinggian 1-2 lt
MASSING 4 Skyline di Jl. Panglima Polim Pemusatan
(Pengatura berbeda -beda, sebab kompeksitas di titik
memiliki ketinggian yang pertemuan jalan
n ketingian berbeda (12-3/2/1 lt). 12 lt Mahakam dan jl
dan elevasi pada hotel mahakam dan
bulungan merupakan
mengalami elevasi sangat
lantai jauh pada kawasan
letak bangunan
bangunan disamping. Serta Terdapat
tertinggi dengan
fungsi mixedfungsi
Keragaman use
) ruko perkantoran dan resto
dibuat berbeda-beda
5 dengan ketinggian 2-3 lt
sesuai dengan
Skyline daerah perwadahan
pemukiman di Jl. kebutuhan ruang di
Mendawai memiliki Orientasi pusat kegiatan
kawasan Blok M
ketinggian elevasi
sehingga memperkaya berada di titik berupa area
skyline yang merata
dengan ketinggian 1-2 lt
irama bangunan mixed use dengan didukung
sekitar dengan kontinuitas ruang
publik meningkatkan daya
6
Skyline daerah tarik pedestrian path dan
pemukiman di Jl. Barito membuka entrance para
memiliki ketinggian pendatang dari terminal
skyline sama rata Skala bangunan yang
dengan ketinggian 2 lt berorientasi pada pejalan
kaki yang didukung dengan
jarak antar bangunan yang
cukup jauh (minimal
setengah dari tinggi
bangunan)
ANALISIS SITE
ELEMEN
FAKTA PERMASALAHAN KONSEP
RANCANG KOTA
b
c
DAFTAR PUSTAKA
http://connection.ebscohost.com/c/reference-entries/26741159/futuristic-planning
International Journal of Humanities and Social Science Vol. 2 No. 13; July 2012 174 Knowledge and Local
Wisdom: Community Treasure Miss Roikhwanphut Mungmachon PhD Candidate in Integral Development
Studies Ubon Ratchathani University, Thailand
ANALISIS SITE
ELEMEN
FAKTA PERMASALAHAN KONSEP
RANCANG KOTA
1. Dulu, Kebayoran Baru dikenal 1. Ukuran danau yang terlalu besar untuk 1. Menjadikan masing masing taman memiliki
sebagai Garden City tapak Ayodia. konsep dan tema agar menarik.
Padahal sebenarnya, lahan bisa
2. Terdapat banyak taman di sekitar digunakan untuk fungsi ruang public yang
kawasan Kebayoran Baru, dua diantara lain.
yang terbedsr ialah Taman Marta
Tiahahu dan Taman Ayodia. Taman
Ayodia merupakan taman yang masuk Source : Taman2 di Bandung
Terdapat beberapa kesempatan yang bisa dilakukan
dalam kawasan yang kelompok kami dengan kondisi yang ada sekarang. Seperti taman
olah. kecil 1 yang berhadapan dengan TK dapat diciptakan
Taman Ramah Anak / Playground.
2. Taman taman tidak dikembangkan
dan dipagari, sehigga tidak bisa di akses.
Akses masuk
wilayah langsung
menuju Taman
4. Perumahan di wilayah ini cenderung Ayodia
asri dan teduh, Karena dipenuh dengan
banyak pepohonan dimasing2 4. Penambahan beberapa taman baru, dan
rumahnya. penghijauan di sisi jalan agar memenuhi syarat RTH
yaitu 30%
1. Tempat sampah cukup banyak. 1. Tempat sampah tidak merata di semua 1. Tempat sampah yang terbagi dengan baik dan
lokasi. Tempat sampah juga tidak terlihat berjarak minimal setiap 10-15 meter sekali.
baik.
OPEN SPACE
(Street
Furniture)
PEDES
TRIAN
Pedestrian tidak
mendukung difable
4
5
2 7
Taman Ayodia cukup terkenal karena taman ini
memiliki landscape yang cukup tertata, 6
1. Taman
membuat taman ini menjadi solusi masyarakat
Ayodia
sekitar melepas penat 1 2. Blok M
SIGNAGE
Squere
3. Kejaksaan
Agung Menjadikan daerah ini sebagai titik awal
4. Gor Bulungan dalam menju kawasan. Nantinya akan
5. SMAN 6 dibuat public space yang besar untuk
Jakarta menampung dan mewadahi masyarakat.
6. Hotel Grand
Terletak pada titik terluar, ketiga tempat ini Titik ini juga akan menjadi gate pada
Mahakam
memunyai posisi yang bisa menjadi penanda kawasan, titik ini nantinya juga akan
7. Shelter
pada kawasan ini. Selain karena posisinya ketigaMRT
terhubungndengan beberapa taman.
tempat ini juga memiliki suatu nilai yang
membedakan dari tempat lain disekelilingnya.
Plaza Blok M juga Taman Ayodia, memiliki daya Tarik untuk
merupakan membawa orang kedalamnya. Taman ini selain
bangunan yang menjadi taman kota juga menyjadi tempat
cukup dikenal, rekreasi pada daerah sekita.
karena umur dari Kejaksaan Agung, bangunan yang menjulang
bangunan ini juga tinggi dan menjadi sebuah bangunan penting
sudah cukup lama di negara.
(1990). Blok M Squere, sebuah mall yang bisa menjadi
tempat rekreasi masyarakat seitar, selain itu
bangunan ini juga memiliki nilai sejarah.
ANALISIS SITE
ELEMEN
FAKTA PERMASALAHAN KONSEP
RANCANG KOTA
Kebayoran Baru memiliki
kekayaanwarisan budaya arsitektur 1. Danau di Taman Ayodia cukup Taman Ayodia dapat dijadikan sebagai Central Park
bangunan yang sederhana,modern, memakan tempat. Seharusnya banyak Kebayoran Baru. Dengan dikembangkan dan
dan tropis yang semestinyaharus lahan yang dapat digunakan untuk direnovasi agar penggunaan lahan taman dapat
dilindungi. Salah satunya ialah Gereja kegiatan lain. maksimal.
Santo Yohanes
Komponen
penataannya Merawat daan mempertahankan pos satpam yang
meliputi : sudah ada dan menambahkan beberapa titik untuk
- Sistem air bersih & pos satpam
limbah
- Drainase & sampah SAMPAH Jangkauan TPS dari 2 kelurahan sekitar Merawat dan memepretahankan keberadaan
- Listrik & Telepon Keramat Pela masih lebih dari 500 bak sampah yg sudah tersebar di sepanjang tepi
- Evakuasi bencana. Terdapat 1 TPS dikelurahan Gunung meter, sehingga dibutuhkan satu TPS jalan baik di dlm maupun di luar kawasan.
dan 1 TPS di kelurahan Gandaria pada area yang tidak terjangkau
(Peraturan Menteri Utara. tersebut. Mendukung program pemprov dengan
Pekerjaan Umum Kelurahan Kramat Pela memiliki satu Bak sampah diletakkan tidak teratur menempatkan tong2 sampah pada sudut-sudut, tepi
Nomor: 06/Prt/M/2007 mesin insenerator yang dapat jalan yang ramai, di kawasan perumahan dan
Tanggal 16 Maret
mengolah sampah menjadi pupuk komersial di setiap RW.
2007 Tentang
Pedoman Umum
kompos (lokasi lebih jelasnya belum
Rencana Tata diketauhi) Menyediakan TPS baru
Bangunan Dan Sudah banyak terdapat bak sampah Menyediakan TPS baru yang fokus mengumpulkan
Lingkungan) pada daerah ini tetapi belum sekaligus dapat mengolah sampah kawasan Kramat
tersusun rapi. Pela dengan sistem mesin gas GE.
TPS nantinya akan ditanam didalam area taman kota
sehingga tidak mengambil space penting untuk
keperluan lain.
ANALISIS SITE
ELEMEN
FAKTA KONSEP
RANCANG KOTA
SARANA PENDIDIKAN Mmepertahankan pusat-pusat
pendidikan yang sudah ada karena
Terdapat sarana pendidikan baik swasta maupun negeri dengan cakupan kawasn Kebayoran sudah memeilki potensi yang baik
Baru hingga luar area Kebayoran Baru diantaranya adalah : terhadap sarana pendidikan.
Memperlebar akses-akases menuju ke
-SDN Kramat Pela (negeri) area gedung-gedung pendidikan untuk
-SD & SLTP Tarakanita (swasta) mencegah kepadatan di sekitar
-SDN 01 (negeri) bangunan pendidikan tsb.
-SLTP 19, 11, 29, 12 (negeri)
-TK
-SMA 6, 70, pangudi Luhur
-STIE Triguna
-Universitas Muhamadyah
-Univ Al Azhar
INFRASTRUKTU
-Labschool, dll
R
(Prasarana, SARANA KESEHATAN Mepertahankan keberadaan bangunan
sarana kesehatan yang sudah ada krn
Sarana,
Terdapat banyak sarana kesehatan yang tersebar di kawasan Kebayoran Baru yang mudah memiliki potensi baik dlm mendukung
Utilitas) dijangkau mulai dari apotik hingga rumah sakit & rumah sakit bersalin diantaranya adalah : kesehatan di kawasan Kebayoran Baru.
Sarana
pemerintahan dan -RS Pertamina
pelayanan umum -Rs THT Bedah Ciranjang
adalah: -RS Gandaria
a) kantor -RS Bersalin Asih, dll
pemerintahan
dan
administrasi Serta berbagai klinik & apotik yang tesebar di berbagai area baik di Keluarahn maupun
b) kantor Kecamatan.
pelayanan
umum dan jasa; Mengembangkan kawasan BLOK M &
PAM, PLN, sekitarnya krn memeiliki potensi untuk
telepon, dan menjadi kawasan pusat niaga lengkap
pos; dengan fasilitasnya yang terintegrasi
SARANA PERDAGANGAN DAN NIAGA
c) Pos keamanan dengan prinsip TOD sesuai renacana
Area Blok M sebagai kawsan komerial perbelanjaan dan niaga yang terintegrasi dengan kantor
dan pemadam Pemerintah.
bank dll terintegrasi dengan berbagai moda nagkutan masal spt:
kebakaran Menata ruko-ruko dan bangunan
- Terminal dan stasiun dan halte MRT.
komersialkomerisal lainya sesaui
- Pasar Mayestik yg menjadi pusat pertokoan tekstil yg ramai di kawasan Kebayoran Baru dan
dengan zonasinya dan
sekitarnya.
mengintegrasikan dengan sarana
angkutan masal antara perumahan dgn
pusat komersial utk mencegah
penyalahgunaan lahan.
SARANA PERIBADATAN Mepertahankan keberadaan bangunan
Terdapat musholla pada setiap bangunan komersial (mall, pusat perbelanjaan) dan pendidikan banguna peribadatan dan melestarikan
(mushola sekolah ) dan terdapat masjid warga di masing-masing RW yang dapat digunakan beberapa bangunan bangunan
bersama2 oleh warga. peribadatan yang dinataranya masuk ke
dalam area konservasi
OPPORTUNITY THREAT
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR JARINGAN TRANSPORTASI DEGRADASI LINGKUNGAN
DAN JARINGAN JALAN. HILANGNYA AREA PRESERVASI YANG MENYEBABKAN
INTEGRASI ANTAR MODA TRANSPORTASI PUBLIK (KERETA HILANGNYA SUATU KEBUDAYAAN
API,BRT, MRT) TINGGINYA HARGA ASET TANAH
S.W.O.T
MENGEMBANGKAN KAWASAN YANG TERPADU YANG MEMILIKI
IMAGE YANG BERKARAKTER SEBAGAI PUSAT KEGIATAN
KOMERSIL
MERUPAKAN KAWASAN PEMUGARAN.
TINGGINYA HARGA BARANG AKIBAT KETIDAKLANCARAN
DISTRIBUSI BARANG
INDIVIDUALISME ANTAR MASYARAKAT DAN KELOMPOK
MASYARAKAT
RUMAH SUSUN
GEDUNG PARKIR
Bangunan gedung
bertingkat yang Bangunan yang
distrukturkan secara berfungsi sebagai
fungsional baik dalam tempat pemberhentian
arah vertical maupun kendaraan dalam jangka
horizontal, dan waktu lama atau pendek
merupakan satuan , sesuai dengan
satuan yang dapat kebutuhan pengendara.
dimiliki setiap individu
serta dapat digunakan
secara terpisah.
MIXED USE BUIDING
Mixed Use Building adalah konsep
RETAIL pendekatan perancangan yang berusaha
menyatukan berbagai aktivitas dan fungsi
Retail adalah yang berada di bagian area suatu kota (luas
penjualan dari area terbatas, harga tanah mahal, letak
sejumlah kecil strategis, nilai ekonomi tinggi) sehinnga
komoditas kepada terjadi keterkaitan antar fasilitas dan
konsumen.Retail fungsinya.
berasal dari bahasa
Perancis yaitu
Retailer yang berarti HOTEL
TOWERS
Memotong menjadi THEATR
kecil kecil (Risch, SKY ES CASINO
HOTEL TRANSIT
1991 ). FASILITAS PUBLIK PARK
Kecamatan :
SARANA PRASARANA Kebayoran Baru
KAWASAN Kelurahan : Kramat
Pela
Luas Kawasan :
Kejaksaan Agung Rencana Stasiun
RI MRT BLOK M
330.000m
Batas Kawasan
Utara : Jl Kyai Maja
Selatan : Jl.Mendawai
SMAN 70 Jakarta Barat : Jl.Panglima
Plaza Blok M
Polim
Timur : Jl. Barito II
SMAN 6 Jakarta
Gereja Santo
Taman Ayodya VIEW FROM Yohanes Penginjil
MASTERPLAN KAWASAN
KAWASAN STUDI 33 Ha
Ke
ALTERNATIF 1 Senayan ALTERNATIF 2 Ke
Senayan
Ke Ke
Cawang Cawang
Ke Ke
Ciledug Ciledug
MRT
MRT
Ke Kebayoran Lama
Ke Ke Kebayoran Lama
Ke
Fatmawati Fatmawati
Peruntukan Lahan :
Perumahan Vertikal Ruang Terbuka Hijau Komersial
Perumahan Landed Fasilitas umum dan sosialCampuran
Pemerintah
an
Alternatif masterplan
Peruntukan Lahan :
Alternatif
Perumahan Vertikal Ruang Terbuka Hijau Komersial
1 Penentuan zona komersil di area dekat stasiun
Perletakan perumahan vertikal, mengacu pada Perumahan Landed Fasilitas umum dan sosialCampuran
kebutuhan mendatang Pemerintah
an
Peralihan dari zona stasiun ke zona hunian ALTERNATIF Ke ALTERNATIF 2 Ke Senayan
berupa RTH/open space dan komersil 1 Senayan
Aksesibilitas mixed use langsung ke jalan Ke Ke
Cawang Cawa
utama, yaitu Jl. Kyai Maja ng
Terdapat inner court di area hunian
Alternatif Ke Ke
Ciledu Ciledu
2 Penentuan zona mixed use pada pusat kawasan g g
Zona mixed use yang memiliki akses langsung
ke zona stasiun
Zona mixed use tidak memiliki akses langsung
MR
MR
T
T
dari jalan utama (zona private)
RTH terpusat
Kemungkinan perkembangan 3 3
SCORE 18 13
Peruntukan Lahan :
Perumahan Vertikal Ruang Terbuka Hijau Komersial MASTERPLAN TERPILIH
Perumahan Landed Fasilitas umum dan sosialCampuran
KAWASAN STUDI 33 Ha
Pemerintah
an
Ke
Senayan
Ke Cawang
Ke
Ciledug
MRT
Ke Kebayoran Lama
Ke
Fatmawati
Transit Oriented Development (TOD)
TOD adalah konsep desain suatu kawasan yang dapat mengurangi fenomena
pemekaran kota yang tidak beraturan yang mungkin akan berdampak negatif
terhadap budaya, ekonomi, lingkungan, dan sosial yang dirasakan baik di tengah kota
ataupun di pinggiran kota. Konsep penggunaan lahan dan transportasi yang saling
terintegrasi dan beragam (mixed-use) mempermudah masyarakat untuk mengakses
kawasan dengan berjalan kaki dari halte maupun stasiun.
Tujuan TOD untuk menyatukan manusia dengan kegiatan dan fasilitas yang dirancang
agar lebih efisien, aman, dan nyaman hanya dengan berjalan kaki, bersepeda, atau
dengan kendaraan umum.
Konsep Transit Oriented Development (TOD) ini menawarkan alternatif menuju pola
pengembangan dengan menyediakan fungsi-fungsi working, living, leisure dalam
populasi yang beraneka ragam, dalam kepadatan yang rendah sampai dengan tinggi,
dengan konfigurasi fasilitas pedestrian dan akses transit. Konsep Transit Oriented
Development (TOD) di awali dengan konsep aktivitas pergerakan manusia, baik
dengan moda maupun berjalan. Pusat-pusat aktivitas dihubungkan antara satu
dengan yang lain dalam jarak tempuh berjalan yang nyaman dan aman sebagai
upaya untuk mengurangi pergantian antar moda (Wijaya, 2009).
Tujuan adanya peningkatan kualitas kawasan yaitu :
1. menciptakan sistem transportasi yang efektif yang meningkatkan mobilitas di
seluruh wilayah, bagaimana mengakses suatu kawasan atau tempat, baik dengan
berjalan, naik kereta api, maupun bersepeda.
2. Melindungi sumber daya alam sehingga tersedianya ruang terbuka hijau dengan
manfaatnya berupa air dan udara bersih.
3. Meningkatkan kualitas ekonomi suatu kawasan salah satunya dari bisnis yang
berjalan.
4. Banyaknya pilihan dan jenis tempat tinggal yang terjangkau.
5. Menjaga ciri khas lingkungan dengan mempertahankan lingkungan dan tempat
khusus atau bersejarah.
6. Meningkatkan rasa keadilan sosial dalam bermasyarakat
7. Mengikutsertakan semua warga/masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut
Transit Oriented Development (TOD)
4. Pedestrian
a. Merupakan hal paling vital dalam
menentukan kualitas ruang publik
b. Harus dibuat se-friendly mungkin dan
dilengkapi dengan street furniture
c. Harus ditentukan luas yang diperlukan,
dan seimbang dengan ruang parkir, jalur
sepeda, dan pergerakan kendaraan Tujuan Konsep TOD
d. Lebar jalan dan jumlah lajur kendaraan Mengintegrasikan jaringan jalan
harus dikurangi tanpa mengorbankan denganbangunan sekitarnya dikaitkan
parkir paralel dan akses sepeda dengan manusia sebagai penggunanya
e. Jalan dirancang untuk dilalui dengan sehingga tercipta lingkungan yang
kecepatan mobil tak lebih dari 24 walkable, aman, dan nyaman.
km/jam
1. Tujuan lingkungan
f. Side walk minimal 3-4 m yang terbagi
beberapa zona, yaitu
a. Meningkatkan kualitas udara,
. zona tepi : berbatasan langsung menghemat penggunaan energi,
dengan jalur mobil (min. 1,2 m) menciptakan lingkungan
. zona furnishing : mengakomodasi berkelanjutan
perletakan street furniture b. Mengurangi ketergantungan pada
. zona melintas : jalur dapat dilalui kendaraan bermotor
tanpa gangguan 2. Tujuan perencanaan/transportasi
. Zona frontage : ruang bersih antara
a. Menciptakan pola pembangunan
fasad dan zona melintas
kota untuk pengembangan kawasan
secara terintegrasi
b. Menciptakan variasi perumahan
dengan berbagai kepadatan dalam
jarak tertentu dari lokasi transit
c. Merencanakan lingkungan dengan
fungsi campuran dan walkable
Transit Oriented Development (TOD)