makulus yang lepas dan bergerak dalam lumen dari salah satu semi kanal semisirkular. - Kalsium karbonat 2x lipat lebih padat dibandingkan endolimfe sehingga bergerak sebagai respon terhadap gravitasi & pergerakan akseleratif lainnya. - Ketika kalsium karbonat bergerak dalam kanal semisirkular akan terjadi pergerakan endolimfe yg menstimulasi ampula pada kanal sehingga menyebabkan vertigo. A. Teori Kupulolitiasis (Horald Schuknecht-1962)
. Terdapat partikel basofilik berisi CaCO dari fragmen otokonia
yang terlepas dari makula utrikulus, berdegenerasi dan menempel pada permukaan kupula. . Kanalis semiriskularis posterior menjadi sensitif pada gravitasi akibat partikel yang melekat pada kupula. Seperti benda berat diletakkan pada puncak tiang, bobot ekstra itu akan menyebabkan tiang sulit untuk stabil dan cenderung miring. . Ketika kepala penderita dijatuhkan ke belakang posisi tergantung (seperti pada tes Dix-Hallpike) kanalis semi sirkularis posterior berubah posisi dari inferior ke superior, kupula bergerak secara utrikulofugal, timbul nistagmus dan keluhan pusing (vertigo). . Perpindahan partikel tersebut membutuhkan waktu, hal ini menyebabkan adanya masa laten sebelum timbulnya pusing dan nistagmus. B. Teori Kanalitiasis (Epley- 1980)
Partikel otolith bergerak bebas didalam kanalis semi sirkularis.
Ketika kepala dalam posisi tegak, endapan berada pada posisi yang sesuai dengan gaya gravitasi yang paling bawah. Ketika kepala direbahkan ke belakang, partikel ini berotasi ke atas di sepanjang lengkung kanalis semi sirkularis, menyebabkan cairan endolimfe mengalir menjauhi ampula dan kupula membelok (deflected), sehingga terjadilah nistagmus dan pusing. Terjadi pembalikan rotasi dan pembelokan kupula saat kepala ditegakkan kembali, muncul pusing dan nistagmus yang bergerak ke arah berlawanan. Layaknya kerikil yang berada dalam ban, ketika ban bergulir, kerikil akan terangkat sebentar kemudian terjatuh kembali karena gravitasi. Jatuhnya kerikil tersebut seolah-olah yang memicu organ saraf menimbulkan rasa pusing. Teori ini dapat menerangkan keterlambatan sementara nistagmus, karena partikel butuh waktu untuk mulai bergerak. Ketika mengulangi maneuver kepala, otolith menjadi tersebar dan semakin kurang efektif dalam menimbulkan vertigo serta nistagmus. Hal ini menerangkan konsep kelelahan dari gejala pusing. Pemeriksaan Fisik Dix-Hallpike Test Tes Kalori Pada pemeriksaan ini diperlukan air dingin (30 C) dan air panas (44 C). Volume air yg dimasukkan kedalam salah satu telinga sebanyak 250 ml air dingin dalam 40 detik. Kemudian perhatikan saat nistagmus muncul dan berapa lama kejadiannya. Kemudian lakukan hal yg sama pada kedua telinga dengan air panas. Tiap-tiap pemeriksaan diberi jeda 5 menit untuk menghilangkan pusing pada pasien. Tes Supine Roll -> Riwayat BPPV (+) -> Dix-Hallpike Tes (-) Pemeriksaan Tambahan Radiografi Vestibular Testing Audiometric Testing