Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

Global Development
Delay
NAMA : VERANITA
NO. STAMBUK : N 111 16 066
PEMBIMBING : DR. KARTIN AKUNE, SP.A
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2016
Latar Belakang

Periode terpenting pertumbuhan dan perkembangan anak adalah


umur di bawah 5 tahun.

Beberapa domain perkembangan tersebut antara lain motorik


halus, motorik kasar, bahasa/berbicara, personal sosial/interaksi
sosial, kognitif, dan aktivitas sehari-hari.

Global developmental delay (GDD) atau keterlambatan


perkembangan global (KPG), merupakan suatu keadaan
ditemukannya keterlambatan yang bermakna lebih atau sama
dengan 2 domain perkembangan tersebut.
Cont

Angka kejadian keterlambatan perkembangan secara umum sekitar 10%


anak-anak di seluruh dunia.

Sedangkan angka kejadian KPG diperkirakan 1%-3% anak-anak berumur


<5 tahun.

Di Indonesia, suatu penelitan di seratus sepuluh wilayah puskesmas di


Pulau Jawa tahun 1987 mendapatkan 13% balita berpotensi mengalami
keterlambatan perkembangan.

Penelitian di daerah kumuh perkotaan di Bandung tahun 1998,


ditemukan 28,5% balita mengalami keterlambatan perkembangan.
Tinjauan Pustaka
Definisi

Global developmental delay (GDD) atau Keterlambatan Perkembangan


Global (KPG) adalah keterlambatan yang signifikan pada dua atau
lebih domain perkembangan anak, diantaranya: motorik kasar, halus,
bahasa, bicara, kognitif, personal atau sosial aktivitas hidup sehari-hari.

Istilah KPG dipakai pada anak berumur kurang dari 5 tahun, sedangkan
pada anak berumur lebih dari 5 tahun saat tes IQ sudah dapat dilakukan
dengan hasil yang akurat maka istilah yang dipergunakan adalah
retardasi mental
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi

Prevalensi GDD diperkirakan 5-10 persen dari populasi anak di


dunia dan sebagian besar anak dengan GDD memiliki kelemahan pada
semua tahapan kemampuannya.

Sekitar 8 persen dari seluruh anak usia lahir hingga 6 tahun di dunia
memiliki masalah perkembangan dan keterlambatan pada satu atau lebih
area perkembangan.

Sekitar 1-3 % anak usia 0-5 tahun di dunia mengalami GDD.


Tinjauan Pustaka
Epidemiologi

Di Indonesia khususnya di Jakarta, telah dilakukan Stimulasi Deteksi


dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak (SDIDTK), 476 anak yang diberi
pelayanan SDIDTK, ditemukan 57 (11,9%) anak dengan kelainan tumbang.

5 jenis kelainan tumbuh kembang yang paling banyak dijumpai adalah


Delayed Development (tumbuh kembang yang terlambat) sebanyak 22
anak,
gizi kurang sebayak 10 anak,
mikrochepali sebanyak 7 anak
anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa
bulan terakhir sebanyak 7 anak.
Global Development Delay sebanyak 4 anak,
Tinjauan Pustaka
Etiologi dan Faktor Resiko

sindrom Down dan sindrom Fragil X

Paparan dari agen berbahaya sebelum atau setelah lahir

Nutrisi yang rendah selama dikandung ibu (selama kehamilan)

Paparan dari toksin (misalnya obat ) saat utero

Infeksi dari ibu ke bayi selama kehamilan (intrauterine) misalnya measles,


HIV

Kelahiran premature
Cont

Nutrisi yang rendah Hipotiroidisme

Anak yang terabaikan Hidrocefalus

Malformasi serebral Sindrom Rhett

Kelainan kromosom Pendidikan orang tua yang rendah

Gangguan metabolik
Tinjauan Pustaka
Penegakkan Diagnosis
Anamnesis : Keluhan orang tua dan riwayat tumbuh kembang (lisan dan
tertulis/kuesioner skrinning perkembangan anak).

Pemeriksaan : Observasi dan pemeriksaan (bentuk muka, tubuh, tindak


tanduk anak, hubungan anak dengan orang tuanya/pengasuhnya, sikap
anak terhadap pemeriksa)

Penilaian Pertumbuhan Plot pada kurva pertumbuhan yang sesuai dengan


standard yang dipakai :
CDC 2000 Lingkar lengan
BB/U. KMS WHO Lingkar dada
Lingkar kepala Nellhaus
Cont

Penilaian Maturitas. Pertumbuhan pubertas (Tanner) : anak perempuan


(payudara, haid, rambut pubis). Anak laki-laki (testis, penis, rambut pubis).
Umur tulang (bone age).

Penilaian perkembangan : Skrinning dengan instrumen KPSP, KMME, CHAT,


GPPH, Denver II, Munchen, bayley, atau lainnya.

Pemeriksaan lain yang diperlukan :


radiologi : foto tengkorak, CT scan/MRI
Labolatorium : Darah, urine tergantung penyakit atau kelainan organik
yang mendasari
Tinjauan Pustaka
Diagnosis banding

Retardasi mental

Cereberal palsy

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Autisme Spectrum Disorder (ASD)


Tinjauan Pustaka
Penatalaksanaan

Speech and Language Therapy

Occupational Therapy

Physical Therapy

Behavioral Therapies
Tinjauan Pustaka
Komplikasi

Jika tidak tertangani dengan baik, dapat mempengaruhi kemampuan


yang lain.

khususnya aspek psikologi dari anak itu sendiri.

Salah satunya, anak akan mengalami depresi akibat ketidakmampuan


dirinya dalam menghadapi permasalahannya.

Sehingga anak itu dapat bersikap negatif atau agresif.

Tinjauan Pustaka
Prognosis

Prognosis KPG/GDD pada anak-anak dipengaruhi oleh pemberian terapi


dan penegakkan diagnosis lebih dini (early identification and treatment).

Dengan pemberian terapi yang tepat, sebagian besar anak-anak


memberikan respon yang baik terhadap perkembangannya.

Walau beberapa anak tetap menjalani terapi hingga dewasa.


Penutup

Perkembangan yang terlambat (developmental delay) adalah ketertinggalan


yang signifikan pada fisik, kemampuan kognitif, perilaku, emosi

Global Developmental Delay (GDD) adalah anak yang tertunda dalam


mencapai sebagian besar sehingga semua tahapan perkembangan pada
usianya.

Pemberian stimulasi diperlukan sesuai usia anak.

Meningkatkan peran-serta ibu untuk selalu mendapat informasi mengenai


perkembangan anak, sehingga apabila terjadi kecurigaan adanya gangguan
atau keterlambatan sedini mungkin untuk dideteksi perkembangannya.
Referensi

1. Krugman SD, Dubowitz H. Failure to Thrive. American Family Physician


2003;68:879-83.

2. Gahagan S. Failure to Thrive : A Consequence of Undernutrition. Pediatrics


in Review 2006;27:e1-e11.

3. Zenel JA. Failure to Thrive : A General Pediatrician's Perspective. Pediatrics


in Review 1997;18:371-8.

4. Schwartz ID. Failure To Thrive: An Old Nemesis in the New Millennium.


Pediatrics in Review 2000;21:257.

5. Pencer NJ. Failure to Think about Failure to Thrive. Arch Dis Child

Anda mungkin juga menyukai