Anda di halaman 1dari 42

OSTEOPOROSIS

KELOMPOK V
MEINAR NUGRAINI (N21111191)
EVI YANTI SRI P. (N21111192)
IRMA DEWI S. (N21111189)
VEIBRINE C. (N21111190)
PENDAHULUAN
Seiring dengan berjalannya waktu, manusia bertambah tua
dan keseimbangan sistem tubuh mulai terganggu. Demikian
juga halnya dengan tulang kita. Tulang manusia merupakan
organ dinamis yang selalu mengalami perusakan serta
pembaruan dari waktu ke waktu.
Osteoporosis berasal dari kata osteo (tulang) dan porous

(keropos) yang disebut juga pengeroposan tulang,yaitu tulang


menjadi tipis, rapuh dan keropos serta mudah patah.
Pengeroposan tulang mengakibatkan sekat-sekat tulang
belakang penyangga tidak lagi saling bertumpu dengan kuat.
Tulang belakang menjadi melengkung sehingga punggung
mem-bungkuk dan perut terdorong ke depan.
OSTEOPOROS
IS
Osteoporosis adalah kelainan dimana terjadi
penurunan massa tulang total.
Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh
dan mudah patah.
Tulang menjadi mudah fraktur

Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur


konversi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur
daerah koulum femoris dan daerah tronkanter,
dan patah tulang coles pada pergelangan tangan.
PATOFISIOLO
GI
Fase-fase perubahan tulang dipengaruhi oleh
proses hormonal dan proses-proses lokal yang
terjadi dalam tulang sendiri. Tulang mengalami
remodeling terus menerus dalam
pertumbuhannya.
Siklus remodeling dimulai oleh osteoklas,

timbul pada permukaan tulang yang sebelumnya


inaktif dan mengabsorpsi jaringan tulang dengan
melepaskan asam dan enzim-enzim proteolitik,
mengakibatkan terbentuknya rongga mikroskopik
(lakuna howship).
Untuk satu proses remodeling sempurna melalui

waktu 4 6 bulan.
JENIS-JENIS OSTEOPOROSIS
1. Tipe I (Post-menopusal)
15-20 tahun setelah menopause (53 75 tahun).

Ditandai oleh fraktur tulang belakang dan


berkurangnya gigi geligi.
Terjadi karena kekurangan estrogen yang
membantu mengatur pengangkutan kalsium ke
dalam tulang pada wanita, tidak semua wanita
memiliki risiko yang sama untuk menderita
osteoporosis postmenopausal
2. TIPE II (SELINE)

Osteoporosis jenis ini dapat terjadi pada tiap


kelompok umur.
Penyebabnya meliputi pemakaian kortikosteroid,
hipertiroidisme, multiple mieloma, malnuntrisi,
defisiensi estrogen, hiperparatiroidisme, faktor
genetik dan obat-obatan.
3. OSTEOPOROSIS SEKUNDER

disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan


hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan
adrenal).
obat-obatan (kortikosteroid, barbiturate, anti
kejang dan hormone tiroid yang berlebihan).
Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok
memperburuk keadaan osteoporosis.
4. OSTEOPOROSIS JUVENILE IDIOPATIK

Merupakan osteoporosis yang tidak di ketahui


penyebabnya.
Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda
yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang
normal.
kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki
penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang
PENYEBAB
1. Mengalami fraktur di atas 50 tahun, karena
seiring dengan pertambahan usia.
2. Memiliki massa tulang yang rendah akibat
dari tubuh kurus dan mungil.
3. Memiliki kerabat dengan riwayat osteoporosis.

4. Lebih banyak di derita oleh wanita.

5. Memiliki ukuran tulang yang kecil.


6. Gaya hidup yang tidak sehat.
7. Sering mengkonsumsi daging merah dan minuman

bersoda.
8. Minuman berkafein dan beralkohol.

9. Malas berolahraga.

10. Merokok.

11. Kurang kalsium.

12. Kurang Hormon Estrogen

13. Penderita anoreksia nervousa.

14. Mengkonsumsi obat yang mengandung


kortikosteroid.
15. Rendahnya kadar testosteron pada pria.
PENGOBATAN
1. Estrogen.
2. Kombinasi Estrogen dan Progesteron.

3. Pengobatan non hormonal:


Inhibitorpenyerapan tulang
Bifosfonat
Kalsium
4. Stimulasi pembentukan tulang:
Fluorida
Anaboliksteroid
Hormon paratiroid
Terima Kasih
ASAM URAT
ETIOLOGI
URAIAN PENYAKIT

Asam urat

Hiperurisemia

gout
Penyakit AsamUrat
adalah penyakit yang menyerang sendi dan tendon
yang disebabkan timbunan kristal urat. Timbunan
kristal urat tersebut disebabkan karena deposit
asam urat yang lama kelamaan membentuk kristal
pada sendi atau tendon yang terkena sehingga
mengakibatkan peradangan.
Hiperurikemia adalah keadaan dimana terjadi
peningkatan kadar asam urat darah diatas normal.
Hiperurikemia bisa terjadi karena peningkatan
metabolisme urat (Overproduction), penurunan
pengeluaran asam urin (underexcretion) atau gabungan
keduanya. Nilai normal asam urat pada laki-laki adalah
5,11,0mg/dl, dan pada perempuan adalah 4,01,0mg/dl.
Nilai-nilai ini meningkat sampai 9-10mg/dl pada
seseorang dengan gout .
FAKTOR PENYEBAB

Faktor
genetik

Jenis kelamin
dan umur

umur
TAHAPAN PENYAKIT ASAM URAT

Arthritis gout Arthritis gout Akut (Acute


Asimtomatik gouty Arthritis

Gout tofi kronis (Chronic Gout Interkritikal


tophaceous gout)
TERAPI NON FARMAKOLOGI
Penurunan berat badan (bagi yang obes)
Menghindari makanan (misalnya yang mengandung

purin tinggi) dan minuman tertentu yang dapat menjadi


pencetus gout
Mengurangi konsumsi alkohol (bagi peminum alkohol)

Meningkatkan asupan cairan

Mengganti obat-obatan yang dapat menyebabkan gout


(mis diuretik tiazid)
Terapi es pada tempat yang sakit
TERAPI FARMAKOLOGI
Arthritis Gout Akut
No
Nama obat Dosis Aturan pakai Mekanisme kerja
Terapi lini pertama
1
NSAID Cara kerja NSAID untuk
- Naproksen 500 mg 2 kalisehari sebagian besar berdasarkan
- Ibuprofen 800 mg 3 kali sehari sintesa prostaglandin dimana
- Indometasin 50 mg 3kali 2-3 hari, kedua jenis cyclooksigenase di
- Colecoxib 200mg kurangi dosis bila blokir. Nsaid ideal untuk
- Paracetamol 500-1000mg nyeri berkurang penghambat COX-2 dan tidak
- Paracetamol dengan 30 mg 2 kali sehari COX-1
kodein 4 kali sehari
4 jam sehari
Terapi lini kedua
2
Kortikosteroid Kortikosteroid bekerja dengan
- Prednisone 20-50 mg Sehari-7 hari cara mempengaruhi
- Triamcinolone 60 mg 60 mg IM dalam 1-4 kecepatan sintesis protein
- Metylprednisolone 40 mg hari reseptor yang spesifik di organ
- Prednisolone sodium posfat 4-2 mg Sehari IV beragsur- target, untuk mengatur suatu
angsur menurun ekspresi genetic yang
sampai 7 hari selanjutnya akan
menghasilkan perubahan
sintesis protein lain. Protein
terakhir inilah yang
menghasilkan efek fisiologis
Terapi lini ke tiga
3
Kolkhisin 0,5-0,6 mg 3atau 4 kali sehari Mekanisme pasti kerjanya
belum diketahui. Kolkhisin
menunjukkan efeknya dengan
mengurangi respon inflamasi
terhadap Kristal yang
terdeposit dan juga dengan
mengurangi fagositosit.
Kolkhisin mengurangi produksi
asam laktat oleh leoukosit
Goutkronis

No Nama obat Dosis Aturan pakai Mekanisme kerja


Xanthin oksidase inhibitor
1 Aluporinol 100 mg Setiap hari 1 Aluporinol bekerja
- Zycloric tablet dengan cara
- lianol menghambat xantin
oksidase dan
mempengaruhi
perubahan hipoksantin
menjadi xantin dan
xantin menjadi asam
urat
Uricosuric drugs
2 Probenesid 250 mg 2 kali sehari Probenesid merupakan
- probenid agen pemblok tubulus
- benemid ginjal. Obat ini secara
kompetitif
menghambat
reabsorbsi asam urat
pada tubulus
proksimal sehingga
meningkatkan eksresi
asam urat dan
Terima kasih
REMATIK
KELOMPOK V
DEFINISI
Suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis simetris yang
penyebabnya belum diketahui secara pasti dan
bersifat sistemik
Patofisiologi
Terjadi akibat rantai peristiwa imunologi yang
menyebabkan destruksi sendi. Destruksi sendi
biasanya terjadi antara lain karena peningkatan
kemotaksis dan fagositosis, pada orang tertentu
terdapat faktor remautoid sebagai antibodi.
Rematik juga dapat terjadi akibat peningkatan
sekresi zat vasoaktif sperti histamin, kinin, dan
PG pada tempat inflamasi sehingga
meningkatkan aliran darah dan permeabilitas
vaskuler. Kondisi ini dapat menyebabkan
terjadinya udem, panas, eriterma, dan nyeri.
MANIFESTASI KLINIK
7 kriteria (American Rematisme Association,
1987)
1. Kaku sendi pada pagi hari
2. Pembengkakan
3. Artritis pada persendian
4. Artritis bersifat simetris
5. Erosi atau dekalsifikasi
6. Nodul Reumatoid
7. Serum faktor rematoid positif
Tujuan Terapi
1. Berkurangnya inflamasi sendi, kekakuan sendi,
dan nyeri
2. Meningkatkan fleksibilitas sendi
3. Mencegah komplikasi sistemik
4. Memperlambat kerusakan sendi
5. Mencapai remisi yang sempurna/
meningkatkan kualitas hidup
Terapi Artritis Rematoid
1. Terapi Non-Farmakologi
. Cukup istirahat

. Mengurangi BB

. Fisioterapi

. Kompres panas atau dingin

. Pembidaian untuk imobilisasi

. Pembedahan untuk memperbaik deformitas


Terapi Farmakologi
1. AINS
2. DMARDs
. Metotreksak

. Klorokuinon dan Hidrokuinon

. Azathioprin

. Ciklosporin
3. TNF- bloking agent
4. Glukokortikoid (Kortikosteroid)
Evaluasi Terapi
1. Memperhatikan berkurangnya inflamasi
2. Memperhatikan berkurangnya morning stiffness
3. Mengontrol banyaknya sendi yang nyeri bila
digerakkan atau berjalan
4. Melihat jumlah obat yang efek samping
merugikan jika digunakan
5. Kekuatan menggenggam
6. Waktu yang digunakan untuk berjalan 10-15
meter
7. Peningkatan LED
TRIMA KASIH
CAMPAK
DEFINISI
Campak (rubeola, measles) adalah suatu penyakit infeksi virus
akut yang sangat menular
Penyakit yang memiliki gejala khas ruam yang menyebar di
seluruh tubuh

Virus campak atau virus rubella adalah adalah virus RNA


beruntai tunggal, dari keluarga Paramyxovirus, dari genus
Morbillivirus
GEJALA KLINIS
Stadium kataral (prodormal)
Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai
gambaran
Stadium klinis seperti demam, malaise, batuk,
erupsi
fotopobia,
Coryza dankonjungtivitis, dan coryza.
batuk bertambah.
Timbul enantem atau titik
merah di palatum durum dan
palatum mole.
Stadium konvalesensi

Erupsi berkurang
menimbulkan bekas yang
berwarna lebih tua atau
hiperpigmentasi (gejala
patognomonik) yang lama
kelamaan akan hilang sendiri.
RIWAYAT CAMPAK PADA TAHAP
PATOGENESIS
Tahap Inkubasi
Masa inkubasi dari penyakit campak adalah 10-20 hari. Pada tahap
ini individu masih belum merasakan bahwa dirinya sakit.
Tahap Dini

Mulai timbulnya gejala dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi,


yaitu berupa : badan panas, nyeri tenggorokan, hidung meler
(Coryza), batuk (Cough), bercak Koplik, nyeri otot, dan mata merah
(conjuctivitis).
Tahap Lanjut

Munculnya ruam-ruam kulit yang berwarna merah bata dari mulai


kecil-kecil dan jarang kemudian menjadi banyak dan menyatu seperti
pulau-pulau. Ruam umumnya muncul pertama dari daerah wajah dan
tengkuk, dan segera menjalar menuju dada, punggung, perut serta
terakhir kaki-tangan. Pada saat ruam ini muncul, panas si anak
mencapai puncaknya (bisa mencapai 40OC), ingus semakin banyak,
hidung semakin mampat, tenggorok semakin sakit dan batuk-batuk
kering dan juga disertai mata merah.
PENCEGAHAN
Imunisasi aktif.
Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi

mungkin diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi


(endemik).
Dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten.

Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang

berlangsung lama.
Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur

10 15 bulan
Imunisasi pasif.
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum

konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma


adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat
dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg
diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih
baik sesegera mungkin
Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena

penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi
penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari
penularan lingkungan sekitar
DIAGNOSIS
Diagnosis dibuat dari gambaran klinis
Selama stadium prodormal, sel raksasa multinuklear
dapat ditemukan pada apusan mukosa hidung.
Virus dapat diisolasi pada biakan jaringan.

Angka leukosit cenderung rendah dengan limfositosis


relatif.
Pungsi lumbal pada penderita dengan ensefalitis
campak biasanya menunjukkan kenaikan protein dan
sedikit kenaikan limfosit.
Kadar glukosa normal.

Bercak koplik dan hiperpigmentasi adalah


patognomonis untuk rubeola/campak
PENGOBATAN
Pengobatan bersifat
suportif seperti: Pengobatan tradisional
menggunakan kasumba turate
. pemberian cairan yang (Carthamus tinctorius L.) yang
cukup, berfungsi sebagai
. Kalori yang sesuai dan imunostimulator pada pasien
jenis makanan yang campak.
disesuaikan dengan tingkat Kandungan : carthamidin,
carthamin, flavonoid, glikosida dan
kesadaran dan adanya sterol.
komplikasi, Cara penggunaan : bunga diseduh
. suplemen nutrisi seperti dengan air panas atau air kelapa
pemberian vitamin A. muda.
. antibiotik diberikan apabila
terjadi infeksi sekunder,
. anti konvulsi apabila
terjadi kejang.
Indikasi rawat inap
hiperpireksia (suhu>390 C), dehidrasi, kejang, asupan oral
sulit atau adanya komplikasi.
Tanpa komplikasi
pasien dirawat di bangsal isolasi sistem pernapasan,
diperlukan perbaikan keadaan umum dengan memperbaiki
kebutuhan cairan dan diet yang memadai. Vitamin A 1000
IU peroral diberikan satu kali apabila terdapat malnutrisi
dilanjutkan 1500 IU tiap hari.
Dengan komplikasi
dilakukan pengobatan seperti pada pengobatan tanpa
komplikasi ditambah dengan pengobatan untuk mengatasi
komplikasi yang timbul. Komplikasi yang penting yaitu
ensefalopati/ensefalitis, bronkopneumonia dan enteritis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai