Anda di halaman 1dari 57

Laporan Kasus

Meningitis Tuberkulosis
Disusun oleh :
Anak Agung Dewi Adnya Swari 11.2014.142
Dokter Pembimbing :
dr. Andrie Gunawan, Sp.S
Status Pasien
Identitas Pasien
Nama : Nn. DW Status Pernikahan : Belum Menikah

Usia : 22 tahun Suku Bangsa : Jawa

Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Masuk : 22 April 2016

Pekerjaan : Pelajar Dirawat yang ke : Pertama

Agama : Islam Tanggal Periksa : 2 Mei 2016

No. RM : 829958
Autoanamnesa pada tanggal 2 Mei 2016
pukul 08.00 WIB di RSPAD Gatot Subroto
perawatan umum lantai 4.
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran 2 jam SMRS

Keluhan Tambahan
Nyeri kepala dan penglihatan ganda
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran 2 jam
SMRS. Penurunan kesadaran terjadi secara tiba-tiba saat
pasien sedang istirahat dirumah hal ini merupakan
pertama kali bagi pasien, kemudian pasien langsung
dibawa ke RS Menteng Mitra Afia, namun fasilitas yang
tidak memadai akhirnya pasien langsung dirujuk ke RSPAD
Gatot Subroto Jakarta.
Pasien merasa lemas seluruh badan dan nyeri kepala hebat
dibagian belakang kepala. Nyeri kepala seperti diikat tali
dan berlangsung terus menerus. Kepala berputar disangkal
pasien.

Pasien mengeluh penglihatan ganda terutama jika melihat


kearah samping kanan saja.
Pasien mempunyai 3 benjolan disekitar leher sebelah kiri namun
benjolan sudah tidak sakit dengan masing-masing ukuran 1x1
cm. Benjolan sudah ada sejak satu tahun yang lalu, tidak
membesar, lunak dan dapat digerakkan.

Riwayat trauma, kecelakaan, dan pernah dirawat inap di rumah


sakit disangkal. Pasien juga menyangkal adanya sesak, mual,
muntah, kejang, kesemutan dan kelemahan tungkai dan lengan.
Pasien sering keluar keringat dingin pada malam hari,
demam sore hari, nyeri kepala hebat, dan tidak nafsu
makan sekitar satu bulan yang lalu serta penurunan berat
badan namun pasien tidak pernah mengukur berat
badannya.

Pasien tidak berobat kedokter dan hanya minum obat


warung.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengaku pernah melakukan pengobatan OAT selama 6 bulan
yang menyebabkan kencingnya berwarna merah, namun pasien lupa
nama obat yang diminum apa saja. Pasien pada saat itu tidak rutin
minum obat dan hanya pergi berobat ke dokter Puskesmas sekali saja.
Hipertensi : Disangkal
Diabetes Melitus : Disangkal
Sakit Jantung : Disangkal
Trauma Kepala : Disangkal
Kegemukan: Disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien memiliki seorang adik kandung perempuan tinggal
satu rumah berusia 19 tahun dengan riwayat minum OAT
rutin selama 9 bulan dan kontrol ke dokter pada tahun
2012.

Pasien menyangkal di keluarga ada menderita hipertensi,


diabetes mellitus, penyakit jantung, dan asma.
Riwayat Kelahiran/
Pertumbuhan/Perkembangan
Pasien lahir normal cukup bulan. Riwayat
pertumbuhan dan perkembangan tidak terhambat,
pasien sama dengan teman-teman seusianya.
Pemeriksaan Fisik
Status Internus
KU : Tampak sakit sedang Jantung : BJ I-II, regular, Gallop (-),
Murmur(-)
Gizi : Kurang Paru : SN vesikuler, Rh(-)/(-),
Wheezing(-)/(-)
TD Kanan : 100/80 mmHg Hepar : nyeri tekan (-),
TD Kiri : 100/70 mmHg hepatomegali (-)
Nadi Kanan : 88 x/menit
Nadi Kiri : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,3C
Leher : 3 benjolan KGB di leher kiri Lien : nyeri tekan (-), splenomegali
dengan konsistensi lunak, mobile, nyeri (-)
tekan (-), kemerahan (-), perabaan hangat
(-), masing masing berukuran 1x1 cm
Ekstemitas :Akral hangat, edema (-),
sianosis (-), CRT <2
Status Psikiatri

Tingkah Laku : Wajar

Perasaan Hati : Euthym

Orientasi : Baik

Jalan Pikiran : Koheren

Daya Ingat : Baik


Status Neurologis

Kesadaran : CM, E4M6V5, GCS 15

Sikap Tubuh : Berbaring terlentang

Cara Berjalan : Tidak dinilai

Gerakan Abnormal : Tidak ada


KEPALA GEJALA RANGSANG MENINGEAL
Bentuk : Normocephal Kanan Kiri
Simetris : Simetris Kaku kuduk : (+)
Pulsasi :Teraba pulsasi a. temporalis Laseque : >700 >700
Nyeri tekan : Tidak ada Kerniq : >1350 >1350
LEHER Brudzinsky I : (-) (-)
Sikap : Normal Brudzinsky II : (-) (-)
Gerakan : Terbatas
Vertebra : Normal
Nyeri tekan : Tidak ada
Nervi Cranialis
N III / N IV /N VI
Ptosis : (-) (-)
N I. Olfaktorius Strabismus : (-) (-)
Daya Penghidu : Normosmia / Normosmia Nistagmus : (-) (-)
N II. Optikus Exopthalmus : (-) (-)
Ketajaman Penglihatan : Baik / Baik Enopthalmus : (-) (-)
Pengenalan Warna : Baik / Baik Gerakan Bola Mata
Lapang Pandang :Baik / Baik Lateral : Diplopia Normal
Fundus : Tidak dilakukan Medial : Normal Normal
Atas Medial : Normal Normal
N V. Trigeminus Bawah Medial : Normal Normal
Menggigit : (+) Atas : Normal Normal
Membuka Mulut : Simetris Bawah : Normal Normal
Sensibilitas Atas : Pupil
Tengah : (+) (+) Ukuran : 3 mm 3 mm
Bawah : (+) (+) Bentuk : Bulat
Reflek Masseter : Baik Iso/anisokor : Isokor
Reflek Zigomatikus : Baik Posisi : Sentral Sentral
Reflek Kornea : Tidak dilakukan RCL : (+) (+)
Reflek Bersin : Tidak dilakukan RCTL : (+) (+)
Nervi Cranialis
N VIII. Vestibulocochlearis
Mendengan suara gesekan jari tangan : (+) / (+)
N VII. Fasialis Mendengar detik jam arloji : (+) / (+)
Pasif Tes swabach : Tidak dilakukan
Kerutan kulit dahi : Simetris kanan kiri Tes rinne : Tidak dilakukan
Kedipan mata : Simetris kanan kiri Tes webber : Tidak dilakukan
Lipatan nasolabial : Simetris kanan kiri
Sudut mulut : Simetris kanan kiri N IX. Glosopharingeus
Aktif Arcus pharynx : Simetris
Mengerutkan dahi : Simetris kanan kiri Posisi uvula : Ditengah
Mengerutkan alis : Simetris kanan kiri Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : Tidak
Menutup mata : Simetris kanan kiri dilakukan
Meringis : Simetris kanan kiri Reflek muntah : Tidak dilakukan
Menggembungkan pipi : Simetris kanan kiri N X. Vagus
Gerakan bersiul : Dapat dilakukan Denyut nadi : Kuat angkat, reguler
Daya pengecapan lidah 2/3 depan : Baik Arcus pharynx : Simetris
Hiperlakrimasi : (-) Bersuara : Baik
Lidah kering : (-) Menelan : Baik
Nervi Cranialis
N XI. Accesorius N XII. Hipoglosus
Memalingkan kepala: Bebas Menjulurkan lidah : Baik
Sikap bahu : Simetris kanan kiri Kekuatan lidah : Cukup
Mengangkat bahu : Bebas Atrofi lidah : Tidak ada
Artikulasi : Jelas
Tremor lidah : Tidak ada
Sistem Motorik
Trofi Kekuatan

Eutorfi Eutorfi 5555 5555

Eutorfi Eutorfi 5555 5555

Gerakan Tonus

Bebas Bebas Normotonus Normotonus

Bebas Bebas Normotonus Normotonus


Sistem Refleks
Refleks Fisiologis Refleks Patologis : kanan kiri
Refleks Tendon : Kanan Kiri Hoffman Trommer : (-) (-)
Refleks Biseps : (++) (++) Babinski : (-) (-)
Refleks Triseps : (++) (++) Chaddock : (-) (-)
Refleks Patella : (++) (++) Openheim : (-) (-)
Refleks Archilles : (++) (++) Gordon : (-) (-)
Refleks Periosteum : Tidak dilakukan Schaefer : (-) (-)
Refleks Permukaan : Rosolimo : (-) (-)
Dinding perut :+ Mendel Bechterew : (-) (-)
Cremaster : Tidak dilakukan Klonus paha : (-) (-)
Spinchter Anii : Tidak dilakukan Klonus kaki : (-) (-)
Sistem Sensibilitas

Eksteroseptif
Nyeri : (+) / (+)
Suhu : Tidak dilakukan
Taktil : (+) / (+)
Proprioseptif
Vibrasi : Tidak dilakukan
Posisi : Tidak dilakukan
Tekan dalam : (+) / (+)
Koordinasi dan Keseimbangan
Tes Romberg : Tidak dapat dilakukan
Tes Tandem : Tidak dapat dilakukan
Tes Fukuda : Tidak dapat dilakukan
Disdiadokinesis : Tidak dapat dilakukan
Reboun phenomenon : Tidak dapat dilakukan
Dismetri : Tidak dapat dilakukan
Tes telunjuk hidung : Dilakukan dengan baik
Tes telunjuk telunjuk : Dilakukan dengan baik
Tes tumit lutut : Tidak dapat dilakukan
Fungsi Otonom Fungsi Luhur

Miksi
Inkontinensia : (-) Fungsi bahasa : Baik
Retensi : (-) Fungsi emosi :
Anuria : (-) Baik
Defekasi Fungsi orientasi : Baik
Inkontinensia : (-) Fungsi memori : Baik
Retensi : (-) Fungsi kognisi : Baik
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Laboratorium Klinik
Pemeriksaan Lab Klinik 23 April 2016

Anti HIV penyaring : Non reaktif reagen SD


Pemeriksaan Lab Klinik 29 April 2016
Foto thoraks AP pada tanggal 23 April 2016

Kesan:
Infiltrat granuler yang tersebar di
kedua lapangan paru DD/
interstisial pneumonia, TB milier.
MRI kepala tanpa kontras tanggal 22 April 2016

Kesan :
- Multipel fokal edema tersebut pada hemisfer cerebri
kanan kiri, kemungkinan adanya fokus-fokus abses
diantaranya belum dapat disingkirkan.
- Infark lakunar DD/ abses kecil di pons kanan dan
ganglia basalis kiri.
Resume
Anamnesis

2 jam 1 1
SMRS Pasien bulan Febris malam tahun Terdapat 3
perempuan yll hari, malaise, yll
berusia 22 benjolan di
cephalgia, daerah leher kiri
tahun keluar dan terasa nyeri
keringat saat ditekan
penurunan dingin malam
kesadaran hari, Riwayat OAT
penurunan selama 6 bulan
cephalgia berat badan, namun tidak rutin
hebat di Os. minum obat
Oksipital,
febris,
malaise, dan
penglihatan
diplopia
Pemeriksaan Fisik
Status Internus
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Gizi : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD : Kanan : 100 /80 mmHg kiri :100/70 mmHg
Nadi : Kanan : 88 kali/ menit kiri : 80 kali/ menit
Pernapasan : 20 kali/ menit
Suhu `: 36,3C
Leher : 3 benjolan kelenjar getah bening di leher kiri dengan
konsistensi lunak, mobile, nyeri tekan (-), kemerahan (-), perabaan hangat
(-), masing masing berukuran 1x1 cm.
Status Psikiatris : Eutym dan koheren
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologi
Kesadaran : Compos Mentis E4M6V5 GCS 15
Leher : Gerakan terbatas
Tanda Rangsang Meningeal : Kaku kuduk (+), Laseque >700 / >700, Kerniq >1350 / >1350
Nervus Cranialis : Parese musculus rektus lateralis dextra (N.VI)
Sistem Motorik : Dalam batas normal
Refleks Fisiologis : (++) / (++)
Refleks Patologis : (-) / (-)
Sensibilitas : Baik
Fungsi Otonom : Baik (inkotinensia urin (-), anuria (-) konstipasi (-) )
Fungsi Luhur : Baik
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
- Riwayat penurunan kesadaran
- Cephalgia Diagnosa
-Diplopia Klinis
- Parese musculus rectus
lateralis dextra N. VI

Meningen
Diagnosa
Topis

- Meningitis
Tuberkulosis
Diagnosa
- Riwayat
Limfadenitis Etiologi
Tuberkulosis
Penatalaksanaan
Medika Mentosa Non Medika Mentosa

Injeksi dexametason 3 x 1
ampul
Tirah baring
Injeksi ranitidine 2 x 1 ampul
Teratur dan rutin minum obat
Injeksi streptomisin 1 x 750 mg setiap hari
Rifampicin 1 x 450 mg Makan dan minum yang teratur
INH 1 x 300 mg dan bergizi
Pirazinamid 1 x 1000 mg
Prognosa
Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanam : Dubia ad bonam

Quo ad cosmeticum : Bonam


Analisa Kasus
Anamnesis
Pasien perempuan berusia 22 tahun dengan keluhan penurunan
kesadaran 2 jam SMRS. Penurunan kesadaran terjadi secara tiba-tiba
hal ini merupakan pertama kali bagi pasien.

Terjadinya penurunan kesadaran harus dipikirkan beberapa


penyebabnya, yaitu:

SEMENITE

Sirkulasi, Ensefalitis, Metabolik, Elektrolit, Neoplasma, Intoksikasi,


Trauma, Epilepsi
Anamnesis

Diagnosis infeksi SSP ditemukan tanda-tanda


infeksi dan penurunan tingkat kesadaran

Curiga infeksi SSP tentukan diagnosis


banding antara infeksi bakteri, jamur,
parasit, atau virus.
Infeksi SSP
Vaskuler

Trauma
Gejala penglihatan ganda
Tekanan
saat melihat kearah
samping kanan TIK

Meningitis,
mastoiditis
Lemas, keluar keringat dingin
Terdapat 3 benjolan
malam hari, demam hanya sore Riwayat konsumsi
sekitar leher kiri
hari, nyeri kepala, dan OAT tidak rutin
selama 6 bulan
penurunan berat badan 1 tahun yang
lalu

Limfadenopati
Tuberculosis
Anamnesis
Family tree riwayat TB

: Laki laki

: Perempuan

: Perempuan berusia 19 tahun memiliki riwayat pengobatan OAT


selama 9 bulan dengan rutin minum obat dan kontrol ke dokter.
Pemeriksaan Fisik
Ditemukan 3 benjolan KGB leher sinistra dengan konsistensi lunak,
mobile, nyeri tekan (-), kemerahan (-), perabaan hangat (-), masing
masing berukuran 1x1 cm

Tanda rangsang meningeal kaku kuduk (+) peradangan


pada selaput otak atau di rongga subaracnoid yang disebut
meningen pemeriksaan LCS
Meningen

Merupakan selaput atau


membran yang terdiri dari
connective tissue yang melapisi
dan melindungi otak, terdiri dari
tiga bagian yaitu:

- Durameter

- Araknoid

- Piameter
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan nervus cranialis didapatkan parese musculus rektus
lateralis diplopia
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik dugaan
diagnosa sementara yaitu: meningitis tuberkulosis,
ensefalitis dan abses serebri
Hasil Laboratorium Klinik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Meningitis Bakteri Meningitis Serosa Ensefalitis/Meningitis Viral
Warna Purulen Santokrom Jernih
Sel > 10.000 < 500 < 100
Hitung Jenis PMN >> MN >> MN >
Protein
Glukosa - 0 N
Diagnosis
- Riwayat penurunan kesadaran
- Cephalgia Diagnosa
-Diplopia Klinis
- Parese musculus rectus
lateralis dextra N. VI

Meningen
Diagnosa
Topis

- Meningitis
Tuberkulosis
Diagnosa
- Riwayat
Limfadenitis Etiologi
Tuberkulosis
Penatalaksanaan

Dexametason 3 x 1 ampul iv menurunkan angka kematian, namun


tidak mengurangi sequele meningitis
Ranitidine 2 x 1 ampul iv mencegah terjadinya iritasi lambung
INH 1 x 300 mg po, rifampisin 1 x 450 mg po, dan pirazinamid 1 x 1000
mg pengobatan untuk Tuberkulosis
Streptomisin 1 x 750 mg iv mempunyai riwayat pengobatan TB
sebelumnya
Pada penatalaksanaan nonmedikamentosa pasien dianjurkan untuk
tirah baring karena pasien masih lemas, minum obat rutin dan teratur
terutama obat OAT.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai