Anda di halaman 1dari 8

Dampak Infeksi HIV Terkait

Dengan Respon Inang


Terhadap Sepsis Yang
Disebabkan Oleh Bakteri
PENDAHULUAN
Pasien HIV memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
terjangkit infeksi bakteri di aliran darah salmonella
non-tipoid (NTS) dan Streptococcus pneumoniae.
Sepsis penyebab utama kematian dan perawatan
intensif (ICU) pada pasien HIV.
Respon imun pada saat sepsis ketidakseimbangan
antara pro-inflammatori and anti-inflammatori yang
akhirnya mengakibatkan kegagalan organ.
Infeksi HIV ditandai dengan adanya kombinasi antara
supresi imun dan inflamasi kronik yang akhirnya
mengakibatkan kelelahan pada sistem imun.
PERTAHANAN LINI PERTAMA
GAMBARAN UMUM
Pertahanan lini pertama terdiri atas sel-sel epitel kulit,
usus, dan paru-paru.
Patogen menerobos barier epitel dideteksi oleh sel-sel
imun non-spesifik pengekspresian reseptor pengenalan
pola (PRRs) pada permukaan sel dan juga didalam sitosol
untuk dapat mengenali motif utuh dari patogen.
Contoh PRRs Toll-like receptors (TLRs)
Ligan yang terdeteksi oleh TLRs akan memicu terjadinya
kaskade sinyal, yang akhirnya berakibat pada produksi
sitokin.
Stimulasi TLRs yang tidak terkontrol akan menyebabkan
inflamasi berlebihan.
PERTAHANAN LINI PERTAMA
GAMBARAN UMUM
Monosit dan makrofag menjaga homeostasis dan
sebagai produsen utama sitokin proinflamasi kunci
dari patogenesis sepsis.
Sel dendritik antigen-presenting cells maturasi
diinduksi setelah memakan antigen, kemudian migrasi
ke jaringan limfoid berperan dalam pengaktifan sel T.
Sel pembunun alami (NK) melisiskan sel-sel yang
terinfeksi, sumber dini dari sitokin proinflamasi,
memproduksi interferon-, memicu maturasi sel
dendritik, dan memperkuat efek proinflamasi sel
myeloid.
Neutrofil membunuh mikroba melalui fagositosis,
pelepasan enzim litik dari granula, memproduksi
oksigen reaktif intermediet, dan pembentukan
neutrophil extra cellular traps (NETs).
PERTAHANAN LINI PERTAMA
GAMBARAN UMUM
Sitokin proinflamasi tumour necrosis factor
(TNF) dan interleukin 1 keduanya mampu
mengaktifkan sel target dan memicu produksi
mediator inflamasi yang lebih banyak lagi.
Damage-associated molecular patterns (DAMPs)
respon dari adanya patogen atau cedera
Peran Sitokin proinflamasi dan DAMPs saat sepsis:
-Infeksi fase awal: penting untuk pertahanan non-
spesifik yang adekuat
-Infeksi fase lanjut: berkontribusi dalam terjadinya
hiperinflamasi apabila infeksi tidak terkendali
PERTAHANAN LINI PERTAMA
GAMBARAN UMUM
HIV akan mengganggu pertahanan lini
pertama
Di dalam usus, HIV menyebabkan kerusakan
barier mempermudah terjadinya infeksi
invasif oleh patogen usus seperti salmonella
non-tipoid.
Produk-produk dari mikroba yang masuk ke
dalam sirkulasi juga akan memicu aktivasi imun
kronik dan kelelahan sistem imun.
Toll-like receptors
Infeksi HIV dan AIDS dikaitkan dengan peningkatan TLR2,
TLR3, TLR4, TLR7, dan ekspresi TLR9 di dalam berbagai
sel, seperti sel limfosit T, monosit, makrofag, dan sel
dendritik.
TLR3 dan TLR7 modulator kunci dalam imunitas anti-HIV
Perubahan-perubahan dalam pengekspresian TLRs
mungkin akan mempengaruhi sistem pertahanan tubuh
terhadap infeksi bakteri belum ada penelitian yang
adekuat.
Peningkatan regulasi TLRs bertanggung jawab atas aktivasi
sel dalam menanggapi masuknya bakteri terutama pada
pasien HIV stadium lanjut.
Peningkatan ekspresi TLRs pada sel-sel yang memproduksi
sitokin mungkin berkontribusi dalam terjadinya inflamasi
berlebihan dan terganggunya homeostasis saat terjadi
sepsis.
Monosit dan makrofag
Dampak infeksi HIV pada monosit dan
makrofag:
Penurunan fagositosis Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus.
Gangguan fagositosis dan gangguan
proteolisis dari fagosom.
Gangguan pelepasan sitokin
Pasien stadium lanjut terjadi penurunan
pelepasan interleukin 12
Gangguan apoptosis makrofag alveolar

Anda mungkin juga menyukai