Diplomasi Multilateral Abad 20 dan 21 > OI ( IGO ) menjadi arena utama dalam diplomasi dan pengambilan kebijakan. OI > aktor utama dalam mempromosikan global governance, mekanisme kerjasama dallam penyelesaian masalah > aktor independen dalam menjalankan aktivitas diplomasi agar mendapatkan perhatian internasional > dengan mandat yang dimiliki mampu bekerja dengan pemerintah, NGO dan IGO lain. OI > keinginan negara-negara untuk bekerjasama dalam mencapai common interest > ruang lingkup global atau regional. Peningkatan permasalahan internasional = peningkatan dari peran IGO dan perluasan berbagai global governance > diplomasi internasional banyak dijalankan dalam IGO. IGO > membantu negara membentuk perilaku > kooperatif = pertemuan rutin dan mekanisme penyelesaian sengketa > mengkonstruksikan dunia sosial dimana kerjasama dan pilihan berada didalamnya. Evolusi Diplomasi dalam IGO Diplomasi multilateral dalam IGO > menggunakan pertemuaan dalam IGO, menjalankan diplomasi bilateral > awal abad 20 negosiasi multilateral menjadi kunci untuk instrumen untuk mengelola politik internasional. Memahami diplomasi multilateral = memahami bagaimana OI berfungsi > proses pembahasan keputusan dan outcome yang dihasilkan. Abad ke-19 > bermunculan komisi dan perserikatan ( union ) untuk menangani masalah yang spesifik ( ex : UPU dan ITU ) serta Concert of Europe > gagasan mekanisme konsultasi terbuka yang ada dalam UNSC dapat ditemui juga dalam G7/G20 > keterlibatan pihak di luar kemlu seperti kelompok-kelompok kepentingan. UN > pusat utama dalam diplomasi multilateral > keanggotaan dan isu yang tercakup. Ramesh Takur menyatakan bahwa UN menjadi arena sangat penting dimana negara melakukan kodifikasi norma dalam bentuk resolusi dan deklarasi sebagaimana halnya konvensi dan perjanjian internasional. OI dan ROI, KTT, Konferensi > menjadi arena baru bagi dijalankannya Diplomasi Multilateral. Multilateralisme abad 21 lebih kompleks > dilakukan dalam multilevel, keterlibatan aktor sub-nasional, nasional dan transnasional, meningkatnya arena dan peserta didalamnya > masa lalu diplomasi dalam IGO sangat eksklusif > saat ini gabungan antara diplomasi ekslusif dan diplomasi jaringan/ koneksi. Meninkatnya jumlah peserta = meningkatnya kepentingan, aturan, isu dan tingkatan secara berkelanjutan > kompleksitas yang perlu untuk dikelola dengan baik oleh para partisipan dalam diplomasi multilateral. Komplesitas > ct saat UN mensponsori Global Conferences : delegasi dari 193 negara, berbicara dalam 5 bahasa resmi UN + kehadiran NGO dan kelompok civil society > kepentingan peserta menjadi tema diskusi, semua menginginkan informasi detail, dan hampir seluruhnya hadir dalam setiap sesi. NGO > aktif dalam pertemuan2 UN dan IGO lain > aktor penting dalam badan khusus UN > penanganan krisis kemanusiaan, peace building . Diplomasi Multilateral dan Proses Pengambilan Kebijakan di IGO Teknik pengambilan kebijakan IGO > serupa dengan parlemen disebuah negara > voting, konsensus, voting berbobot dll. > berpengaruh terhadap proses diplomasi multilateral. Kemampuan yang diperlukan dalam diplomasi multilateral dalam IGO : 1. Bagi sebuah negara/ pemimpinnya : wibawa sebagai pemimpin, membangun kelompok negosiasi dalam skala kecil dan formal, kemampuan sebagai broker, 2. Sebagai pribadi/ Individu : kecerdasan, kesabaran, reputasi, kemampuan negosiasi dan kemampuan bahasa. . Gaya negosiasi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan dalam IGO. Diplomasi dalam IGO berbentuk Forum IGO memainkan peran sebagai forum > pertemuan rutin > perwakilan diplomatik yang merepresentasikan negara. Dalam OI yang berkategori/ berperan dalam menyelenggarakan forum, terdapat 6 hal yang harus diperhatikan : 1. Diplomasi dalam menentukan agenda setting 2. Membangun koalisi 3. Peran dari Ketua Komite 4. Karakteristik dari Forum 5. Diplomasi dalam pembentukan norma 6. Dampak dari forum diplomasi. Agenda Setting Forum IGO > memperkenalkan agenda/ masalah yang akan diangkat sebagai topik > India 1946 mengangkat masalah apartheid di Afsel, dan Malta 1967 mengajukan isu eksplorasi lautan bebas dan dasar laut untuk menjadi agenda yang dibahas dalam renegosiasi hukum laut internasional. IGO > overload isu > tindakan diplomasi untuk mengakomodasi isu baru, kepentingan dan strategi mengenai mana isu yang memerlukan perhatian. Membangun Koalisi Forum IGO > seringkali beroperasi sebagai badan legislatif > urgensi dari koalisi > bila berakhir dengan voting > dilakukan dengan bilateral dan multilateral. Diplomasi bilateral dan multilateral > negosiasi posisi bersama, mengelola sikap dan mencegah berbelot ke pihak lawan > melibatkan komunikasi dengan pemerintah dari anggota koalisi. Diplomasi multilateral > ditentukan oleh kemampuan menentukan dasar kesepakatan dan identifikasi terhadap sikap dari kelompok negara mayoritas. Peran dari Ketua Komite Forum OI > bersifat permanen ataupun sementara > ketua komite harus dipilih berdasarkan pengaruh diplomasi yang dimiliki didalam komite > menjalankan peran tidak memihak dan mengesampingkan nasionalismenya. Ketua Komite > memfasilitasi operasional dari Organisasi dibandingkan dengan kepentingan negara > menyusun agenda, bekerja dengan struktur birokrasi Organiasi, mendorong anggota dalam membuat resolusi, memutuskan untuk melanjutkan dan menghentikan negosiasi, menengahi pembahasan kesepakatan. Meski terikat dalam aturan Organisasi > mampu untuk mempengaruhi negosiasi > akses informasi, kontrol atas prosedur negosiasi dan kemampuan melanjutkan proses negosiasi. Tanggungjawab besar > terlebih bila menjadi kepala/ ketua pertemuan tahunan > contoh Presidan UNGA > keterlibatan dalam menjalankan pertemuan dalam forum OI dan mengelola proses diplomasi. Karakteristik dari Forum Jumlah anggota > mempengaruhi operasional, kesulitan melakukan agenda setting dan hubungan kerja dengan komite > IGO jumlah anggota kecil = berjalan lebih informal dengan agenda yang longgar dan kebutuhan membangun koalisi kecil. Forum shopping > praktek diplomasi dalam IGO dimana sebuah negara dapat memilih isu tertentu untuk dibahas > meskipun sebagian isu dianggap sebagai fokusi dari Organisasi lain atau diangggap telah kadaluarsa. Negara dan aktor memilih forum IGO > mendapatkan hasil terbaik atas masalah mereka > ct negara-negara Afrika lebih memilih UN daripada AU, AS lebih memilih WTO daripada WIPO untuk menyelesaikan masalah Hak Paten. Diplomasi dalam pembentukan Norma UN > tempat berkumpulnya berbagai gagasan > forum unik = artikulasi nilai dan norma global > norma dapat diperdebatkan dan dikompromikan > R2P, Declaration of HR etc = gagasan dan norma produk dari UN. Diplomasi dalam pembentukan norma > memerlukan kemampuan agenda setting serta membangun dan mengelola koalisi dalam menghasilkan resolusi dan deklarasi dalam setiap sesi pembahasan > melibatkan aktivitas yang sangat ekstensif baik secara multilateral dan bilateral didalam UN maupun dengan IGO lain. Forum IGO terasosiasi dengan Diplomasi multilateral > Diplomasi bilateral antara negara anggota, sekertariat dengan negara anggota, diantara negara didalam koalisi dan ketua komite dengan perwakilan negara. Kebiasaan/ Budaya Diplomasi Forum IGO > membantu representasi atau negara itu sendiri dalam menjalankan diplomasi multilateral > membantu berbagai kesulitan secara teknis dari sebuah negara. Diplomat > bersosialisasi melalui bahasa, tatakrama dan tata bahasa yang berlaku di UN/ OI > OI yang berbentuk forum komunikasi dan pengetahuan mengenai kebiasaan didalamnya menjadi sangat penting. Diplomasi dalam Service Organizaton Service Organization > FAO, UNDP > kewenangan diberikan oleh negara untuk memberikan bantuan kepada negara yang tidak mau dan mampu menyediakan bagi warga negaranya > Diplomasi yang dijalankan berfokus pada pendanaan, program dan priotas. UNHCR dan OI kemanusiaan > diplomasi yang dijalankan terkait dengan upaya mengamankan pasokan dan dukungan kegiatan yang diperlukan. Diplomasi dalam Technical Organization Permasalahan teknis > isu lingkungan ( Climate Change dan Kepunahan Flora/Fauna ) > dukungan politik dalam pembuatan kebijakan dan aturan baru. Diplomasi > keterlibatan dalam formal dan informal working group, jaringan/ koneksi dengan pakar dari negara yang memiliki peran besar. Semakin tinggi tingkat teknis sebuah IGO > semakin independen untuk menjalankan diplomasi yang diperlukan untuk memenuhi mandat. Diplomasi dalam Regulatory Organization Beberapa IGO diberdayakan oleh negara = memberikan daya ikat aturan dimana anggotanya akan mematuhi > penyesuaian berbagai kelengkapan dan syarat dalam sebuah bidang ct telekomunikasi ( ITU ) dan pemanfaatan nuklir ( IAEA ). Diplomasi dalam konteks penciptaan aturan > melibatkan para pakar dalam berbagai bidang tersebut, dari negara anggota dan IGO atau NGO lain. IGO dan Network Diplomacy Network Diplomacy = diplomasi yang dilaksanakan untuk memobilisasi jaringan internasional baik aktor dalam sektor privat maupun publik untuk menangani/ menyelesaikan permasalahan tertentu. UN dan IGO lain > menjadi jantung dari banyak jaringan dalam menjalankan network diplomacy. Tiga tipe jaringan/ network yang ditawarkan dalam OI : 1. OI dengan pemerintah 2. Jaringan didalam OI itu sendiri 3. Jaringan antara aktor luar dan interaksinya dengan badan politik OI. Sekian dan Terimakasih