Anda di halaman 1dari 35

TIMER & COUNTER

PENDAHULUAN
Sebelum membahas tentang aplikasi Timer dan
Counter, perlu diketahui terlebih dahulu tentang
Sequence (urutan).
Macam-macam sequence sistem ialah :
1.Event driven sequence
Urutan proses ditentukan oleh event (peristiwa)
Event merupakan kejadian yang dialami oleh input
device (switch, sensor)
2.Time driven sequence
Urutan proses ditentukan oleh waktu.
Waktu ditentukan oleh Timer.
3.Gabungan even-time driven sequence

Pemahaman tentang macam-macam sequence


tersebut sangat membantu dalam menentukan
penggunaan Timer dan Counter dalam sistem
CARA KERJA TIMER
Dalam sistem kontrol berbasis relay, pemberian
penundaan waktu diberikan oleh relay khusus yang
disebut time delay relay. Pada sistem kontrol berbasis
PLC, alat tersebut digantikan oleh instruksi TIMER.
Seperti time delay relay, instruksi timer berfungsi
untuk menunda terjadinya suatu aksi. Lamanya
penundaan ditentukan oleh nilai preset value dari
intruksi tersebut.
Secara umum cara kerja Timer adalah sebagai berikut :
Timer bekerja jika timer coil mendapat logika 1 dari
inputnya.
Timer akan menghitung sampai preset value dan
timer contact akan aktif (untuk jenis On Delay Timer-
Default)
Timer akan mati (kembali ke nilai awal) jika inputnya
dimatikan.
MACAM-MACAM TIMER
Timer dasar atau konvensional biasanya
terdiri dari 1 buah coil dan beberapa contact,
karena pada prinsipnya timer menggantikan
posisi time delay relay.
Jenis Timer ada bermacam-macam
diantaranya :
1.On Delay Timer
2.Off Delay Timer
3.Pulse Timer
4.Repaeting/Cycle Timer
5.dll
MACAM-MACAM TIMER
Berikut ini ladder diagram dan timing
diagram dari On Delay Timer. Timer jenis ini
bekerja dengan menunda pengaktifan output
selama beberapa waktu tertentu setelah
input pemicu diaktifkan. Jenis ini merupakan
default bagi timer yang dibuat untuk
pertama kalinya.
MACAM-MACAM TIMER
Berikut ini ladder diagram dan timing
diagram dari Off Delay Timer. Timer jenis ini
bekerja dengan menunda matinya output
selama beberapa waktu tertentu setelah
input untuk mematikan output diaktifkan.
MACAM-MACAM TIMER
Berikut ini ladder diagram dan timing
diagram dari Pulse Timer. Timer jenis ini
bekerja dengan memberikan suatu pulsa
yang lebarnya tetap setiap kali input pemicu
diaktifkan.
MACAM-MACAM TIMER
Berikut ini ladder diagram dan timing
diagram dari Repeating/Cycle Timer. Timer
jenis ini akan memberikan suatu pulsa
berkelanjutan (seperti clock) saat input
pemicu diaktifkan.
APLIKASI TIMER
Salah satu sifat dasar timer adalah memerlukan
inputan yang aktif terus menerus. Jika input timer off,
maka perhitungan yang dilakukan oleh timer akan
berhenti. Untuk itu pada umumnya input timer
bersifat konstan (selalu On) sampai kondisi yang
mematikan timer tersebut aktif.
Timer Contact juga dapat digunakan sebagai
pemutus suatu jalur jika diberikan diantara input dan
output pada jalur tersebut.
CARA KERJA COUNTER
Intruksi Counter berfungsi untuk menghitung
banyaknya/jumlah kejadian tertentu. Misalnya :
menghitung jumlah barang untuk pensostiran,
pengepakan, dll. Instruksi Counter mempunyai 2
input :
1.Pulse (set) Input :
Input berupa pulsa yang digunakan untuk
penghitungan naik atau turun.
2.Reset Input :
Input yang digunakan untuk mengembalikan
posisi penghitungan counter ke kondisi awal.
Instruksi counter dasar menggunakan bentuk
yang mirip dengan relay, dimana terdapat
contact dan coil juga.
Secara umum cara kerja instruksi Counter adalah
CARA KERJA COUNTER
Secara umum cara kerja instruksi Counter
adalah sbb :
Counter Coil akan aktif dan menghitung jika
input pulsa berubah dari 0 ke 1
Nilai Counter kembali ke 0 jika input reset
diaktifkan.
Besar nilai yang akan dihitung Counter
ditunjukkan oleh preset value.
Ketika nilai Counter mencapai preset value,
counter contact akan aktif.
MACAM-MACAM COUNTER
Macam-macam counter dibedakan dari
caranya menghitung suatu kejadian,
diantaranya :
Count Up --- Hitungan Naik
Count Down ---- Hitungan Turun
Count Up-Down ---- Hitungan Naik-Turun
MACAM-MACAM COUNTER
Pada counter count up, perhitungan berjalan
naik dan jika sudah sampai pada preset
value, akan ada kontak dari counter yang
akan aktif. Untuk mematikan counter
(mengatur supaya kembali ke posisi awal),
perlu mengaktifkan reset coil dari counter.
Pada counter count down, perhitungan
berjalan mundur dan jika sudah sampai 0,
akan ada kontak dari counter yang akan
aktif. Untuk mengembalikan counter
(mengatur supaya kembali ke posisi awal),
perlu mengaktifkan reset coil dari counter.
APLIKASI COUNTER
Penggunaan counter ini cukup unik karena
inputnya yang harus berbentuk pulsa supaya
counter dapat melakukan perhitungan.
Setelah kontak dari counter aktif, kontak
tersebut dapat digunakan untuk
mengaktifkan ataupun mematikan device
ataupun contact yang lain.
SENSOR & WIRING

Prinsip Pengkabelan Pada PLC


Pendahuluan
Pada materi sebelumnya telah banyak di bahas
tentang komponen-komponen hardware dan teknik
pemrograman PLC. Namun hal itu belum cukup
untuk merealisasikan sebuah sistem otomasi yang
sebenarnya. Masalah-masalah praktis seperti
pengkabelan (wiring) juga perlu diperhatikan
dengan baik oleh seorang Engineer.
Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya
bahwa PLC memiliki piranti yang menghubungkan
PLC dengan peralatan input dan output yang
dinamakan Input/Output Module.
Konsep Dasar
Ada 2 (dua) istilah yang lazim di kalangan
elektronika maupun pengguna PLC, yaitu istilah
Sinking dan Sourcing.
Sinking berkaitan dengan penarikan sejumlah arus
dari piranti luar (eksternal), istilah ini berkaitan
dengan tanda - (terminal negatif) atau GND
(ground).
Sourcing berkaitan dengan pemberian sejumlah
arus ke piranti luar (eksternal), istilah ini berkaitan
dengan terminal atau tanda + atau Vcc.
Masukan dan keluaran, baik yang bersifat sinking
maupun sourcing hanya bisa manghantarkan arus
listrik satu arah saja, artinya menggunakan catu
daya DC.
Konsep Dasar
Setiap jalur masukan atau keluaran memiliki terminal ( + )
dan ( - ), dengan demikian jika ada 5 masukan maka akan
terdapat 10 (5x2 terminal) sekrup terminal masukan yang
masing-masing bertanda ( + ) dan ( - ).
Hal ini dapat dihindari dengan cara menyatukan terminal ( - )
nya, yang kemudian untuk beberapa masukan atau
keluaran dijadikan satu dan disebut dengan jalur Common
(COMM).
Jalur-jalur Masukan
Yang perlu diperhatikan dalam
menghubungkan piranti luar dengan jalur
masukan, yang biasanya berupa sensor,
adalah bahwa keluaran dari sensor bisa
berbeda tergantung dari sensornya sendiri
dan aplikasinya.
Yang terpenting adalah bagaimana caranya
dibuat suatu rangkaian sensor yang dapat
memberikan sinyal ke PLC sesuai dengan
spesifikasi masukan PLC yang digunakan.
Jalur-jalur Masukan
Pada gambar di bawah dapat dilihat bahwa sensor yang
digunakan merupakan jenis Sinking, dengan demikian
masukan atau hubungan yang cocok disisi lainnya (PLC)
adalah memberikan arus (sourcing).
Perhatikan penempatan tegangan DC-nya, terutama polaritas
terminalnya (+/-). Dalam hal ini COMMON bersifat positif
untuk tipe hubungan semacam ini.
Jalur-jalur Masukan
Berbeda dengan gambar sebelumnya, pada gambar di bawah
dapat dilihat bahwa sensor memliki sumber arus sendiri
sehingga tipenya Sourcing. Pasangan terminalnya di sisi lain
(PLC) merupakan tipe sinking.
Untuk tipe hubungan seperti ini, COMMON bersifat negatif
atau GND. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa harus
dilakukan hubungan sinking-sourcing atau sourcing-sinking
bukan sinking-sinking atau sourcing-sourcing.
Jalur-jalur Keluaran
Keluaran dari PLC biasanya berupa transistor dalam
hubungan PNP, NPN maupun Relay.
Gambar berikut menunjukkan bagaimana cara PLC
mengatur piranti eksternal secara nyata.
Jalur-jalur Keluaran
Pada gambar pertama, ditunjukkan bagaimana
PLC menangani beban keluaran, jika PLC-nya
sendiri keluarannya tipe sinking. Beban
diletakkan antara terminal masukan sinking
dengan terminal positif catu daya yang
digunakan untuk menggerakkan beban bukan
untuk PLC-nya itu sendiri.
Pada gambar kedua, tipe keluaran PLC adalah
sourcing, sehingga konfigurasinya beban
keluaran diletakkan antara keluaran sourcing
dengan terminal negatif.
Configurasi PLC (Omron CPM
1A)
Jalur masukan PLC Omron
CPM 1A
Berbagai macam sensor, saklar atau komponen-
komponen lain yang dapat digunakan untuk
mengubah status bit dari memori status masukan
PLC dapat dipasang atau digunakan sebagai
masukan ke PLC.
Untuk bisa melakukan perubahan pada memori
status masukan tersebut dibutuhkan sumber
tegangan untuk memicu masukan.
Pada PLC Omron CPM 1A sudah dilengkapi dengan
sumber tegangan 24 VDC sehingga dapat
dimanfaatkan langsung sebagai sumber tegangan
sebagai pemicu.
Jalur masukan PLC Omron CPM 1A
Contoh Wiring Saklar.
Jalur Keluaran PLC Omron CPM
1A
PLC jenis ini menggunakan keluaran berupa Relai,
sehingga dapat menghubungkan piranti eksternal
dengan lebih mudah.
Jalur Keluaran PLC Omron CPM
1A
Contoh Wiring Keluaran PLC.
Jalur Keluaran PLC Omron CPM
1A
Pada contoh wiring diatas dapat dilihat bahwa
keluaran PLC dihubungkan dengan lampu
bohlam.
Satu terminal COM dihubungkan dengan jalan-
jala listrik dan masing-masing terminal keluaran
(O0 O3) dihubungkan dengan lampu
sedangkan terminal lampu sisanya
dihubungkan bersama ke jala-jala listrik.
Input Device Interfacing
1. Switch PLC
Menghubungkan switch dan PLC sangat mudah,
dimana switch dihubungkan dengan kutub
positif dari supply tegangan, sedang kutub
negatif dihubungkan dengan COM dari PLC.
Input Device Interfacing
2. Photosensor PLC
Salah satu jenis sensor cahaya yang paling sederhana
ialah menggunakan LED (Light Emitting Diode) dan
LDR (Light Dependent Resistance).
Cahaya dari LED akan mengubah resistansi LDR,
sehingga sinyal ON akan dikirim ke PLC. Karena level
tegangan tidak sama, digunakan komparator supaya
tegangan saturasi op-amp akan dikirimkan ke PLC
jika ada cahaya dari LED.
Penggunaan komparator ini tidak mutlak, bisa juga
diganti dengan rangkaian pengkondisian sinyal yang
lain.
Input Device Interfacing
3. Sensor Suhu PLC
Jenis sensor suhu yang digunakan disini adalah
LM 35 mengingat kesederhanaannya dalam
interface dan harganya yang murah.
Karena output tegangan yang dihasilkan kecil,
maka perlu ditambahkan non inverting
amlifier dan comparator untuk memberikan
logika tertentu pada modul input PLC.
Output Device Interfacing
1. PLC - Lampu
Jika level tegangan output device (misalkan :
lampu) sama dengan supply yang terhubung
dengan PLC, maka konfigurasi sederhana
dapat digunakan.
2. PLC Relay Ouput Device
relay merupakan perantara yang banyak
dipakai untuk device yang memiliki arus dan
tegangan yang tinggi, misalnya heater,
motor AC, Pompa dll.
Output Device Interfacing
3. PLC Motor DC
Output PLC tidak terhubung sebagai aktuator melainkan
sebagai coil relai. Dengan mengatur penyalaan coil inilah
logika perubahan arah motor DC diberikan.
4. PLC Motor Stepper
Pada umumnya, untuk mengendalikan motor stepper
digunakan rangkaian pengendali yang terpisah ataupun
modul khusus driver motor stepper dari vendor PLC
tertentu. Namun demikian sebenarnya pengendalian
motor stepper dapat secara langsung dengan
menggunakan PLC cukup mudah dilakukan karena untuk
menggerakkan motor stepper hanya diperlukan
pemberian tegangan yang bergantian pada masing-
masing sumbunya.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai