Anda di halaman 1dari 31

SYOK HIPOVOLEMIK EC

PERDARAHAN
INTRAABDOMEN

C10
Dela Nabila 102010302
Cahyo Aji Raharjo 102011144
Agusdianto Bello 102012222
Chrissa Maichel Kainama 102012363
Yudha Ramadani Anugrah 102012393
Putri Wibowo 102013459
Kasoki Sifa Justine 102013479
Susi Sugiarti 102014267
Seorang laki-laki berusia 35 tahun dibawa ke
UGD RS setelah mengalami kecelakaan sepeda
motor sekitar 2 jam yang lalu. Menurut warga
setempat yang ikut mengantar korban ke RS,
setelah menerobos lampu merah, laki-laki tersebut
ditabrak oleh mobil yang sedang melaju dalam
kecepatan tinggi. Setelah tertabrak, korban
terpental dari sepeda motornya dan sempat
terguling beberapa meter.
PF : Somnolen, TD 90/60mmHg, HR 115x/mnt, RR

25x/mnt, suhu 36,5.


Pada inspeksi terdapat luka-luka lecet pada
lutut & tangan
Pasien mengeluh nyeri pada peruy kiri atas
Pada kulit dinding abdomen sebelah kiri atas
tampak bintik-bintik perdarahan hematom
RUMUSAN MASALAH

Laki-laki 35 tahun
kecelakaan sepeda motor
sejak 2 jam yang lalu,
setelah tertabrak korban
terpelanting
ATLS
ATLS
Rumusan
Rumusan
Masalah
Masalah

WD

Syok
Syok Penatalaksana
Penatalaksana
hipovolemik
hipovolemik an
an
e.c trauma
e.c trauma
abdomen
abdomen
HIPOTESIS

pasien mengalami
syok karena
trauma abdomen
TRAUMA
Sebuah mekanisme yang disengaja ataupun
tidak disengaja sehingga menyebabkan luka
Trauma pada abdomen:

1. Trauma tumpul

2. Trauma tembus
TRAUMA TUMPUL ABDOMEN
Penyebab tersering:
1. Kecelakaan mobil dengan mobil
2. Kecelakaan mobil dengan pejalan kaki

Tekanan penyebab:
1. Tekanan kompresi
2. Tekanan deselerasi
PENANGANAN AWAL
Kita melakukan penanganan awal sesuai dengan
alur ATLS (Advanced Trauma Life Support)
ATLS
(ADVANCE TRAUMA LIFE SUPPORT)
PRIMARY SURVEY
Menggunakan asas A B C D E:
1. Airway maintanance with cervical spine
protection
2. Breathing and ventilation
3. Circulation with hemorrhage control
4. Disability : Neurological status
5. Exposure/Enviromental control: completely
undress the patient, but prevent hypothermia
RESUSITASI
Oksigenasi dan ventilasi
Manajemen syok, pemberian cairan ringer laktat
yang dihangatkan
Mengatasi dengan segera keadaan yang

mengancam nyawa pasien


PEMERIKSAAN TAMBAHAN 1
Dilakukan setelah primary survey dan resusitasi
sebagai penunjang untuk mengetahui hal yang
dapat menyebabkan pasien kritis berlanjut:
1. X-ray dada, pelvis, tulang punggung, lakukan
DPL dan FAST
2. Pemasangan kateter pada gastrointestinal dan
kateter urine.
3. Monitor: gas darah, frekuensi nafas, EKG, TD,
kuat angkat nadi.
SECONDARY SURVEY
Dilakukan setelah tindakan-tindakan
sebelumnya, dan setelah pasien menunjukan
perbaikan keadaan umum dan TTV
Dilakukan history taking, observasi head to toe,

pemeriksaan fisik lengkap.


HISTORY TAKING
Menggunakan asas A M P L E:
1. Allergies
2. Medications (pengobatan yang sedang dijalankan
atau baru dijalankan)
3. Past illness/Pregnancy
4. Last meal
5. Events/Environment related to the injury
6. Selain itu juga perlu digali riwayat trauma
tumpul, trauma tertusuk, luka bakar atau luka
beku, terkena zat berbahaya.
HISTORY TAKING
Anamnesis:
1. Proses kecelakaan dan kerusakan kendaraan?
2. Waktu pembebasan (evakuasi) yang dibutuhkan?
3. Apakah pasien meninggal?
4. Apakah pasien terlempar dari kendaraan?
5. Bagaimana fungsi peralatan keselamatan seperti
sabuk pengaman dan airbags?
6. Apakah pasien dalam pengaruh obat atau alkohol?
7. Apakah ada cidera kepala atau tulang belakang?
8. Apakah ada masalah psikiatri ?
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan meliputi:
1. Fungsi neurologis
2. Pemeriksaan fisik kepala
3. Leher dan cincin cervical
4. Thorax
5. Abdomen
6. Perineum/rectum/vagina
7. Muskuloskeletal
PEMERIKSAAN TAMBAHAN 2
Status hemodinamik
CT scan (tentukan letak perdarahan)

Foto rontgen (tentukan ada tidaknya fraktur)

X-ray ekstremitas (tentukan ada tidaknya


fraktur)
Endoskopi (melihat keadaan organ pencernaan
dalam)
USG-FAST (deteksi cairan intraperitoneal)
REEVALUASI
Reevaluasi keadaan pasien
Monitor TTV dan Urine Output

Analisa gas darah

EKG

Beri analgesik yang efektif

Bila butuh bantuan spesialis lain pasien dapat di

konsul
Bila butuh penanganan spesialis lain pasien
dapat ditransfer
KOMPLIKASI
Cedera yang terlewatkan
Terlambat dalam diagnosis

Cedera iatrogenic

Intra abdomen sepsis dan abses

Resusitasi yang tidak adekuat

Rupture spleen yang muncul kemudian

Syok hipovolemik
DEFINISI
Syok keadaan berkurangnya perfusi organ
dan oksigenasi jaringangangguan mekanisme
homeostasis.

Diagnosa syok didasarkan tanda-tanda klinis :


Hipotensi
Oliguria
Perfusi perifer yang buruk
PEMERIKSAAN
Hasil kajian dari manifestasi klinis menunjukkan
tanda-tanda syok, termasuk:
Tekanan darah rendah
Suhu tubuh rendah
Denyut nadi cepat
Lemah, akral dingin, dan kulit pucat

Tes yang dilakukan meliputi:


Kimia darah (termasuk tes fungsi ginjal)
hitung darah lengkap
CT-scan, USG, ataux-ray padadaerah trauma
Echocardiogram
Endoskopi
Kateterisasi urin tabung ditempatkan ke dalam
kandung kemih untuk mengukur output urin
PEMERIKSAAN
Abdomen: inspeksi, palpasi, perkusi, auskulasi
Kadar SGOT, SGPT dan bilirubin.

Albumin dan globulin

Kadar ureum dan keratinin

Pemeriksaan rontgen

Ultrasonografi

Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL)


ETIOLOGI
Diare
Muntah

Trauma

Kehilangan sekitar 1 / 5 atau lebih dari jumlah


normal darah dalam tubuh syok hipovolemik.
MANIFESTASI KLINIS
Status mental: ansietas, apati, stupor, atau
koma
TTV: TDS <100mmHg, hipotensi postural,
frek.nadi , takikardi postural, Nafas
takipnea
Kulit: dingin, pucat dan berbintik, vena
ekstremitas menunjukan tekanan yang
rendah
Gejala: mual, lemah, rasa haus yang
sangat.
SYOK HIPOVOLEMIK KARENA
PERDARAHAN
PENATALAKSANAAN
Pemantauan keadaan TTV, harus stabil
Pemantauan urine output (dibawah 30 ml/jam
menunjukkan buruknya perfusi)
Pemberian oksigen aliran tinggi, dapat

dilakukan intubasi bila terdapat kelainan klinis


atau analisa gas darah.
PENATALAKSANAAN
Pemberian cairan: RL 1-2 L dalam 45-60 menit.
Bila hipotensi teratasi merupakan indikasi
kehilangan darah sudah minimal
Bila belum juga teratasi segera transfusi darah

O negatif
PENALAKSANAAN
Vasopressor:
1. Sudah jarang digunakan
2. Mampu mengontrol tekanan darah sementara
3. NE 4-8 mg dilarutkan dalam 500 ml D5W
4. Metaraminol 5-10 mg dilarutkan dalam 500 ml
D5 W
PROGNOSIS
Bervariasi
Angka kematian untuk rawat inap berkisar antara
5-10%
KESIMPULAN
Syok Hipovolemik selalu merupakan darurat
medis.Namun, gejala-gejala dan hasil dapat
bervariasi tergantung pada:

Jumlah volume darah yang hilang


Tingkat kehilangan darah

Cedera yang menyebabkan kehilangan

Mendasari pengobatan kondisi kronis, seperti


diabetes dan jantung, paru-paru, dan penyakit ginjal

Anda mungkin juga menyukai