Anda di halaman 1dari 71

KONSEP P3B

IHT KRING PAJAK-2013

1 tethadini
Definisi

P3B adalah perjanjian pajak antara dua negara (bilateral)


yang mengatur mengenai pembagian hak pemajakan atas
penghasilan yang diperoleh atau diterima oleh penduduk
dari salah satu atau kedua negara pihak pada persetujuan
(both contracting state).

(John Hutagaol : Pemahaman Praktis Mengenai P3B


Indonesia dengan Negara-negara di Kawasan Asia Pasifik,
Amerika dan Afrika hal.5)

2 tethadini
PROSEDUR PENERAPAN P3B

Memastikan
definisi
Mutual
istilah
Agreement
Procedure

Shall be
taxable only
TAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

May be taxed TAHAP 4 TAHAP 5

Person covered
Penentuan hak Menghilangkan
Taxes covered pemajakan dampak
States covered berdasarkan pasal pemajakan
Effective date substantive yg dibatasi berganda
berlaku

Tidak dibatasi

3 tethadini
TAHAP 1-person covered
Menentukan apakah subjek pajak yg ingin menerapkan P3B
termasuk dalam subjek pajak yg dicakup dalam P3B tsb atau tidak.

Tie breake
r rule
Dual Article 4
resident

Person dan
resident
Article 1 &
article 3

4 tethadini
Tie Breaker Rule Orang Pribadi

Permanent
Permanent home
home
Dimaksudkan
Dimaksudkan untuk
untuk digunakan
digunakan sebagai
sebagai tempat
tempat tinggal
tinggal secara
secara terus
terus menerus
menerus ..
Bukan
Bukan tempat
tempat tinggal
tinggal yg
yg hanya
hanya digunakan
digunakan untuk
untuk sementara
sementara misalnya
misalnya sebagai
sebagai tempat
tempat berlibur
berlibur atau
atau dalam
dalam rangka
rangka
perjalanan
perjalanan bisnis
bisnis atau
atau training.
training.
Baik dengan
Baik dengan cara
cara dimiliki
dimiliki sendiri
sendiri ataupun
ataupun disewa.
disewa.

Centre
Centre of
of vital
vital interests
interests (personal
(personal and
and economic
economic relations
relations are
are closet)
closet)
personal
personal relation
relation :: hubungan
hubungan pribadi
pribadi (keluarga)
(keluarga)
economic
economic relation : pusat ekonomi atau
relation : pusat ekonomi atau sumber
sumber penghasilan
penghasilan

Habitual
Habitual abode
abode
kebiasaan
kebiasaan berdiam
berdiam (lebih
(lebih banyak
banyak tinggal
tinggal dimana)
dimana)

Citizen
Citizen
kewarganegaraan
kewarganegaraan

Mutual
Mutual agreement
agreement
persetujuan
persetujuan bersama
bersama

5 tethadini
Tie Breaker Rule Badan

OECD Model dan UN Model

Place of effective management test

P3B Indonesia

Effective management test (contoh : P3B Indonesia-


Austria)
If the effective management is in both states then
mutual agreement is applied (contoh : P3B
Indonesia-Denmark)
Mutual Agreement (contoh : P3B Indonesia-
Singapura)
A place of incorporation (contoh : P3B Indonesia-
USA)

6 tethadini

back
TAHAP 1-taxes covered
Menentukan apakah objek pajak yg dipersengketakan termasuk
dalam pengertian objek pajak yg dicakup dalam P3B tsb atau tidak.

P3B Pajak Penghasilan


Umumnya

P3B Indonesia Korsel selain


mengatur PPh juga mengatur
Pengecualian PPN (PPN dalam article 8)

7 tethadini back
TAHAP 1-state covered
Menentukan territory atau yurisdiksi pemajakan untuk menentukan
apakah subjek pajak merupakan resident dari suatu state atau negara
seperti yg didefinisikan dalam P3B, juga untuk menentukan apakah
sumber dari penghasilan tsb berasal dari negara yg memang memenuhi
kualifikasi untuk menjadi negara sumber penghasilan.
Contoh :
Jika Indonesia bertransaksi dengan badan yg didirikan dan berkedudukan
di Hongkong. Apakah bisa menggunakan P3B Indonesia China ?
Jawab :
Harus melihat definisi China dalam pasal 3 ayat 1 huruf a P3B Indonesia-
China.
Istilah "China" meliputi wilayah Republik Rakyat China seperti dirumuskan
dalam Undang-undangnya dan daerah sekitarnya yang berbatasan atas
mana Republik Rakyat China memiliki kedaulatan, hak-hak kedaulatan atau hak-
hak lainnya sesuai dengan hukum internasional;
Berdasarkan ketentuan perundang-undangan domestik China, Hongkong bukan
bagian dari China, sehingga tidak bisa menggunakan P3B Indonesia-China

8 tethadini back
TAHAP 1-effective date

Sudah
Belum berlakunya
tidak
berlaku P3B
berlaku

9 tethadini back
TAHAP 2-definisi istilah
Person
Company
Definisinya diatur dalam enterprise
Enterprise of a contracting state dan Enterprise of the other contracting state
satu pasal tertentu dalam International Traffic
Competent authority
P3B (Pasal 3) National
Business

Resident of a Contracting sate (pasal 4)


Definisinya tidak diatur Permanent establishment (pasal 5)
Immovable property (pasal 6 )
dalam satu pasal tertentu Dividend (pasal 10 )
Interest (pasal 11)
tapi diatur dalam pasal- Royalties (pasal 12)
Professional Services (pasal 14)
pasal lainnya dalam P3B

Definisinya tidak Interpretasinya diatur dalam pasal 3


dirumuskan dalam P3B ayat 2 dari P3B

10 tethadini back
TAHAP 3-Pembagian hak pemajakan
dalam pasal-pasal substantive

Penggolongan penghasilan Pembagian hak pemajakan


berdasarkan distributive rules berdasarkan distributive rules
Active income Hak pemajakan diberikan sepenuhnya
Passive Income kepada salah satu negara
Other Income Hak pemajakan dibagi antara negara
domisili dan negara sumber penghasilan

11 tethadini
Penggolongan Penghasilan
Penghasilan yg berasal dari kegiatan usaha dan pekerjaan
Bussines profit

ACTIVE Penghasilan dari transportasi laut, sungai, udara


Independent personal services
Dependent personal services

INCOME Penghasilan direktur, artis, dan olahragawan


Gaji Pegawai Negeri Sipil
Penghasilan yg diterima oleh pelajar

Penghasilan yg berasal dari investasi dalam bentuk tangible


maupun intangible properties (termasuk financial investment)
Income from immovable property

PASSIVE
Penghasilan dari dividen, bunga, royalti
Capital gain
pensiun

INCOME

OTHER Penghasilan yg tidak dapat digolongkan berdasarkan active


income maupun passive income
INCOME
12 tethadini
Passive Income

Passive income secara prinsip diperoleh dengan tidak ikut terlibat secara
langsung untuk mendapatkan penghasilan tsb.

Passive income dapat dibedakan dengan bussines income atau active


income sebagai berikut :
Dalam bussines income, untuk konteks orang pribadi, penghasilan diperoleh melalui suatu
kegiatan yg dilakukan oleh orang pribadi yg melakukan pekerjaan bebas.
Sedangkan business income untuk konteks perusahaan, penghasilan diperoleh melalui suatu
kegiatan bisnis.

13 tethadini
back
Pembagian Hak Pemajakan

Hak pemajakan diberikan sepenuhnya kepada


salah satu negara

Terminologi yg digunakan : Shall be taxable only


Hak pemajakan atas suatu penghasilan biasanya diberikan kepada negara
domisili
Negara lainnya tidak boleh mengenakan pajak atas penghasilan tsb
Tidak ada pajak berganda

Hak pemajakan dibagi antara negara domisili dan


negara sumber penghasilan

Terminologi yg digunakan : May be taxed


Kemungkinan terjadi pajak berganda

14 tethadini
back
TAHAP 4-Menghilangkan dampak
pemajakan berganda

Dilakukan jika berdasarkan


pasal-pasal substantive
dalam P3B ,hak pemajakan
diberikan kepada masing-
masing negara

Negara domisili diwajibkan


memberikan keringanan
pajak melalui metode
pembebasan (
exemption method) atau
metode kredit pajak

15 tethadini
TAHAP 4-Menghilangkan dampak
pemajakan berganda-lanjutan

Metode Pembebasan (exemption method)

Negara domisili tidak mengenakan pajak atas


penghasilan yang bersumber di luar negeri

Metode kredit pajak

Metode kredit pajak penuh : seluruh pajak yg


terutang di luar negeri dapat diperhitungkan dengan
pajak yg terutang di akhir tahun.
Metode kredit pajak dengan pembatasan : pajak yg
dibayar di luar negeri yg dapat diperhitungkan
sebagai kredit pajak dibatasi jumlahnya.

16 tethadini
back
TAHAP 5-Mutual Agreement
Procedure

Masalah
pemajakan
Dalam penerapan tahap 1, 2, berganda dapat
3, dan 4 tsb masih terdapat diselesaikan
persengketaan antara negara melalui
yg satu dengan negara yg persetujuan
lainnya
bersama (Mutual
Agreement
Procedure)

17 tethadini
DISTRIBUTIVE RULES
Pasal-pasal yg mengatur
tentang hak pemajakan
suatu negara atas jenis-
jenis penghasilan
tersebut

Business Profit
Perkapalan & Penerbangan (
Penghasilan
Harta TakDividend,
Bergerak
Orang
Other
Capital
Pribadi
Bunga,
(Immovable
Income
Gain
(Personal
Royaltiproperty)
Services)
Shipping, inland waterways transport and air transport)

18 tethadini
BUSINESS PROFIT

Laba usaha hanya akan dikenakan pajak oleh negara domisili, kecuali
perusahaan tsb memiliki Permanent Establishment (BUT) di negara
sumber.

Negara sumber juga dapat mengenakan pajak atas laba usaha jika di
negara sumber tsb terdapat Permanent Establishment (BUT).

Konsep Permanent Establishment (BUT) merupakan kriteria utama untuk


menentukan apakah negara sumber memiliki hak pemajakan.

19 tethadini
Bentuk Permanent
Establishment
OECD MODEL UN MODEL
Bentuk dasar (Basic Rule PE)
Bentuk dasar
(Basic Rule PE)
Konstruksi (Construction PE)

Konstruksi Pemberian jasa (Service PE


(Construction PE) )

Keagenan (Agency PE)


Keagenan
(Agency PE)
Asuransi (Insurance PE)

20 tethadini
Bentuk Dasar PE
Kondisi yg harus dipenuhi agar terbentuk PE (kumulatif):

Place of Adanya tempat usaha, baik di beli atau


business test di sewa.

Tempat usaha tsb didirikan di suatu


Location test lokasi tertentu (berada di suatu titik
geografi tertentu).

Right use Subjek pajak harus memiliki hak untuk


test memanfaatkan tempat usaha tsb.

21 tethadini
Bentuk Dasar PE-lanjutan
Kondisi yg harus dipenuhi agar terbentuk PE (kumulatif):

Tempat usaha digunakan untuk kegiatan yg sifatnya


Permanence teratur dan bukan untuk kegiatan yg sifatnya situasional.
Kegiatan dimaksudkan untuk berlangsung secara terus
test menerus tanpa pernah diketahui kapan akan berhenti.
Penggunaan tempat usaha untuk waktu yg lama.

Business Kegiatan yg dilakukan melalui tempat usaha tsb harus


merupakan kegiatan usaha sebagaimana pengertian

activity test
kegiatan usaha yg diatur dalam UU domestik maupun
P3B.

22 tethadini
Tempat Usaha yg Dikecualikan
Sebagai PE

Suatu tempat usaha tidak dapat dikatakan


sebagai PE sepanjang kegiatan yg
dilakukan terbatas pada kegiatan-kegiatan
yg dirumuskan sebagai bukan PE pada
P3B.

23 tethadini back
PE Konstruksi

Proyek konstruksi, mencakup :


Konstruksi bangunan
Konstruksi jalan, jembatan, atau pengairan
Renovasi gedung, jalan, jembatan atau pengairan
Pemasangan pipa, kegiatan penggalian, dan kegiatan
pengerukan

Proyek instalasi, mencakup :


Kegiatan instalasi yg terkait dengan proyek
konstruksi
Kegiatan pemasangan peralatan baru, seperti mesin,
baik di dalam gedung maupun di luar gedung

24 tethadini
PE Konstruksi-lanjutan

OECD Model UN Model

Kegiatan supervisi
Kegiatan supervisi
(pengawasan) atas
(pengawasan) atas
proyek konstruksi atau
proyek konstruksi atau
instalasi dapat
instalasi bukanlah PE
membentuk PE

Time test yang Time test yang


dipersyaratkan lebih dipersyaratkan lebih
panjang daripada UN pendek daripada OECD
Model Model

25 tethadini
PE Konstruksi-lanjutan
Hal-hal yg harus diperhatikan terkait pembentukan PE melalui
konstruksi :

Kegiatan konstruksi / instalasi harus berlangsung melebihi time


test.

Proyek konstruksi/instalasi dimulai pada saat kontraktor memulai


pekerjaannya, termasuk kegiatan persiapan di negara dimana
proyek akan didirikan.

Untuk perhitungan time test, proyek tetap dianggap berlangsung


walaupun proyek tsb untuk sementara dihentikan karena alasan
cuaca buruk, atau kekurangan bahan, atau permasalahan tenaga
kerja.
26 tethadini
PE Konstruksi-lanjutan
Hal-hal yg harus diperhatikan terkait pembentukan PE melalui
konstruksi :

Bila kontraktor utama menyerahkan sebagian pekerjaan kepada beberapa sub-


kontraktor maka periode waktu yg dipakai oleh sub-kontraktor dalam
mengerjakan bagiannya di tempat proyek tsb akan diperhitungkan dalam
penentuan time test dari pihak kontraktor utama. Sub-kontraktor sendiri dapat
membentuk PE-konstruksi secara tersendiri (terlepas dari kontraktor utama) jika
dalam mengerjakan proyek yg menjadi bagiannya ternyata melebihi time test.

Perhitungan time test diterapkan terhadap masing-masing proyek


konstruksi/instalasi secara terpisah sepanjang tidak ada kaitan antara proyek yg
satu dengan proyek lainnya.

Suatu proyek konstruksi dianggap telah selesai jika proyek tsb benar-benar telah
diselesaikan.

27 tethadini
back
PE Atas Pemberian Jasa

Dalam OECD Model, pemberian jasa tidak


masuk dalam definisi BUT

Berdasarkan konsep OECD, laba usaha dari kegiatan


pemberian jasa hanya dikenakan pajak di negara
domisili.

PE atas pemberian jasa terbentuk jika


suatu perusahaan di negara domisili
memberikan jasa di negara sumber

Kegiatan pemberian jasa dapat dilakukan oleh karyawan


perusahaan tsb atau melalui pihak lain yg dipekerjakan
oleh perusahaan (other personnell)

28 tethadini
PE Atas Pemberian Jasa-lanjutan
Permasalahan terkait PE atas pemberian jasa :

Istilah personnel

Diartikan sebagai orang pribadi saja atau orang pribadi dan badan ?
Jika terminologinya person maka diartikan sebagai orang pribadi dan
badan sesuai definisi person di P3B.

Haruskah personnel merupakan SPDN negara domisili

Terminologi Same or Connected project

Jika perusahaan negara domisili memberikan jasa di negara sumber


atas proyek yg berbeda (tidak saling berhubungan), maka jumlah hari
yg dipergunakan untuk proyek yg berbeda tsb tidak dapat digabungkan
untuk menghitung time test. Dengan kata lain, time test dihitung untuk
masing-masing proyek.
29 tethadini
PE Atas Pemberian Jasa-lanjutan
Permasalahan terkait PE atas pemberian jasa :

Terminologi a period or periods aggregating

Makna dari terminologi tsb bisa saja : dalam suatu periode


waktu tertentu saja (a period) dalam kurun waktu 12
bulan ; atau dalam beberapa periode waktu (periods)
dalam kurun waktu 12 bulan. Jadi,kehadiran pegawai tsb
tidak harus terus menerus.

Perhitungan hari

Man days atau solar days ?


Jumlah yg dipergunakan untuk menghitung time test
adalah solar days.
30 tethadini
PE Atas Pemberian Jasa-lanjutan

Kehadiran Jumlah hari Jumlah Man days


(solar days) Pekerja
1 Maret 20 Maret 20 3 60

16 April 30 April 15 2 30

1 Mei 20 Mei 20 4 80

Total 55 170

31 tethadini
back
PE Agen

Definisi Agent tidak didefinisikan


dalam OECD Model maupun UN
Model.

Konsep Definisi berdasarkan ketentuan


Agen domestik masing-masing negara.

Pengertian agen dalam UU domestik


masing-masing negara dapat berbeda
tergantung sistem hukum yg dianut negara
tsb

32 tethadini
Elemen PE Agen

Agen adalah person yg bertindak atas nama principal


(dependent agent) ;

Person tsb mempunyai otoritas untuk menandatangani


kontrak ;

Kontrak dilakukan secara berkesinambungan ;

Person tsb bukan independent agent yg bertindak dalam


rangka menjalankan kegiatan usaha pokoknya.

33 tethadini
Pengujian Atas Elemen PE Agen
Pengujian atas person (dependent agent)

Principal yg diwakili oleh agennya di negara sumber penghasilan


mempunyai hak untuk memberikan instruksi serta melakukan kontrol
kepada agennya.
Principal menanggung biaya kegiatan yg dilakukan agennya di negara
sumber tanpa memperhatikan berapa jumlah yg dikeluarkan.
Aktivitas usaha dilakukan oleh agen hanya untuk satu principal dalam
suatu periode waktu tertentu.

Pengujian atas otoritas

Istilah otoritas tidak didefinisikan dalam P3B.


Pelimpahan otoritas untuk menutup kontrak merupakan syarat mutlak
yg harus dipenuhi untuk menentukan terbentuknya PE agen.
Pelimpahan otoritas dapat dinyatakan secara tertulis maupun secara
lisan.

34 tethadini
Pengujian Atas Elemen PE Agen-
lanjutan
Pengujian atas pembuatan (penutupan) kontrak

Apakah kontrak yg di ttd oleh pihak lain selain agen yg telah mengatur kontrak
tsb dapat menimbulkan PE agen ? PE agen masih dapat terpenuhi sepanjang
pihak lain yg melakukan penandatanganan kontrak tidak memiliki hak &
kewajiban yg bersifat material thd isi kontrak yg telah dinegosiasikan oleh agen.
Apakah lokasi/tempat penandatanganan kontrak menentukan ada atau tidaknya
PE agen ? Lokasi dimana tempat penandatanganan kontrak dilakukan tidak
berpengaruh terhadap penentuan ada tidaknya PE agen. Faktor yg mempengaruhi
adalah frekuensi dari aktivitas yg dilakukan dalam pembuatan kontrak atas nama
principal yg diwakili oleh agen.

Pengujian atas kesinambungan pembuatan kontrak

Penentuan agen sebagai PE mengharuskan adanya penutupan kontrak yg


dilakukan oleh pihak yg bertindak atas nama principal yg dilakukan secara
berkesinambungan (habitually exercise).
Frekuensi yg dapat menunjukkan habitually exercise tergantung kepada jenis
kegiatan usaha yg dijalankan oleh principal yg diwakili oleh agen tsb di negara
sumber.

35 tethadini
Pengujian Atas Elemen PE Agen-
lanjutan
Pengujian atas kegiatan usaha pokok

Suatu principal tidak akan dianggap mempunyai PE


di negara sumber apabila penghasilan usahanya dari
negara sumber diperoleh melalui person yg berupa
broker, komisioner, atau agen lainnya yg kedudukannya
bebas (dependent agent).
Broker, komisioner atau agen lainnya dikatakan
mempunyai kedudukan bebas sepanjang broker,
komisioner, atau independent agent tsb bertindak
untuk usaha mereka sendiri (ordinary course of
business).
Suatu agen akan dianggap tidak bebas (dependent)
apabila kegiatan usahanya adalah menjalankan
kegiatan usaha yg dijalankan oleh principal.

36 tethadini
back
PE Asuransi

Perusahaan asuransi luar negeri dianggap mempunyai


PE di negara sumber bila menerima premi dari negara
sumber atau menanggung resiko di negara sumber tsb.

Ketentuan di atas tidak berlaku jika premi asuransi tsb


dikumpulkan atau di tagih oleh agen yg kedudukannya
bebas.

37 tethadini
Penentuan Laba Usaha PE
Penentuan laba usaha PE diatur dalam Pasal 7 OECD Model
maupun UN Model.

Attributable Principle & Force of Attraction Principle

OECD Model : Attributable principle


UN Model : Attributable Principle & Force of Attraction Principle
Attributable Principle : Penghasilan yg berasal dari kegiatan usaha PE saja
Force of attraction : Penghasilan dari usaha atau kegiatan atau dari penjualan
barang atau barang dagangan yg dilakukan HO di negara dimana PE berada
dengan syarat kegiatan usaha atau penjualan yg dilakukan HO sama atau sejenis
dengan kegiatan usaha PE atau penjualan yg dilakukan oleh PE.

Distinc and Separarate Enterprise Approach

Transaksi antara HO dan PE dianggap sebagai transaksi yg terpisah dan


berhubungan secara bebas (distinc and separate enterprise approach)------
disebut juga Direct method
Penentuan harga transaksi antara HO dan PE harus didasarkan pada harga pasar
(arms length price).
38 tethadini
Penentuan Laba Usaha PE-lanjutan
Penentuan laba usaha PE diatur dalam Pasal 7 OECD Model
maupun UN Model.
Biaya-biaya yg deductible

OECD Model : Diperkenankan biaya-biaya yg terjadi di HO untuk dibebankan di


PE sepanjang biaya tsb digunakan untuk keperluan PE. Termasuk biaya
administrasi umum, baik yg dikeluarkan di negara di mana PE tsb berada atau di
negara lainnya.
UN Model : Terdapat tambahan klausul bahwa pembayaran yg dilakukan oleh PE
kepada kantor pusatnya yaitu biaya royalti, pembayaran imbalan jasa, atau
pembayaran bunga (kecuali untuk usaha perbankan) tidak dapat dibebankan
sebagai biaya. Sebaliknya, pembayaran yg diperoleh oleh PE dari kantor pusat
bukan merupakan penghasilan PE.

Indirect Method

Sepanjang telah merupakan kelaziman, dalam menghitung laba PE dapat


digunakan cara apportionment yaitu dengan cara membandingkan suatu
komponen tertentu dari PE dengan laba keseluruhan perusahaan.

39 tethadini
Penentuan Laba Usaha PE-lanjutan
Penentuan laba usaha PE diatur dalam Pasal 7 OECD Model
maupun UN Model.
Kantor pembelian (mere purchase)

OECD Model : Apabila di negara sumber terdapat suatu tempat tetap yg dipergunakan sebagai tempat
untuk menjalankan kegiatan usaha, akan tetapi apabila kegiatan usaha tsb semata-mata untuk melakukan
pembelian barang dagangan, maka kegiatan pembelian tsb tidak menimbulkan penghasilan bagi PE.
UN Model : Rumusan di atas tidak diadopsi oleh UN Model, karena UN Tax Expert Group berkesimpulan
bahwa suatu kegiatan pembelian dari suatu PE mempunyai kontribusi dalam membentuk laba dari
keseluruhan perusahaan.

Konsistensi

OECD Model & UN Model sama-sama menyatakan bahwa apabila metode alokasi dipergunakan dalam
menghitung laba usaha PE maka sebaiknya digunakan secara konsisten, kecuali terdapat alasan yg kuat
dan cukup untuk menyimpang dari cara penghitungan tsb.

Subordination

OECD Model dan UN Model menegaskan bahwa apabila terdapat pasal lain juga mengatur jenis-jenis
penghasilan yg termasuk bagian dari penghasilan PE, maka ketentuan dalam pasal lain tsb yg
diberlakukan.
Akan tetapi, apabila penghasilan yg diatur dalam pasal lain tsb di atas terkait secara efektif (effectively
connected) dengan PE maka pasal 7 (laba usaha) yg diberlakukan.

40 tethadini

back
PENGHASILAN DARI
PERKAPALAN & PENERBANGAN
OECD Model UN Model
Memberikan dua alternatif
Menganut prinsip tempat bentuk rumusan :
manajemen efektif (place of
effective management)
sebagai dasar hak pemajakan
atas laba usaha dari jasa
Alternatif pertama
transportasi di jalur Rumusan UN Model sama dengan
internasional. OECD Model.
Alternatif kedua
Membedakan operasi pesawat
Membedakan hak pemajakan udara dengan operasi kapal laut
antara laba usaha dari di jalur internasional dengan
pengoperasian kapal laut dan
memberikan hak pemajakan lebih
pesawat terbang dengan laba
usaha dari pengoperasian besar ke negara sumber ketika
perahu untuk angkutan kegiatan pelayaran tsb sifatnya
sungai. teratur (more than casual).

41 tethadini
PENGHASILAN DARI PERKAPALAN &
PENERBANGAN-lanjutan
Hal-hal yg perlu diperhatikan terkait dengan penerapan pasal 8 OECD
Model (OECD Model Tax Convention on Income and on Capital
Condensed Version 2008) :
Laba usaha dari kegiatan pelayaran & penerbangan di jalur internasional
tidak hanya terbatas pada angkutan orang & barang (liner services). Akan
tetapi juga mencakup semua laba usaha yg berkaitan dengan pengoperasian
kapal laut & pesawat terbang.

Konsep dari place of effective management adalah tempat dimana


keputusan komersil dan manajemen yg penting untuk menjalankan
kegiatan bisnis diambil.

P3B hanya berlaku dalam hal kegiatan pelayaran dan penerbangan dilakukan
pada jalur internasional bukan jalur nasional atau domestik. Jika perusahaan
pelayaran atau penerbangan asing melakukan operasi di jalur nasional maka
tunduk sepenuhnya kepada ketentuan perpajakan domestik.

42 tethadini
Laba usaha yg berkaitan dengan pengoperasian kapal
laut & pesawat terbang

Penyewaan kapal laut & pesawat terbang beserta perlengkapan, awak kapal dan
perbekalannya (fully manned basis) ;

Penyewaan kontainer milik perusahaan, baik yg berhubungan langsung (directly


connected) maupun pelengkap (ancillary) operasi pelayaran dan penerbangan di
jalur internasional ;

Penjualan tiket melalui agen ;

Pengoperasian bus perusahaan yg menghubungkan pelabuhan dengan kota ;

Penghasilan yg diperoleh dari pemasangan iklan yg ditaruh di bus tsb di atas ;

Penghasilan dari usaha perhotelan yg merupakan satu kesatuan dengan harga tiket dari
penerbangan atau pelayaran tsb.

43 tethadini
PENGHASILAN DARI PERKAPALAN &
PENERBANGAN-lanjutan
Hubungan Pasal 7 (Business Profit) dan Pasal 8 (Shipping, Inland
waterways Transport and Air Transport) OECD Model :

Pasal 7 OECD Model


menjelaskan prinsip umum
pengenaan pajak atas laba
usaha yg hanya dapat
dikenakan pajak di negara
sumber apabila kegiatan usaha
itu dilakukan melalui suatu PE.

Akan tetapi, perlakuan ini


tidak berlaku untuk
penghasilan usaha dari
jasa transportasi di jalur
internasional, yg dapat
dikenakan pajak di negara
sumber meskipun tidak
44 tethadini dilakukan melalui BUT.
back
DIVIDEN
Hak pemajakan

Hak pemajakan dibagi antara negara domisili dan negara


sumber.
Hak pemajakan negara sumber dibatasi (limited taxation
right).

Definisi dividen

Pasal 10 ayat (3) OECD Model menyatakan bahwa Dividen


merupakan penghasilan dari kontribusi modal dan bukan dari
kontribusi pinjaman.

Hubungan efektif antara Dividen dengan


PE di negara sumber
Dividen akan diperlakukan sebagai laba usaha (business
profit) jika pemegang saham yg menerima pembayaran
memiliki hubungan efektif (effectively connected) dengan
PE yg berada di negara sumber.

45 tethadini
DIVIDEN-lanjutan
Beneficial ownership

Fasilitas penurunan tarif pajak atas penghasilan dividen hanya


dapat diberikan jika pihak yg menerima penghasilan dividen
adalah SPDN dari negara mitra P3B dan SPDN tsb merupakan
beneficial owner dari penghasilan dividen tsb.

Branch profit tax

Istilah branch profit tax tidak terdapat dalam OECD Model tetapi
muncul dalam revisi UN Model.
Berdasarkan rumusan UN Model, branch profit tax hanya berlaku
dalam konteks P3B jika negara sumber memiliki ketentuan
tentang branch profit tax dalam ketentuan perpajakan
domestiknya.

Pemajakan dividen di luar wilayah teritorial

Pasal 10 ayat (5) OECD Model dan UN Model melarang


pemajakan atas dividen yg dibayarkan di luar wilayah
teritorialnya.
46 tethadini
Pemajakan dividen diluar wilayah
teritorial
Contoh :
Negara A akan mengenakan pajak atas dividen yg
dibayarkan oleh Perusahaan B yg berdomisili di negara B
kepada pemegang sahamnya di negara C, jika dividen yg
dibayarkan tsb berasal dari laba yg timbul di negara A.

OECD Model melarang pemajakan yg dilakukan oleh negara


A.

47 tethadini
BUNGA
Hak pemajakan

Masing-masing negara yg mengadakan P3B diberi hak pemajakan atas


penghasilan bunga.
Hak pemajakan negara sumber dibatasi sampai suatu persentase tertentu dari
jumlah bruto pembayaran bunga.

Definisi bunga

Didefinisikan dalam P3B ybs.


OECD Commentary secara explisit menyatakan bahwa setiap jenis penghasilan
hanya dapat masuk ke dalam salah satu pasal pembagian hak pemajakan
(distributive rule) dimana istilah penghasilan bunga pada pasal 11 tidak
termasuk jenis penghasilan yg telah diatur dalam pasal 10.

Beneficial ownership

Fasilitas penurunan tarif pajak atas penghasilan bunga hanya dapat diberikan
jika pihak yg menerima penghasilan bunga adalah SPDN dari negara mitra P3B
dan SPDN tsb merupakan beneficial owner dari penghasilan bunga tsb.

48 tethadini
BUNGA-lanjutan
Hubungan efektif antara Bunga dengan PE di negara
sumber
OECD Model menyatakan bahwa penghasilan bunga akan diperlakukan
sebagai laba usaha (business profit) jika klaim utang yg memunculkan
kewajiban pembayaran bunga itu memiliki hubungan efektf (effectively
connected) dengan PE yg berada di negara sumber.

Negara Sumber bunga

Negara dimana pihak yg membayar menjadi SPDN ;


Apabila bunga tsb dibebankan kepada PE yg berada di salah satu negara yg
mengadakan perjanjian P3B, maka bunga dianggap timbul di negara dimana
PE tsb berada tanpa memperhatikan bunga tsb dibayarkan dari negara
mana, sepanjang terdapat hubungan ekonomis antara pinjaman dan bunga
yg dibebankan kepada PE.

Tingkat bunga yang wajar

Mengatur perlakuan pajak atas bunga yg dibayar kepada pihak yg


mempunyai hubungan istimewa.
Dalam hal besarnya bunga melebihi jumlah yg seharusnya terjadi
seandainya dibayar kepada pihak yg tidak ada hubungan istimewa, maka
jumlah yg melebihi kewajaran tsb tidak tunduk pada article tentang bunga.

49 tethadini
ROYALTI

Hak Pemajakan

OECD Model : Hak pemajakan hanya dimiliki oleh negara domisili.


Negara sumber tidak memiliki hak pemajakan.
UN Model : Hak pemajakan diberikan kepada negara domisili dan
negara sumber , dengan membatasi hak pemajakan negara sumber.

Definisi Royalti

Untuk tujuan perpajakan, definisi royalti disebutkan dalam P3B.


Definisi royalti menurut UN Model lebih luas daripada definisi royalti
menurut OECD Model.

Beneficial Ownership

Fasilitas penurunan tarif pajak atas royalti hanya dapat diberikan jika
pihak yg menerima penghasilan royalti adalah SPDN dari negara mitra
P3B dan SPDN tsb merupakan beneficial owner dari penghasilan royalti
tsb.

50 tethadini
ROYALTI
Hubungan efektif antara Royalti dengan PE di negara
sumber
Royalti akan diperlakukan sebagai laba usaha (business profit) jika
royalti tsb memiliki hubungan efektif (effectively connected)
dengan PE yg berada di negara sumber.

Negara sumber

Sumber penghasilan royalti adalah negara dimana pembayarnya


berdomisili.
Apabila royalti tsb dibebankan kepada PE yg berada di salah satu
negara yg mengadakan perjanjian P3B, maka royalti dianggap
timbul di negara dimana PE tsb berada tanpa memperhatikan royalti
tsb dibayarkan dari negara mana, sepanjang terdapat hubungan
ekonomis antara royalti dengan PE.

Perlakuan royalti antara pihak-pihak yg mempunyai


hubungan istimewa
Bila jumlah yg dibayar tidak arms length maka penerapan tarif
sesuai dengan article royalti dalam P3B adalah atas jumlah yg
wajar.
Jumlah lebihnya tetap dikenakan pajak dimasing-masing negara
dengan memperhatikan ketentuan lain dalam P3B
51 tethadini
ROYALTI-lanjutan
Know-how
Informasi berupa pengalaman di bidang industri, perdagangan, atau ilmu pengetahuan;
Informasi tsb belum diungkapkan kepada publik;
Informasi tsb terkait dengan suatu pengalaman di masa yg lalu;
Informasi tsb diberikan oleh pihak yg mempunyai informasi kepada pihak lain yg
menggunakan informasi tsb sesuai dengan kepentingan pihak yg diberikan informasi;
Pihak yg memberikan informasi tidak ikut terlibat dalam proses aplikasi informasi yg
diberikannya;
Pihak yg memberikan informasi tidak bertanggung jawab atas pencapaian hasil dari
informasi yg diberikannya.

Perbedaan antara royalti dan jasa teknik


Dalam jasa teknik, pihak yg memberikan jasa tsb ikut terlibat aktif dalam pemberian jasa
tsb, sehingga penghasilan dari jasa teknik diklasifikasikan sebagai penghasilan bisnis atau
laba usaha (business profit).
Sedangkan dalam royalti, tidak terlibat langsung dalam aplikasi atas royalti yg diberikan,
sehingga penghasilan royalti dikategorikan sebagai penghasilan pasif (passive income)
Berbeda dengan OECD Model dan UN Model, pemajakan atas jasa teknik dalam P3B
Indonesia-Jerman serta P3B Indonesia-Luxembourg diatur dalam pasal 12 (Royalty and fees
for technical services) ; dalam P3B Indonesia-Venezuela, jasa teknik diatur dalam pasal 12
(Royalty) ; dalam P3B Indonesia-Pakistan serta Indonesia-Swiss, jasa teknik diatur tersendiri
dalam pasal 13 (fees for technical services) untuk Pakistan dan pasal 13 (payments for
services) untuk Swiss.

52 tethadini
Back
HARTA TAK BERGERAK
Negara sumber berhak mengenakan pajak sepanjang memenuhi
persyaratan situs test, yaitu harta tak bergerak yg memberikan
penghasilan tsb terletak (situated) di negara sumber.

Definisi harta tak bergerak diserahkan kepada ketentuan domestik


negara sumber.

Pada dasarnya, penghasilan dari harta tak bergerak timbul dari 2 sumber,
yaitu :
Penghasilan sehubungan dengan pemanfaatan asset (seperti sewa), dan
Penghasilan sehubungan dengan pengalihan asset, yang dalam kasus ini dapat diperlakukan
sebagai laba usaha (business profit) ataupun laba atas pengalihan harta tak bergerak (capital gain).

53 tethadini
back
CAPITAL GAIN
Laba atas pengalihan harta tak bergerak

OECD Model dan UN Model memberikan hak pemajakan kepada


Negara sumber untuk mengenakan pajak atas penghasilan dari
pengalihan harta tak bergerak yg terletak di negara sumber yg dimiliki
oleh SPDN negara domisili.
Hak pemajakan negara sumber atas pengalihan harta tak bergerak
tidak dibatasi.

Laba atas pengalihan harta bergerak yg


merupakan bagian dari harta tak bergerak
OECD model memberikan hak pemajakan kepada Negara sumber
untuk mengenakan pajak atas penghasilan dari pengalihan harta
bergerak yg merupakan bagian dari PE di negara sumber.

Laba atas pengalihan kapal dan pesawat terbang

OECD Model dan UN Model memberikan hak pemajakan atas laba


pengalihan kapal dan pesawat terbang hanya kepada negara dimana
tempat efektif manajemen perusahaan bertempat kedudukan.

54 tethadini
CAPITAL GAIN-lanjutan

Laba atas pengalihan saham perusahaan yg


mencerminkan pengalihan harta tak bergerak

OECD Model dan UN Model memperluas prinsip pengenaan pajak


dimana negara sumber berhak mengenakan pajak atas pengalihan
saham perusahaan yg secara prinsip (principally) mencerminkan
pengalihan harta tak bergerak.
Berdasarkan UN Model yg dimaksud dengan principally tsb adalah
lebih dari 50% dari keseluruhan aset.
Persyaratan yg diminta oleh OECD Model adalah lebih dari 50% nilai
saham dapat dikaitkan dengan harta tak bergerak di negara sumber.

Laba selain yg diatur dalam pasal 13 OECD Model


atau UN Model

Laba yg diperoleh atas pengalihan harta tsb sepenuhnya merupakan


hak negara domisili dari pihak yg melakukan pengalihan harta tsb
(alienator).

55 tethadini back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI
Penghasilan direktur (
Director's fees)

Penghasilan para artis


General Rule termasuk olahragawan (
Artist and Sportsmen)

Penghasilan pensiun (
Penghasilan dari pekerjaan ( Pensions)
income from employment)

Penghasilan pegawai
pemerintah (
Government services)
Penghasilan
orang pribadi
Penghasilan Akademisi (
Teachers)
Penghasilan dari kegiatan
pekerjaan bebas (
independent personal services) Penghasilan pelajar & peserta
magang (
student & business apprentice
s
)

Penghasilan Diplomat (
Diplomatic Agents)

56 tethadini
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Income from Employment

Ketentuan umum (general rule) dalam pasal 15 ayat (1) penerapannya dibatasi dan tunduk terhadap
pasal lain yg lebih spesifik yaitu pasal 16 (Directors fee), Pasal 18(Pensions), Pasal 19 (Government
services).

Negara sumber memiliki hak pemajakan atas penghasilan dari pekerjaan jika pekerjaan
dilakukan di negara sumber.

Hak eksklusif pemajakan hanya diberikan kepada negara domisili jika persyaratan cumulative
terpenuhi.

Jika negara sumber memiliki hak pemajakan, maka pengenaan pajaknya mengikuti ketentuan UU
domestik negara sumber (tarifnya tidak dibatasi oleh P3B).

Khusus atas imbalan yg diperoleh sehubungan dengan pekerjaan yg dilakukan di atas kapal laut atau
pesawat udara yg beroperasi di jalur internasional diatur bahwa negara tempat efektif manajemen dari
perusahaan penerbangan atau pelayaran itu berada memiliki hak pemajakan yg penuh atas
penghasilan itu.

57 tethadini
back
Hak pemajakan hanya diberikan
kepada negara domisili jika :

Penerima imbalan (karyawan) berada di negara sumber dalam suatu


periode atau periode-periode yg jumlahnya tidak melebihi 183 hari
dalam masa 12 bulan; dan

Imbalan itu dibayarkan oleh atau atas nama pemberi kerja yang bukan
merupakan resident negara sumber; dan

Gaji tsb tidak menjadi beban BUT yg dimiliki oleh pemberi kerja di negara
sumber

58 tethadini back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Direktur (Directors fees)

Dapat memasukkan
Hak pemajakan di benefit in kind
negara domisili dan (natura) sebagai
negara sumber bagian dari
penghasilan.

Dalam hal
menjalankan fungsi
Imbalan yg diterima day to day
atau diperoleh direktur management (fungsi
yg tidak melakukan manajerial), imbalan
day to day yg diterima tunduk
management. pada article 15
(Income from
employment).
59 tethadini
back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Artis (Artistes) dan Olahragawan (Sportsman)

Prinsip pemajakan terhadap penghasilan artis dan olahragawan


yang merupakan subjek pajak suatu negara, yg melakukan
kegiatannya di negara lainnya adalah bahwa hak pemajakan
diberikan kepada negara tempat dilakukannya kegiatan.

Pemajakan terhadap artis atau olahragawan tidak melalui


mekanisme PE dan juga tidak dipandang sebagai karyawan.
Negara sumber mempunyai hak pemajakan ketika artis atau
olahragawan tsb datang ke negara sumber untuk melakukan
aktivitas profesional mereka tanpa memperhatikan lama
kedatangan mereka.

Pengertian artis tidak diberikan definisinya. Dalam rumusan OECD


Model hanya menjelaskan bahwa pengertian artis mencakup
pihak-pihak yg menjalankan pertunjukan, aktor film, aktor televisi
komersial. Juga penghasilan yg diterima dari kegiatan politik,
sosial, keagamaan atau yg bersifat amal yg dikemas dalam
bentuk pertunjukan (entertainment).

60 tethadini
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Artis (Artistes) dan Olahragawan (Sportsman)-
lanjutan

OECD Model tidak memberikan definisi


olahragawan.

Perlakuan perpajakan atas tambahan penghasilan


selain honor diatur dalam OECD Model sbb :
Penghasilan dari iklan atau dari pihak sponsor yg berhubungan
dengan pertunjukan atau penampilan di negara sumber,
termasuk dalam cakupan Pasal 17 (Artistes and sportsman);
Honor yg diperoleh dari iklan umum & komisi penjualan
cinderamata , masuk dalam Pasal 7 (business profit).
Pembayaran dari hak siar dan tayangan, masuk dalam
pengertian royalti seperti yg diatur dalam pasal 12 OECD Model.

61 tethadini
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Artis (Artistes) dan Olahragawan (Sportsman)-
lanjutan

62 tethadini

back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Pensiun (Pensions)

63 tethadini
back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Pegawai Pemerintah
(Government Service)

64 tethadini
back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Akademisi (Profesor atau Guru)

65 tethadini
back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Pelajar (Students) dan Peserta Magang
(Business Apprentices)

66 tethadini back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan Pejabat Diplomatik dan Konsulat

67 tethadini
back
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan dari Pekerjaan Bebas
(Independent Personal Services)

UN Model OECD Model

68 tethadini
PENGHASILAN ORANG PRIBADI-
Penghasilan dari Pekerjaan Bebas
(Independent Personal Services)-lanjutan

Ketentuan yg harus dipenuhi agar negara sumber dapat


mengenakan pajak (UN Model) :

69 tethadini
back
OTHER INCOME

70 tethadini
Terima
kasih
71 tethadini

Anda mungkin juga menyukai