ETNOFARMAKOGNOSI
ETNOFARMAKOLOGI-ETNOFARMAKOGNOSI
2 SKS WAJIB
Uraian mengenai pengertian, ruang lingkup, dan keilmuan yang
terkait dengan/dalam etnofarmakognosi dan etnofarmakologi;
sistem pengobatan tradisional; kebijakan, keamanan, dan
farmakologi obat tradisional; perkembangan obat tradisional.
PRASYARAT : -
PENGAJAR :
Atun Qowiyyah, M.Si, Apt (Etnofarmakologi)
Ria Mariani, M.Si, Apt (Etnofarmakognosi)
Tina Gustiani, S.Si, Apt (Etnofarmakognosi)
PROGRAM PERKULIAHAN (s.d UTS) :
Pendahuluan
Etnofarmakologi dan Sejarah Penggunaan Obat
Tradisional
Sistem Pengobatan Tradisional
Konsep Pengobatan Modern dan Rational
Phytotherapy
Aspek Farmakologi dan Keamanan Obat
Tradisional
Pengembangan Obat Tradisional Menjadi
Fitofarmaka
Pedoman Uji Klinik Fitofarmaka
PUSTAKA :
DepKes RI., 2000, Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional,
Edisi 1, Jakarta.
Departemen Farmasi FMIPA ITB., 2002, Prosiding Simposium
Standarisasi Jamu dan Fitofarmaka: Meningkatkan Jamu
dan Fitofarmaka Menjadi Obat Pilihan, Bandung
Badan POM, 2011, Info POM, Vol.12 No.3 (Mei-Juni 2011), Jakarta.
Schulz, V., Hansel, R., and V.E. Tyler., 1997, Rational
Phytotherapy, A Physicians Guide to Herbal Medicine, 3rd ed,
Springer, Berlin
Wijesekera, R.O.B., 1991, The Medicinal Plant Industry, CRC
Press Inc, Florida
Saerang, C., Perkembangan Kebutuhan Obat Tradisional di
Indonesia, Workshop of Empowering Collaboration with Industry,
2012
PENDAHULUAN
PROSPEK PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL/FITOFARMAKA DI DUNIA
Jerman
Penelitian dan pemanfaatan sediaan herbal atau biasa disebut
phytomedicines sudah jauh berkembang. Pada tahun 1989
sekitar 58% penduduk Jerman telah menggunakan sediaan
herbal yang didistrubusikan secara luas.
Nilai pasar sediaan herbal mencapai US$1,7 milyar atau setara
dgn 10% total nilai pasar obat di Jerman. Fitomedisin dapat
diperoleh dgn cara bebas maupun dengan resep dokter. Nilai
penjualan sediaan herbal di apotek di Jerman sekitar 30% dari
total penjualan obat bebas
Di Jerman sediaan herbal termasuk diantara 2000 jenis obat
yang terbanyak ditulis dalam resep dokter dan sudah masuk
daftar asuransi kesehatan.
RRC dan Korea
RRC dan Korea memproduksi dan memasarkan cukup
banyak jenis dan volume sediaan herbal, walau
pemanfaatannya secara umum masih dilandaskan pd
pengalaman empiris. Konstitusi yang berlaku di RRC
menetapkan bahwa pengobatan konvensional dan pengobatan
tradisional harus dikembangkan bersama-sama. Hal ini
mendorong tumbuh berkembangnya pengobatan tradisional,
termasuk didalamnya obat-obat tradisional di RRC. Materia
Medika Cina memuat lebih dari 7000 spesies tanaman obat.
Republik Korea juga menerapkan dua sistem pengobatan
yaitu sistem pengobatan Barat dan Timur. Sejak tahun 1983
Pemerintah Republik Korea telah melakukan standarisasi 530
jenis tanaman obat dimana 145 jenis diantaranya telah masuk
ke dalam Farmakope Korea.
USA
Di Amerika Serikat kurang lebih 25% obat yang diresepkan di USA
mengandung minimal 1 jenis bahan aktif yang dikembangkan/diisolasi dari
tanaman obat.
WHO
WHO mencatat 119 jenis bahan aktif obat modern merupakan hasil
pengembangan dari senyawa yang terdapat pada tanaman obat .
Pada Juli 2002, WHO melakukan pertemuan konsultasi di Francistown
Bostwana membahas pemanfaatan pengobatan dan obat-obatan tradisional
untuk mencegah dan mengontrol HIV/AIDS.. WHO menyusun WHO Policy
and Strategy on Traditional Medicine 2002-2005 untuk memperjelas peranan
pengobatan dan obat tradisional dalam system pemeliharaan kesehatan. WHO
juga menerbitkan buku seperti WHO Guidelines for the assessment of the
herbal medicine, Quality Control methods for medicinal plant material yg
berisi metode-metode untuk menilai kualitas simplisia, WHO monographs on
selected medicinal plants yg berisi spesifikasi dan standar botani, dan resume
penggunaan klinik, farmakologi, kontraindikasi, peringatan, efedk yg tdk
diinginkan, dan dosis.
SITUASI DAN KONDISI PERKEMBANGAN OBAT TRADISIONAL DI INDONESIA