Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS KELOMPOK

BRUSELOSIS

Muhammad Reza Basri O 121 16 015


Laode Maksar Mahuruna O 121 16 035
AGEN
Brucella sp.
Brusellosis Brucella sp Brucella abortus
Brucella melitensis
Brucella suis
Brucella canis
Bakteri ini bersifat Brucella ovis
gram negatif Brucella neotomaezx
Fakultatif
intraseluler
non-motil
tidak membentuk
spora
Aerob
Berbentuk kokobasil
HOSPES (IMMUNITAS HOSPES)
Spesies yang terinfeksi bakteri Brucella :
Sapi
Kambing
Domba
Babi
Manusia yang bekerja di rumah potong

Faktor inang yang mempengaruhi epidemiologi


brucellosis, antara lain status kepekaan, pembawa, dan
status fisiologis

Pedet yang berumur enam bulan atau lebih resisten


Hewan berumur satu tahun atau lebih hampir pasti menjadi
sakit bila terinfeksi oleh bakteri
Batasan kerentanan hewan berdasarkan umur harus
disesuaikan pada masing-masing bangsa sapi.
PENGARUH LINGKUNGAN
Penyebaran abortus melalui :
Konsumsi produk peternakan yang terkontaminasi seperti susu
Feses yang terkontaminasi
Kontak langsung terutama dengan ternak sakit yang sedang melahirkan,
perkawinan alami dengan hewan yang terinfeksi.
DIAGNOSA
Isolasi dan identifikasi bakteri brucella
Uji serologis
Gejala klinis

Pemeriksaan bakteriologis dapat dilakukan secara langsung dengan pewarnaan


Stamp atau Koster

Pemeriksaan serologis dapat dilakukan dengan uji aglutinasi cepat (slide/plate


agglutination test) dan uji aglutinasi tabung (tube agglutination test)
Uji aglutinasi cepat menggunakan antigen berwarna Rose Bengal atau Gentian
violet dan Briliant green

Peneguhan diagnosa perlu dilakukan uji reaksi pengikatan komplemen


(complement fixation test). Milk ring test (MRT)
Uji coobs dan FAT (Fluorescence Antibody Technique)
Elisa
Polimerase chain reaction (PCR)
DIAGNOSA BANDING

Campylobacter fetus
C. fetus mempunyai bentuk koma
Bordetella bronchoseptica
B. bronchiseptica bentuk batang
Yersinia enterolitica
Y.enterolitica bentuk kokoid
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
Penularan
Saluran pencernaan
Saluran kelamin
Mukosa atau kulit yang luka
Pada sapi dan kambing, penularan melalui perkawinan sering
terjadi, sehingga pemacek yang merupakan reaktor harus
dikeluarkan.
GEJALA KLINIS
Pada sapi
Keluron Menular Yang Dapat Diikuti Dengan Kemajiran Temporer Atau
Permanen Dan Menurunnya Produksi Susu.
Keluron Yang Disebabkan Oleh Brucella Biasanya Akan Terjadi Pada Umur
Kebuntingan Antara 5 Sampai 8 Bulan (Trimester Ketiga).
Sapi Dapat Mengalami Keluron Satu, Dua Atau Tiga Kali, Kemudian
Memberikan Kelahiran Normal, Sapi Terlihat Sehat Walaupun Mengeluarkan
Cairan Vaginal Yang Bersifat Infeksius.

Pada babi
Penyebab bruselosis pada babi adalah B. suis. Kemunculan gejala klinis pada babi
terjadi secara akut dengan tanda abortus, infertilitas, anak babi yang lahir lemah,
orkitis, epididmitis, dan arthritis. Babi yang terinfeksi terjadi abses pada organ
dan jaringan dengan ukuran yang berbeda-beda, spondilitis, dan arthritis
Kambing domba
Bruselosis pada kambing dan domba disebabkan oleh B. melitensis.
Gejala klinis pada kedua hewan tersebut hamper mirip dengan adanya abortus
lebih sering pada bulan ke-3 atau ke-4 kebuntingan. Pada infeksi alam
dilapang, gejala seperti arthritis, mastitis, spondilitis, dan orkitis jarang
ditemukan. Ram epididmitis pada kambing yang disebabkan oleh B. ovis,
ditandai dengan lesi genital di daerah rami, yang dihubungkan dengan derajat
sterilitas. Kadang-kadang infeksi di saat bunting menyebabkan keguguran atau
kematian neonatal
Kuda
Kuda terinfeksi Brucella disebabkan oleh B. abortus dan B. suis yang dicirikan
dengan adanya bentukan fistula bursitis, poll evi (radang pol). Keguguran pada
kuda jarang terjdadi. Kuda mendapat infeksi dari sapi atau babi, tetapi
infkeksi dari kuda ke sapi dapat terjadi
Pada kelenjar susu tidak menunjukkan gejala klinis meskipun di dalam susunya
didapatkan bakteri brucella. Hewan jantan memperlihatkan gejala epididimitis
dan orchitis. Gejala ini terutama terlihat pada babi yang dapat mengakibatkan
kemajiran. Selain gejala-gejala di atas sering pula ditemukan kebengkakan
pada persendian lutut (karpal dan tarsal). Masa inkubasi penyakit ini belum
diketahui dengan pasti. Pada sapi berkisar antara 2 minggu 8 bulan atau lebih
lama.
Pedet yang mengalami abortus
PERUBAHAN PATOLOGI
Perubahan yang terlihat adalah penebalan pada placsenta dengan
bercak- bercak merah pada permukaan lapisan chorion.
Cairan janin terlihat keruh berwarna kuning kecokelatan dan kadang-
kadang bercampur nanah.
Ada kalanya pedet mati dengan perkembangan yang tidak normal.
Pada hewan jantan ditemukan nanah pada testikelnya yang dapat
diikuti dengan nekrosa.
PENGAMBILAN DAN PENGIRIMAN SPESIMEN

Semua spesimen ditempatkan ke dalam wadah yang berisi


bahan pendingin atau bila memungkinkan dibekukan dan segera
dikirim ke laboratorium veteriner setempat.
Bila keadaan tersebut tidak memungkinkan maka spesimen
dapat dimasukkan ke dalam suatu wadah yang berisi larutan
pengawet (phosphat buffer gliserin, larutan gliserin, garam faali
50%).
Wadah tersebut harus tidak mudah pecah atau bocor.
Pada setiap spesimen yang dikirimkan dalam surat
pengantarnya harus disertai keterangan tentang status vaksinasi
(kapan divaksinasi/ tidak divaksinasi/ tidak diketahui).
Bahan yang diambil untuk pemeriksaan dapat berupa:
Sampel Susu:
Sampel vagina: Pengambilan contoh sampel dari vagina dilakukan 6 minggu
setelah kelahiran atau keluron.
Darah untuk kultur: Apabila mengambil darah dari hewan yang masih hidup
perlu diperhatikan agar tidak terjadi pencemaran.
Darah untuk pemeriksaan serologis: Untuk pemeriksaan serologis dapat
diambil darah sebanyak 10 ml. Untuk mencegah pembusukan dapat
ditambah larutan merthiolate 0,01 %.
Plasenta: Pada keluron yang disebabkan oleh brucellosis banyak ditemukan
bakteri pada plasenta. Diusahakan untuk mengambil kotiledon yang terlihat
mengalami perubahan yang sangat signifi kan.
Fetus abortus: Sampel fetus abortus yang paling baik untuk pemeriksaan
antara lain isi lambung, paru, limpa dan mikonium (feses yang pertama
keluar pada pedet). Isi lambung dapat diambil dengan pipet pasteur steril
melalui permukaan dinding lambung kemudian ditempatkan ke dalam wadah
steril atau ke media transport langsung dikirim ke laboratorium veteriner.
PENGENDALIAN, PENCEGAHAN, DAN PEMBERANTASAN

Pengendalian
Pengobatan : Belum ada pengobatan yang efektif terhadap
brucellosis
Pelaporan kejadian penyakit atau hasil pengujian brucellosis
harus dilakukan sesuai dengan pedoman Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan terutama ditujukan kepada tindakan sanitasi dan tata
laksana :
Faktor sanitasi merupakan unsur penting dalam program pencegahan
brucellosis.
Pengawasan Ialu lintas ternak.
Pengawasan Ialu lintas ternak harus dilakukan untuk mencegah penyebaran
penyakit ke daerah lain yang lebih luas.

Pengendalian dan pemberantasan


Untuk melaksanakan pengendalian dan pemberantasan brucellosis tindakan
administrasi yang dijalankan oleh Dinas yang membidangi fungsi peternakan
dan kesehatan hewan adalah :
Mengadakan klasifikasi kelompok ternak
Melaporkan hasil pemeriksaan dan pemberantasan brucellosis
Pemberian sertifi kat bebas brucellosis
Pemberian tanda pengenal bagi ternak yang divaksinasi dan reactor
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai