Hukum Islam
Hukum Islam
Islam
Alasan Sejarah (Rechts Hogeschool
diajarkan hukum Islam)
Dahulu, di semua Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hogeschool) yang didirikan
oleh Pemerintah Belanda, baik di negeri Belanda maupun di daerah jajahannya
(Batavia) tercantum mata kuliah Hukum Islam dalam kurikulumnya. Disamping
itu diajarkan juga Lembaga-Lembaga Islam. Kedua-duanya digabungkan menjadi
satu dengan nama: Mohammedaansch Recht en Instellingen van den Islam.
Setelah Indonesia merdeka, kurikulum RH atau Rechts Hogeschool itu diambil
alih oleh Pemerintah Indonesia. Demikianlah, misalnya pada Fakultas Hukum dan
Pengetahuan Masyarakat Universitas Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah
Republik Indonesia Serikat pada tahun 1950, Hukum Islam dan Lembaga-
Lembaga Islam diajarkan juga di Fakultas tersebut. Ketika Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik atau FISIP Universitas Indonesia (nama sekarang) menjadi
fakultas yng berdiri sendiri pada tahun 1969, Hukum Islam dan Lembaga-
Lembaga Islam dipisahkan. Lembag-Lembaga Islam dimasukkan ke dalam
Kurikulum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hukum Islam tetap menjadi
bagian dan berada di dalam Kuikulum Fakutas Hukum.
Alasan Penduduk (mayoritas
Penduduk Islam)
Karena penduduk Indonesia ini mayoritas
beragama Islam, maka sejak dahulu, para
pegawai, para pejabat pemerintahan dan atau
para pemimpin yang akan bekerja di Indonesia
selalu dibekali dengan pengetahuan keislaman,
baik mengenai lembaganya maupun mengenai
hukumnya yang tumbuh dan berkembang di
dalam masyarakat muslim Indonesia.
Alasan Yuridis
a. secara normative, secara normative adalah (bagian) hukum Islam yang
b. secara formal yuridis adalah (bagian) hukum Islam yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat. Bagian hukum Islam ini menjadi
hukum positif berdasarkan atau karena ditunjuk oleh