TRANSPLATASI DAN JUAL BELI DARAH Oleh : Khumaeroh Nisa Mela Maulidia Muhammad Reza Al Ghifari Mukhlis Hidayat Nia Roswiyani Nur Hayati Utami TRANSPLANTASI
Pemindahan organ tubuh yang
mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila apabila diobati dengan prosedur medis biasa. Hukum Transplantasi Menurut hukum Islam ada yang membolehkan dan ada yang mengharamkan. Yang membolehkan menggantungkan pada syarat sebagai berikut: Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang mengancam dirinya setelah menempuh berbagai upaya pengobatan yang lama Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang lebih gawat Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk menolong bukan untuk memperjual- belikan Yang tidak membolehkan alasannya :
Seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan organ tubuhnya atau mewasiatkan untuk menyumbangkannya. Karena seorang dokter tidak berhak memanfaatkan salah satu organ tubuh seseorang yang telah meninggal dunia untuk ditransplantasikan kepada orang yang membutuhkan.
Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda:
;
Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang orang hidup (HR. Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban) AL-BAQARAH AYAT 195 Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat HUKUM TRANSPLANTASI Sedangkan transplantasi organ tubuh donor yang dalam keadaan sudah meninggal secara yuridis dan medis hukumnya mubah yaitu dibolehkan menurut pandangan Islam, dengan undang undang yang membahasnya yaitu UU No.36 Tahun 2009 mengenai transplantasi : pasal 64, 65, 66, 67, 68, 69 dan 70 Aspek Etik Transplantasi
Transplantasi merupakan upaya terakhir untuk menolong seorang pasien dengan kegagalan fungsi salah satu organ tubuhnya.dari segi etik kedokteran tindakan ini wajib dilakukan jika ada indikasi,berlandaskan dalam ukuran tertinggi yang sesuai dengan undang-undang pasal 2, 10 dan 11 Transfusi Darah Memanfaatkan darah manusia dengan cara memindahkannya dari (tubuh) orang yang sehat kepada orang yang membutuhkannya, untuk mempertahankan Sesuai dengan firman Allah surat Al-Maidah ayat 32:
Dan barang siapa yang memelihara
kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas JUAH BELI DARAH
Berkaitan tentang memperjualbelikan
darah, memperjualbelikan darah itu kurang manusiawi. Sebab penggunaan darah itu adalah untuk menolong nyawa si penderita. Dalam keadaan yang semacam ini seharusnya yang berbicara adalah nurani bukan materi yang menonjol. Kalau ditinjau dari segi hukum, maka di antara ulama ada yang memperbolehkan jual beli darah, sebagaimana halnya jual beli barang najis yang ada manfaatnya, TERIMA KASIH WASALAMUALAIKUM Kesimpulan
Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor hidup sehat diperbolehkan asal organ yang disumbangkan tidak menyebabkan kematian kepada si pendonor Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor sakit (koma), hukumnya haram. Transplantasi organ tubuh yang dilakukan ketika pendonor telah meninggal, ada yang berpendapat boleh dan ada yang berpendapat haram. Undang undang yang mengatur tentang transplantasi organ terdapat dalam UU No. 39 Tahun 2009 pasal 64 70