Anda di halaman 1dari 15

Manajement

laboratorium
Layout Bangunan dan
Lab
Jarak terhadap sumber air : di lab kimia
fisik jarak keberadaan sumber air
dengan lab sangat dekat, hal ini akan
sangat membantu kelancaran kegiatan
di laboratorium jika sewaktu-waktu para
pengguna melakukan seusatu yang
berhubungan dengan air.
Mudah dikontrol : di lab kimia fisik
ruangnya terbilang cukup strategis
karena mudah dikontrol oleh kepala lab,
pengawas, dan yang lain.
Luas ruangan per personel : ruang lab
kimia fisik cukup luas karena didesign
sesuai dengan daya tampung yang
diinginkan dan kegiatan di laboratorium
harus merasa leluasa dan bisa bebas
bergerak.
Lantai rata dan tidak licin : pada lab
kimia fisik lantainya bisa dibilang rata
namun licin. Hal ini bisa menyebabkan
aktivitas dalam laboratorium menjadi
terganggu.
Kebutuhan Ruang
Laboratorium
Penerangan : Lab. Kimfis sudah
memiliki pengatur penerangan yang
dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan.
Sumber cahaya matahari atau listrik
Fentilasi : Lab. Kimfis sudah memiliki
fentilasi yang cukup dan berguna
membantu pergantian udara menjadi
lebih baik.
Meja dan Kursi Praktikum : Lab. Kimfis
sudah menyediakan meja dan kursi
praktikum.
Lemari : Lab. Kimfis terbilang cukup
memiliki lemari seperti lemari Asam,
lemari alat, rak, dan loker.
Penataan Spasial Alat
dan Bahan
Glassware : perlatan gelas yang sering
dipakai di lab kimfis sudah dalam
keadan bersih dan disimpan dalam rak
khusus.
Bahan-bahan kimia : bahan-bahan kimia
yang bersifat asam, alkalis, dan volatile
di tempatkan pada lemari asam. Bahan-
bahan kimia yang lain juga sudah
ditempatkan dalam botol berwarna
coklat/gelap agar tidak terkena sinar
matahari secara langsung.
Alat-alat optik (Instrumen) : alat-alat
optic di lab. Kimfis sudah disimpan pada
tempat yang kering dan tidak lembab.
Hal ini untuk menghindari adanya jamur
dan kerusakan pada instrumen.
Keadaan Darurat

Di Lab. kimfis belum memiliki alarm


pertanda jika dalam keadaan darurat.
Serta masih memiliki satu pintu utama
yang digunakan sebagai pintu
mulitifungsi.
Macam-macam limbah
laboratorium
Ada 3 macam limbah yaitu :
limbah padat
Limbah cair
Limbah gas
Limbah padat : Limbah padat adalah hasil buangan laboratorium
berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan
laboratorium
Limbah cair : sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang
berwujud cair. Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan
berdasarkan pada:
a. Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat
limbah dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik
b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA
c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru
Indofenol
d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)
e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN
Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik
f. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA
Limbah gas
Polusi udara adalah tercemarnya udara
oleh berberapa partikulat zat (limbah)
yang mengandung partikel (asap dan
jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida,
nitrogen oksida, ozon (asap kabut
fotokimiawi), karbon monoksida dan
timah.
KONDISI RUANG PENYIMPANAN

1. Letak Gudang
Letak gudang sebaiknya terpisah dari bangunan-bangunan
penting lain, agar apabila terjadi kecelakaan dapat
dilokalisasi. Bahkan untuk bahan-bahan yang teramat
rawan seperti amat mudah terbakar atau mudah meledak
harus pula disendirikan. Kebakaran pelarut organik dalam
gudang dapat menyebabkan proses pemanasan bahan lain
yang kemudian menjadi reaktif atau eksplosif. Atau
pemanasan bahan dapat menghasilkan bahan-bahan lain
yang mungkin toksis atau beracun. Atau juga air yang
dipakai untuk pemadaman api dapat bereaksi dengan
bahan kimia tertentu yang eksotermik dan menimbulkan
kebakaran lain.
. Ventilasi
Adanya ventilasi dalam gudang amat diperlukan agar apabila
terjadi kebocoran bahan mudah terbakar atau beracun dan korosif
dapat terencerkan sampai di bawah ambang bahaya kebakaran
atau keracunan fatal. Tanpa ventilasi, adanya bahan organik akan
berakumulasi sampai di atas batas konsentrasi bawah mudah
terbakar (low flammable limit), sehingga berbahaya apabila ada
sumber penyalaan seperti loncatan listrik, bara api dan bolam
lampu yang panas. Adanya uap beracun atau korosif tanpa
ventilasi akan berakibat fatal bagi yang masuk atau bekerja dalam
gudang.
3. Bebas dari sumber penyalaan
Sumber-sumber penyalaan seperti nyala api, bara rokok, loncatan
api listrik atau loncatan listrik statis harus dijauhkan dari gudang.
Pasanglah poster DILARANG MEROKOK atau AWAS
KEBAKARAN untuk mencegah seorang merokok atau
menghasilkan nyala api. Peralatan-peralatan listrik dalam gudang,
perlu di groundingkan agar tidak terjadi loncatan listrik.
4. Ruang dingin
Ruangan yang dingin akan mencegah reaksi penguraian
atau memperlambat reaksi. Ini dapat dipahami karena
reaksi-reaksi kimia dapat mulai terjadi apabila energi
bahan dapat mencapai energi aktivasi. Suhu tinggi dalam
gudang akan dapat menghantarkan bahan mencapai energi
aktivasi. Kewaspadaan juga mesti diberikan apabila cuaca
panas akibat musin kering yang berkepanjangan dan hal ini
akan menambah rawan kondisi setiapgudang kimia. Selain
itu, kenaikan suhu juga akan meningkatkan kecepatan
reaksi secara eksponensial.
5. Kering
Banyak bahan kimia yang dapat terhidrolisa oleh air atau
uap air dalam udara. Reaksi hidrolisa yang eksotermis
akan meningkatkan suhu yang berakibat seperti di atas.
Penggunaan AC sekaligus dapat mendinginkan dan
mengeringkan udara dalam gudang. Kelembaban lebih
rendah dapat dicapai dengan memakai alat dehumidifier.
Fitur sekuriti

Dilab kimia fisika ini tidak ada fitur


sekuriti karena menurut saya masih
belum butuh sekuriti cukup adanya
laboran saja sudaah bisa mengamankan
laboratorium, alat serta bahan yang ada
didalmnya.

Anda mungkin juga menyukai