Anda di halaman 1dari 9

PERMASALAHAN DALAM

PEMANFAATAN BATUBARA

Usaha pemanfaatan batubara


mencakup berbagai tahap kegiatan :
Penambangan, pencucian dan
penumpukan
Pengangkutan dan penimbunan
penyimpanan
Pengunaan
Tahap penambangan, pencucian dan penimbunan meliputi :
Kerusakan dan perubahan muka tanah
Debu tanah dan debu batubara
Pembuangan / penimbunan tanah kupasan/galian
Erosi dan pembuangan air dari tambang
Pembuangan air limbah cucian batubara
Gangguan kebisingan suara
Kesehatan dan keselamatan kerja tambang
Bahaya kebakaran batubara
Tahap Pengangkutan dan penumpukan simpanan meliputi :
Ceceran batubara dan pengotoran lingkungan
Debu batubara
Bahaya kebakaran batubara
Bahaya lalu lintas angkutan
Gangguan ketenangan lingkungan.
Tahap pengunaan / pemakaian (pembakaran) meliputi :
Pelepasan abu ke udara (fly ash)
Pengotoran udara dan kesehatan lingkungan
Emisi gas yang mengandung Sox, Nox dan CO 2.
Hujan asam, kerusakan fauna dan flora
Perubahan iklim (efek rumah kaca)
Pembuangan/penumpukan debu sisa pembakaran.
Pengunaan batubara pada dasarnya
mencakup 3 kemungkinan, yaitu melalui :
Proses pembakaran (Coal combustion)
Proses gasifikasi (coal gasification)
Proses Likuifaksi (coal liquefaction)

Penggunaan batubara di Indonesia


dominannya terbatas pada kegunaan
sebagai sumber energi melalui
pembakaran langsung (direct combustion
of coal)
Secara teknologi, semua permasalahan
yang timbul sebagai akibat pemanfaatan
batubara dapat diatasi, persoalannya
tinggal menjadi penilaian ekonomis
tidaknya harga yang harus dibayar.

Permasalahan global : isyu emisi gas CO2


dan akibatnya pada iklim bumi. Isyu ini
akibat pembakaran batubara secara besar-
besaran yang akan menimbulkan efek
rumah kaca (greenhouse effect) dan akan
mengakibatkan pemanasan global
Selain persoalan gas CO2, emisi gas
oksida belerang SO2, gas oksida
nitrogen NOx dan debu atau abu terbang
(fly ash) juga dipermasalahkan sebagai
penyebab pencemaran lingkungan.

SOx dan NOx menimbulkan hujan asam


dan dapat merusak kehidupan fauna dan
flora. Abu terbang mengotori lingkungan
dan mengganggu kesehatan.
Teknologi sudah berhasil meniadakan/ mengurangi berbagai
efek negatif akibat pembakaran batubara.

Emisi gas CO2 dari pembakaran batubara dapat dikurangi


dengan cara lebih menyempurnakan proses pembakarannya.

Emisi gas SO2 dapat ditanggulangi dengan memasang


sistem Flue Gas Desulphurization (FGD) atau dengan
mengunakan teknik pembakaran secara Flue Dizedbed
Combustion (FDC).

Masalah gas Nox dapat ditanggulangi dengan sistem de-


nitrifikasi, misalnya dengan menggunakanselective catalytic
reduction (SCR).

Adapun abu terbang yang berlebihan dapat ditangkap


dengan electrostatic precipitator (ESP).
Pemanfaatan batubara untuk PLTU,
pabrik semen dan beberapa industri
besar telah berlangsung lama.
Yang masih diupayakan adalah :
Bagaimana memanfaatkan cadangan
lignit (yang tidak dapat diekspor) yang
berlimpah jumlahnya dan terdapat di
Sumatera dan Kalimantan.
Bagaimana memasyarakatkan
penggunaan batubara untuk industri kecil
dan rumah tangga

Anda mungkin juga menyukai