Anda di halaman 1dari 45

Farmakologi di Bidang THT

Risa Utami
I11108039
Antibiotik
Definisi
Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi, yang dapat
menghambat atau dapat membasmi mikroba
jenis lain.
Obat yang digunakan untuk membasmi
mikroba, penyebab infeksi pada manusia,
ditentukan harus memiliki sifat toksisitas
selektif setinggi mungkin.
Artinya obat tersebut haruslah bersifat sangat
toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik
untuk hospes.
Aktivitas dan spektrum
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada
antimikroba yang bersifat menghambat
pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai
aktivitas bakteriostatik; dan ada yang
bersifat membunuh mikroba, dikenal
sebagai aktivitas bakterisid.
Berdasarkan perbedaan sifat ini antimikroba
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
spektrum sempit, dan berspektrum luas.
Mekanisme kerja
Berdasarkan mekanisme kerjanya, antimikroba
dibagi dalam 5 kelompok :
1. Yang mengganggu metabolisme sel mikroba
2. Yang menghambat sintesis dinding sel mikroba
3. Yang menggangu permeabilitas membran sel
mikroba
4. Yang menghambat sintesis protein sel mikroba
5. Yang menghambat sintesis atau merusak
asam nukleat sel mikroba.
Penisillin
Definisi
Penisilin merupakan asam organik, terdiri dari
satu inti siklik dengan satu rantai samping. Inti
siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin
betalaktam.
Penisilin menghambat pembentukan
mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis
dinding sel mikroba.
Penisilin akan menghasilkan efek bakterisid
pada mikroba yang aktif membelah,untuk
mikroba yang tidak aktif membelah,penisilin
hanya memiliki pengaruh bakteriostatik.
Klasifikasi
Obat Anti Bakteri Klasifikasi Nama Generik
Penisilin 1. Benzilpenisilin dan a. Benzilpenisilin
fenoksimetil penisilin (Penisilin G)
b. Fenoksi Metil
Penisilin
2. Penisilin tahan a. Kloksalisin
penisilinase b. Flukoksalisin
a. Ampisilin
3. Penisiliun Spektrum Luas b. Amoksisilin
c. Bakampisilin
d. Co Amoksiklav
e. Pivampisilin

4. Penisilin a. Tikarsilin
Antipseudomonas b. Piperasilin
c. Sulbenisilin
Sediaan
Penisilin tersedia dalam sediaan sebagai berikut:
Penisilin V tersedia sebagai garam kalium dalam bentuk
tablet 250 mg dan 625 mg dan sirup 125 mg/5 ml.
Penisilin G biasanya digunakan secara parenteral. Sediaan
terdapat dalam bentuk penisilin G larut air dan repository
untuk suntikan IM.
Ampisilin trihidrat dosis dewasa 250 4x/hari atau 500 mg
2x/hari. Anak 5-10 tahun 125-250 mg, 2-5 tahun 125 mg,
<2 tahun 62,5 mg. Dosis ini diberikan 4 x/hari.
Amoksisilin tersedia sebagai kapsul atau tablet berukuran
125,250,dan 500 mg dan sirup 125 mg/5 ml.Dosis sehari
dapat diberikan lebih kecil daripada ampisilin karena
absorpsinya lebih baik daripada ampislilin yaitu 3 kali 250-
500 mg sehari.
Penggunaan Pada Bidang
THT
1. Penisilin G
Merupakan antibiotic terpilih untuk infeksi pneumokokus,
streptokokus, stafilokokus, gonokokus, treponema pallidum,
bacillus antracis, lysteria, dan bacterioides.
2. Penisilin V per oral
Biasanya diberikan bersama dengan aminoglikosida untuk
infeksi saluran napas atau struktur yang berhubungan,
terutama pada anak-anak (faringitis, otitis, sinusitis)
3. Benzatine Penisilin G
Suntikan IM benzatine penisilin terutama berguna untuk
faringitis streptokokus beta hemolitikus.
4. Ampisilin dan amoksisilin
Umumnya digunakan pada infeksi sekunder saluran napas
(otitis, sinusitis, dan bronchitis).
Efek samping
Alergi
Toksisitas pada SSP
Sefalosporin
Sefalosporin termasuk antibiotika betalaktam dengan
struktur, khasiat dan sifat yang banyak mirip penisilin.
Diperoleh secara semisintetis dari sefalosporin C yang
dihasilkan jamur Cephalosporium ncremonium.
Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman
Gram positif dan negatif, termasuk E. coli, klabsiella,
dan Proteus.
Berkhasiat bakterisid dalam fase pertumbuhan kuman,
berdasarkan penghambatan sintesa peptidoglikan
yang diperlukan kuman untuk ketangguhan
dindingnya. Kepekaannya untuk betalaktamase lebih
rendah daripada pensilin.
Penggunaan di bidang THT
1. Cefadroxil dan Cefalexin
Obat golongan Cefalosporin ini yang digunakan
untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan
oleh bakteri pada kulit, tenggorokan, dan infeksi
kandung kemih. Antibiotik ini tidak efektif untuk
pilek, flu atau infeksi lain yang disebabkan virus.
2. Cephalotin
Obat golongan Sefalosporin ini yang digunakan
untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada
infeksi kulit dan jaringan lunak, saluran nafas,
genito-urinaria, pasca operasi, otitis media dan
septikemia.
3. Cefaclor
Cefaclor digunakan untuk pengobatan
sinusitis dan otitis media yang alergi
atau tidak mempunyai respon terhadap
ampisilin dan amoksisilin.
4. Cefprozil
Obat Sefalosporin ini mengobati infeksi
seperti Otitis Media, infeksi jaringan
lunak dan saluran nafas.
5. Cefuroxim
Cefuroxim digunakan untuk mengobati infeksi
tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti;
bronkitis, gonore, penyakit limfa, dan infeksi pada
organ telinga, tenggorokan, sinus, saluran kemih,
dan kulit.
6. Cefotaxim
Cefotaxime digunakan untuk mengobati Gonore,
infeksi pada ginjal (pyelonephritis), organ
pernafasan, saluran kemih, meningitis, pencegahan
infeksi pada proses operasi dan infeksi kulit dan
jaringan lunak.
7. Cefpodoxim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan
bakteri yang menyebabkan berbagai
macam infeksi seperti Pneumonia,
Bronkitis, Gonore dan infeksi pada
telinga, kulit, tenggorokan dan
saluran kemih.
Ofloxacin
Ofloxacin merupakan suatu antibakteri
sintetik derivat asam piridonkarboksilat.
Ofloxacin menunjukkan efek yang
sempurna terhadap infeksi-infeksi saluran
napas, saluran kemih, saluran bilier, saluran
cerna dan bermacam infeksi dermatologik,
oftalmologik, otorhinologik dan ginekologik.
Ofloxacin mempunyai spektrum antibakteri
yang luas terhadap bermacam bakteri gram
positif dan gram negatif.
Penggunaan di bidang THT
1. Pneumonia, bronkitis kronik,
panbronkiolitis difus, bronkiektasis
dengan infeksi, infeksi sekunder pada
penyakit pernapasan kronik.
2. Faringitis, laringitis, bronkitis akut,
tonsilitis.
3. Folikulitis, furuncle, furunkulosis,
carbuncle,.
4. Otitis media, sinusitis.
Eritromisin
Eritromisin dihasilkan oleh suatu
strain Streptomyces erytreus.
Mekanisme kerja: berikatan dengan
ribosom 50S bakteri dan
menghalangi translokasi molekul
peptidil-tRNA dari akseptor ke pihak
donor, bersamaan dengan
pembentukan rantai polipepetida dan
menghambat sintesis protein
Sediaan
Sediaan
Penggunaan di bidang THT
infeksi difteri dan pertusis. Selain itu
juga berguna untuk faringitis
streptokokal yang resisten terhadap
penisilin.
Efek Samping
Efek Samping
Gangguan epigastrik
Ikterus kolestatik
Ototoksisitas
Alergi
Antihistamin
Mekanisme kerja: inverse agonist
mengurangi permeabilitas vaskular,
pengurangan pruritus, dan relaksasi
otot polos saluran cerna serta napas.
Penggunaan di bidang THT
Reaksi alergi
AH1 berguna untuk mengobati alergi tipe
eksudatif akut, efeknya bersifat
paliatif,membatasi dan menghambat efek
histamine yang dilepaskan sewaktu reaksi
antigen-antibodi terjadi.
AH1 dapat menghilangkan
bersin,rinore,gatal pada mata,hidung dan
tenggorokan pada pasien seasonal hay
fever.
Efek Samping
Antihistamin generasi pertama
umumnya memiliki efek samping SSP
berupa sedasi, vertigo, tinnitus,
lelah, penglihatan kabur, diplopia,
euphoria, gelisah, insomnia dan
tremor.
Dekongestan nasal
Mekanisme kerja: venokontriksi
dalam mukosa hidung melalui
reseptor 1 sehingga mengurangi
volume mukosa dan dengan
demikian mengurangi penyumbatan
hidung
Penggolongan
Dekongestan oral (kerja sistemik)
Efedrin
Pseudoefedrin
Phenilpropanolamin
Dekongestan nasal
Derivat Imidazolin
Oxymetazolin
Xylometazolin
Nafazolin
Tetrahidrozolin
Obat Tetes Telinga
Tetes telinga adalah bahan obat yang
dimasukkan ke dalam saluran
telinga, yang dimaksudkan untuk
efek lokal, dimana bahan bahan
obat tersebut dapat berupa anestetik
lokal, peroksida, bahan bahan
antibakteri dan fungisida, yang
berbentuk larutan, digunakan untuk
membersihkan, menghangatkan,
atau mengeringkan telinga bagian
Contoh sediaan
Otopain
Tarivid Otic
Erlamycetin
Komposisi:
Tetes telinga Erlamycetin mengandung 1% Chloramphenicol base
di dalam larutan tetes telinga.
Indikasi:
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau
gram negatif yang peka terhadap Chloramphenicol.
Kontra Indikasi:
- Bagi penderita yang sensitif terhadap Chloramphinicol.
- Perforasi membran timpani.
Aksi dan Pemakaian:
Sebagai broad spektrum antibiotika, bekerja sebagai
bakteriostatik terhadap beberapa species dan pada keadaan
tertentu bekerjanya sebagai bakterisid.
Cara Pemakaian :
Teteskan ke dalam lubang telinga 2 - 3 tetes, 3 kali sehari.
Atau menurut petunjuk dokter.
Peringatan dan Perhatian:
Hindarkan penggunaan jangka lama karena dapat
merangsang hipersensitivitas dan superinfeksi oleh kuman
yang resistan.
Obat tetes ini hanya bermanfaat untuk infeksi yang sangat
superfisial, infeksi yang dalam memerlukan terapi sistemik.
Efek samping:
Iritasi lokal, seperti gatal, rasa panas, dermatitis vesikuler
dan mukolopapular.
Komposisi:
Tiap ml mengandung:
- Polymyxin B sulfate
- Neomycin sulfate 5 mg
- Fludrocortisone acetate
- Lidocaine HCL 40 mg
Indikasi:
Otitis eksternal akut dan kronis
disebabkan oleh bakteri yang peka
terhadap Polymyxin dan Neomycin
sulfate serta bila efek antiinflamasi dari
kartikosteroid dan efek anestesi lokal
diperlukan.
Kontra Indikasi:
- Penderita-penderita yang hipersensitif
terhadap salah satu komponen dalam
obat ini.
- Produk ini jangan digunakan, jika
diduga atau diketahui adanya
gangguan pada kanal bagian eksternal
auditory yang disebabkan oleh infeksi
viral cutaneous (sebagai contoh: virus
Herpes simpleks atau virus Varicella-
zoster.
kemasan botol berisi 5 ml
Satu-satunya obat tetes telinga
yang telah diaprove oleh FDA
dengan indikasi:
- Otitis Media Supurativa Kronika
- Otitits Media Akut dengan
Timpanostomy tube
- Otitis Externa
Merupakan antibiotika
berspektrum luas, yang sangat
sensitive untuk bakteri gram
negatif dan gram positif serta
bakteri aerob (Pseudomonas
Aeroginosa, Staphylococcus
Aureus, Staphylococcus
Epidermidis, Streptococcus
Pneumonia, Proteus dan
Haemophilus Influenza).
Dosis sederhana : Dewasa : 2x6-
10 tetes
Anak-anak : 2x3-5 tetes
Biarkan dan jangan bersihkan
Kortikosteroid
Merangsang pembentukan protein yang
menghambat phospholipase A2 sehingga mencegah
aktivasi kaskade asam arakhidonat dan pengeluaran
prostaglandin. Menurunkan jumlah limfosit dan
monosit diperifer dalam 4 jam, hal ini terjadi karena
terjadi redistribusi temporer limfosit dari
intravaskular kedalam limpa,kelenjar limfe,ductus
thoracicus dan sumsum tulang
Meningkatkan pengeluaran granulosit dari sumsum
tulang kesirkulasi,tapi menghambat akumulasi
netrofil pada daerah peradangan.
Meningkatkan proses apoptosis
Menghambat sintesis cytokine
Menghambat nitric oxyda synthetase
Menghambat respon proliferatif monosit terhadap
Colony Stimulating Factor dan differensiasinya menjadi
makrofag
Menghambat fungsi fagositik dan sitotoksik makrofag
Menghambat pengeluaran sel-sel radang dan cairan
ketempat keradangan
Menghambat plasminogen activators yang merubah
plasminogen menjadi plasmin yang berperan dalam
pemecahan kininogen menjadi kinin yang berfungsi
sebagai vasodilator dan meningkatkan permeabilitas
pembuluh darah
Penggunaan dibidang THT
Polip nasi
Rinitis alergi
Sinusitis dan rhinosinusitis
Faringitis akut
Otitis ekterna
Otitis media akut
OMSK
Efek samping
Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit: edema, hipokalemia, alkalosis,
hipertensi, hiperglikemia.
Infeksi
Ulkus Peptikum
Myopati
Perubahan tingkah laku
Katarak
Osteoporosis
Osteonekrosis
Kortikosteroid topikal (nasal)
Fluticasone propionate
Budenoside
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai