Anda di halaman 1dari 143

KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA

BERENCANA

Dr. Azhari, SpOG(K)


Sejarah KB
Mesir (Ebers-papyrus 1550 Sebelum
Masehi):

Ramuan untuk membuat tampon vagina


dengan efek kontraseptrif dibuat dari
pucuk daun acasia dicampur dengan
madu dan buah perdu (famili Moraceae)
sehingga terbentuk gum arabic yang
menghasilkan asam laktat
Sejarah KB

Setiap saat, perempuan dan/atau laki-laki berharap


dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
dengan cara yang mereka ketahui, terlepas apakah
itu cukup atau kurang efektif

Judaism (300 Sebelum Masehi):


- Senggama terputus
- Pantang Berkala
- Tampon katun sebagai metode barrier
- Pengetahuan tentang siklus Menstruasi (Musa):
Kesuburan tinggi terjadi pada tujuh hari setelah haid
Sejarah KB

Arab Islami (abad ke


14 15):
Islam membolehkan
pencegahan kehamilan
Metode Barrier (spons
dengan air jeruk nipis)
Kotoran Gajah dicampur
dengan madu dan minyak
Kondom yang terbuat
dari usus hewan
Senggama Terputus
Sejarah KB

Elephant dung mixed with honey and oil...

Bagaimana dengan Kepatuhan Pasien?


Sejarah KB

Eropa (Abad 13 15):

Kontrasepsi dilarang oleh Gereja Roma-


Katolik
Senggama Terputus
Menelan sejumlah lebah
Membawa jantung kelinci kering di tubuh
Diketahui adanya efek kontrasepsi
Laktasi Amenore.
Sejarah KB
Eropa Sebelum abad ke-20:
- Eksperimen dengan Kondom, diafragma, cervical cap,
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/AKDR (IUD)
Sejarah KB
AKDR (IUD) Awal:

Dr. Grfenbergs IUD in the 1920s...


Sejarah Kontrasepsi Oral
- Para Pionir -

Margret Sanger membuka tempat


konseling pertama untuk KB pada
1916 sehingga dia mendapat sanksi Gregory Pincus
hukum. Ia menginspirasi Dr. Pincus Bapak Kontrasepsi Oral
untuk meneliti kontrasepsi oral
progestin.
Sejarah Kontrasepsi Oral
- Para Pionir -

Carl Djerassi John Rock Celso Garcia


Mengembangkan progestin Temuan luar biasa utk Studi klinis pertama ttg
oral aktif pertama bersama Penghambatan Ovulasi Kontrasepsi Oral
Gregory Pincus
Sejarah Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral yang pertamakali di kembangkan Eropa


diperkenalkan pada 1961 sebagai Anovlar oleh Schering AG Berlin.
Mengandung 50 g ethinyl estradiol (EE).
Alasan untuk KB
Perkembangan populasi dunia
dalam 2000 tahun terakhir:
Alasan untuk KB

Prediksi PBB tentang Pertumbuhan


Penduduk:
Alasan untuk KB

Tingkat kematian Maternal per


jumlah kelahiran hidup:
Alasan untuk KB
Kematian bayi per usia Ibu:
Alasan untuk KB
Kematian bayi berdasarkan urutan kelahiran:
Alasan untuk KB

Kesuksesan KB tergantung dari -


pengguna, metode, and pelayanan:
Sumber: BKKBN 2008
Penggunaan kontrasepsi di
berbagai Negara:

Data from a Family Planning Clinic HCMC 2004

Personal Communication Workshop on Contraception July 2005,HCMC


3. Fisiologi Siklus Menstruasi
Fisiologi Siklus Menstruasi

Parakrin dan autokrin (hormon) pengatur fungsi


ovarium (1):

1. Siklus fungsi ovarium dengan pematangan folikel-folikel, ovulasi, formasi


corpus luteum diatur oleh sistem kelenjar hypothalamo-hipofise seperti
halnya dengan mekanisme intraovarial.

2. Hypothalamus memproduksi gonadotropin-releasing hormones (GnRH)


3. GnRH dibawa melalui sistem vena portal menuju kelenjar hipofise anterior
4. GnRH menyatu pada reseptor spesifik yang menginduksi sekresi luteotropic
hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH)
Fisiologi Siklus Menstruasi

Parakrin dan autokrin (hormon) pengatur


fungsi ovarium (2):
5. Pelepasan FSH dan LH bergantung pada GnRH dan terjadi setiap
90 menit (berkala) Lanzone et al 1996.

6. Estradiol dan progestin mengatur transmisi neuro-kimia ke


hypothalamus untuk memproduksi GnRH (umpan balik negatif)

7. Endogen, opioid, katecholamin dan lain-lain memodulasi fungsi


dari neuron-neuron GnRH.
Fisiologi Siklus

Menstruasi
Interaksi hipotalamus, hipofise
dan ovarium. Mekanisme
umpan balik negatif dan
positif:
Fisiologi Siklus Menstruasi

Siklus Ovarium:
- Embrio perempuan mempunyai 4 - 7 juta folikel primordial.
- Pada saat pubertas hanya 400,000 folikel primordial
tersisa.
- 30 35 tahun proses reproduksi mengkonsumsi semua folikel
(siklus bulanan menggunakan ratusan hingga ribuan folikel).
- Setiap bulan hanya satu folikel, dari ovarium kanan atau kiri
yang akan menjadi dominan dan menjadi folikel matang
(folikel deGraaf, berdiameter 25 mm).
- Seleksi dari folikel dominan terjadi pada hari ke-6 to 8
setelah siklus.
Fisiologi Siklus Menstruasi

Apoptosis pada Ovarium:

- Kurang dari 1% dari keseluruhan Folikel mencapai tahap Folikel


deGraaf, dengan 99% dari folikel-folikel (ratusan/siklus) berdegenerasi
dengan mekanisme apoptosis.

- Programmed Cell Death = apoptosis adalah proses yang sepenuhnya


bergantung pada ketersediaan energi dan diikuti oleh degradasi DNA.

- Kemampuan hidup folikel utama tergantung dari adanya growth


factor: EGF-1 (epidermal growth factor), TGF-beta (transforming
growth factor), IGF-1 (insulin-like growth factor), dan estrogens.
Fisiologi Siklus Menstruasi

Ovulasi:
1. Reseptor LH pra ovulasi berekskresi pada sel granulosa dari folikel
dominan (tergantung FSH)

2. Testosteron dari sel Theka beraromatisasi di dalam sel granulosa ke


estradiol

3. Bertambahnya estradiol menyebabkan kenaikan synthesis dan


penyimpanan LH (umpan balik mekanisme positif Gbr-Interaksi)

4. Jarak waktu antara produksi estradiol maksimal dari folikel deGraaf dan
pelepasan maksimal dari LH adalah 24 jam

5. 8 sampai 10 jam setelah puncak LH, akan diikuti dengan ovulasi

6. Konsentrasi fisiologis serum estradiol pada pertengahan siklus,


berjumlah hingga 250 pg/ml
Fisiologi Siklus Menstruasi

Perubahan morfologis
dan endokrinal pada
siklus menstruasi:
Fisiologi Siklus Menstruasi

Perubahan-perubahan
Endometrium:
Endometrium mengandung: epithel mukosa,
epithel kelenjar, endometrial stroma, jaringan
ikat dengan fibroblas dan makrofag.
Estradiol menyebabkan proliferasi luas
endometrium akibat meningkatnya mitosis
seluler. Estradiol melekat ke reseptor estrogen
yang akan merangsang reseptor progesteron.
Endometrium akan menjadi sensitif terhadap
progesteron pada fase sekresi dalam siklus
(OMalley et al. 1991).
Ketebalan Endometrium bertambah dari 1 mm
pada hari ke-1 hingga 7-8 mm pada hari ke 14.
Fisiologi Siklus Menstruasi
Fertilisasi dan implantasi (1):

Transportasi sperma:
Transportasi melalui vas deferens ke vesikula seminalis merupakan
transport pasif
Setelah transport aktif (ejakulasi), transportasi sperma di vagina dan
uterus akan berlangsung secara pasif.
pH vagina yang asam akan diimbangi oleh cairan seminal yang
alkalis.
Sperma berpenetrasi dalam lendir serviks dengan kecepatan 2-3
mm/menit.
Kontraksi akan menghisap sperma ke dalam rongga uterus
(transportasi pasif)
Sperma yang mati akan terfagosit di dalam serviks.
Konsistensi lendir serviks menyebabkan sperma tak dapat lewat
sebelum hari ke 9 siklus dan 2-3 hari setelah ovulasi.
Kebutuhan Kontrasepsi

Anak dari keinginan, bukan dari peluang!


Kebutuhan Kontrasepsi

Lebih dari 100 x 106 senggama per hari.

1 juta kelahiran baru per hari 50% diantaranya tidak di


rencanakan dan 25% tidak diharapkan.

150.000 abortus provokatus per hari di seluruh dunia,


50.000 diantaranya abortus illegal.

Lebih dari 500 perempuan meninggal akibat komplikasi


abortus tiap harinya.

(WHO 1999)
Prevalensi Kontrasepsi di Asia
(dari data PBB 2005)

Dunia/1999 semua metode 60.5 %


Asia Timur/2000 semua metode 82 %
(Jepang 56%, Mongolia 67%)

South-central Asia/2000 semua metode 48.3 %


South-eastern Asia/2002 semua metode 59.8 %
Kamboja/2000 24%
Indonesia/2002/2003 60%
Laos/2000 32%
Malaysia/1994 55%
Myanmar/2001 37%
Filipina/2003 49%
Singapur/1997 62%
Thailand/1997 72%
Timor-Leste/2003 10%
Viet Nam/2002 78%
Kontrasepsi Oral Cara Kerja
4. Gangguan fungsi tuba (KOP)

1. Inhibisi ovulasi

3. Perubahan
sekresi
endometrium:
Inhibisi implantasi

2. Menebalnya
lendir serviks
(membatasi
gerakan
sperma)
Kontrasepsi Oral Komposisi
Kontrasepsi Oral - Komposisi
Pil Monofasik

Pil Sequential Gestagen

Oestrogen

Pil Bifasik

Pil Trifasik

Progestogen-only-pill
(POP)
0 7 14 21 28 Hari siklus
Kontrasepsi Oral - Siklus

Kontrasepsi Oral Kombinasi:


Mengandung ethinylestradiol dan progestogen dan di
klasifikasikan menurut kandungan Ethinylestradiol (EE) sbb:

50 g = high dose
30 - 35 g = low dose micro-pill
20 g = ultra-low dose

Bermula pada hari ke-1 siklus 21 hari menstruasi, diikuti


dengan jarak tujuh hari atau tujuh tablet placebo
Kontrasepsi Oral - Komposisi

Catatan:
Terkait dengan semakin rendahnya
kandungan ethinyl- estradiol pada
Kontrasepsi Oral (micropills dengan 20
- 35 g EE), maka sebagian besar
kontrasepsi oral saat ini adalah pil
kombinasi monofasik (EE dan P).
Kontrasepsi Oral Cara Kerja

Efek pada Ovarium:

Ethinylestradiol Efek antigonadotrophic


menyebabkan:
a) Inhibisi pematangan folikel
b) Inhibisi ovulasi
Progestogen c) E2 , P , LH
Kontrasepsi Oral Cara Kerja

Efek pada Tuba Falopii:


Progestogen a) Pergerakan (motilitas)
b) Perubahan Siklus
Inhibisi pergerakan
tuba
dan transportasi
ovum
Kontrasepsi Oral Cara Kerja

Efek pada serviks uteri:

Ethinyl estradiol
(Stimulasi sekresi serviks)
Inhibisi dari:
a) Lewatnya Sperma
Progestogen b) Naiknya bakteri patogen
(menebalnya lendir serviks,
efek estrogen yang belawanan)
KO Cara Kerja - Rangkuman

Kontrasepsi oral kombinasi


(Monofasik) : Menghambat
ovulasi
(100%)

Perubahan sekresi
endometrium:
Inhibisi dari implantasi

Menebalnya lendir
serviks (mengurangi
motilitas sperma)
KO Cara Kerja - Rangkuman

Pil hanya Progestogen:


Inhibisi pergerakan tuba /
transportasi ovum

Perubahan sekresi pada


endometrium: inhibisi
implantasi

Inhibisi dari aktivitas Menebalnya lendir serviks


ovarium dan fungsi corpus (menghambat motilitas
luteum sperma)
(pada ovulasi 20-40%)
Keuntungan Non-kontrasepsi
pada KO
Keuntungan objektif penggunaan kontrasepsi
oral:

1. Menstruasi teratur 8. Kista fungsional ovarium


2. Hipomenore 9. Rendahnya kehamilan
3. Kulit halus dan bersih ektopik
4. Membaiknya kualitas 10. Cegah kanker ovarium
hidup
11. Cegah kanker
5. Dismenore
endometrium
6. Penyakit Radang
12. Mencegah kematian ibu
Pelvis/PID
7. Menurunnya insidens 13. Mengurangi morbiditas
mioma uteri ibu
14. Perbaikan anemia
defisiensi zat besi
Keuntungan Non-kontrasepsi pada KO
Patogenesis Jerawat

Epidermis Androgens Peningk


atan
Kelenjar minyak Oklusi ekskresi
Folikule
r sebum
Lesi Non-inflamasi Lesi Inflamasi
Mikrokomedo & (Jerawat)
Komedo Papula/Pustula/Nod
ula
Terjadinya P. acnes
sebum

Inflammation

(modified from Katz H. I.,


National Expert Meeting Contraception
and Skin, Munich, 2000)
Keuntungan Non-kontrasepsi pada KO

Analisa dari hasil Quality of Life and Enjoyment


Questionnaire:
kualitas subjektif yang meningkat pada hidup perempuan umumnya berhubungan dengan:
1. Kontrasepsi dan seks aman tanpa takut.
2. Keuntungan Non-kontrasepsi dengan pengurangan dismenore,
metrorhagia, sindroma pramenstrual, seboroe, dan jerawat.

Tapi:
Ada banyak keuntungan Non-kontrasepsi yang biasanya
mem-
pengaruhi kesehatan perempuan dan keluarganya!
Keuntungan Non-
kontrasepsi pada KO
Hamil Ektopik:
Penggunaan kontrasepsi oral kombinasi mengurangi risiko hamil ektopik
sampai 90% dibanding yang tidak menggunakan kontrasepsi.

Pada Studi Oxford/FPA, tidak ada Hamil Ektopik


yang terlihat diantara pengguna KO, tetapi di
antara pengguna IUD 6.9% dari kehamilan yang
tidak diinginkan adalah ectopic.
Keuntungan Non-
kontrasepsi
Berkurangnya morbiditaspada KO
komplikasi
kehamilan:
- Perdarahan
- Septikemia
Penyebab-penyebab
- Eclampsia, preeclampsia kematian maternal
- Infeksi
- Gangguan Metabolik
- Fistula
- Trombosis and emboli
- Hamil Mola dan choriocarcinoma
- Simfisioreksis
Keuntungan Non-kontrasepsi pada KO

Angka abortus provokatus dan kematian


akibat komplikasi abortus:

Di seluruh dunia, angka kelahiran yang tidak


diharapkan dan abortus provokatus adalah 50% dari
seluruh kehamilan(WHO).

Vietnam, Rasio kelahiran/aborsi 1:1 (> 600,000 abortus


provokatus/tahun). Jerman, rasio kelahiran/aborsi
sekitar 5:1

Besarnya kematian disebabkan oleh aborsi dan


kehamilan dapat di kurangi secara dramatis dengan
penggunaan kontrasepsi yang efektif dan benar.
Keuntungan Non-
kontrasepsi pada KO
Kanker ovarium:
40 - 80% pengurangan risiko kanker ovarium pada pengguna KO.

Efek protektif bermula pada awal penggunaan dengan


penurunan 10 12% risikonya dalam setiap tahun.

Efek protektif diberikan pada penekanan gonadotrofin, yang


mengurangi aktifitas pembelahan sel epithelial. Efeknya
bertahan selama 12 - 20 ahun semenjak tidak digunakan lagi.

Perempuan dengan faktor risiko herediter (BRCA 1 & 2 mutasi)


juga memperoleh manfaat dari KO (Narod et al. 2002: 58-79%
pernurunan risiko pada 1311 BRCA 1 dan 2 carrier).
Mucinous dan non-epithelial ovarium malignoma tak terpengaruh
oleh efek protektif yang ada.
Keuntungan Non-
kontrasepsi pada KO
Kanker Endometrium:
- Terdapat 50% penurunan risiko
kanker endometrium, efektif satu
tahun setelah awal pemakaian.
- Efek protektif diperoleh melalui
kerja progestogen yang mencegah
proliferasi akibat induksi estrogen
sel endometrium (hipotrofi).
- Efek protektif bertahan paling sedikit
15 tahun setelah penghentian penggunaan.
(Schlesselman JJ, Contraception 1991, 43(6):557-79)
Keuntungan Non-kontrasepsi pada KO

Kanker colon:
- Beberapa tahun belakangan tiga surat dipublikasikan mengklaim
pengurangan dalam risiko menyangkut kanker colon sampai 40%,
tergantung pada waktu penggunaan KO.

- Sebagai etiologi pengurangan asam empedu di faeces dan efek


protektif
pada epitel kelenjar colon, disebabkan oleh estrogen (masih
didiskusikan)

(Borgelt-Hansen L, J Am Pharm Assoc 2001, 41, 6: 875-86)


(Gabe et al., Zentralbl. Gynkol 2000, 122 : 18-27)
(Jensen JT et al., Obstet Gynecol Clin North Am 2000, 27 :705-21)

- Studi lebih lanjut masih berlangsung.


Keuntungan Non-
kontrasepsi
Tumor jinak payudara:
pada KO
- Banyak studi yang menyetujui KOK mengurangi insiden penyakit kista
fibroma dan fibroadenoma sampai 40%.

- Tumor jinak payudara dapat menjadi faktor risiko untuk kanker


payudara. KOK melindungi pengguna dari penyakit dengan gambaran
atipia tingkat rendah dan tidak spesifik untuk jenis atipia tingkat tinggi.
Yang disebutkan terakhir dapat berlanjut menjadi kanker payudara.

(Blackburn RD et al. Population Information Program Center for Communication Programs, The
Johns
Hopkins University School of Public Health 2000 / Owen, J. The benefits and risks of oral contra-
ceptives, Parthenon Publishing Group 1993 / Pastides et al., 1983, J. National Cancer Inst. 71,5-9)
Keuntungan Non-
kontrasepsi
Kista ovarium pada KO
fungsional:
- KO kombinasi mengurangi insiden
dari kista ovarium fungsional (luteal dan
follicular) pada 78 dan49%
(Oxford FPA study, Vessey et al.,1987).

- KO <35g EE Risiko Relatif: 0.52


- KO >35g EE Risiko Relatif: 0.24
(Lanes et al., 1992)

- Lama rawat di rumah sakit untuk kista


berkurang dari 38/100,000 non-user
menjadi 3/100,000 pada pengguna KOK
- Pil progestogen (POP) tidak
mempunyai efek proteksi ini.
Keuntungan Non-
kontrasepsi
Mioma Uteri: pada KO Bleeding
Intestinal pressure

Tekanan pada
Gangguan perdarahan usus
- Pada penelitian kasus-kontrol
oleh kelompok studi Oxford/FR
KOK menunjukkan penurunan risiko
mioma (leiomyomata). Terjadi
reduksi 17% setiap lima tahun
Tekanan pada
penggunaan KO kombinasi.
Uretra dan kandung
Jonjot
(Ross, RK et al, Br. Med. J. 1986, 293, 359-362, ) usus terputar
kemih

- Mioma Uteri bukan kontra indikasi


untuk menggunakan KO.
( Br J Obstet Gynaecol, 1999, 106(8):857-60)
Keuntungan Non-kontrasepsi pada KO

Pencegahan IMS:
Proteksi tunggal Proteksi ganda
Combined oral
contraceptives COC + Penggunaan
(COC) Kondom

+ +
+ -
virus IMS
Pelvic inflammatory (terbatas pada
Disease (PID) Transmisi Pendarahan
Pascapersalinan)

IMS bakteria lain


(Lues, chancroid, LGV)
Keuntungan Non-kontrasepsi pada KO

Penyakit Radang Panggul (PRP):


- KOK mengurangi PRPD sekitar 50%!
- KOK mempertebal lendir serviks
yang menyebabkan pencegahan
invasi bakteri penyebab PRP
(endometritis, salpingitis, pelvio-
peritonitis).
- KO kombinasi tidak memberikan
proteksi terhadap transmisi virus
seperti Herpes, HPV atau HIV.
Keuntungan Non-kontrasepsi pada KO

Sindrom pra menstruasi KO kombinasi dengan


drospirenon
dibandingkan levonorgestrel:
104 perempuan dengan 62% gejala pramenstuasi
(emosi negatif, emosi meledak-ledak dsb.)

6 bulan Drospirenon OC vs. Levonorgestrel KO lanjut


(3mg Drospirenone dan 0,03mg EE2 derifatif spironolactone)

kajian kuesioner kesehatan perempuan

Pengurangan 32% pada grup drospirenone

(Sangathawan M et al., Contraception 2005)


Modified from Washington et al, J. Am. Med. Assoc., 253, 2246-50, 1985 AMA.
Kontrasepsi oral Efek
samping
Garis besar efek samping pada informasi pasien:

- Chloasma (langka)
- Sakit kepala (Tidak cukup bukti dari studi placebo terkontrol)
- Depresi (terkadang)
- payudara tegang (terkait progestogen)
- Kenaikan berat badan (sekitar 300g/tahun, tak lebih dari penambahan berat
badan terkait usia)
- Perubahan pada libido (dipertanyakan)
- Gangguan perdarahan/perdarahan bercak (6 bulan pertama), hipomenore,
amenore
- Naiknya tekanan darah

Yang dapat di diskusikan secara detil:


- Interaksi dengan obat-obatan lain
- risiko kardiovaskuler
- Hepatic adenomas
Kontrasepsi oral Efek
samping
Interaksi farmakologi: (Tauboll E, Acta Neurol Scand 102, 5-52, 2000)
(ACOG Practice Bulletin Number 18, July 2000)
a) Obat-obat yang mempengaruhi efektifitas KO

Ke-efektifan KO Ke-efektifan KO
Anticonvulsants
- Vitamin C (+)
- Phenytoin ++
- Paracetamol +
- Carbamazepin +
- Valproic acid ?
(Relevansi klinik masih
Antibiotik diperdebatkan)
- total (+)
- Rifampicin ++
- Griseofulvin
+
Kontrasepsi oral Efek
samping
Interaksi farmakologi:
b) Obat-obat yang mempengaruhi KO

Level serum yang Level serum yang


berkurang karena bertambah karena
penggunaan KO: penggunaan KO:
ASS Antipyrine +
+
Alprazolam +
Paracetamol +
Theophyllin/caffein +
Morphine +
Cyclosporine
Clofibrate + +
(Relevansi klinik masih Diazepam +
diperdebatkan) Prednisolone +
(Relevansi klinik masih
diperdebatkan)
Kontrasepsi oral Efek
samping

Obat Anti epilepsi (fenobarbital, fenitoin dsb.) dan


penggunaan KO:

Obat Anti epilepsi menyebabkan induksi enzim mikrosom hati


dan meningkatnya metabolisme dari beberapa obat dan KO.

Kenaikan phenobarbital dan phenytoin EE-2-hydroxylase dan


SHBG. Menurunkan kadar progestogen.
Kontrasepsi oral Efek
samping
Hepatic adenomas (sangat langka):
Prevalensi:
1:70,000 Pengguna KO (tidak tergantung jenis KO), pengguna jangka panjang .
Histologi:
Benjolan pada jaringan hati hyperplasia atau adenoma.
Etiologi:
Ethinyl estradiol adalah steroid sintetis yang beralkilasi pada posisi ke-17 molekul.
Karena insidennya sangat rendah, dapat menyebabkan disposisi genetis
(Scalori et al. Am J Obstet Gyncol 2002).
Penyebab klinis:
Temuan ultrasonografi atau gejala klinis dapat menyebabkan penghentian tiba-
tiba penggunaan KO. Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan remisi lengkap
setelah minggu/bulan.
Komplikasi:
Pendarahan intraperitoneal jika keluhan tidak ditanggapi serius dan penggunaan
OC tidak dihentikan.
Kontrasepsi oral Efek
samping
Risiko Kardiovaskuler (thromboembolism,
myocardial infarction, apoplexia):
Konsekuensi pada manajemen klinis:

1. Perempuan dengan riwayat thromboemboli tidak sesuai


menggunakan KO kombinasi (Kontraindikasi).
2. Perempuan dengan gangguan koagulasi genetis (resistensi
terhadap faktor APC mutasi V-Leyden tidak dapat menggunakan KO
kombinasi (kontraindikasi).
homozigot resistensi APC berisiko 10 x
heterozigot berisiko 3 - 5 x
3. Perokok > 30/35 tahun tidak boleh merokok jika mereka memakai
KOK (kontraindikasi relatif). Alternatif: POP, IUD.
Risiko KO Dibandingkan
Risiko Lain

Risiko kematian per tahun pada


perempuan yang berkaitan dengan:
- Setelah Tubektomi 1 dalam 38,500
- Mempunyai bayi di AS 1 dalam 10,000
di Negara berkembang 1 dalam 500
- Aborsi legal sebelum 9 minggu 1 dalam 262,800
antara 9 dan 12 minggu 1 dalam 100,000
antara 13 dan15 minggu 1 dalam 34,000
setelah 15 minggu 1 dalam 10,200
Kontrasepsi Oral -
Kontroversi
Displasia serviks dan kanker:

Beberapa publikasi menjelaskan kenaikan risiko pengguna KO kombinasi:


- 3,6-kali bertambahnya risiko dysplasia berat (Ylitalo et al.1999)
- 3-4-kali bertambahnya risiko carcinoma in situ (Moreno et al., 2002;
European-US study dengan 3000 pasien)
- Naiknya risiko hanya pada carrier HPV (bukan untuk non-carrier)
Bagaimanapun:
- Merokok meningkatkan risiko perkembangan kanker serviks
(Int. Collab. epidemiolog. studies cervical cancer: Int J Cancer 2006,
118)
- Infeksi Chlamydia trachomatis menaikkan risiko kanker serviks invasif
(Smith et al. Int J Cancer 111 2004)
Kesimpulan:
- Data tidak bisa disimpulkan jika hanya ada data tentang kontak seksual
atau hanya merokok saja akan dikaitkan dengan peningkatan risiko!
Kontrasepsi Oral -
Kontroversi
Migrain/sakit kepala:
Epidemiologi:
Prevalensi: Dalam usia 20 30 P:L=2:1
Dalam usia 30 50 P : L = 3.5 : 1

Serangan migrain lebih sering dan lebih parah/berat pada


perempuan!
Prevalensi dalam %

Perempuan

Laki-laki

Tahun
Kontraindikasi atau kehati-
hatian penggunaan
kontrasepsi (WHO)
WHO dan pemuka program KB mempromosikan skema
bertingkat untuk kehati-hatian penggunaan 4 kategori
daripada kategori kontraindikasi absolut dan relatif

Ketika spesialis OB/GYN dan institusi KB Eropa


berpedoman pada kontraindikasi, bidan, petugas KB
dan pelatih (di 3 atau 4 negara di Dunia) lebih leluasa
merujuk ke kategori kehati-hatian penggunaan karena
lebih memberi akses untuk memperoleh kontrasepsi.

Apakah
APCOC setuju dengan
peryataan di atas?
Kontraindikasi Untuk Penggunaan Jangka -
Panjang KO Kombinasi

Kontraindikasi:
a) Penyakit hati akut atau progresif
b) Tumors hati tinak atau ganas
c) Tumor jinak tergantung hormon
d) Kejadian Thromboembolic atau infark myocardial pada riwayat
e) Gangguan Koagulatori (contoh. Resistensi terhadap APC)
f) Hypertriglyceridemia
g) Diabetes mellitus dengan penyakit pembuluh (terbatas)
h) Hipertensi berat
i) Pendarahan uterus tidak jelas, yang tidak terdiagnosa
j) Migrain yang tidak tergantung siklus
k) Otosclerosis dengan progresi pada kehamilan sebelumnya
l) Perempuan berusia 45 atau lebih yang merokok
m) Chloasma
Kontraindikasi Untuk
Penggunaan Jangka -
Panjang KO Kombinasi
Kontraindikasi Relatif:
a) Bedah major meningkatkan risiko thromboembolic dan
imobilisasi harus mengakhiri penggunaan KO sementara
b) Perokok berusia > 30tahun
c) Porphyria
d) Penyakit kantung empedu, riwayat intrahepatik cholestasis
e) Gagal ginjal
f) Gagal Jantung
g) Thromboflebitis berulang
h) Penyakit Sickle Sel(SS atau Penyakit Sel S)
Alasan-alasan Penghentian
Penggunaan KO Kombinasi

Penghentian Penggunaan Kontrasepsi Oral:


a) Pertama kali migrain atau sakit kepala berat
b) Meningkatnya episode epilepsi pada pasien dengan tipe epilepsi apa
saja
c) Gangguan visual, Gangguan pendengaran
d) Tumor Hati
e) Cholestasis, icterus
f) Hepatitis aktif atau baru
g) Phlebitis
h) Thromboembolism
i) Kenaikan tekanan darah yang signifikan
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)
Kategori WHO 1 (aman & bermanfaat):
Postpartum >= 21 hari
Pasca keguguran, dengan pengguguran dilakukan
trimester pertama atau kedua
Riwayat diabetes kehamilan
Diabetes
Varises
Sakit kepala ringan
Pola ireguler pendarahan per-vaginal tanpa anemia
Riwayat PRP, riwayat PRP sekarang atau sebelumnya
Riwayat IMS sekarang atau sebelumnya
Vaginitis tanpa servisitis purulenta
Kehati-hatian Penggunaan Pil
Kontrasepsi Oral (WHO)

Kategori WHO 1 (aman & bermanfaat):


- Bertambahnya resiko IMS
- HIV-positif atau sedang berisiko terinfeksi HIV atau AIDS
- Tumor jinak payudara
- Riwayat kanker payudara, kanker endometrial atau ovarium
- Cervical ektropion
- Carrier virus hepatitis
- Mioma uteri
- Pernah mengalami Kehamilan ektopik
- Obesitas
- Kondisi Tiroid
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)
Kategori WHO 2 (manfaat diatas risiko):
- Sefalgia berat setelah inisiasi Pil Kontrasepsi Oral
- Diabetes mellitus
- Bedah major tanpa imobilisasi yang lebih lama
- Penyakit Sickle Sel, penyakit hemoglobin C
- Tekanan darah 140/100 sampai 159/109 mm Hg
- Massa payudara yang tidak di diagnosa
- Kanker Serviks
- Usia >50 tahun
- Kondisi yang mengarah pada ketidak-patuhan medik
- Riwayat gangguan lipid
- Riwayat infark miokardium prematur
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)
Kategori WHO 3 (Pertimbangkan Manfaat terhadap
Risiko):
- Postpartum < 21 hari
- Laktasi (6 minggu hingga 6 bulan)
- Pendarahan uterus atau vagina yang tak terdiagnosa
- Usia > 35 years dan merokok kurang dari 20 rokok per hari
- Riwayat kanker payudara tetapi tidak terjadi kembali 5 tahun belakangan
- Interaksi obat
- Penyakit kantung empedu
Kehati-hatian Penggunaan
Pil Kontrasepsi Oral (WHO)
Kategori WHO 4 (Risiko lebih besar dari
Manfaat):
- Tromboemboli vena
- Cerebrovascular atau penyakit arteri koroner
- Sakit jantung struktural
- Diabetes dengan komplikasi
- Kanker payudara
- Kehamilan
- Laktasi (< 6 minggu dari postpartum)
- Penyakit Hati
- Sakit kepala dengan symptom neurologis fokal
- Bedah major tanpa imobilisasi yang lebih lama
- Usia > 35 tahun dan merokok 20 batang atau lebih per hari
- Hipertensi (tekanan darah > 160/100 Hg atau dengan Penyakit
vaskuler progresif.
Rangkuman Keuntungan
dan Risiko Kontrasepsi
Oral
Keuntungan Onkologi:

Kanker Ovarium Pengurangan > 80%

(Cancer and Steroid Hormone Study, N. Engl. J. Med .1987)

Kanker Endometrium Pengurangan 50%

(WHO Collaborative Study, Int. J. Epidemiol. 1988)

Choriocarcinoma Ada pengurangan. (tapi kurang data


pendukung)
Rangkuman Keuntungan
dan Risiko Kontrasepsi
Oral
Lainnya:
Pengurangan dismenore > 60%
(Mishel DR Jr, AM J Obstet Gynecol 1982)

Penyakit Radang Panggul> 60%


(Panser LA et al., Contraception 1991)

Tumor Jinak Payudara perkiraan. 40%


(Charreau L et al., Eur J Cancer Prevention 1993)
Kista Fungsional Ovarium (tergantung dosis) perkiraan. 50 %
(Lanes SF, Am J Obstet Gynecol 1992)

Pencegahan Osteoporosis (paling sedikit 2 tahun) perkiraan.


76%
(Kleerekoper M et al., Arch Int Med 1991)

Pengurangan bermakna kehamilan ektopik > 90%


(Sivin et al., Stud Fam Plann 1988)
Keuntungan Pengunaan KO
pada Kondisi Sosial
Ekonomi
Berkurangnya hari Rawat Inap (hari per 100,000
perempuan) pada:
- Kurangnya kandungan zat besi dalam plasma 320
- Tunor jinak payudara 235
- Penyebaran infeksi ke bagian dalam 156
- Kehamilan Ektopik 117
- Kista ovarium 35
- Rheumatoid arthritis 32
- Kanker Endometrium 5
- Kanker Ovarium 4

(Ory HW, Int Fam Plan Perspect, 1982 )


Rangkuman Indikasi
terapis KO
Perdarahan Disfungsional Uterus
PCO - syndrome
Kegagalan ovarium prematur
Kista fungsional ovarium (pencegahan, bukan terapi)
Amenore berhubungan dengan hiperprolaktinemi/disfungsi
hipotalamik
Nyeri Panggul
Nyeri Tengah siklus
Endometriosis (Siklus panjang, POP)
Mengurangi jumlah kehilangan darah (perdarahan antar siklus atau
menoragi)
Jerawat dengan antiandrogen progestin

(Kaunitz AM, Contraception 1999)


Kesimpulan 1

Pada umumnya, keuntungan dari kontrasepsi oral


kombinasi adalah lebih banyak daripada
keterbatasannya. Pemberian kontrasepsi harus dengan
pengawasan yang baik dan sedapat mungkin
menggunakan dosis yang paling rendah tetapi tetap
efektif .
Kontrasepsi Hormonal -
Implant
Implant:
1) Implant yang mengandung Etonogestrel (ENG)
(Implanon)
Muatan:
- Inhibisi transport oocyte, supresi lonjakan LH praovulasi
- Menghambat ovulasi, lendir serviks mengental
- Pelepasan awal ENG adalah 60 g per hari, yang kemudian menjadi
30 - 40 g/hari

Struktur molekul
Etonogestrel (ENG)
Kontrasepsi Hormonal -
Implant
Struktur Batang
Implanon :
Batang implant
mengandung matriks
ethylene vinyl acetate
copolymer yang di
dalamnya tersimpan 68
mg kristal etonogestrel
(ENG)
Kontrasepsi Hormonal -
Implant
Prosedur Insersi Implant:

Insersi implant dilakukan


pada hari 1 - 5 siklus
Untuk postpartum
insersi implant dilakukan
pada hari 21 - 28
Lokasi insersi dilakukan
pada kulit di area antara
biceps dan triceps
aspektus medialis 6 - 8
cm diatas lipat siku.
Perlu anestesi lokal.
Lokasi: subdermal.
Kontrasepsi Hormonal -
Implant
Farmakokinetik ENG implant:

- Inhibisi lonjakan LH praovulasi


- Kadar estradiol endogen turun
pada
tahap awal tetapi kembali ke
level
fisiologis setelah beberapa bulan
- Tidak ada gejala defisiensi
estrogen
- Endometrium menipis hingga 4
mm
- Tidak terjadi atrofi endometrium
- Amenore pada 20% kasus
- Gangguan perdarahan
Kontrasepsi Hormonal -
Implant
Menentukan lokasi Implanon secara
sonografi:

salah (intramuskuler)
benar (subkutan)
Kontrasepsi Hormonal -
Implant
Mencabut implant ENG:

Palpasi Anestesi Lokal


Kontrasepsi Hormonal -
Implant
Mencabut Implant ENG:

Insisi dengan ujung scalpel Pisahkan selaput fibrin yang


bayonet dari ujung bawah meliputi implant dengan ujung
batang implant scalpel
Kontrasepsi Hormonal -
Implant
Mencabut Implant ENG:

Implant mudah ditampilkan setelah dibersihkan dari selaput fibrin dan


diambil dengan forceps
AKDR dengan Pelepas
Hormon
AKDR dengan Progestin (Mirena):
Properties:
- Bentuk T- batang polyethylene
- Melepas levonorgestrel 20 g/hari
- Proteksi kontrasepsi: 5 tahun
- Pearl index 0.1 - 0.2
- Perubahan atrofik endometrium
- Menurunkan jumlah darah dan lama
haid
- 25% amenore (year 1-5)
- 60% amenore (year 6-10)
- Mirena dikenalkan di Jerman tahun
1997
> 500,000 klien menggunakan Mirena
AKDR dengan Pelepas
Hormon
AKDR + Levonorgestrel (Mirena):

Hormon dilepaskan dari AKDR Mirena


Hormone-Releasing IUD

AKDR + Levonorgestrel (Mirena):


Cara Kerja:

Perubahan lingkungan tuba -


(menghambat motilitas sperm

Perubahan decidua, stroma


endometrium, proliferasi
berkurang (inhibisi implantasi) Penebalan/pengentalan
lendir serviks (menghamba
motilitas sperma)
AKDR dengan Pelepas
Hormon
Corak perdarahan pengguna AKDR +
LNG (Mirena):

-3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Perdarahan bercak/banyak dalam 3-6 bulan


pertama
Haid lebih pendek, ringan dan kurang nyeri
Sekitar 20% klien akan mengalami amenore
setelah penggunaan diatas 1 tahun
AKDR dengan Pelepas
Hormon
Gambaran sonografik AKDR + LNG
(Mirena):
Kontrasepsi Klien
Berisiko
Mioma Uteri:

Penggunaan jangka panjang KO menurunkan kejadian


mioma uteri hingga 17% (penggunaan 5 tahun).

Kehilangan darah melalui haid jadi berkurang (Larsson


et al.,1992).

Dismenore, terutama pada perempuan dengan mioma


akan menurun

KOK tidak menyebabkan peningkatan diameter atau


ukuran mioma uteri (Ross et al., 1989, Marschall et al.,
1998).
Kontrasepsi Klien Berisiko
Klien dengan riwayat trombosis dan trombofilia (1):

Catatan:
Sebagian besar data ilmiah tentang penggunaan KO dengan trombosis
trombofilia diambil dari penelitian populasi kaukasia dengan mutasi
faktor V Leyden yang dapat meningkatkan risiko tromboemboli.

Dengan demikian, data diatas tidak mempunyai implikasi luas pada


tatanan atau situasi Asia.
Kontrasepsi Klien Berisiko
Klien dengan riwayat trombosis dan trombofilia
(2):
Fakta:

EE meningkatkan sintesis faktor pembekuan (faktor VII dan X


dan fibrinogen).

Bukan pengguna KO: 5 - 11 trombosis/100,000


perempuan/tahun.

Pengguna KO (EE): 30 trombosis/100,000 perempuan/tahun.

Kehamilan: 60 trombosis/100,000 perempuan/tahun.


Kontrasepsi Klien Berisiko

Klien dengan riwayat trombosis dan


trombofilia (3):
Rekomendasi
- klien dengan riwayat trombosis atau trombofilia tidak dapat
menggunakan KOK.

Pengecualian
- Trombosis tidak berhubungan dengan faktor risko berulang seperti
imobilisasi, tindakan bedah, dsb.
- Fungsi pembekuan membaik 6 minggu setelah penghentian
penggunaan (Robbins et al, 1991). KO harus dihentikan 6 minggu
sebelum tindakan bedah mayor (bukan bedah mikroinvasif)
Kontrasepsi Klien Berisiko
Migraine (non-hormonal/non-siklik):

Fakta

1. Klien dengan migraine, risiko stroke meningkat 3-5 kali


2. Klien dengan migraine dan KOK, risiko stroke 2-6 kali (Schwartz
et al., 1998, Lidegaard et al 1995, Chang et al., 1999).
3. Klien dengan migraine, KOK dan perokok, risiko stroke
meningkat 34 kali
4. Risiko absolut stroke pengguna KOK dan migraine:
> 20 tahun 8/100,000 perempuan/tahun
> 40 tahun 80/100,000 perempuan/tahun

Rekomendasi
Non-hormonal migraine merupakan kontraindikasi absolut KOK
Periode Postpartum dan
Laktasi
Fakta:
- Laktasi memberikan efek kontrasepsi dalam 6
bulan pertama.

Non-laktasi
Kembalinya
menstruasi/ovulasi pada
ibu yang tidak
Laktasi menyusukan (merah) vs.
menyusukan bayi (biru)
Periode Postpartum dan
Laktasi
Fakta:

Lama menyusukan dan laktasi amenore di berbagai negara


Periode Postpartum dan
Laktasi
Fakta:

Hisapan pada puting susu menginduksi pelepasan prolactin dan oxytocin


Periode Postpartum dan
Kesimpulan:
Laktasi
Efek kontrasepsi laktasi menunjukkan perbedaan yang tinggi terkait
dengan perbedaan situasi dan pengaturan laktasi. Oleh sebab itu:

Rekomendasi:
1. Strategi kontrasepsi non-hormonal dan hormonal laktasi cukup
beralasan
2. Kontrasepsi Oral Progestin merupakan metode terpilih selama
periode laktasi (WHO, Reinprayoon et al., 2000). Progestin tidak
mempunyai efek negatif terhadap tumbuh-kembang bayi baru
lahir (Diaz 2002).
3. Progestin oral (minipill) seperti halnya kontrasepsi injeksi (DMPA,
depot Clinovir atau depot Provera), AKDR dan implant (AKBK)
Mirena, Implanon juga merupakan metode yang dianjurkan.
4. KOK dosis tinggi atau rendah menyebabkan penurunan produksi
ASI (Tankeyoon et al., 1984) dan berkontribusi terhadap
peningkatan risiko thrombosis postpartum (4 minggu).
Kontrasepsi Barier

Kontrasepsi Barier:
1. Kondom Laki-Laki
2. Kondom Perempuan
3. Diafragma
4. Spermisida
5. Cervical cap
6. Tabel Busa Vaginal
Kontrasepsi Barier
Kondom (1):

Fakta:
Metode kontrasepsi non-operatif untuk laki-laki
Kondom pertama ditulis pada sejarah Mesir
(1000 BC).
Alergi kondom lateks dan polyurethane (1 -
3%).
Pearl index 7 14.
Kegagalan karena penggunaan yang salah dan
tidak konsisten adalah 14%.
Method-specific faillure rate karena robek dan
terlepas adalah 2.3%
Kontrasepsi Barier
Kondom (2):

Sertifikasi ISO untuk kualitas produksi kondom lateks


Kontrasepsi Barrier
Kondom Perempuan (Femidom):
Memiliki citra yang kurang baik karena umumnya digunakan oleh PSK

Insersi kondom perempuan


Kontrasepsi Barier
Diafragma (1):

Tudung fleksibel yang dipasangkan diantara simfisis dan


forniks posterior untuk menutupi keseluruhan serviks.
Kubah yang terbuat dari karet tipis dengan dasar yang
dikelilingi oleh cincin pegas agar mudah ditempatkan
diantara kedua forniks.

Insersi
Kontrasepsi Barier
Diafragma (2):

Keuntungan
- Tidak mengurangi produksi ASI.
- Hanya digunakan selama sanggama.
Penempatan yang benar
Keterbatasan
- Mengganggu proses sanggama.
- Harus ditempatkan secara benar.
- Sulit memasang dan menempatkan dengan tepat.
- Diafragma harus tetap terpasang hingga 6 jam pascasanggama.
- Pearl index: hingga 25. Tambahan spermisida membuat nilai
Pearl index menurun jadi 4.
- Angka kehamilan kumulatif diafragma dan spermisida setelah dua
tahun adalah 1%.
Kontrasepsi Barier

Spermisida (1):

Keuntungan
- Tidak mengurangi produksi ASI
- Digunakan selama sanggama
- Dapat dikombinasikan dengan diafragma

Keterbatasan
- Mengganggu proses sanggama/timbul rasa panas
- Harus menunggu 10 menit untuk memulai sanggama
- Cukup mengganggu saat mengeluarkannya
Kontrasepsi Barier
Spermisida:
- Diaplikasikan dalam bentuk ovula, pesarium, spray, busa,
krim

Ejakulasi
tercurah pada
busa
Kontrasepsi Barier
Cervical cap:

- Tutup serviks adalah kontrasepsi barier


yang dipasang untuk menutupi serviks
dan pemilihannya sangat tergantung
dari
diameter invidual serviks.
- Dapat dikombinasi dengan spermisida
untuk meningkatkan efektifitasnya
- Tetap terpasang pada serviks hingga
6-8 jam setelah sanggama (maksimal.
72 jam)
- Efek samping minimal (ulserasi
vaginal)
Kontrasepsi Barier

Vaginal sponge:
Bahan spons polyurethane yang dibasahi
spermisida yang dilepaskan dalam 24 jam.
Tidak perlu pengukuran dan penempatan.
Dapat tetap digunakan sanggama berulang kali
selama tidak melebihi waktu 24 jam.
Kurang efektif dibandingkan dengan diafragma.
Angka kehamilan kumulatif dalam 12 bulan per 100
klien adalah 17-24 sedangkan diafragma 11 - 13.
Lebih bayak menimbulkan reaksi alergi
Bahan spons tidak direkomendasikan sebagai
metode efektif
12. Kontrasepsi
Metode Operatif
Kontrasepsi Metode
Operatif
Tubektomi:
- Minilaparotomi postpartum, subumbilikus atau insisi suprapubik.
- Metode Pomeroy
- Metode Labhadt dan Uchida

Ligasi Tuba secara Laparoskopik


- Koagulasi Bipolar pada tuba
- Cincin silastik Yoon
- Penjepitan dengan Klip

Teknik Transervikal
- Sumbat Oklusi (Essure), oklusi tuba secara histeroskopik
Kontrasepsi Metode
Operatif
Oklusi Tuba secara Laparoskopik teknik (1):

Pengangkatan dinding abdomen dengan insuflasi CO 2


Kontrasepsi Metode
Operatif
Oklusi Tuba secara Laparoskopik teknik (2):

....menyediakan ruang untuk mem- Elektrokoagulasi atau aplikasi


posisikan instrumen bedah. cincin titanium .
Kontrasepsi Metode
Operatif
Tubektomi Mini-laparotomi:
MetodePomeroy
Kontrasepsi Metode
Operatif
Tubektomi Mini-laparotomy: Labhardt
and
Uchida method Extra-

retroperitoneal
Kontrasepsi Metode
Operatif
Ligasi Tuba secara Laparoskopik:
ElektrokoagulasiBipolar

Tidak mencekam atau


koagulasi pembuluh darah
Kontrasepsi Metode
Operatif
Ligasi Tuba secara Laparoskopik:
Pemasangan Cincin Silastik Yoon (1)

Cincin

Tub
a
Kontrasepsi Metode
Operatif
Ligasi Tuba secara Laparoskopik:
Aplikasi Cincin Silastik Yoon (2)
Kontrasepsi Metode
Operatif
Ligasi Tuba secara Laparoskopik:
Aplikasi Filshie Clip (Titanium)
Kontrasepsi Metode
Operatif
Keamanan dan efektifitas tubektomi/ligasi
tuba (1):
Sekitar 1 - 4 mortalitas per 100,000 prosedur.
Komplikasi Berat: 1 - 3.5% (0.1% laparotomi).
Angka kegagalan kumulatif (5 tahun) 13/1,000 klien
(multicenter study 10.685 women, Peterson HB et al.,
1996).
Safingektomi parsial pascapersalinan angka kegagalan
(5 tahun): 3/100,000 klien
Klip Titanium angka kegagalan (5 tahun) 31.7/100,000
Makin muda usia klien, makin tinggi angka kegagalan
(fertilitas tinggi)!
Kontrasepsi Metode
Operatif
Keamanan dan efektifitas tubektomi/ligasi
tuba (2)
Risiko hamil ektopik setelah ligasi tuba: 7.3/100,000
klien (bipolar coagulation) (Peterson HB et al. 1996).

Tubektomi tidak mempengaruhi libido atau


kenikmatan (ACOG 2003).

Tubektomi pada klien usia diatas 35 tahun


menunjukkan tingkat penyesalan yang rendah (< 35
tahun adalah 26%).
Kontrasepsi Metode
Operatif
Efek positif atau keuntungan ligasi
tuba - Penurunan risiko relatif
keganasan ovarium setelah ligasi
tuba:
(RR 0.5, Irwin KL 1991), (Narod S et al., The Lancet, 2001, Vol 357:1467-
1470)
Kontrasepsi Metode Operatif

Vasektomi:

Aspektus lateralis organ


reproduksi yang menam-
pilkan diseksi vas-deferens
pada skrotum.
Kontrasepsi Metode Operatif

Vasektomi:
Vas deferens teraba sepeti kawat yang kemudian dijepit
dengan klem fiksasi dilanjutkan dengan diseksi kulit
skrotum dan ligasi vas deferens dengan benang sutra
(non-absorable thread).
Vasektomi Tanpa Pisau
Video
13. Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR)
Intrauterine Devices
(IUD)
Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
Riwayat AKDR:

Sejak 100 tahun yang lalu, pemilik unta berupaya agar


agar hewan peliharaan mereka tidak hamil dengan jalan
memasukkan kerikil ke dalam rahim unta
1909 Richter mengenalkan pesarium dari anyaman benang
1928 Grfenberg menggunakan cincin dari kawat perak

AKDR nelayan Thai


dibuat dari tali nilon
Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
Riwayat AKDR :

Jenis-jenis AKDR
Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
AKDR - Insersi (1):

Fiksasi dgn Tenakulum Sondage


Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
AKDR - Insersi (2):
Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
AKDR - Insersi (3):

Ujung benang AKDR


berjarak 2 cm dari
serviks
Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
Translokasi AKDR:

AKDR di luar uterus


Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
Jenis-jenis AKDR

1 (plastik), 2 (tembaga) dan 3 AKDR dengan hormon lepas lambat


Mirena
(Nova-T mengandung batang perak untuk mencegah fragmentasi kawat tembaga).
Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim
Karakteristik AKDR:
Intrauterine Devices (IUDs)
Pengamatan lanjut pascainsersi:

Gambaran sonografik AKDR generasi kedua dan ketiga pada tempatnya. Perhatikan beda echographic lingkar
tembaga (a) dan pelepas LNG (b).
14. Kontrasepsi Alamiah
Kontrasepsi Alamiah
Definisi:
Metode Alamiah adalah cara-cara pencegahan
kehamilan yang diatur oleh pengguna mengacu pada
pemahamannya terhadap siklus menstruasi, berpantang di
masa subur dan ejakulasi di luar.

Metode:
1. Coitus interruptus (sanggama terputus)
2. Metode lendir serviks
3. Temperatur Basal Tubuh (BBT)
4. Metode Kalender
5. Pengukuran kadar LH (luteinizing hormone) dengan
program terkomputerisasi (urine dip-stix)
Kontrasepsi Alamiah

1. Lendir Serviks (1):


Metode ini didasarkan pada pemeiksaan lendir serviks setiap
hari. Bila keluar lendir maka itu adalah hari pantang
sanggama atau memakai kondom untuk sanggama hingga 4
hari setelah masa puncak subur yang ditandai dengan uji
regang lendir serviks.
Kontrasepsi Alamiah

1. Lendir Serviks (2):

Corak lendir pada hari subur dan tak subur disepanjang siklus
Kontrasepsi Alamiah

Temperatur Basal Tubuh (BBT):


Pengukuran temperatur tubuh setiap pagi pada saat dan
tempat yang sama (oral, rektal, vaginal). Metode ini hanya
efektif pada siklus yang reguler.

Anda mungkin juga menyukai