Anda di halaman 1dari 15

Arif Surya Wirawan

1061611011
Aulia Risdakawa
1061611012
Ayu Meita Sari
1061611013
Ayu Oktavia
1061611014
Balqis
Definisi
BATUK
Batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif
yang bermanfaat untuk mengeluarkan dan
membersihkan saluran pernafasan dari dahak,
debu, zat-zat perangsang asing yang dihirup,
partikel-partikel asing dan unsur-unsur infeksi.
Etilogi Batuk
1.Umumnya disebabkan oleh infeksidi saluran
pernapasan bagian atas yang merupakan
gejalaflu.
2.Infeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA).
3.Alergi
4.Asma atau tuberculosis
5.Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
6.Tersedak akibat minumsusu
7.Menghirup asaprokokdari orang sekitar
Jenis Batuk :
Berdasarkan Penyebabnya :

1. Batuk Produktif
Batuk berdahak ditandai dengan adanya dahak pada
tenggorokan. Batuk berdahak dapat terjadi karena adanya
infeksi pada saluran nafas, seperti influenza, bronchitis,
radang paru, dan sebagainya. Selain itu batuk berdahak
terjadi karena saluran nafas peka terhadap paparan debu,
polusi udara, asap rokok, lembab yang berlebihan dan
sebagainya.
2. Batuk non Produktif
Batuk yang ditandai dengan tidak adanya sekresi dahak
dalam saluran nafas, suaranya nyaring dan menyebabkan
timbulnya rasa sakit pada tenggorokan. Batuk kering dapat
disebabkan karena adanya infeksi virus pada saluran nafas,
adanya faktor-faktor alergi (seperti debu, asap rokok dan
perubahan suhu) dan efek samping dari obat (misalnya
penggunaan obat antihipertensi kaptopril) (Tjay, 2007).
Berdasarkan waktu
berlangsungnya:
1.Batuk Akut
Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang
dari 3 minggu. Penyebab batuk ini umumnya adalah
iritasi, adanya penyempitan saluran nafas akut dan
adanya infeksi virus atau bakteri.
2.Batuk Subakut
Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3
8 minggu. Batuk ini biasanya disebabkan karena adanya
infeksi akut saluran pernafasan oleh virus yang
mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran
nafas.
3.Batuk Kronis
Batuk kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi
lebih dari 8 minggu. Batuk ini biasanya menjadi pertanda
atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat seperti
asma, tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.
Patofisiologi batuk
Batuk adalah suatu refleks pertahanan tubuh
untuk mengeluarkan benda asing dari saluran
nafas.
Ada 4 fase mekanisme batuk:
1.fase iritasi
2.fase inspirasi
3.fase kompresi
4.fase ekspulsi/ekspirasi.
Tujuan Terapi :
Untuk mengurangi frekuensi, keparahan dan
komplikasi lebih lanjut dari batuk.
Penentuan terapi batuk yang pertama adalah
untuk mencari dan mengobati penyebab nya,
misalnya penggunaan antibiotik untuk infeksi
bakteri di saluran pernafasan. Kemudian
dipertimbangkan perlunya pemberian terapi
simtomatis untuk menghilangkan atau
meringankan gejala batuk.
Penatalaksanakan Terapi :
1. Terapi non farmakologi (tanpa
menggunakan obat)
Pada umunya batuk berdahak maupun tidak berdahak
daat dikurangi dengan cara sebagai berikut:
Memperbanyak minum air putih untuk membantu
mengencerkan dahak, mengurangi iritasi dan rasa gatal.
Menghindari paparan debu, minuman atau makanan
yang merangsang tenggorokan seperti makanan yang
berminyak dan minuman dingin.
Menghindari paparan udara dingin.
Menghindari merokok dan asap rokok karena dapat
mengiritasi tenggorokan sehingga dapat memperparah
batuk.
Menggunakan zat zat emoliensia seperti kembang
gula, madu, atau permen hisap pelega tenggorokan. Ini
berfungsi untuk melunakkan rangsangan batuk, dan
mengurangi iritasi pada tenggorokan dan selaput lendir.
2. Terapi farmakologi
Pengobatan batuk harus diberikan berdasarkan
jenis batuknya, apakah termasuk jenis batuk
berdahak atau batuk kering. Obat batuk dapat
dibagi menurut titik kerjanya dalam 2 golongan
besar, yaitu :

1. Zat-zat Sentral (Antitusif)


2. Zat-zat Perifer
Zat-zat Sentral
Zat-zat ini dibedakan antara zat-zat yang menimbulkan
adiksi dan non-adiksi.
(Antitusif)
a. Zat-zat adiktif
Yang termasuk zat-zat ini adalah candu dan kodein,
zat ini termasuk kelompok obat opioid, yaitu zat
yang memiliki sebagian sifat farmakologi dari opium
atau morfin. Berhubungan obat ini mempunyai efek
ketagihan (adiksi) maka penggunaanya harus hati-
hati dan untuk jangka waktu yang singkat.
b.Zat-zat non-adiktif
Yang termasuk zat-zat ini adalah noskapin,
dekstrometorfan, pentoksiverin. Antihistamin
juga termasuk, misalnya prometazin dan
difenhidramin.
Zat-zat Perifer
Obat-obat ini bekerja di perifer dan terbagi dalam beberapa
kelompok yaitu :
a. Ekspektoran
Ekspektoran digunakan untuk batuk berdahak. Golongan obat ini
bekerja dengan cara meningkatkan sekresi cairan saluran
pernafasan sehingga kekentalan dahak menjadi berkurang
akibatnya dahak akan mudah dikeluarkan. Obat yang termasuk
golongan ini adalah ammonium klorida, gliceryl guaiacolat,
ipeka.
b. Mukolitik
Mukolitk ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran
pernapasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein
dan mukopolisakarida dari sputum. Mukolitik digunakan dengan
efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali. Zat-zat ini
mempermudah pengeluaran dahak yang telah menjadi lebih encer
melalui proses batuk atau dengan bantuan gerakan cilia dari epitel.
Obat-obat yang termasuk kelompok ini adalah N-asetilsistein,
karbosistein, ambroksol, bromheksin dan erdostein.
Kasus

Nn.B usia 20th, BB 45Kg, TB 155cm datang ke apotek dengan keluhan


batuk disertai dahak selama 2hari. Pasien mengeluh dahaknya kental,
susah keluar dan terasa sesak sampai mengganggu tidurnya. Pasien tidak
mengalami demam. Pasien ingin membeli obat untuk mengobati batuk
yang dialaminya.

SOAP
Subyek
Pasien Nn.B mengeluh batuk disertai dahak yang kental, susah keluar dan
terasa sesak selama 2 hari.
Obyek
Suhu tubuh normal 360C
Assasement
Berdasar keluhan pasien, pasien mengalami batuk berdahak
Plan
Menyarankan pasien dengan pengobatan non-farmakologi, yaitu:
Memperbanyak minum air putih untuk membantu mengencerkan dahak.
Menghindari paparan debu, minum atau makan yang merangsang
tenggorokan dan udara malam yang dingin.
Untuk terapi farmakologi digunakan obat mukolitik untuk mengencerkan
dahak yaitu bromheksin.
KIE
MASUKIN VIDEONYA
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandatya. 1993. Patofisiologi Batuk.
Cermin Dunia Kedokteran. 84 : 5-7.
Anonim. 2012. Informasi Spesialite Obat.
Jakarta : PT. ISFI.
Tjay, T.H dan Kirana R. 2007. Obat Obat
Penting. Jakarta: Elex Media Computindo.
Weinberg E.G. 2005. The atopic march.
Current Allergy & Clinical Imunology Vol.18,
No.1, Hal 4-5.

Anda mungkin juga menyukai