Anda di halaman 1dari 24

Modul 4.

Pencegahan dan Edukasi


Hepatitis B Kronik

PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI


PPHI INA-ASL
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan
mampu:
Mengidentifikasi individu-individu dengan risiko
tertular hepatitis B tinggi
Mengetahui indikasi, efektivitas, dan cara
pemberian vaksin hepatitis B
Memahami prinsip pencegahan transmisi vertikal
hepatitis B
Memahami indikasi, efektivitas, dan cara
pemberian pencegahan paska pajanan hepatitis B
Memberi edukasi dan konseling bagi pasien
hepatitis B dan kelompok risiko tinggi hepatitis B
PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
PPHI INA-ASL
Individu dengan Resiko Tinggi
Individu yang terpapar produk darah pada kerjanya termasuk
tenaga medis
Anak yang lahir dari ibu dengan hepatitis B
Staf di tempat perawatan pasien cacat mental
Pasien hemodialisis
Pasien penerima konsentrat VIII da IX
Berumah tangga atau kontak seksual dengan pasien hepatitis
B
Homoseksual/biseksual aktif
Individu yang tinggal di daerah endemis Hepatitis B
Individu yang mengunjungi daerah endemis Hepatitis B
Heteroseksual dengan partner seksual multipel
Penyalah guna obat injeksi

1. World Health Organization. Aide-memoire for a strategy to protect health


workers from infection with bloodborne viruses. Geneva: 2003. PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
2. Konsensus PPHI 2012 PPHI INA-ASL
Pencegahan Infeksi Hepatitis B
Pencegahan umum:
- Edukasi
Pencegahan khusus:
- Vaksinasi
- Pencegahan paska pajanan

PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI


PPHI INA-ASL
PENCEGAHAN UMUM

PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI


PPHI INA-ASL
Pencegahan Umum

1. World Health Organization. Aide-memoire for a strategy to protect PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
health workers from infection with bloodborne viruses. Geneva: 2003. PPHI INA-ASL
KONSELING

PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI


PPHI INA-ASL
Konseling
Konseling dilakukan dengan tujuan
menurunkan mortalitas dan morbiditas
hepatitis B kronik
Terdapat dua kelompok populasi yang

dapat diberikan konseling tentang hepatitis


B yakni:
- Individu dengan risiko tinggi
- Pengidap hepatitis B kronik

PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI


PPHI INA-ASL
Konseling pada Individu Berisiko Tinggi

Penjelasan umum mengenai penyebab, cara penularan,


perjalanan penyakit, gejala umum, terapi, dan komplikasi
hepatitis B.
Cara-cara pencegahan umum infeksi hepatitis B dengan
mencegah kontak dengan cairan tubuh pasien (darah dan
produk darah, cairan serebrospinal, peritoneum, pleura,
cairan amnion, semen, cairan vagina).
Pengetahuan tentang cara memeriksakan diri untuk status
hepatitis B dan kemungkinan terapi serta jaminan yang ada.
Saran untuk tidak mendiskriminasikan orang yang menderita
hepatitis B.
Konseling untuk meninggalkan gaya hidup berisiko tinggi bila
memungkinkan dan menggunakan prinsip pencegahan
penularan yang baik bila gaya hidup tersebut tidak bisa
ditinggalkan.
PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
PPHI INA-ASL
Konseling pada Penderita Hepatitis B
Pasien harus menghindari alkohol sama sekali dan mengurangi makanan
yang memiliki kemungkinan bersifat hepatotoksik.
Pasien harus berhati-hati dalam mengkonsumsi jamu, suplemen, atau obat
yang dijual bebas.
Pasien harus memberitahukan status hepatitis B-nya apabila berobat ke
dokter untuk menghindari pemberian terapi yang bersifat hepatotoksik dan
terapi imunosupresan.
Pasien harus menerima vaksin hepatitis A pada yang belum memiliki
kekebalan.
Perlu dilakukan vaksinasi pada pasangan seksual.
Perlunya penggunaan kondom selama berhubungan seksual dengan
pasangan yang belum divaksinasi.
Pasien tidak diperbolehkan bertukar sikat gigi, gunting kuku, ataupun
pisau cukur.
Perlunya menutup luka yang terbuka agar darah tidak kontak dengan
orang lain.
Pasien tidak diperbolehkan mendonorkan darah, organ, ataupun sperma.

PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI


PPHI INA-ASL
Konseling untuk Surveilans KHS
Semua pasien hepatitis B harus menjalani pemeriksaan USG dan
AFP setiap 6 bulan sekali untuk deteksi dini kanker hati. Cut off AFP
yang digunakan adalah 20 ng/mL. Pada individu dengan risiko KHS
tinggi, pemeriksaan ini dilakukan setiap 3 bulan
Definisi risiko KHS tinggi adalah1
- Laki-laki ras Asia dengan usia >40 tahun
- Perempuan ras Asia dengan usia >50tahun
- Pasien dengan sirosis hati
- Pasien dengan riwayat penyakit hati lanjut di keluarga
Tindakan surveilans Karsinoma Hepatoseluler dengan USG dan
AFP tersebut terbukti mampu menurunkan mortalitas akibat KHS
sampai 37%.2
1. Bruix J, Sherman M. AASLD practice guideline: management of
hepatocellular carcinoma: an update. Hepatology 2011; 53(3):1-35
2. Zhang BH, Yang BH, Tang ZY. Randomized controlled trial of
PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
screening for hepatocellular carcinoma. J Cancer Res Clin Oncol
2004;130:417-422. PPHI INA-ASL
VAKSINASI DAN PENCEGAHAN
TRANSMISI VERTIKAL

PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI


PPHI INA-ASL
Imunisasi
Terdapat 2 jenis imunisasi hepatitis B:
Aktif: disebut juga vaksinasi. Vaksin hepatitis B berisi
HBsAg yang diambil dari serum penderita hepatitis B yang
dimurnikan atau dari hasil rekombinasi DNA sel ragi untuk
menghasilkan HBsAg. Setiap mL vaksin umumnya
mengandung 10-40 g protein HBsAg.
Pasif: menggunakan HBIg yang didapat dengan
memurnikan plasma donor yang memiliki kekebalan
terhadap hepatitis B. Tentu plasma ini disterilkan terhadap
virus lain sehingga aman digunakan.

PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI


PPHI INA-ASL
Vaksinasi
Vaksin yang tersedia adalah vaksin rekombinan dan diberikan
dalam 3 dosis injeksi IM pada bulan 0,1,6. anti-HBs mulai
terbentuk 2-4 minggu setelah vaksin diberikan
Sebelum vaksinasi diberikan, pemeriksaan HBsAg, IgM anti-
HBc, dan anti-HBs harus diperiksa untuk menilai status imunitas
pasien.
Tingkat keberhasilan vaksinasi ditentukan oleh faktor usia
pasien, dengan lebih dari 95% pasien mengalami kesuksesan
vaksinasi pada bayi, anak dan remaja, kurang dari 90% pada
usia 40 tahun, dan hanya 65-70% pada usia 60 tahun.
Imunisasi diberikan pada bayi baru lahir dan dewasa yang
berisiko tinggi
1. Budi W, Djauzi S. Imunisasi dewasa. Dalam: Sudoyo A, Setiyohadi B,
Alwi I, Simandibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Interna Publishing. 2009.
2. Mast E, et al. A comprehensive immunization strategy to eliminate
transmission of Hepatitis B virus infection in United states: PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
Recommendations of advisory committee on Immunization Practices PPHI INA-ASL
(ACIP). MMWR 2006;55(16):1-25
Vaksinasi
Bila pembentukan imunitas setelah vaksin
kurang baik (anti-HBs<10), pemberian 1 dosis
tambahan vaksin bisa mencetuskan respon
pada 25-50% pasien dan pengulangan 3 dosis
vaksin dapat mencetuskan respon pada 44-
100% pasien
Bila pembentukan imunitas baik, maka tidak
perlu dilakukan booster

1. Mast E, et al. A comprehensive immunization strategy to eliminate


transmission of Hepatitis B virus infection in United states: PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
Recommendations of advisory committee on Immunization Practices
(ACIP). MMWR 2006;55(16):1-25
PPHI INA-ASL
Vaksinasi
Vaksin hepatitis B telah terbukti aman untuk
digunakan
Vaksinasi hepatitis B dikontraindikasikan pada pasien
dengan riwayat hipersensitivitas terhadap ragi atau
komponen vaksin lainnya.
Vaksinasi sebaiknya ditunda bila pasien sedang
mengidap penyakit akut, dengan atau tanpa demam.
Efek samping yang paling sering dijumpai adalah nyeri
di lokasi suntikan (3-29% pasien) dan demam >37,70C
(1-6% pasien, keduanya tidak pernah menyebabkan
masalah serius)
Anafilaksis bisa terjadi hanya pada 1 dari 1,1 juta
suntikan.
1. CDC. A comprehensive immunization strategy to eliminate
transmission of hepatitis B virus infection in the united states
recommendation of the advisory committee on immunization PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
practices (ACIP) part II: immunization of adults. MMWR 2006 Dec; PPHI INA-ASL
55: 1-33.
PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
PPHI INA-ASL
Pencegahan transmisi vertikal
Lakukan uji HBsAg pada semua ibu hamil dan dilanjutkan
dengan DNA VHB pada ibu dengan HBsAg (+)

Ibu Ibu dengan HBsAg (+) dan DNA VHB > 106 IU/mL harus
diberikan antiviral pada trimester 3, untuk menurunkan
muatan virus
Bayi yang lahir tanpa diketahui status HBsAg ibunya,
diberikan vaksinansi dalam 12 jam pertama kehidupan
setelah vit. K
Bayi yang lahir dengan ibu HBsAg positif, diberikan vaksinasi
Hep B dan HBIg (0.5 mL) pada paha yang berbeda dalam 12
jam pertama kehidupan
HBsAg dan anti-HBs bayi dari ibu HBsAg positif harus
diperiksa pada usia 1 bulan
Bayi Belum ada bukti untuk melarang pasien hepatitis B menyusui
bayinya
1. Liaw YF, Kao JH, Piratvisuth T, Chan HLY, Chien RN, Liu CJ, et al. Asian-
Pacific consensus statement on the management of chronic hepatitis B: a
2012 update. Hepatol Int. (2012). DOI 10.1007/s12072-012-9365-4.
2. Xu M, Cui Y, Wang L, Yang Z, Liang X, Li S, et al. Lamovudine in late
pregnancy to prevent perinatal transmission of hepatitis B virus infection: a PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
multicenter, randomized, double-blind, placebo-controlled study. J Vir Hepatol PPHI INA-ASL
2008;16(2):94-103.
PENCEGAHAN PASCA
PAJANAN
PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
PPHI INA-ASL
1. Federal Bureau of Prison. Medical management of exposures: HIV, HBV,
HCV, human bites and sexual assaults. 2009. downloaded from
http://www.bop.gov/news/medresources.jsp.
2. Wedemwywer H. Prophylaxis and vaccination of viral hepatitis in Hepatology: PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
a clinical textbook. Dusseldorf: Flying Publisher. 2009. p 99-113 PPHI INA-ASL
Pencegahan Paska Pajanan
Pemberian HBIg dan vaksin hepatitis B
dilakukan secara IM di lokasi yang
berbeda dan harus diberikan sebelum 24
jam setelah pajanan.
Pemeriksaan anti-HBs harus dilakukan 1-2

bulan setelah dosis vaksin terakhir

1. Federal Bureau of Prison. Medical management of exposures: HIV,


PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
HBV, HCV, human bites and sexual assaults. 2009. downloaded
from http://www.bop.gov/news/medresources.jsp. PPHI INA-ASL
Kesimpulan
Vaksin hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali
pada bulan 0,1,dan 6. Pada dewasa,
pemeriksaan HBsAg, IgM anti-HBc, dan anti-
HBs harus diperiksa sebelum vaksin
diberikan
Pada bayi yang baru lahir, vaksin harus
diberikan sebelum bayi berumur 12 jam
Bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif

harus mendapat HBIg dan inisiasi seri vaksin


sebelum berusia 12 jam
PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
PPHI INA-ASL
Kesimpulan
Konseling dan edukasi penting untuk diberikan
bagi pasien hepatitis B dan kelompok risiko tinggi
Penapisan KHS dengan pemeriksaan USG dan
AFP harus dilakukan setiap 6 bulan sekali pada
semua pasien hepatitis B dan setiap 3 bulan sekali
pada pasien dengan risiko KHS tinggi
Status HBsAg sumber pajanan dan imunitas
pasien merupakan faktor yang menentukan
perlunya profilaksis paska pajanan hepatitis B.
Bila diperlukan, profilaksis yang diberikan adalah
HBIg dan inisiasi seri vaksin hepatitis B
PERHIMPUNAN PENELITI HATI INDONESI
PPHI INA-ASL
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai