Anda di halaman 1dari 56

PENGUJIAN DAN

KALIBRASI
ALAT KESEHATAN
ALAT KESEHATAN
Alat Kesehatan adalah Instrumen,
apparatus, mesin, implant yang tidak
mengandung obat yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan
penyakit, merawat orang sakit serta
memulihkan kesehatan pada manusia
dan atau untuk membentuk struktur
dan memperbaiki fungsi tubuh.
(PERMENKES RI No :
363/MENKES/PER/IV/1988)
PENGUJIAN
Pengujian adalah keseluruhan
tindakan yang meliputi pemeriksaan
fisik dan pengukuran untuk
membandingkan alat ukur dengan
standar untuk satuan ukuran yang
sesuai guna menetapkan sifat
ukurnya (sifat metrologik) atau
menentukan besaran atau
kesalahan pengukuran. (PERMENKES
RI No : 363/MENKES/PER/IV/1988)
KALIBRASI
Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan
untuk menetapkan hubungan, dalam
kondisi tertentu, antara nilai suatu
besaran yang ditunjukkan oleh
peralatan ukur atau sistem
pengukuran, atau nilai yang
direpesentasikan oleh bahan ukur atau
bahan acuan, dengan nilai terkait yang
direalisasisan oleh standar. (Vocabulary
of Basic and General Terms in
Metrology VIM 1993)
MENGAPA ALAT KESEHATAN
PERLU DIKALIBRASI
HAL INI DISEBABKAN KOMPONEN/BAGIAN
DARI ALAT KESEHATAN AKAN
MENGALAMI PERUBAHAN NILAI YANG
DISEBABKAN OLEH :
FREKUENSI PEMAKAIAN
PERAWATAN DAN PENYIMPANAN YANG
KURANG BAIK
AKIBAT PERBAIKAN / TERJATUH
PEMAKAIAN YANG CEROBOH
TRANSPORTASI
TUJUAN KALIBRASI
UNTUK MENJAMIN DAN
MENINGKATKAN NILAI
KEPERCAYAAN DIDALAM PROSES
PENGUKURAN
HARGA YANG MENDEKATI NILAI
KEBENARAN
UNTUK MENGETAHUI NILAI
PENYIMPANGAN ALAT TERHADAP
NILAI NOMINALNYA
PERSYARATAN TEKNIS
Secara
teknis kalibrasi harus
memenuhi persyaratan :

1. Alat ukur sebagai pembanding


harus mempunyai akurasi lebih baik.
Rasio akurasi adalah akurasi antara
standar pengukuran dan akurasi alat
yang dikalibrasi. Pada umumnya
rasio akurasi yang dikehendaki
adalah antara 4:1 dan 10:1, namun
demikian rasio akurasi minimum
yang dapat dilakukan adalah 2:1.
TUR (TEST UNCERTAINTY
RATIO)
TUR adalah perbandingan antara
ketidakpastian dari instrumen yang
dikalibrasi ketidakpastian alat
standarnya (kalibrator).
Dalam prakteknya umumnya
akurasi alat tercantum dalam
spesifikasi dan dianggap sebagai
ketidakpastian terbesar, ini dapat
dipakai untuk menghitung TUR yang
diharapkan.
TABEL VARIASI ESTIMASI
TUR
TUR KLASIFIKASI KOMPENSASI
1:1 Interkomparasi Kompensasi pada
teknik pengukuran
dan analisa
ketidakpastian yang
sangat detail
> 1 : 1 S/D 4 : 1 Kritis Kompensasi pada
kondisi tertentu dan
analisa ketidakpastian
detail
4 : 1 S/D 10 : 1 Normal Analisa
Ketidakpastian
> 10 : 1 Istimewa Ketidakpastian alat
standar (kalibrator)
dapat diabaikan
nilainya
2. Alat ukur pembanding
harus
terkalibrasi dan
tertelusur
Semua peralatan yang digunakan
untuk pengujian dan/atau kalibrasi ,
termasuk peralatan pengukuran
subside (seperti kondisi lingkungan)
yang mempunyai pengaruh yang
signifikan pada akurasi atau
keabsahan hasil pengujian, kalibrasi
atau pengambilan sampel harus
dikalbrasi sebelum digunakan.
3.Dalam melakukan kalibrasi harus
mempunyai metode pengukuran /
kalibrasi yang telah diakui
secara nasional atau internasional
Metode yang digunakan lebih baik
mengacu pada standar yang
dipublikasikan secara internasional,
regional atau nasional dan
merupakan edisi mutakhir.
4. Persyaratan ruang kalibrasi harus

terkondisi sesuai persyaratan


yang
telah ditentukan oleh standar :
Misalnya sesuai NCSL (National
Conference of Standar Laboratories)
RP-7 Laboratory Design atau NCSL RP-
14 Guide to Selecting Standards
Laboratory Environments : secara
umum untuk semua jenis pengukuran ,
kecuali bidang dimensi dan optik.
Suhu : 20 + 5 oC
Kelembaban relatif : 20 s/d 60 %
Suatu kegiatan bisa dikatakan
merupakan kegiatan kalibrasi, jika
kegiatan tersebut menghasilkan :
Sertifikat Kalibrasi.
Lembar hasil / laporan kalibrasi
yang memuat / mencantumkan /
berisi: angka koreksi,
deviasi/penyimpangan, ketidak
pastian dan batasan-batasan atau
standard penyimpangan yang
diperkenankan.
Label/ penandaan.
CONTOH LABEL KALIBRASI

Kalibrasi hanya diperuntukkan alat


yang sedang dioperasionalkan,
bukan diperuntukkan alat yang
rusak. Alat rusak harus diperbaiki
dahulu, baru kemudian dilakukan
kalibrasi untuk memastikan bahwa
alat tersebut betul-betul baik.
Alat kesehatan
dinyatakan lulus
Penyimpangan hasil pengukuran
pengujian atau
dibandingkan dengankalibrasi
nilai yang
bila :
diabadikan pada alat kesehatan
tersebut tidak melebihi
penyimpangan yang diijinkan.
Nilai hasil pengukuran
keselamatan kerja, berada dalam
nilai ambang batas yang
diijinkan.
PERIODE KALIBRASI
Jadi secara umum selang kalibrasi
dipengaruhi oleh : jenis alat ukur, frekuensi
pemakaian dan pemeliharaan. Selang
kalibrasi biasanya dinyatakan dalam
beberapa cara yaitu :
Dinyatakan dalam satu kalender, misalnya 6
(enam) bulan sekali, setahun sekali, dst
Dinyatakan dalam waktu pemakaian, missal :
1000 jam pakai, 5000 jam pakai, dst.
Kombinasi cara pertama dab kedua di atas,
misalnya 6 bulan atau 1000 jam pakai,
tergantung mana yang terlebih dahulu
dicapai.
Berikut ini contoh selang
Berikut ini contoh selang kalibrasi untuk
kalibrasi untuk ukur
beberapa instrument beberapa
:
instrument
Thermocouple ukur :
: 12 Bulan
Thermo Controler : 12 Bulan
Hygrometer : 6 Bulan
Micrometer : 6 Bulan
Vernier Caliper : 12 Bulan
Gauge Block : 24 Bulan

Kalibrasi
alat kesehatan dilakukan
sekurang-kurangnya satu kali dalam
satu tahun.
TELAAH TEKNIS
HASIL PENGUJIAN
DAN KALIBRASI
Pengujian dan kalibrasi yang
dilakukan terhadap Alat
Kesehatan meliputi dua
unsur penting yaitu :
uji kualitatif yaitu kegiatan untuk
mengetahui kondisi lingkungan, kondisi
fisik dan fungsi komponen alat kesehatan
uji kuantitatif yaitu kegiatan
pengukuran untuk mengetahui
keselamatan listrik dan kinerja alat
kesehatan
UJI KUALITATIF
1. Pengukuran kondisi
lingkungan meliputi :

catu tegangan, konsumsi arus,


suhu dan kelembaban ruangan.
Ini dilakukan dengan avometer,
termometer, hygrometer
2. Pemeriksaan kondisi fisik
dan
fungsi komponen alat
meliputi :
chassis (selungkup)
sekering
baterai
Tombol/saklar
assesoris
kotak kontak
Konektor
baterai charger
kabel jala-jala (power cord)
kabel pasien
elektroda
UJI KUANTITATIF
1. Pengukuran keselamatan listrik
meliputi :
Tahanan isolasi catu daya, impedansi
pembumian alat, arus bocor pada
chassis (selungkup). Hasil pengujian dan
kalibrasi menggunakan International
Safety Analyzer yang mengacu pada
IEC (International Electrotechnical
Commission) 601-1-1.

2. Pengukuran kinerja Alat

ANALISA HASIL KALIBRASI


MENGACU KE GUIDE TO THE
UNCERTAINTY IN
MEASUREMENT (ISO GUM ) /
ISO GUIDE
ISO GUIDE MEMBERIKAN SEBUAH
METODE UNIVERSAL YANG DIAKUI
SECARA INTERNASIONAL
METODE ISO GUM TIDAK
MEMBUTUHKAN PENJELASAN
YANG BERTELE-TELE
DIAKUI OLEH BADAN
BERWENANG SETIAP NEGARA

23
SERTIFIKAT KALIBRASI
Setiap sertifikat kalibrasi
informasi berikut :
harus mencakup sekurang-kurangnya

Judul (seperti Sertifikat Kalibrasi)


Nama dan alamat laboratorium dan lokasi dilakukannya pengujian
dan/atau kalibrasi.
Identifikasi unik dari sertifikat pengujian/kalibrasi (semacam
nomor seri), dan identifikasi pada setiap halaman tersebut diakui
sebagai bagian dari sertifikat pengujian/kalibrasi.
Nama dan alamat pelanggan
Identifikasi dari metode yang digunakan
Uraian dan kondisi dari identifikasi yang tidak meragukan dari
barang yang diuji atau dikalibrasi
Tangal penerimaan barang dan pelaksanaannya
Hasil pengujian atu kalibrasi berikut satuan pengukuran
Nama, fungsi dan tanda tangan arau identifikasi yang ekivalen dari
orang yang mengesahkan sertifikat pengujian aatau kalibrasi
Bila relevan, suatu pernyataan bahwa hasil yang ditampilkan
hanya berhubugan dengan barang yang diuji atau dikalibrasi.
Kondisi lingkungan selama prose pengujian atau kalibrasi
Mencantumkan nilai ketidakpastian pengukuran
Bukti ketelusuran pengukuran
BEBERAPA CARA
PENGAMBILAN DATA
PENGUJIAN/KALIBRASI
Pada saat pengambilan data pengujian atau kalibrasi
tidak mungkin dilakukan untuk setiap nilai
penunjukan pada alat yang akan diuji atau
dikalibrasi, oleh karena itu harus ditetapkan
parameter dan titik ukur yang akan diverifikasi.

Banyaknya parameter dan titik ukur pengujian atau


kalibrasi dapat ditentukan dengan cara berikut :
Mengacu pada dokumen standar yang ada
Rekomendasi dari pabrik pembuat
Sesuai kebutuhan/keinginan pelanggan
(pemilik/pengguna alat)
Keadaan khusus dari alat
Pengalaman dan pengetahuan pelaksana kalibrasi
KESESUAIAN DENGAN
SPESIFIKASI
Klausul 5.10.3.1 dari SNI-19-17025-2005
tentang laporan pengujian menyatakan:
bila diperlukan untuk interpretasi hasil
pengujian, mencakup : ... b) bila relevan,
pernyataan kesesuaian/ketidaksesuaian
dengan spesifikasi....
Untuk laporan kalibrasi, klausul 5.10.4.2
dari SNI-19-17025-2000 menyatakan: ...
bila pernyataan kesesuaian dibuat,
ketidakpastian pengukuran harus
diperhitungkan.
Sejalan dengan dua klausul dalam SNI-
19-17025-2005 tersebut, bila pengujian
atau kalibrasi dilakukan terhadap
spesifikasi tertentu dan pelanggan atau
spesifikasi tersebut memerlukan
pernyataan kesesuaian dengan
spesifikasi, maka laporan kalibrasi
dan/atau pengujian harus memuat
pernyataan yang menunjukkan apakah
hasil kalibrasi dan/atau pengujian yang
dilaporkan menunjukkan kesesuaian
dengan spesifikasi yang digunakan.
PARAMETER PENGUJIAN
KESELAMATAN LISTRIK
ALAT KESEHATAN DENGAN
SAFETY ANALYZER
DESCRIPTION

Fungsi: untuk menganalisis keselamatan listrik


secara otomatis sesuai dengan standar
internasional yang khusus untuk menguji
keselamatan listrik pada peralatan
elektromedical di laboratorium dan rumah sakit.

Pengujiandengan Safety Analyzer 601 Pro XL


sesuai dengan standar IEC 601-1, VDE 751, VDE
701, HEI 95, IEC 1010, AAMI dan AS/NZS 3551.
IEC: Electrical Safety
Medical electrical equipment
X-ray instruments
HF surgical equipment
Therapy equipment
Medical electrical systems (can include non-
medical equipment)
Examples:
IEC 60601-X Standards
IEC 930 Guidelines for safe use
ELECTRICAL SAFETY TEST
MELIPUTI :
Main Voltage
Current Comsuption
Insulation Resistance
Protective Earth Resistance
Earth Leakage Current
Enclosure Leakage Current
Patient Leakage Current
Mains On Aplied Part Leakage
Patient Auxiliary Current
Examples of harmonisation of IEC
60601-1

Europe EN 60601-1

Austria: OEVE-MG 601 part 1 Netherlands: NEN 10-601-1


Belgium: NBN C74-601-1 Norway: NEMKO 611.180 (with
dev.)
Finland: SFS 3720 (with dev.) Switzerland: SEV 1084
France: NF C74-011 United Kingdom: BS 5724
Germany: VDE 0750 teil 1
Italy: CEI 62.5
Deadline to comply to
I.E.C.
Global Harmonization
After these deadlines, equipment must be certified to the
IEC60601-1 standard or it cannot be sold in that country.
USA
Uses UL2601-1 and the deadline was December 31, 2004
Europe uses EN60601-1
The deadline was June 13, 1998
Canada uses CAN/CSA-C22.2 No. 601.1-M90
The deadline was Januarey 1, 2000
I.E.C. Classification of
Equipment
I.E.C. Classification of
Equipment

L
MAINS
CLASS 1 N

Protective Earth
Conductor

Basic
insulation (*) not used in medical
applications
I.E.C. Classification of Equipment

L
CLASS 2 MAINS
N

Extra insulation

Basic
SAFETY TRANSFORMER
insulation

CLASS 3
(*)

(*) Class 3 was deleted


from IEC 601-1 edition
1988, so no longer to be
Basic used for electro-medical
insulation equipment.
I.E.C. CLASSIFICATION OF EQUIPMENT

Symbol Descriptio Symbol Descriptio


s n s n
Type B
Type Defib
B protection
Type BF
Type
Defib
BF
protection

Type CF
Type
Defib
CF
protection
B = Applied part providing an adequate degree of protection against electric
shock
particularly regarding allowable leakage currents (not for direct
cardiac application)

BF = F-type Applied Part with higher degree of protection than type B


achieved by
isolation (floating circuit) (not for direct cardiac application)

CF = F-type Applied Part providing the highest degree of protection


Generic Safety Tests
TO SYSTEM

L
< 10mV
MAINS APPLIED
PARTS < 10uA

(*) not in class 2

INSTRUMENT

ENCLOSURE

1. POWER SUPPLY TESTS - Class 1 & 2


2. ENCLOSURE TESTS
3. APPLIED PARTS TESTS - Type B, BF & CF
4. SYSTEMS TESTS
PARAMETER PENGUJIAN
DAN KALIBRASI ALAT
KESEHATAN
SPHYGMOMANOMETER
PARAMETER YANG DIUJI/DIKALIBRASI
1. Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi
a. Kondisi Manset
b. Kondisi Bulb
c. Kondisi Tabung Gelas
d. Kondisi Body
e. Kondisi Selang
d. Kondisi Konektor Selang
e. Kondisi Mercury (Kebersihan & Titik Zero)
2. Pengujian Air Leakage Rate dengan MPE 4
mmHg/Menit
3. Kalibrasi Tekanan Cuff (Manset) : Pada Titik Ukur 0,
50, 100, 150, 200, dan 250 mmHg dengan MPE + 3
mmHg
SUCTION PUMP
PARAMETER YANG DIUJI/DIKALIBRASI
1. Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi
a. Kondisi Vacuum Gauge
b. Kondisi Tabung/Botol
c. Kondisi Motor
d. Kondisi Body
e. Kondisi Selang
f. Kondisi Regulator
g. Kondisi Filter
h. Kondisi Switch
SUCTION PUMP
2. Pengujian Keselamatan Listrik
a. Tegangan Jala-Jala : dengan AB 220 Volt + 10 %
b. Tahanan Isolasi Kabel Catu Daya dengan Chasis : dengan AB > 2
M
c. Tahanan Hubungan Pentanahan : dengan AB > 0,2
d. Arus Bocor Pada Chasis Dengan Pembumian: dengan AB < 100
A
e. Arus Bocor Pada Chasis Tanpa Pembumian : dengan AB < 500 A
f. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Dengan Pembumian :
dengan AB < 100 A
g. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Tanpa Pembumian :
dengan AB < 500 A

3. Kalibrasi Vacuum Gauge/Tekanan Hisap : Pada Titik Ukur 0, 20%,


40%, 60%, 80% dan 100% dari skala maksimal dengan MPE + 10 %
ECG RECORDER
PARAMETER YANG DIUJI/DIKALIBRASI
1. Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi
a. Kondisi Tombol 1 mV
b. Kondisi Switch on/of
c. Kondisi Motor
d. Kondisi Body
e. Kondisi Batery Charger
f. Kondisi Indikator
g. Kondisi Kabel Elektroda
h. Kondisi Selektor
ECG RECORDER
2. Pengujian Keselamatan Listrik
a. Tegangan Jala-Jala : dengan AB 220 Volt + 10 %
b. Tahanan Isolasi Kabel Catu Daya dengan Chasis : dengan AB > 20 M
c. Tahanan Hubungan Pentanahan : dengan AB > 0,2
d. Arus Bocor Pada Chasis Dengan Pembumian: dengan AB < 100 A
e. Arus Bocor Pada Chasis Tanpa Pembumian : dengan AB < 500 A
f. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Dengan Pembumian :
dengan AB < 100 A
g. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Tanpa Pembumian :
dengan AB < 500 A
i. Arus Bocor Pada Elektroda RA Terhadap Pembumian : dengan AB <
10 A
j. Arus Bocor Pada Elektroda LA Terhadap Pembumian : dengan AB <
10 A
k. Arus Bocor Pada Elektroda RL Terhadap Pembumian : dengan AB <
10 A
l. Arus Bocor Pada Elektroda LL Terhadap Pembumian : dengan AB <
10 A
m. Arus Bocor Pada Elektroda V1-V6 Terhadap Pembumian :
dengan AB < 10 A
ECG RECORDER
3. Pengujian Test Lead I, II, III, aVR, aVL, aVf, dan V1 s/d
V6
4. Kalibrasi
a. Sensitivitas : 0.5, 1 dan 2 mV dengan MPE + 5 %
b. Kecepatan Kertas : 25 dan 50 mm/sec dengan
MPE + 2 %
c. Frekuensi Heart Rate : 30, 60, 120 dan 180 BPM
dengan MPE
+5%
STERILISATOR
PARAMETER YANG DIUJI/DIKALIBRASI
1. Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi
a. Kondisi Selektor Suhu
b. Kondisi Switch on/of
c. Kondisi Timer
d. Kondisi Body
e. Kondisi Elemen
f. Kondisi Indikator/Display
g. Kondisi Thermostat
STERILISATOR
2. Pengujian Keselamatan Listrik
a. Tegangan Jala-Jala : dengan AB 220 Volt + 10 %
b. Tahanan Isolasi Kabel Catu Daya dengan Chasis : dengan AB
> 2 M
c. Tahanan Hubungan Pentanahan : dengan AB > 0,2
d. Arus Bocor Pada Chasis Dengan Pembumian: dengan AB <
100 A
e. Arus Bocor Pada Chasis Tanpa Pembumian : dengan AB <
500 A
f. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Dengan Pembumian
:
dengan AB < 100 A
g. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Tanpa Pembumian :
dengan AB < 500 A
3. Pengujian Keseragaman (Uniformity) dan Kestabilan (Stability) Suhu
(oC)
4. Kalibrasi
Suhu Ruang Alat (oC) : Minimal tiga titik ukur dengan MPE + 10 %
BABY INCUBATOR
PARAMETER YANG DIUJI/DIKALIBRASI
1. Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi
a. Kondisi Selektor Suhu
b. Kondisi Switch on/of
c. Kondisi Blower
d. Kondisi Body
e. Kondisi Alarm
f. Kondisi Indikator/Display
g. Kondisi Skin Probe
h. Kondisi Elemen
i. Kondisi Matras
BABY INCUBATOR
2. Pengujian Keselamatan Listrik
a. Tegangan Jala-Jala : dengan AB 220 Volt + 10 %
b. Tahanan Isolasi Kabel Catu Daya dengan Chasis : dengan AB >
2 M
c. Tahanan Hubungan Pentanahan : dengan AB > 0,2
d. Arus Bocor Pada Chasis Dengan Pembumian: dengan AB < 100
A
e. Arus Bocor Pada Chasis Tanpa Pembumian : dengan AB < 500
A
f. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Dengan Pembumian :
dengan AB < 100 A
g. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Tanpa Pembumian :
dengan AB < 500 A
3. Pengujian Keseragaman dan Kestabilan Suhu ( oC)
4. Kalibrasi
a. Suhu Ruang Bayi (oC) : Minimal tiga titik ukur dengan MPE + 1 oC
b. Suhu Matras(oC) : Minimal tiga titik ukur dengan MPE + 1 oC
c. Kelembaban Ruang (% RH) : dengan MPE > 70 % RH
d. Air Flow (m/s) : dengan MPE < 0,35 m/s
e. Noise (dBA) : dengan MPE < 60 dBA
CENTRIFUGE
PARAMETER YANG DIUJI/DIKALIBRASI
1. Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi
a. Kondisi Selektor Kecepatan
b. Kondisi Switch on/of
c. Kondisi Timer
d. Kondisi Body
e. Kondisi Rotor
f. Kondisi Indikator/Display
g. Kondisi Door Lock
CENTRIFUGE
2. Pengujian Keselamatan Listrik
a. Tegangan Jala-Jala : dengan AB 220 Volt + 10 %
b. Tahanan Isolasi Kabel Catu Daya dengan Chasis : dengan AB > 2
M
c. Tahanan Hubungan Pentanahan : dengan AB > 0,2
d. Arus Bocor Pada Chasis Dengan Pembumian: dengan AB < 100
A
e. Arus Bocor Pada Chasis Tanpa Pembumian : dengan AB < 500 A
f. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Dengan Pembumian :
dengan AB < 100 A
g. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Tanpa Pembumian :
dengan AB < 500 A
3. Kalibrasi
a. Kecepatan Putaran (RPM) : Minimal tiga titik ukur dengan MPE +
10 %
b. Timer (Detik) : Minimal tiga titik ukur dengan MPE + 10 %
PHOTOTHERAPHY
PARAMETER YANG DIUJI/DIKALIBRASI
1. Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi
a. Kondisi Hour Meter
b. Kondisi Switch on/of
c. Kondisi Bulb Fan
d. Kondisi Body
e. Kondisi Bulb/Lampu
f. Kondisi Indikator
g. Kondisi Stater
PHOTOTHERAPHY
2. Pengujian Keselamatan Listrik
a. Tegangan Jala-Jala : dengan AB 220 Volt + 10 %
b. Tahanan Isolasi Kabel Catu Daya dengan Chasis : dengan AB > 2
M
c. Tahanan Hubungan Pentanahan : dengan AB > 0,2
d. Arus Bocor Pada Chasis Dengan Pembumian: dengan AB < 100
A
e. Arus Bocor Pada Chasis Tanpa Pembumian : dengan AB < 500 A
f. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Dengan Pembumian :
dengan AB < 100 A
g. Arus Bocor Pada Chasis Polaritas Terbalik Tanpa Pembumian :
dengan AB < 500 A

3. Kalibrasi
Irradiance (mW/cm2) : Diukur pada jarak tertentu dengan MPE
sesuai
spesifikasi pabrik
DOPPLER
PARAMETER YANG DIUJI/DIKALIBRASI
1. Pemeriksaan Kondisi Fisik dan Fungsi
a. Kondisi Probe
b. Kondisi Switch on/of
c. Kondisi Speaker
d. Kondisi Body
e. Kondisi Kabel Probe
f. Kondisi Indikator/Display
g. Kondisi Jack Probe

2. Kalibrasi
Frekuensi Heart Rate : 60, 90, 120 dan 180 BPM
dengan MPE + 5 %
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai