Anda di halaman 1dari 33

BREAST CONSERVING THERAPY

PADA KANKER PAYUDARA

Disusun
Oleh : dr. Ricky Aldofan
Pembimbing : dr. Iskandar SpB (K) Onk

1
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan
problema kesehatan yang
penting pada wanita. Di AS 1 dari
8 wanita (12.5%)
Glabocan 2008 di AS insiden
kanker payudara
76.7/100.000/tahun dengan
angka kematian
14.7/100.000/tahun
2
William Stewart Halsted (1890-
1922) mastektomi radikal
(membuang secara en bloc jaringan
payudara beserta tumor, otot
pektoralis mayor dan minor dan
kelenjar getah bening aksila).
Mastektomi Halsted menjadi
standar operasi kanker payudara
pada semua stadium selama lebih
dari 80 tahun.
3
Gray (1938) deep fascia
mempunyai sistem limfatik yang
jelek sehingga bukan merupakan
tempat potensial untuk terjadinya
penyebaran menghasilkan
operasi yang lebih sederhana
(mastektomi radikal modifikasi)
dengan hasil yang sama baiknya
dengan operasi radikal.

4
Pada abad ke-20, teknik radioterapi
berkembang pesat. Sinar x-ray
dipergunakan untuk diagnosa dan
terapi kanker.
Robert McWhirter mendukung
radioterapi publikasi : hampir 2000
pasien yang diterapi dengan
mastektomi simpel diikuti radioterapi.
Dia juga menyarankan radioterapi
sebagai alternatif dalam managemen
metastase axilla.
5
Dalam perkembangan terapi
bedah ; sejak 1995 dalam bidang
surgical oncology dikenal apa
yang dinamakan sentinel node
biopsi . Dengan mendasarkan
sifat-sifat biologi tumor dalam
pola penyebaran secara
lymphogen

6
Tinjauan Pustaka

II. 1. OVERVIEW KANKER


PAYUDARA
Jenis kanker yang paling sering
terdiagnosa di dunia adalah
kanker paru (1.61 juta kasus, 12.7% dari
keseluruhan kanker),
kanker payudara (1.38 juta kasus, 10.9%
dari keseluruhan kanker),
kanker kolorektal (1.23 juta kasus, 9.7%).
7
Gambar 2. Sepuluh jenis kanker terbanyak dengan estimasi kasus baru kanker dan
kematian
berdasarkan jenis kelamin di Amerika Serikat, 2011.
(diambil dari Siegel R, Ward E, Brawley O, Jemal A. Cancer Statistic, 2011. CA Cancer J Clin 2011; 8
Gambar 4. Mortalitas akibat Kanker pada Wanita
(diambil dari IARC_WHO. Cancer Incidence in Indonesia. 2002.
Available from: http://www-dep.iarc.fr/.)7
9
II. 1. 3. DIAGNOSIS dan STADIUM
Diagnosis kanker payudara lanjut
dapat didasarkan pada pemeriksaan
klinis.
Diagnosis kanker payudara yang
meragukan dibuat berdasarkan pada
triple diagnostic procedure (clinical,
imaging and pathology/ cytology).
Pemeriksaan histopatologi
merupakan gold standard.
10
Stadium kanker payudara penting
ditentukan setelah diagnosis ditegakkan.
Stadium akan mempengaruhi modalitas
pengobatan yang digunakan dan
prognosis.
Klasifikasi stadium yang digunakan
berdasarkan AJCC (American Joint
Commitee on Cancer).

Kanker Payudara In : Manuaba IBTW, ed. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Peraboi
2010. Jakarta: Sagung Seto; 2010.p.15-50.

11
Tujuan pencatatan stadium kanker
payudara secara akurat adalah
(1) untuk memudahkan melakukan
penelitian multisenter,
(2) untuk menentukan modalitas
terapi yang diberikan,
(3) untuk menentukan prognosis
dari masing-masing stadium.
Kanker Payudara In : Manuaba IBTW, ed. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid
Peraboi 2010. Jakarta: Sagung Seto; 2010.p.15-50.

12
II. 1. 4. TERAPI
Modalitas terapi kanker payudara
adalah
pembedahan,
radioterapi,
kemoterapi,
terapi biologi (terapi target molekul/
terapi imunologi)
terapi hormonal.

13
Pembedahan
Terapi bedah adalah terapi utama untuk kanker
payudara dini. Ada berbagai tipe pembedahan
yaitu :
Mastektomi radikal (Halsted Radical Mastectomy).
Modified Radical Mastectomy (Patey).
Modified Radical Mastectomy (Uchinloss and
Maaden)
Mastektomi simple (McWhirter) ditambah
radioterapi terutama pada aksila.
BCT (Breast Conserving Therapy) yaitu eksisi
tumor primer dengan atau tanpa diseksi aksila
dan radioterapi.

14
II. 2 BREAST-CONSERVING THERAPY
(BCT)
II.2.1 Definisi
Breast conservation treatment adalah
eksisi dari tumor primer payudara dan
jaringan payudara sekitar (breast-
conserving surgery), pada umumnya
diikuti radiasi.
Breast-conserving surgery (BCS) pada
umumnya juga disebut lumpektomi,
mastektomi parsial, mastektomi
segmental, eksisi luas lokal.
15
BCT biasanya dilakukan dengan tumor
yang relatif kecil <3 cm (MD Anderson
Surgical Oncology Handbook 2006, <
5cm) dengan/tanpa pembesaran KGB.
BCT dapat dilakukan dengan atau
tanpa diseksi KGB aksila, bergantung
pada klinis, USG ataupun dengan
teknik lymphatic mapping dan
sentinel lymph node biopsy jika
mempunyai fasilitas.

16
II.2.2 Syarat Breast-Conserving
Therapy
Informed consent. Penderita cukup
berpendidikan untuk mengerti resiko
jenis pembedahan ini, dan untung
ruginya dibandingkan mastektomi.
Dapat dilakukan follow up yang teratur.
Tumor sebaiknya di perifer (tumor letak
sentral perlu tehnik pembedahan yang
khusus).

17
Besar tumor proporsional dengan besar
payudara, jika tidak harus dilakukan
rekonstruksi langsung untuk mencapai kosmetik
yang baik (Latissimus dorsi flap dan lain-lan).
Tumor tidak multifokal dan multisentris
(mamografi, MRI).
Pasien belum pernah mendapat radioterapi di
dada dan tidak menderita penyakit kolagen.
Terdapat sarana dan fasilitas yang baik untuk
pemeriksaan patologi (konvensional dan
pengecatan imunohistokimia) dan radioterapi
yang baik.

18
II.2.3 Kontraindikasi Breast-Conserving
Therapy
Kontra indikasi absolut :
Kehamilan
dua atau lebih tumor primer dalam kuadran
payudara yang berbeda atau dengan
mikrokalsifikasi difus yang nampak ganas.
Adanya riwayat radioterapi pada payudara
dan dinding dada
Margin positif yang menetap setelah
beberapa kali usaha pembedahan untuk
mencapai margin negatif.
19
Kontraindikasi relatif :
Riwayat penyakit vaskular
kolagen
Adanya tumor gross multipel
pada kuadran yang sama.
Ukuran tumor lebih dari 4 atau 5
cm.

20
II.2.5 Margin pembedahan pada BCT
Sampai saat ini belum ada konsensus pasti
mengenai berapa margin pembedahan negatif
yang adekuat pada BCT.
Beberapa studi ~ berkaitan dengan margin
pembedahan pada BCT. Pemilihan batas margin
negatif untuk mencapai mikroskopik margin
negatif masih menjadi diskusi yang hangat
diantara para ahli bedah (seperti 1 mm, 2 mm, 3
mm, 5 mm, atau lebih).

Houssami N, Macaskill P, Marinovich ML, Dixon JM, Irwig L, Brennan ME, et al. Meta-analysis of the impact of
surgical margins on local recurrence in women with early-stage invasive breast cancer treated with breast-
conserving therapy. Eur J Cancer 2010; 46: 3219-32.
Luini A, Rososchansky J, Gatti G, Zurrida S, Calderella P, Viale G, et al. The surgical margin status after breast-
conserving surgery: discussion of an open issue. Breast Cancer Res Treat 2009; 113: 397-402.

21
II.2.6 Interval pembedahan dan
radioterapi pada BCT
Waktu interval yang optimal antara BCT
dan radioterapi ajuvan pada kanker
payudara stadium dini masih belum pasti
ditentukan.14
Sebagian besar ahli onkologi berusaha
untuk memberikan radioterapi sedini
mungkin.

Kim K, Chie EK, Han W, Noh DY, Ha SW. Impact of delayed radiotherapy on local control in node-negative
breast cancer patients treated with breast-conserving surgery and adjuvant radiotherapy without
chemotherapy. Tumori 2011; 97: 341-4.

22
Kim dkk.14 studi untuk mengevaluasi efek
interval pembedahan dan radioterapi terhadap
kontrol lokal pasien kanker payudara dengan N0
yang menjalani BCT dan radioterapi ajuvan
tanpa kemoterapi.
Sebanyak 171 pasien dibagi menjadi 2 grup
yaitu interval < 6 minggu (128 pasien) dan
interval > 6 minggu (43 pasien).
Hasil kontrol lokal yang didapatkan setelah 8
tahun pada pasien interval < 6 minggu adalah
94.5% dan pada pasien interval > 6 minggu
adalah 92.7% (p=0.1140)tidak terdapat
perbedaan yang signifikan.

23
Pada subgrup analisis pasien
berusia < 40 tahun, terdapat
perbedaan yang signifikan pada
interval < 6 minggu dapat
meningkatkan kontrol lokal
(p=0.0142). Interval terapi tidak
mempunyai efek pada overall
dan distant metastasis-free
survival.

24
III. BREAST-CONSERVING THERAPY
VERSUS MASTEKTOMI
III.1 Rekurensi lokal dan overall
survival
Beberapa penelitian randomized tidak
didapatkan perbedaan yang bermakna
dalam hal overall survival
Tetapi pada sebagian besar penelitian
terdapat perbedaan yang bermakna
pada angka terjadinya rekurensi lokal
antara grup BCT dan grup mastektomi.

25
26
III.2 Kualitas hidup BCT vs mastektomi
Arndt dkk membandingkan kualitas hidup
setelah 5 tahun pada wanita dengan kanker
payudara setelah menjalani BCT dibandingkan
dengan mastektomi.
Kesimpulan BCT memberikan keuntungan
body image yang lebih baik, efek psikososial
yang lebih baik dan kualitas hidup overall
semakin meningkat sejalan dengan waktu.

Arndt V, Stegmaier C, Ziegler H, Brenner H. Quality of life over 5 years in women with breast cancer after breast-
conserving therapy versus mastectomy: a population-based study. J Cancer Res Clin Oncol 2008; 134: 1311-18.

27
Nesvold dkk terjadinya morbiditas
pada lengan atau bahu termasuk
lymphedema lebih sering terjadi pada
pasien yang menjalani MRM
dibandingkan pasien dengan BCT.

Nesvold IL, Dahl AA, Lkkevik E, Mengshoel AM, Fossa SD. Arm and shoulder morbidity in
breast cancer patients after breast-conserving therapy versus mastectomy. Acta Oncol
2008; 47: 835-42.

28
III.3 Status sosioekonomi pemilihan BCT vs
mastektomi
Liu dkk24 studi untuk mengevaluasi faktor
pasien yang mempengaruhi pasien memilih
antara BCT dan MRM.
melibatkan 468 pasien dengan kanker
payudara stadium I dan II, 268 pasien
menjalani BCT dibandingkan 200 pasien
menjalani MRM.

Liu JJ, Zhang S, Hao XM, Xie J, Zhao J, Wang J, et al. Breast-conserving therapy versus modified radical
mastectomy: Socioeconomic status determines who receives whatResults from casecontrol study
in Tianjin, China. Cancer Epidemiol 2011; 309: 1-5.

29
Hasilstudi menunjukkan bahwa
pasien yang memilih BCT adalah
berusia lebih muda,
mempunyai asuransi kesehatan,
tingkat pendidikan yang lebih tinggi ,
tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

Hal ini memberikan sebuah gambaran


sekilas tentang bagaimana status
sosioekonomi mempengaruhi pelayanan
kesehatan kanker
30
RINGKASAN

Kanker payudara merupakan penyebab


kematian kanker yang tertinggi pada negara
berkembang, termasuk Indonesia.
BCT menjadi pertimbangan sebagai
pembedahan standar pada kanker payudara
stadium dini.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
survival pada pasien diterapi dengan BCT
dibandingkan pada pasien diterapi dengan
mastektomi.

31
Meskipun, beberapa penelitian menunjukkan
bahwa rekurensi lokal pada BCT lebih tinggi
dibandingkan dengan mastektomi sehingga
pertimbangan interval pemberian radioterapi
sebaiknya < 6 minggu dan pertimbangan
terapi BCT pada wanita < 40 tahun sebaiknya
dilakukan follow-up yang lebih ketat.
Pemilihan BCT atau mastektomi pada negara
berkembang masih bergantung pada status
sosioekonomi.
BCT memberikan kualitas hidup yang lebih
baik dibandingkan mastektomi.

32
TERIMA KASIH

33

Anda mungkin juga menyukai