Anda di halaman 1dari 43

POLA PENDEKATAN

DIAGNOSA KEJANG PADA ANAK

SMF Ilmu Kesehatan Anak-RSUD Jayapura


BATASAN

Kejang : Lepasnya muatan listrik yang berlebihan


sekelompok sel neuron di otak
Klinis : gangguan fungsi otak
PATOFISIOLOGI
Gg membran sel Gangguan Gg pompa Na-K
keseimbangan sel

Depolarisasi

Potensial aksi

Pelepasan neurotransmitter di ujung akson

Reseptor GABA & As.Glutamat di pre sinap

Eksitasi > Inhibisi

Depolarisasi post sinap Kejang


- Tetanus
Non cerebral
- Keracunan Botulismus
(selama kejang sadar)
- Tetani KD Simpleks

Ekstrakranial

KD Kompleks

Infeksi Intrakranial
- Gg metabolik
Kejang - Gg Elektrolit
- Gg Kardiovaskular
Akut sesaat - Keganasan
- Malformasi
- Keracunan
toksik
- Withdrawl obat

Cerebral
(selama kejang Epilepsi :
tdk sadar) - umum/general
Kronik berulang - Partial
- tak terklasifikasi
BEBERAPA KRITERIA
KEJANG
Kejang pada BBL : Kejang pada bayi 0 28
hr
Kejang lama : kejang > 30 menit
Kejang berulang : kejang > 3 x dlm 24 jam
Status konvulsivus : kejang > 30 mnt
(tdk sadar)
Kejang epilepsi : kejang tanpa panas
> 2X
Etiologies of
focal
seizures by age
ETIOLOGI KEJANG NEONATUS
Intrakranial :
- Asfiksia
- Trauma kepala/perdarahan
- Infeksi intrakranial
- Cacat bawaan

Ekstrakranial :
- Gangguan metabolik
- Gangguan elektrolit
- kernikterus
- withdrawl obat
- kekurangan piridoksin
Infeksi intrakranial

Meningitis purulenta/bakteri
serosa : virus, TBC
Ensefalitis
Meningoensefalitis
Abses otak
A. Anamnesa
1. Kejang
2. Riwayat sebelumnya
3. Anamnesa keluarga

B. Pemeriksaan DIAGNOSA
fisik

C. Pemeriksaan Lain :
1. Laboratorium 5. USG
2. Transiluminasi 6. CT Scan
3. Foto Rontgen kepala 7.
Arteriografi
4. EEG
DIAGNOSA
Anamnesa :

1. Kejang
Apakah betul kejang ?
Apakah pernah kejang sebelumnya ?
Apakah disertai demam ?
Lama serangan ?
Pola serangan ?
Frekuensi serangan ?
Bagaimana keadaan sebelum, selama, sesudah kejang ?
2. Riwayat sebelumnya
Riwayat kehamilan
Riwayat persalinan
Perkembangan mental/motorik
Penyakit dahulu

3. Anamnesa keluarga
LABORATORIUM

1. Darah Lengkap:
Glukosa, BUN/S Creatinin, LFT, Asam-Basa darah,
Serum elektrolit, Toksikologi ,Kadar obat
antikonvulsan

2. Urine lengkap

3. Cairan cerebrospinal
tekanan, warna, jumlah sel, jenis sel, kadar protein,
glukosa, biakan kuman.
Foto Rontgen Kepala

1. Deformitas kepala
2. Trauma kepala
3. Lesi tulang tengkorak
4. Penyakit sistemik
5. Kalsifikasi otak
Transiluminasi
< 2 th
Kamar gelap
Senter khusus
Kelainan yang dapat dideteksi
Efusi subdural
Hidrosefalus
Hidraencephali
Atrofi otak
EEG Informasi
Tambahan

Menegakkan
menyisihkan

Diagnos
a
Gelombang lambat : trauma, gangguan
metabolik, perdarahan
Hipsaritma : SPASMA INFANTILE
Gel. Runcing lambat 3 spasi : PETITMAL
USG
Untung :
- dilakukan ditempat
penderita
- tanpa persiapan
- tanpa radiasi
- relatif murah
- nilai diagnose tinggi
Dapat deteksi :
- perdarahan intrakranial
- kelainan intraventrikular
- hidrosefalus
- efusi subdural
CT Scan

Indikasi :
tanda TIK meningkat
pembesaran kepala cepat
kelainan neurologis focal
Koma causa ?
dugaan perdarahan intrakranial
follow up post op dan post radioterapi
KEJANG
Neonatus Bayi + Anak

Anamnesa

YA TIDAK
Asam basa darah Tanda infeksi
Skull foto
USG YA TIDAK
LP Kelainan kongenital
DL/UL
Biakan
Kuman YA TIDAK
Glucose,S. Elektrolit
Studi kromosom
BUN/S. kreatinin,LFT
Toksoplasma
Piridoksin
Rubella As. Amino (metab)
CMV USG, CT Scan
Bedah syaraf
BAYI + ANAK
Panas
Ya Tidak
TETANUS RIWAYAT KEJANG
Anamnesa
+ klinis Ya Tidak DL/UL,LP,Kultur
Kejang demam Jernih Keruh
Epilepsi Meningitis
(diprovokasi Sel < 500 purulenta
demam Meningitis serosa

Ax kontak, MTX test


Sel normal
Foto thorak
Ensefalitis
Ya Tidak CRP
Abscess
Meningitis Limulus
serosa TB Latex Ag

Serologi Fase dini Virus


CT scan Partial treated Jamur
Men. Purulenta Parasit
Tidak
Trauma

Ya Tidak
Foto Kepala
USG
CT scan
EEG

Normal Abnormal
Observasi Bedah Saraf
Tidak
Riayat kejang (+) Riwayat kejang (-)
N. Kranialis Abn. Dl/UL
Kelumpuhan S. Elektrolit, BUN, S. Creatinin
Glukosa, LFT
Toksilogi
+ -
EEG Asam basa Darah
Foto kepala Tensi; Jantung
USG (<2th) - +
CT Scan Normal Abnormal
Observasi Epilepsi Dx tergantung
EEG
Areteriografi LP Hasil
pemeriksaan
Normal Abnormal
Lihat diagram
+ - N. Kranialis
LP dg kelainan
Abnormal
SOP Observasi
Kelumpuhan
Aneurism
+ -
Observasi
Kejang Demam
Batasan :
Bangkitan kejang yang terjadi pada saat suhu meningkat
disebabkan karena proses ekstrakranium

Patofisiologi :
Belum jelas, ada kemungkinan adanya pengaruh faktor
keturunan/genetik

Gejala klinis :
Ada dua bentuk kejang demam :
Kejang demam sederhana
Kejang demam Komplikata : kejang > 15 menit, tipe kejang
fokal dan terjadi > 1x kejang dalam 24 jam pertama demam
Diagnosis :
Anamnesis : terutama riwayat kejang dalam keluarga
Pemeriksaan neurologis : Normal
Pemeriksaan tambahan : Laboratorium, funduskopi (dbN)

Diagnosis banding :
Meningitis
Encephalitis
Abses otak

Penatalaksanaan :
Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 -
0,5mg/kg/dosis IV (perlahan-lahan) atau perektal 0,5 - 0,75
mg/kg/dosis. Bila kejang masih belum teratasi dapat diulang
dengan dosis yang sama 5 menit kemudian.
Bila 2 kali dengan diazepam rektal masih kejang, dianjurkan ke
rumah sakit. Dan disini dapat diberikan diazepam intravena
dengan dosis 0,3 0,5 mg/kg BB
Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin sec IV
dengan dosis 10 -20 mg/kgBB/kali dengan kec 1
mg/kgBB/menit atau kurang dari 50 mg/menit.Bila kejang
berhenti dosis selanjutnya adalah 4 8 mg/kgBB/hari, yaitu 12
jam setelah dosis awal
Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus
dirawat di ruang rawat intensif
Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya
tergangtung dari jenis kejang demamnya dan faktor resikonya,
apakah kejang demam sederhana atau kompleks
Turunkan demam :
Antipiretika : Paracetamol 10-15mg/kg/dosis atau
ibuprofen 5 - 10mg/kg/kali, 3 4 kali sehari
Kompres, suhu > 39C : air hangat, suhu >38C : air netral
Pengobatan penyebab : antibiotika sesuai dengan penyakit
dasarnya (80 % krn ISPA, 80 % virus)
Penanganan suportif :
Bebaskan jalan nafas
Pemberian oksigen
Menjaga keseimbangan air dan elektrolit

Pencegahan
Pencegahan berkala (intermiten) untuk KDS : dizepam
0,3mg/kg/dosis dan antipiretika pada saat anak menderita
penyakit yang disertai demam
Pencegahan kontinu untuk KDK : (Lebih banyak
kerugiannya dibanding dg keuntungannya)
Phenobarbital 3-4mg/kg/24 jam dibagi 1-2 dosis
Asam Valproat 15-40mg/kg/24 jam dibagi 2-3 dosis
Diberikan hingga 2 tahun bebas kejang atau sampai setelah
usia 6 tahun

Prognosis :
Apabila tidak diterapi dg baik, dapat berkembang menjadi :
Kejang demam berulang
Epilepsi
Kelainan motorik
Gangguan mental dan belajar
Infeksi intrakranial
Meningitis purulenta/bakteri LP :
serosa : virus, TBC,aseptik Warna
Jml sel
Protein
Ensefalitis (virus, bakteri, jamur, parasit)
Glukosa

Meningoensefalitis

Abses otak
Meningitis Bakteri
Etiologi
Neonatus :
E.Coli, Streptococcus pneumonia, Staphylococcus
Salmonella Sp
Anak 2 bln 4 thn :
Hemophilus influenza, Streptococcus pneumonia, Neisseria
Meningitidis
Anak > 4 thn :
Streptococcus pneumonia, Neisseria Meningitidis
Patogenesis
Hematogen : ISPA, ISK, OMP
Perkontinuitatum : sinusitis, mastoiditis,
abses otak
Implantasi langsung : trauma kepala terbuka,
pungsi lumbal
Aspirasi air ketuban
transplacental
Patofisiologi
Sel endotel Komponen bakteri Sel makrofag

IL-1 TNF dan IL-1

Komponen bakteri Komponen bakteri Komponen bakteri

TIK

Gg aliran drh dlm otak


Manifestasi Klinis
Tanda infeksi : panas, lemah, rewel, gelisah, nafsu
mkn
Tanda rangsangan meningeal : kejang, gg
neurologis
Tanda TIK : muntah, pusing, penurunan
kesadaran, papil udem, UUB cembung
Pemeriksaan
Rangsangan Meningeal : kaku kuduk, Brudzinski I, II, III,
IV, dll
Gambaran LCS

M. Bakteri M. Serosa Ensefalitis


TBC Virus
Warna keruh xanthocrom jernih jernih
Jml Sel meningkat /N (10/mm3) /N
Jenis Sel PMN MN MN MN
Protein
Glukosa N N
Pengelolaan
Suportif :
Menghentikan kejang
Mencegah aspirasi
Menurunkan panas
Mengatasi pe TIK
Mencegah hipoksia otak
Mencegah decubitus
Mencegah keratitis
Menjaga VS tetap stabil

Kausatif
Kausatif
Fase I : sebelum ada hasil biakan + uji sensitivitas
- Neonatus : (< 7 hr) Ampicillin 100 200 mg/kg BB/hr
Gentamisin 7,5 mg/kg BB/hr
(> 7 hr) Ampicillin 200 400 mg/kg BB/hr
Gentamisin 7,5 mg/kg BB/hr
3 bln 10 thn: Ampicillin 200 400 mg/kg BB/hr
Chloramphenicol 100 mg/kg BB/hr
Fase II: pemberian antibiotik sesuai kultur

Evaluasi LP :
Hari ke 3, 10 (neonatus : hr ke 21)
Prognosis
Umur
Jenis mikroba
Berat ringannya infeksi
Lama sakit
Kepekaan bakteri thd AB yg diberikan
Meningitis TBC
Berasal dr penyebaran TBC primer
Manifestasi klinis
Stadium I : tanda infeksi (panas subfebril, gelisah, lemah)
Stadium II : terdapat tanda rangsangan meningeal (kejang),
penurunan kesadaran
Stadium III: koma, refleks pupil (-), kelainan neurologis

Diagnosis :
TBC primer

Penatalaksanaan :
Tetradrug + kortikosteroid (1-2 mg/kg BB/hr slm 1 bln)
ENSEFALITIS
DEFINISI
Adalah infeksi jaringan otak oleh berbagai organisme

ETIOLOGI
Bakteri
Protozoa
Cacing
Jamur
Spirochaeta
virus
PATOGENESA
Virus ensefalitis

Susunan limfatik (berkembang biak)

Aliran darah infeksi beberapa alat tubuh
(Virus terus berkembang biak)

demam, kelainan neurologis (-)


SSP

Kelainan neurologis
GEJALA KLINIS
Suhu mendadak naik (hiperpireksia)
Kesadaran cepat menurun (anak besar sakit kepala
sebelumnya)
Sering terdapat muntah
Kejang (umum,fokal, twitching) dpt berlangsung bbrp jam
Gejala serebral (sendiri/bersama) : parese/paralisa, afasia ,dsb

EEG : Electric activity rendah seiring penurunan kesadaran


DIAGNOSA
BIAKAN DARAH:
Sukar,karena viremia berlangsung sementara
Biakan virus dpt diperoleh dari CSS dan jaringan (post mortem)

PEMERIKSAAN SEROLOGIS
Complemen Fixation test
Hemaglutination Inhibition Test
Netralitation Test

PEMERIKSAAN PA POST MORTEM


PENGOBATAN
Suportif
Kausal
Antibiotika : cegah infeksi sekunder

PENCEGAHAN
Vaksinasi : MMR

KOMPLIKASI
CP
Epilepsi

Anda mungkin juga menyukai