(GBS)
Disusun oleh:
Farra martaningga
Pembimbing:
dr.khainir Akbar Sp.A
Fase plateu (10-12 har). Pada fase ini dapat berlangsung hingga
4 minggu. Fase infeksi akan diikuti oleh fase plateau yang stabil,
dimana tidak didapati baik perburukan ataupun perbaikan gejala.
Pemeriksaan fisik:
Lumpuh layu,Ganguan muncul pada kedua sisi tubuh (simetris)
Kelemahan otot ascending dan penurunan refleks tendon (Tanda khas
SGB).
Kelemahan kaki (dropfoot) merupakan gejala pertama. Dan kelemahan
ini dapat mengenai otot-otot pernafasan hingga membutuhkan respirator.
Instabilitas otonom (26%). Berupa neuropati otonomik yang mengenai
sistim simpatis dan parasimpatis dengan manifestasi klinis berupa
hipotensi ortostatik, disfungsi pupil, pengeluaran keringat abnormal dan
takikardia.
Ataksia , gangguan menelan, gangguan pernafasan, parestesi,
meningismus, Gangguan saraf kranial (35-50%)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Cairan Serebro Spinal (CSS): hasil analisa CSS normal dalam 48 jam pertama,
kemudian diikuti kenaikan kadar protein CSS pada minggu II tanpa atau
disertai sedikit kenaikan lekosit (albuminocytologic dissociation).
Pemeriksaan elektrofisiologi:
EMG dan Nerve Conduction Velocity (NCV):
- Minggu I: terjadi pemanjangan atau hilangnya F-response (88%), prolong
distal latencies (75%), blok pada konduksi (58%) dan penurunan kecepatan
konduksi (50%).
- Minggu II: terjadi penurunan potensial aksi otot (100%), prolong distal
latencies (92%) dan penurunan kecepatan konduksi (84%).
Pemeriksaan radiologi:
MRI: MRI spinal dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan mielitis
Transversal terdapat enhancementserabut saraf sensitif sebesar 83% dalam
menentukan SGB
Diagnosa banding
Mielopathy
Poliomyelitis
Komplikasi
- kelemahan otot-otot pernapasan dan ketidak stabilan
otonom.
- Pneumonia
- sindrom distres pernapasan
- Septikemia
- paru embolus
- ileus
- sembelit
- gastritis
- dysesthesias
- Nefropati
Terapi