Anda di halaman 1dari 19

KEBIJAKAN

PEMBINAAN INTEGERITAS SDM


APARATUR

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI
2012

Aba Subagja, S.Sos., MAP


Kepala Bidang Standar Jabatan SDM
Aparatur
Undang-undang Nomor 8 Tahun
1974 jo. Undang-Undang No. 43
Tahun 1999;

Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Menteri
Surat Edaran
2
Melakukan Evaluasi jabatan

PERINGKAT JABATAN DAN HARGA JABATAN
VALIDASI PERINGKAT JABATAN
Memanfaatkan assessment YANG DIEVALUASI
PEKERJAAN
ADALAH JABATAN/
BUKAN ORANG YANG
MENDUDUKI JABATAN ITU
center untuk pengukuran JABATAN YANG DIEVALUASI DIANGGAP TELAH
DILAKSANAKAN PENUH DAN MENCAPAI
kompetensi jabatan,
PRESTASI STANDAR
JABATAN/ PEKERJAAN DIEVALUASI SEPERTI
penempatan dalam jabatan,
APA ADANYA PADA SAAT INI
EVALUASI JOB CONTENT TERLEPAS DARI
dan pengembangan pegawai
LEVEL GAJI SAAT INI, STATUS, DSB.
EVALUASI JABATAN BUKAN SEBUAH PROSES
MATEMATIS TETAPI LEBIH BERSIFAT
Menyusun uraian jabatan PERSONAL JUDGMENT (PERTIMBANGAN
DENGAN AKAL SEHAT)
Menyusun profil kompetensi
pegawai
Diperlukan dalam kaitan
Menyusun standar
pemberian tunjangan kinerja
kompetensi jabatan yang merupakan implikasi
Menyusun job grading dan job dari pelaksanaan reformasi
pricing birokrasi pada K/L
Menerapkan sistem penilaian
kinerja,
Menata sistem pemberian
tunjangan kinerja/remunerasi
Mengembangkan sistem
pengadaan dan seleksi
Membangun/mengembangkan 3
2. Penataan 3. Sistem Seleksi
Jumlah, Distribusi dan Promosi
1. Penataan dan Kualitas PNS Secara Terbuka
Struktur
Birokrasi
4.
9.Efisiensi PROGRAM Profesionalisme
Penggunaan PERCEPATAN RB PNS
Fasilitas, MENUJU BIROKRASI
Saranan dan YANG BERSIH DAN
5.
PrasaranaPegaw MELAYANI
Pengembangan
ai Negeri
E Government

8. Peningkatan 7. Pelaporan
Harta Kekayaan 6.
Kesejahteraan
Pegawai Negeri Penyederhanaan
Pegawai Negeri
Perizinan Usaha
1. Formasi
PENGETAHUA 2. Pengadaan
3. Pengangkatan
N 4. Penempatan
PROFESIONALISME KEAHLIAN
5. Diklat
6. Pemindahan
KETRAMPILAN 7. Promosi
8. Penggajian
9. pemberhentia
n
OPTIMALISASI
TUGAS-TUGAS
HUKUM PNS DI BIDANG
PEMERINTAHAN
DAN
PERILAKU DISIPLIN PEMBANGUNAN
(PEMBERIAN
PEMBINAAN PELAYANAN
JIWA KORPS KEPADA
MASYARAKAT)
DAN KODE
ETIK PNS
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
SIPIL:

(1) Adalah pedoman sikap, tingkah laku dan


perbuatan yang harus dilaksanakan oleh setiap
PNS
(2) Etika bernegara, berorganisasi, ber
masyarakat, diri sendiri, sesama PNS
(3) Sanksi Moral dan tindakan administratif
pernyataan secara tertutup atau terbuka
6
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
SIPIL:

(1) Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati


kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan
yang apabila tidak ditaati atau dilanggar hukuman disiplin
(2) Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajinan dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan
(3) Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada PNS karena
7 melanggar peraturan disiplin PNS
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
SIPIL:

(1) Kewajiban berjumlah 17 butir, dengan penyempurnaan meliputi


antara lain : penambahan ketentuan kewajiban masuk kerja (selama
ini diatur dalam PP 32 Tahun 1979 tentang pemberhentian PNS).
(2) Penambahan ketentuan kewajiban mencapai sasaran kerja.

(3) Larangan berjumlah 15 butir, dengan penyempurnaan meliputi


antara lain : penambahan butir larangan dalam mendukung Capres /
Cawapres dan anggota Legislatif (DPR, DPD dan DPRD)
sebagaimana diamanatkan dalam UU No.10 Tahun 2008 dan UU No.
42 Tahun 2008.

8
TIDAK MENCAPAI SASARAN
KERJA PEGAWAI (SKP) YANG
DITETAPKAN :

(1) Hukuman Disiplin Sedang : apabila pencapaian


sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai
25% s.d. 50%.
(2) Hukuman Disiplin Berat : apabila pencapaian
sasaran kerja pegawai pada akhir tahun
kurang dari 25%.
9
KETENTUAN JAM KERJA:

1. PNS yang tidak masuk kerja selama 5 s/d 15 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi hukuman disiplin ringan.
Teguran lisan 5 hari
Teguran tertulis 6-10 hari
Pernyataan tidak puas secara tertulis11-15 hari.
2. PNS yang tidak masuk kerja selama 16 s/d 30 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi hukuman disiplin sedang.
Penundaan KGB16-20 hari
Penundaan KP21-25
Penurunan pangkat selama 1 tahun26-30 hari.
3. PNS yang tidak masuk kerja selama 31 s/d 45 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi:
Penurunan pangkat selama 3 tahun31-35 hari
Penurunan jabatan36-40 hari
Pembebasan jabatan 41-45 hari
Pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat46 hari atau lebih
10
HUKUMAN DISIPLIN:

1. Tingkat hukuman disiplin hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin,


sedang, hukuman disiplin berat
2. Hukuman disiplin ringan :
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
c. pernyataan tidak puas secara tertulis
3. Hukuman disiplin sedang :
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun.
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun.
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
4. Hukuman disiplin berat :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun.
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah.
c. pembebasan dari jabatan.
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS.
e. pemberhentian tidak dengan hormat
11
KRITERIA PENJATUHAN DISIPLIN:

1. Dilihat dari jumlah ketidakhadiran.

2. Dilihat dari sifat dilakukannya pelanggaran;


a. Ringan tidak sengaja
b. Sedang sengaja
c. Berat tidak ada

3. Dilihat dari dampak negatif yang timbul akibat pelanggaran


a. Ringan dampak negatif ke Unit Kerja yang bersangkutan
b. Sedang dampak negatif ke instansi yang bersangkutan
c. Berat dampak negatif ke pemerintah/negara

4. pelanggaran yang dilakukan terkait dengan penyalahgunaan wewenang,


menerima hadiah/ pemberian yang berhubungan dengan jabatan dijatuhi jenis
hukuman disiplin berat saja.

5. Pelangggaran yang terkait dengan pelayanan, hukuman disiplin ditetapkan sesuai


dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (seperti Undang-Undang
12
Pelayanan Publik).
Mendukung
ARAH PENGEMBANGAN
pembentukan
JABATAN profesionalisme
PNS;
RUU ASN Memberikan
JABATAN ADMINISTRASI Analisis kejelasan peran
JABATAN FUNGSIONAL Jabatan dan
JES yang harus
Analisis Beban
Kerja dijalankan dan
produk yang
PENATAAN PERAMPINGAN PENGEMBANGA harus dicapai oleh
JABATAN STRUKTUR N JABFUNG setiap PNS yang
STRUKTURAL BIROKRASI
mendudukinya;
Memberikan
PENGANGKATAN JABATAN
DALAM JABATAN STRUKTURAL kejelasan dan
STRUKTURAL ESELON III kepastian karier
SECARA
SELEKTIF
melalui jenjang
yang ada;
Memberikan
ukuran yang jelas13
RUANG LINGKUP/ISI POKOK RUU ASN
Mengatur manajemen Aparatur Sipil
Negara (PNS dan PTT) yang meliputi :
1. Jenis pegawai ASN;
2. Jenis Jabatan ASN;
3. Pengadaan Calon Pegawai ASN;
4. Pengangkatan dalam Jabatan;
5. Netralitas Pegawai ASN;
6. Pejabat berwenang;
7. Fungsi ASN sebagai perekat NKRI;
8. Pembentukan dan Kewenangan Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN);
9. Penyelesaian Sengketa;
10.Batas Usia Pensiun (BUP);
11.Sanksi pidana.
KONSEP
MANAJEMEN
STRATEGIS SDM

Pendekatan RUU ASN


adalah pengembangan
potensi human capital,
bukan pendekatan
administrasi kepegawaian.
15
AZAS
PENYELENGGARAAN
MANAJEMEN ASN

1. Kepastian hukum; 8. Efektif dan efisien;


2. Profesionalitas; 9. Keterbukaan
3. Proporsionalitas; 10.Non-diskriminasi
4. Keterpaduan; 11.Persatuan dan
5. Delegasi; kesatuan;
6. Netralitas; 12.Keadilan dan
7. Akuntabilitas; kesetaraan;
13.Kesejahteraan.

16
PRINSIP PROFESI
ASN

Berlandaskan pada :
1. Nilai dasar;
2. Kode etik;
3. Komitmen, integritas moral, dan tanggung
jawab pada pelayanan publik;
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan
bidang tugas;
5. Kualifikasi akademik;
6. Jaminan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas;
17
7. Profesionalitas jabatan.Kepastian hukum.
NILAI DASAR
PROFESI ASN
1. Memegang teguh nilai-nilai 9. Memberikan layanan kepada
dalam ideologi negara publik secara jujur, tanggap,
Pancasila; cepat, tepat, akurat, berdaya
2. Setia dan mempertahankan guna, berhasil guna, dan
Undang-Undang Dasar Negara santun;
Republik IndonesiaTahun 1945; 10.Mengutamakan kepemimpinan
3. Menjalankan tugas secara berkualitas tinggi;
profesional dan tidak berpihak; 11.Menghargai komunikasi,
4. Membuat keputusan konsultasi, dan kerjasama;
berdasarkan prinsip keahlian; 12.Mengutamakan pencapaian
5. Menciptakan lingkungan kerja hasil dan mendorong kinerja
yang non-diskriminatif; pegawai;
6. Memelihara dan menjunjung 13.Mendorong kesetaraan dalam
tinggi standar etika yang luhur; pekerjaan; dan
7. Mempertanggungjawabkan 14.Meningkatkan efektivitas sistem
tindakan dan kinerjanya kepada pemerintahan yang demokratis
publik; sebagai
KODE ETIKperangkat
PROFESIsistem karir.
ASN
8. Memiliki kemampuan dalam Untuk menjaga martabat dan
melaksanakan kebijakan dan kehormatan ASN. 18
Created by aba subagja

19

Anda mungkin juga menyukai