Anda di halaman 1dari 48

EXHUMATION

&
EMBALMING

Reinhard JD Hutahaean,
dr,SpF,SH,MM

(FK UNIBA BATAM)


EXHUMATION
PENDAHULUAN
Penggalian jenazah (Exhumation) berasal dari
bahasa Latin yaitu Ex yang berarti keluar dan
Humus yang berarti tanah. Jadi exhumation
berarti mengeluarkan mayat yang sudah
dimakamkan untuk dilakukan pemeriksaan
yang sah secara hukum.
Yang dimaksud penggalian jenazah disini ialah
penggalian jenazah kembali terhadap jenazah
yang telah dikubur, untuk dilakukan
pemeriksaan guna membantu penegakkan
keadilan.
DEFINISI
Penggalian mayat ( exhumation) adalah
pemeriksaan terhadap mayat yang sudah
dikuburkan dari dalam kuburannya yang telah
disahkan oleh hukum untuk membantu
peradilan.
INDIKASI EKSHUMASI
Terdakwa telah mengaku dia telah membunuh
seseorang dan telah menguburnya di suatu tempat.
Jenazah setelah dikubur beberapa hari baru kemudian
ada kecurigaan bahwa jenazah meninggal secara
tidak wajar.
Atas perintah hakim untuk melakukan pemeriksaan
ulang terhadap jenazah yang telah dilakukan
pemeriksaan dokter untuk membuat visum et
repertum.
Penguburan mayat secara ilegal untuk
menyembunyikan kematian atau karena alasan
criminal.
INDIKASI EKSHUMASI
Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera
dalam surat keterangan kematian tidak jelas dan
menimbulkan pertanyaan seperti keracunan
dan gantung diri.
Pada kasus dimana identitas mayat yang
dikubur tidak jelas kebenarannya atau
diragukan.
Pada kasus criminal untuk menentukan
penyebab kematian yang diragukan, misalnya
pada kasus pembunuhan, yang ditutupi seakan
bunuh diri.
Hal-hal yang harus diperhatikan
pada ekshumasi
1. Persiapan penggalian kuburan
2. Waktu yang baik untuk melakukan
ekshumasi adalah
3. Kehadiran petugas
4. Keamanan
5. Pemeriksaan mayat
Pemeriksaan mayat mencakup:
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam
PROSEDUR PENGGALIAN JENAZAH
1. Persiapan penggalian kubur
Surat persetujuan dari keluarga yang meninggal yang menyatakan tidak
berkeberatan bahwa makam atau kuburan tersebut dibongkar.
Surat pernyataan dari keluarga, juru kubur, petugas pemerintah setempat
atau saksi saksi lain yang menyatakan bahwa kuburan tersebut memang
kuburan dari orang orang yang meninggal yang dimaksudkan.
Surat penyitaan dari kuburan yang akan digali sebagai barang bukti yang
dikuasai oleh penyidik ( Kepolisian ) untuk sementara.
Surat permintaan Visum et Repertum kepada Dokter pemerintah, Dokter
Polri atau Dokter setempat untuk pemeriksaan mayat Cq. penggalian
kuburan.
Berita acara pembongkaran kuburan harus dibuat secara kronologis serta
sesuai metode kriminalistik yang membuat semua kejadian kejadian sejak
pertama kali kuburan itu dibongkar.
Peralatan dan sarana lain yang diperlukan.
2. Pelaksanaan penggalian kuburan
Perlu dihadiri oleh dokter, penyidik, pemuka masyarakat setempat,
pihak keamanan, petugas pemakaman dan penggali kuburan.
Memastikan kuburan yang harus digali dengan kehadiran pihak
keluarga atau ahli waris atau saksi yang mengetahui dan
menyaksikan penguburan diperlukan kehadirannya .
Sebelum penggalian, sekitar kuburan harus ditutup dengan tabir
( dari bahan apa saja ).
Mencatat kronologis acara pembongkaran kuburan.
a.Siapa saja yang hadir di tempat penggalian ( nama & alamat )
b.Tempat dan alamat penggalian
c.Jam berapa dimulai pemeriksaan kuburan ( dari luar )
d.Tanda tanda yang ada dicatat, misalnya nisan dibuat dari apa,
berapa tingginya, dan bagaimana bentuknya.
e.Keadaan cuaca, mendung, panas, dan sebagainya.
f.Setiap mencapai kedalaman tertentu harus dicatat diukur dengan
mistar dan difoto.
g.Keadaan tanah , komposisi tanah, pasir, tanah liat warna merah
atau coklat.
h.Pada jam berapa mencapai papan penutup liang lahat atau peti
mayat dan sebagainya dan pada kedalaman berapa meter jangan
lupa selalu dibuat fotonya.
i.Jam berapa peti mayat atau papan penutup diangkat, atau bila tidak
ada peti, jenazah diangkat dari liang lahat.
j.Bagaimana keadaan jenazah, posisi mayat, keadaan kain kafan dan
lain lain.
k.Barang barang yang ditemukan.
l.Saat dokter mulai mengadakan pemeriksaan ( autopsi ) sampai
selesai
ASPEK HUKUM
KUHAP Pasal 135
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu
melakukan penggalian mayat, dilaksanakan menurut
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat 2
dan pasal 134 ayat 1 undang-undang ini. Dalam penjelasan
pasal 135 KUHAP ini lebih lanjut disebut : yang dimaksud
dengan penggalian mayat termasuk pengambilan mayat
dari semua jenis tempat dan penguburan.
KUHAP Pasal 133 ayat 2
Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu
disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
KUHAP Pasal 134 ayat 1
Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian
bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.
Mengenai biaya untuk kepentingan penggalian mayat, bila merujuk
ke dalam ketentuan hukum KUHP dinyatakan ditangguang oleh
Negara, walaupun dalam pelaksanaannya ada ketegasan dan
kejelasan.
KUHAP Pasal 136
Semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam bagian kedua BAB XIV ditanggunga
oleh Negara.1
KUHAP Pasal 7 ayat 1 h
Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara.
KUHAP Pasal 180
(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya
persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang
dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan
bahan baru oleh yang berkepentingan.
(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa
atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim memerintahkan
agar hal itu dilakukan penelitian ulang.
(3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk
dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2).
Bagi yang menghalang- halangi atau menolak bantuan pihak
pengadilan dapat dikenakan sanksi hukum seperti tercantum
dalam pasal 222 KUHP.
ASPEK BUDAYA
Ditinjau dari aspek budaya, pelaksanaan
ekshumasi (penggalian kubur) seperti di India,
Srilanka dan lain lain yang mayoritas
penduduknya beragama hindu jarang
dilakukan ekshumasi karena jenazah yang
sudah meninggal tidak dikubur melainkan
dibakar.
EMBALMING
PENDAHULUAN
SAAT KEMATIAN TERJADI SEMUA SISTEM
METABOLISME BERHENTI PEMBUSUKAN DIMULAI.
ADA USAHA UNTUK MEMPERTAHANKAN KONDISI
TUBUH JENAZAH TETAP UTUH.
DAHULU: MUMMI RAJA FIRAUN DI MESIR.
KINI: MENCEGAH PEMBUSUKAN SEMENTARA,
KEHARUSAN (PENERBANGAN)
PELAKU : DOKTER (UU PRADOK NO.29/ 2004)
JENAZAH BEATO PAUS YOHANES XXIII YG
AWET SELAMA 39 THN YG DIKEBUMIKAN
TANPA BAHAN PENGAWET.
TERJADI
PENGAWETAN
SECARA ALAMI DAN
BUATAN.
ALAMI: ADIPOSERE,
MUMMIFIKASI
BUATAN:
PENDINGINAN,
BAHAN PENGAWET
TUJUAN PENGAWETAN
PRINSIP DASAR: MEMPERTAHANKAN KONDISI
TUBUH TETAP UTUH AGAR TERHINDAR DARI
PROSES PEMBUSUKAN LANJUT.
MASA PERANG DUNIA: PENGGUNAAN ES TDK
EFEKTIF, PENGGUNAAN CAIRAN ARSENIC SANGAT
TOKSIK.
TUJUAN KELUARGA: CEGAH PBUSUKAN
HUKUM: UNTUK PENYELIDIKAN KASUS TERTENTU
TRANSPORTASI: PENERBANGAN
TUJUAN PENGAWETAN
ANJURAN DALAM HUKUM ISLAM:
MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (COLD
STORAGE OR REFRIGERATION) KECUALI BILA
AKAN DIKIRIM.
TUJUAN PENDIDIKAN: MHS.KEDOKTERAN
METODE PENGAWETAN
A. PROSES ALAMI
JENAZAH TERBENAM DI SALJU.
PROSES MUMMIFIKASI ALAMI.
PROSES ADIPOCERE ALAMI.
PROSES ALAMI JENAZAH YG TERKUBUR PADA
TANAH YG BANYAK MENGANDUNG KAPUR
ATAU ARSEN.
B. PROSES BUATAN
PEMBEKUAN PD KAMAR PENDINGIN SUHU
<0 CELCIUS (-17 s/d -18 celcius
mempertahankan tubuh tetap utuh
selamanya).
EMBALMING DGN PENYUNTIKAN FORMALIN
MELUMURI TUBUH DGN ZAT ARSEN.
MUMMIFIKASI CARA MESIR KUNO.
BAHAN PENGAWETAN
FORMALIN 10%
FORMALDEHID 40%
LARUTAN ARSEN
MERKURI KLORIDA ( LEAD SULPHIDE)
FORMALIN SALIN (FORMALDEHID DGN NaCL).
BUFFER FORMALIN
GLYSERIN
GLUTARALDEHYDE
METHYL ALCOHOL
TEKNIK
PENGAWETA
N
TEKNIK PENGAWETAN
TEKNIK SUPERFISIALIS MELUMURI DGN ZAT
TERTENTU PD PERMUKAAN KULIT.
TEKNIK INFILTRASI PENYUNTIKAN PD OTOT,
ORGAN PERUT DAN DADA.
TEKNIK PARENTERAL PENYUNTIKAN INTRA
VENA & INTRA ARTERI.
PENYUNTIKAN CARA INTRA CARDIAL.
DENGAN PENGELUARAN DARAH DARI TUBUH.
TEKNIK PENGAWETAN
YANG PALING SERING DILAKUKAN
ADALAH PENYUNTIKAN DGN
MENGGUNAKAN FORMALIN KE DALAM
RONGGA DADA, RONGGA PERUT, INTRA
VENA, INTRA ARTERI, OTOT MAUPUN
KOMBINASI DIANTARA SEMUANYA.
TEKNIK PENYUNTIKAN MELALUI
ARTERI
SUNTIKKAN FORMALIN MELALUI ARTERI
(MELALUI A.AXILARIS ATAU A.FEMORALIS).
PENYUNTIKAN DIANGGAP CUKUP SAAT CAIRAN
FORMALIN TELAH TAMPAK DIBAGIAN
VENANYA.

Prinsip Pelaksanaan adalah seperti Vena


Sectie
TEKNIK PENYUNTIKAN KE RONGGA
DADA & PERUT
GUNAKAN JARUM SUNTIK YANG PANJANG
(TROCHAR EMBALMING)
TUSUKKAN MELALUI SELA IGA KE RONGGA
PLEURA. Jgn mengenai paru-paru.
TUSUKKAN MELALUI DINDING PERUT KE
RONGGA PERITONIUM. Jgn mengenai
lambung dan usus.
PENYUNTIKAN
MELALUI
ARTERI SUB
CLAVICULARIS
HAL-HAL YG PERLU
DIPERHATIKAN
PASTIKAN JENAZAH TELAH MENINGGAL.
TIDAK DICURIGAI ADANYA TINDAK PIDANA, BILA
BLM DITANGANI PENYIDIK.
EMBALMER MENGGUNAKAN PAKAIAN YG LENGKAP.
DILAKUKAN OLEH ORANG YG BERKOMPETEN
(DOKTER) INGAT KASUS IPDN DGN KORBAN CLIFF
MUNTU).
HAL-HAL YG BISA TERJADI PD
PENYUNTIKAN FORMALIN
PEMBUSUKAN KRN KEGAGALAN.
PERUBAHAN WARNA KULIT KEBIRU-BIRUAN,
HITAM MAUPUN HIJAU.
KETEGANGAN (KONTUR) KULIT KERAS
BAU CAIRAN FORMALIN MENYENGAT
MELUAP CAIRAN PENGAWET MELALUI HIDUNG
DAN MULUT.
KEGAGALAN MENUTUP KEMBALI LUBANG BEKAS
SUNTIKAN.
KOMPETENSI DOKTER
EMBALMING ADALAH WEWENANG DOKTER UU
PRADOK NO.29/ 2004.
MASUK DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DOKTER.
EMBALMING TIDAK ADA DALAM KURIKULUM
PENDIDIKAN PERAWAT (PARAMEDIS) Dokter
Harus Tahu, Paham dan Mampu melakukan
embalming.
ALASAN KOMPETENSI DOKTER
PENDIDIKAN S-2 ANATOMI PENGAWETAN
JENAZAH UTK PREPARASI BAHAN PRAKTIKUM
ANATOMI.
PENDIDIKAN PPDS PATOLOGI ANATOMI
PENGAWETAN ORGAN DAN JARINGAN
PENDIDIKAN PPDS FORENSIK PENGAWETAN
JENAZAH DLM RANGKA PEMULASARAAN JENAZAH.
ALASAN KOMPETENSI DOKTER
SPESIALIS FORENSIK
ADA DLM KURIKULUM PPDS-I FORENSIK DLM
RANGKA PEMULASARAAN JENAZAH.
EMBALMER HRS MEYAKINKAN BAHWA KEMATIAN
ADALAH WAJAR.
ASPEK HUKUM KENTAL TERKAIT SANITASI,
HUKUM PENERBANGAN, HUKUM PIDANA (BARANG
BUKTI).
RUMAH DUKA & DOKTER SPESIALIS
FORENSIK
RUMAH DUKA PENANGANAN JENAZAH SEJAK
MENINGGAL SAMPAI KE KUBUR.
ASPEK SANITASI LINGKUNGAN TERPELIHARA.
MENJADI WEWENANG DOKTER SPESIALIS DOKTER
FORENSIK SEBAGAI PENAGGUNG JAWAB
CLEAN GEL SPRAY
Clean Gel Spray
Spray of 50 ml
Contain camphor
oil, acrylic acid, and
butane gas
Non invasive
Simple
Fast
The application of Clean Gel Spray
Spray into the nostrils, mouth (8 seconds each),
vagina (for woman, 4 seconds), and the anal opening
till the whole content is over.
The spray in the gastrointestinal tract will change into
gel, that absorb the water
Block the openings from oozing
Kill the bacteria, and
Prevent the decomposition
The mechanisms
In the pharing, trachea and the lumen of anus, the gas
changes into gel
The gel will absorbs the water from GI lumen and wall
dryness of the intestines
The decomposition will be prevented 4 to 5 days.
The skin consistency and face color is maintain naturally.
Application to fresh one
Application to decomposed one
Decomposed body
Application to the decomposed body will gives
this effects:
Bad smell is disappeared, and replaced by mint
odor,
Greenish blue discoloration of the lower part of
abdomen is disappeared
Decomposition process is stopped for 4 days, in
room temperature.
Conclusion
Clean Gel Spray is a new non-invasive
method of embalming, by spraying a gas
into the nostrils, mouth, vagina and anus
opening
In the fresh body, CGS preserved the body
up to 5 days
In the decomposed body, CGS replaced
the bad smell into mint odor, and stop
decomposition for 4 days in RT
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai