EXHUMATION PENDAHULUAN Penggalian jenazah (Exhumation) berasal dari bahasa Latin yaitu Ex yang berarti keluar dan Humus yang berarti tanah. Jadi exhumation berarti mengeluarkan mayat yang sudah dimakamkan untuk dilakukan pemeriksaan yang sah secara hukum. Yang dimaksud penggalian jenazah disini ialah penggalian jenazah kembali terhadap jenazah yang telah dikubur, untuk dilakukan pemeriksaan guna membantu penegakkan keadilan. DEFINISI Penggalian mayat ( exhumation) adalah pemeriksaan terhadap mayat yang sudah dikuburkan dari dalam kuburannya yang telah disahkan oleh hukum untuk membantu peradilan. INDIKASI EKSHUMASI Terdakwa telah mengaku dia telah membunuh seseorang dan telah menguburnya di suatu tempat. Jenazah setelah dikubur beberapa hari baru kemudian ada kecurigaan bahwa jenazah meninggal secara tidak wajar. Atas perintah hakim untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap jenazah yang telah dilakukan pemeriksaan dokter untuk membuat visum et repertum. Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunyikan kematian atau karena alasan criminal. INDIKASI EKSHUMASI Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat keterangan kematian tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan seperti keracunan dan gantung diri. Pada kasus dimana identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya atau diragukan. Pada kasus criminal untuk menentukan penyebab kematian yang diragukan, misalnya pada kasus pembunuhan, yang ditutupi seakan bunuh diri. Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekshumasi 1. Persiapan penggalian kuburan 2. Waktu yang baik untuk melakukan ekshumasi adalah 3. Kehadiran petugas 4. Keamanan 5. Pemeriksaan mayat Pemeriksaan mayat mencakup: Pemeriksaan luar Pemeriksaan dalam PROSEDUR PENGGALIAN JENAZAH 1. Persiapan penggalian kubur Surat persetujuan dari keluarga yang meninggal yang menyatakan tidak berkeberatan bahwa makam atau kuburan tersebut dibongkar. Surat pernyataan dari keluarga, juru kubur, petugas pemerintah setempat atau saksi saksi lain yang menyatakan bahwa kuburan tersebut memang kuburan dari orang orang yang meninggal yang dimaksudkan. Surat penyitaan dari kuburan yang akan digali sebagai barang bukti yang dikuasai oleh penyidik ( Kepolisian ) untuk sementara. Surat permintaan Visum et Repertum kepada Dokter pemerintah, Dokter Polri atau Dokter setempat untuk pemeriksaan mayat Cq. penggalian kuburan. Berita acara pembongkaran kuburan harus dibuat secara kronologis serta sesuai metode kriminalistik yang membuat semua kejadian kejadian sejak pertama kali kuburan itu dibongkar. Peralatan dan sarana lain yang diperlukan. 2. Pelaksanaan penggalian kuburan Perlu dihadiri oleh dokter, penyidik, pemuka masyarakat setempat, pihak keamanan, petugas pemakaman dan penggali kuburan. Memastikan kuburan yang harus digali dengan kehadiran pihak keluarga atau ahli waris atau saksi yang mengetahui dan menyaksikan penguburan diperlukan kehadirannya . Sebelum penggalian, sekitar kuburan harus ditutup dengan tabir ( dari bahan apa saja ). Mencatat kronologis acara pembongkaran kuburan. a.Siapa saja yang hadir di tempat penggalian ( nama & alamat ) b.Tempat dan alamat penggalian c.Jam berapa dimulai pemeriksaan kuburan ( dari luar ) d.Tanda tanda yang ada dicatat, misalnya nisan dibuat dari apa, berapa tingginya, dan bagaimana bentuknya. e.Keadaan cuaca, mendung, panas, dan sebagainya. f.Setiap mencapai kedalaman tertentu harus dicatat diukur dengan mistar dan difoto. g.Keadaan tanah , komposisi tanah, pasir, tanah liat warna merah atau coklat. h.Pada jam berapa mencapai papan penutup liang lahat atau peti mayat dan sebagainya dan pada kedalaman berapa meter jangan lupa selalu dibuat fotonya. i.Jam berapa peti mayat atau papan penutup diangkat, atau bila tidak ada peti, jenazah diangkat dari liang lahat. j.Bagaimana keadaan jenazah, posisi mayat, keadaan kain kafan dan lain lain. k.Barang barang yang ditemukan. l.Saat dokter mulai mengadakan pemeriksaan ( autopsi ) sampai selesai ASPEK HUKUM KUHAP Pasal 135 Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan perlu melakukan penggalian mayat, dilaksanakan menurut ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 133 ayat 2 dan pasal 134 ayat 1 undang-undang ini. Dalam penjelasan pasal 135 KUHAP ini lebih lanjut disebut : yang dimaksud dengan penggalian mayat termasuk pengambilan mayat dari semua jenis tempat dan penguburan. KUHAP Pasal 133 ayat 2 Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat. KUHAP Pasal 134 ayat 1 Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban. Mengenai biaya untuk kepentingan penggalian mayat, bila merujuk ke dalam ketentuan hukum KUHP dinyatakan ditangguang oleh Negara, walaupun dalam pelaksanaannya ada ketegasan dan kejelasan. KUHAP Pasal 136 Semua biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam bagian kedua BAB XIV ditanggunga oleh Negara.1 KUHAP Pasal 7 ayat 1 h Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara. KUHAP Pasal 180 (1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan. (2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan dari terdakwa atau penasihat hukum terhadap hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hakim memerintahkan agar hal itu dilakukan penelitian ulang. (3) Hakim karena jabatannya dapat memerintahkan untuk dilakukan penelitian ulang sebagaimana tersebut pada ayat (2). Bagi yang menghalang- halangi atau menolak bantuan pihak pengadilan dapat dikenakan sanksi hukum seperti tercantum dalam pasal 222 KUHP. ASPEK BUDAYA Ditinjau dari aspek budaya, pelaksanaan ekshumasi (penggalian kubur) seperti di India, Srilanka dan lain lain yang mayoritas penduduknya beragama hindu jarang dilakukan ekshumasi karena jenazah yang sudah meninggal tidak dikubur melainkan dibakar. EMBALMING PENDAHULUAN SAAT KEMATIAN TERJADI SEMUA SISTEM METABOLISME BERHENTI PEMBUSUKAN DIMULAI. ADA USAHA UNTUK MEMPERTAHANKAN KONDISI TUBUH JENAZAH TETAP UTUH. DAHULU: MUMMI RAJA FIRAUN DI MESIR. KINI: MENCEGAH PEMBUSUKAN SEMENTARA, KEHARUSAN (PENERBANGAN) PELAKU : DOKTER (UU PRADOK NO.29/ 2004) JENAZAH BEATO PAUS YOHANES XXIII YG AWET SELAMA 39 THN YG DIKEBUMIKAN TANPA BAHAN PENGAWET. TERJADI PENGAWETAN SECARA ALAMI DAN BUATAN. ALAMI: ADIPOSERE, MUMMIFIKASI BUATAN: PENDINGINAN, BAHAN PENGAWET TUJUAN PENGAWETAN PRINSIP DASAR: MEMPERTAHANKAN KONDISI TUBUH TETAP UTUH AGAR TERHINDAR DARI PROSES PEMBUSUKAN LANJUT. MASA PERANG DUNIA: PENGGUNAAN ES TDK EFEKTIF, PENGGUNAAN CAIRAN ARSENIC SANGAT TOKSIK. TUJUAN KELUARGA: CEGAH PBUSUKAN HUKUM: UNTUK PENYELIDIKAN KASUS TERTENTU TRANSPORTASI: PENERBANGAN TUJUAN PENGAWETAN ANJURAN DALAM HUKUM ISLAM: MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (COLD STORAGE OR REFRIGERATION) KECUALI BILA AKAN DIKIRIM. TUJUAN PENDIDIKAN: MHS.KEDOKTERAN METODE PENGAWETAN A. PROSES ALAMI JENAZAH TERBENAM DI SALJU. PROSES MUMMIFIKASI ALAMI. PROSES ADIPOCERE ALAMI. PROSES ALAMI JENAZAH YG TERKUBUR PADA TANAH YG BANYAK MENGANDUNG KAPUR ATAU ARSEN. B. PROSES BUATAN PEMBEKUAN PD KAMAR PENDINGIN SUHU <0 CELCIUS (-17 s/d -18 celcius mempertahankan tubuh tetap utuh selamanya). EMBALMING DGN PENYUNTIKAN FORMALIN MELUMURI TUBUH DGN ZAT ARSEN. MUMMIFIKASI CARA MESIR KUNO. BAHAN PENGAWETAN FORMALIN 10% FORMALDEHID 40% LARUTAN ARSEN MERKURI KLORIDA ( LEAD SULPHIDE) FORMALIN SALIN (FORMALDEHID DGN NaCL). BUFFER FORMALIN GLYSERIN GLUTARALDEHYDE METHYL ALCOHOL TEKNIK PENGAWETA N TEKNIK PENGAWETAN TEKNIK SUPERFISIALIS MELUMURI DGN ZAT TERTENTU PD PERMUKAAN KULIT. TEKNIK INFILTRASI PENYUNTIKAN PD OTOT, ORGAN PERUT DAN DADA. TEKNIK PARENTERAL PENYUNTIKAN INTRA VENA & INTRA ARTERI. PENYUNTIKAN CARA INTRA CARDIAL. DENGAN PENGELUARAN DARAH DARI TUBUH. TEKNIK PENGAWETAN YANG PALING SERING DILAKUKAN ADALAH PENYUNTIKAN DGN MENGGUNAKAN FORMALIN KE DALAM RONGGA DADA, RONGGA PERUT, INTRA VENA, INTRA ARTERI, OTOT MAUPUN KOMBINASI DIANTARA SEMUANYA. TEKNIK PENYUNTIKAN MELALUI ARTERI SUNTIKKAN FORMALIN MELALUI ARTERI (MELALUI A.AXILARIS ATAU A.FEMORALIS). PENYUNTIKAN DIANGGAP CUKUP SAAT CAIRAN FORMALIN TELAH TAMPAK DIBAGIAN VENANYA.
Prinsip Pelaksanaan adalah seperti Vena
Sectie TEKNIK PENYUNTIKAN KE RONGGA DADA & PERUT GUNAKAN JARUM SUNTIK YANG PANJANG (TROCHAR EMBALMING) TUSUKKAN MELALUI SELA IGA KE RONGGA PLEURA. Jgn mengenai paru-paru. TUSUKKAN MELALUI DINDING PERUT KE RONGGA PERITONIUM. Jgn mengenai lambung dan usus. PENYUNTIKAN MELALUI ARTERI SUB CLAVICULARIS HAL-HAL YG PERLU DIPERHATIKAN PASTIKAN JENAZAH TELAH MENINGGAL. TIDAK DICURIGAI ADANYA TINDAK PIDANA, BILA BLM DITANGANI PENYIDIK. EMBALMER MENGGUNAKAN PAKAIAN YG LENGKAP. DILAKUKAN OLEH ORANG YG BERKOMPETEN (DOKTER) INGAT KASUS IPDN DGN KORBAN CLIFF MUNTU). HAL-HAL YG BISA TERJADI PD PENYUNTIKAN FORMALIN PEMBUSUKAN KRN KEGAGALAN. PERUBAHAN WARNA KULIT KEBIRU-BIRUAN, HITAM MAUPUN HIJAU. KETEGANGAN (KONTUR) KULIT KERAS BAU CAIRAN FORMALIN MENYENGAT MELUAP CAIRAN PENGAWET MELALUI HIDUNG DAN MULUT. KEGAGALAN MENUTUP KEMBALI LUBANG BEKAS SUNTIKAN. KOMPETENSI DOKTER EMBALMING ADALAH WEWENANG DOKTER UU PRADOK NO.29/ 2004. MASUK DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN DOKTER. EMBALMING TIDAK ADA DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN PERAWAT (PARAMEDIS) Dokter Harus Tahu, Paham dan Mampu melakukan embalming. ALASAN KOMPETENSI DOKTER PENDIDIKAN S-2 ANATOMI PENGAWETAN JENAZAH UTK PREPARASI BAHAN PRAKTIKUM ANATOMI. PENDIDIKAN PPDS PATOLOGI ANATOMI PENGAWETAN ORGAN DAN JARINGAN PENDIDIKAN PPDS FORENSIK PENGAWETAN JENAZAH DLM RANGKA PEMULASARAAN JENAZAH. ALASAN KOMPETENSI DOKTER SPESIALIS FORENSIK ADA DLM KURIKULUM PPDS-I FORENSIK DLM RANGKA PEMULASARAAN JENAZAH. EMBALMER HRS MEYAKINKAN BAHWA KEMATIAN ADALAH WAJAR. ASPEK HUKUM KENTAL TERKAIT SANITASI, HUKUM PENERBANGAN, HUKUM PIDANA (BARANG BUKTI). RUMAH DUKA & DOKTER SPESIALIS FORENSIK RUMAH DUKA PENANGANAN JENAZAH SEJAK MENINGGAL SAMPAI KE KUBUR. ASPEK SANITASI LINGKUNGAN TERPELIHARA. MENJADI WEWENANG DOKTER SPESIALIS DOKTER FORENSIK SEBAGAI PENAGGUNG JAWAB CLEAN GEL SPRAY Clean Gel Spray Spray of 50 ml Contain camphor oil, acrylic acid, and butane gas Non invasive Simple Fast The application of Clean Gel Spray Spray into the nostrils, mouth (8 seconds each), vagina (for woman, 4 seconds), and the anal opening till the whole content is over. The spray in the gastrointestinal tract will change into gel, that absorb the water Block the openings from oozing Kill the bacteria, and Prevent the decomposition The mechanisms In the pharing, trachea and the lumen of anus, the gas changes into gel The gel will absorbs the water from GI lumen and wall dryness of the intestines The decomposition will be prevented 4 to 5 days. The skin consistency and face color is maintain naturally. Application to fresh one Application to decomposed one Decomposed body Application to the decomposed body will gives this effects: Bad smell is disappeared, and replaced by mint odor, Greenish blue discoloration of the lower part of abdomen is disappeared Decomposition process is stopped for 4 days, in room temperature. Conclusion Clean Gel Spray is a new non-invasive method of embalming, by spraying a gas into the nostrils, mouth, vagina and anus opening In the fresh body, CGS preserved the body up to 5 days In the decomposed body, CGS replaced the bad smell into mint odor, and stop decomposition for 4 days in RT SEKIAN DAN TERIMA KASIH