Anda di halaman 1dari 19

REFERAT

ANEURISMA SEREBRI

Pembimbing:
dr. Julia E Ginting Sp.S


disusun oleh :
Rizki Wulandari
(10310350)


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR (KKS) SMF NEUROLOGI
RSUD DR. RM DJOELHAM KOTA BINJAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2016
Definisi
Kelemahanpadadinding
pembuluhdarahotak,baik
pembuluhdarahnadimaupun
pembuluhdarahbalik(tunika
mediadantunikaintimadari
arterimaupunvena)yang
menyebabkanpenggelembungan
pembuluhdarahotaktersebut
secaraterlokalisir
Epidemiologi

Aneurisma
Umumnya diderita oleh
menimbulkan gejala
orang dewasa berusia
setelah umur 4060
lebih dari 20 tahun
tahun. Wanita dewasa
dengan persentase 6%
lebih banyak
di seluruh dunia dan
mengalami aneurisma
angka kematian lebih
serebral dibandingkan
dari 50%.
pria dewasa (3:2)
Etiologi
Trauma pembuluh darah yang diinduksi oleh

1 kelainan hemodinamika dan degeneratif seperti


tekanan darah tinggi.

Penumpukan lemak dan pengapuran pembuluh

2 darah (aterosklerosis), terutama pada aneurisma


tipe fusiformis.

3
Kelainan pembuluh darah seperti displasia
fibromuskular.

4
Aliran darah yang sangat tinggi, seperti
malformasi arteri vena dan fistula.
KLASIFIKASI

Berdasark Berdasark
an an
penyebab bentukny
nya a

Berdasark
an
diametern Menurut
ya besarnya
aneurism
a sakuler
Berdasarkan penyebabnya

Kongenital (aneurisma sakuler)


4.9%
Aneurisma mikotik (septik) 2,6%
Aneurisma arteriosklerotik
Aneurisma traumatik 5--76,8%.
Berdasarkan bentuknya, aneurisma dapat
dibedakan menjadi

a. aneurisma tipe
fusiformis
b. aneurisma tipe
sakular atau
aneurisma
kantung
Berdasarkan diameternya aneurisma
sakuler
Aneurismasakulerkecildengandiameter<1cm.
Aneurismasakulerbesardengandiameterantara1-2.5cm.
Aneurismasakulerraksasadengandiameter>2.5cm.
Menurut besarnya
baby (< 2 mm)
small (2-6 mm)
medium (6-15 mm)
large (15-25 mm)
giant (> 25 mm).
Patofisiologi
Terjadi pada Kelemahan
pertemuan dinding
Destruksi fokal
pembulu pembulu
darah darah

Perubahan
Melemahkan
elastisitas
dinding Proses
( lamina
pembulu Inflamasi
elastika
darah.
interna)

Penonjolan
dan
aneurisma
membentuk
kantung
GEJALA KLINIS

Sebelum Ruptur

Ruptur
Gejala Klinis
Gejala : sakit kepala, penglihatan
kabur/ganda, mual, kaku leher,
dan kesulitan berjalan.
Gejala (warning sign) :
kelumpuhan, gangguan
penglihatan, kelopak mata tidak
dapat dibuka secara tiba-tiba,
nyeri daerah wajah, nyeri kepala
sebelah menyerupai stroke.
Skala Hunt-Hess:
Derajat 1: asimtomatik (tidak bergejala) atau sakit kepala
ringan dan kaku kuduk ringan (angka harapan hidup
sebesar 70%).
Derajat 2: sakit kepala ringan sampai sedang, kaku kuduk,
tidak ada gangguan saraf selain kelumpuhan saraf otak
(angka harapan hidup sebesar 60%).
Derajat 3: somnolen (mengantuk) dengan gangguan saraf
minimal (angka harapan hidup 50%).
Derajat 4: stupor, hemiparesis (lumpuh separuh tubuh),
awal dari kekakuan deserebrasi, dan gangguan vegetatif
(angka harapan hidup 20%).
Derajat 5: koma dalam, kekakuan deserebrasi (angka
harapan hidup 10%).
Derajat 6: mati batang otak (sesuai dengan kriteria
pendarahan subaraknoid derajat 6).
Pemeriksan penunjang
CT-Scan
MRI/MR angiografi
CTA
Cerebral Angiografi
CT scan menunjukkan
aneurisma (panah
besar) dan
perdarahan
Arteriogram Tampak lateral menunjukkan (Panah kecil- daerah
aneurisma arteri communikan terang)
Penatalaksanaan
Monitoring TTV dan Neurologi
PSA aneurisma harus di rawat
diruang ICU
Aneurisma infeksi harus di
hindarkan penggunaan
antikoagulan
Operasi
KOMPLIKASI

1. Perdarahan
5. Perdarahan
subarachnoid. subarachnoid dan
2. Perdarahan hidrosephalus yang
subarachnoid dan sebagian kecil menjadi
perdarahan intra hidrosephalus
normotensif (30%)
serebral (60%).
6. Aneurisma a. carotis
3. Infark serebri interna dapat menjadi
(50%). fistula
caroticocavernosum.
4. Perdarahan
7. Masuk ke sinus sphenoid
subarachnoid dan bisa timbul epistaksis
subdural. 8. Perdarahan subdural
saja.
Prognosis
Aneurisma a. cerebri media,
dengan clipping langsung pada
aneurismanya mortalitas 11%,
sedang dengan istirahat ditempat
tidur mortalitas sebesar 36%.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai