Anda di halaman 1dari 26

KEBUTUHN GIZI PADA

LANSIA

DEMSA SIMBOLON, SKM, MKM


PENGERTIAN LANSIA
Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.
Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang
mengalami proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai
dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya
terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian
(BKKBN, 1998).

Menurut Bernice Neugarten (1968) James C. Chalhoun (1995)


masa tua adalah suatu masa dimana orang dapat merasa puas
dengan keberhasilannya. Tetapi bagi orang lain, periode ini adalah
permulaan kemunduran. Usia tua dipandang sebagai masa
kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan social sangat
tersebar luas dewasa ini
PENGGOLONGAN LANSIA
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4 yaitu :
Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun,
Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun,
Lanjut usia tua (old) 75 90 tahun
Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Sedangkan menurut Prayitno dalam Aryo (2002) mengatakan


bahwa setiap orang yang berhubungan dengan lanjut usia adalah
orang yang berusia 56 tahun ke atas, tidak mempunyai penghasilan
dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok bagi
kehidupannya sehari-hari.
Saparinah ( 1983) berpendapat bahwa pada usia 55 sampai 65
tahun merupakan kelompok umur yang mencapai tahap praenisium
pada tahap ini akan mengalami berbagai penurunan daya tahan
tubuh/kesehatan dan berbagai tekanan psikologis.
PROSES MENUA
Proses menua (aging) merupakan suatu perubahan
progresif pada organisme yang telah mencapai
kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta
menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan
waktu.
Proses alami yang disertai dengan adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial akan saling
berinteraksi satu sama lain .
Proses menua yang terjadi pada lansia secara linier
dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan
(impairment), keterbatasan fungsional (functional
limitations), ketidakmampuan (disability), dan
keterhambatan (handicap) yang akan dialami
bersamaan dengan proses kemunduran.
PERUBAHAN-PERUBAHAN PD
LANSIA
Perubahan Fisik
Perubahan Mental
Perubahan Psikososial
Perubahan Spiritual
Gizi Seimbang U/ Lansia
Pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi
lansia masih berkembang. Namun status
kesehatan, fungsi fisiologi, aktivitas fisik dan
status nutrisi lebih bervariasi dlm kelompok
lansia (khususnya individu diats 70 tahun)
daripada kelompok usia lain.
ZAT BESI
Data fisiologik (seperti berhentinya
pertumbuhan dan menstruasi) dan ukuran
simpanan zat besi tubuh pd lansia
menunjukkan bahwa kebutuhan zat besi
paling rendah pd lansia. RDA u/ zat besi pd
wanita menurun dari 15 mg pd usia 23 50
thn sampai 10 mg pd usia 51 thn lebih .
KALORI
Proses metabolisme protein berubah sesuai
penuaan, tetapi terdpt sedikit kesepakatan tentang
kebutuhan protein pd lansia. Sedangkan beberapa
penelitian tentang keseimbangan nitrogen menunjukkan
bahwa lansia memerlukan lebih banyak protein, penelitian
lain menunjukkan penurunan kebutuhan protein yg
diakibatkan oleh penurunan massa otot dan penurunan
fungsi ginjal yg menjadi karakteristik proses penuaan.
Lansia memerlukan lebih banyak protein drpd yg sekarang
dianjurkan 1,0 1,25 g/kg per hari.
KALSIUM
Lansia beresiko u/ mengalami defisiensi kalsium
baik krn penurunan asupan kalsium dan penurunan
absorbsi kalsium krn penuaan. Penelitian
menunjukkan bahwa terdpt hubungan erat antara
defisiensi kalsium dan terjadinya osteoporosis
suatu penyakit tulang yg dicirikan oleh
keseimbangan kalsium negatif dan penurunn masa
tulang. DRI u/ tulang kalsium adl 1000 mg baik u/
pria dan wanita usia 35 50 thn dan mereka yg
berusia lebih dr 70 thn meningkat sampai 1200 mg.
individu yg tdk dpt / tdk mau mengkonsumsi
sedikitnya 8 gelas susu 3 X sehari membutuhkan
suplemen kalsium u/ menjamin asupan adekuat
MAGNESIUM
DRI magnesium u/ pria dan wanita tetap
konstan selama masa lansia. Namun, banyak
lansia mengkonsumsi jumlah yg kurang dr yg
dianjurkan, dan asupan magnesium cenderung
menurun pd populasi lansia. Penuaan yg
menurunkan absorbsi mgnesium dan meningkatkan
ekskresi mgnesium lewat perkemihan. Karenanya
lansia beresiko mengalami defisiensi magnesium.
Sumber dietnya mencakup gandum, sayuran hijau,
kacang-kacangan yg dikeringkan.
VITAMIN D
Lansia beresiko tinggi menglami
defisiensi vitmin D krn:
Mererka cenderung mengkonsumsi vit D
kurang dr yg mereka perlukan. Hampir
semua asupan vit D berasal dr maknan yg
diperkaya vit D seperti susu, tetapi banyak
lansia mengkonsumsi sedikit susu / justru tdk
mengkonsumsi susu sereal, margarin dan roti
yg diperkaya vit D yg memberikan jumlah vit
D lebih sedikit
Pemajanan mereka terhadap sinar matahari
terbatas krn ketdkmampuan fisik u/ keluar rumah.
Metabolisme vit D berubah, penuaan mengubah
kemampuan kulit u/ menghasilkan vit D, lansia
lebih dr 65 thn telah mengalami penurunan 4 X
lipat dlm kapasitasnya dlm menyintesis vit D
dibanding dg orang dlm usia 20 30 thn.
DRI u/ vit D meningkat dr 5 ug u/ dewasa,
usia 31 50 thn menjadi 10 ug u/ lnsia 51 70 thn.
U/ individu lansia lebih dr 70 thn DRI u/ vit D
meningkat smpai 15 ug.
VITAMIN B12
Sebanyk 10% sampai 30% lnsia lebih dr
51 thn menglmi defisiensi vit B12 krn insufiensi
sekresi sam lmbun yg terjd sekunder akibat
reseksi lmbung, gastritis, atropik, penekann
obt yg mengandung sekresi sam lambung, /
infeksi lambung oleh Helicobacter Pylori.
VITAMIN B6
Penelitian menunjukkan bahwa
penuaan mengubah metabolisme vit B 6 dan
krnnya meningkatkan kebutuhan vit B 6. DRI
meningkat dr 1,3 mg u/ dewasa muda menjd
1,7 dan 1,5 mg secara berurutan, u/ lansia
pria dan wanita lebih dr 50 thn.
KEBUTUHAN NUTRISI LNSIA U/ NUTRIEN
TERTENTU
Nutrien Usia 25- Usia > 51 Usia 31- Usia 51- Usia > 70
50 thn thn 50 thn 70 thn thn
Kalori
Pria 2900 2300
Wanita 2200 1900
Protein (g)
Pria
Wanita 63 63
50 50
Zat Besi
(mg)
Pria 10 10
Wanita 15 10
Usia 25- Usia > 51 Usia 31- Usia 51- Usia > 70
Nutrien 50 thn thn 50 thn 70 thn thn

Kalsium
(mg)
Pria 1000 1200 1200
Wanita 1000 1200 1200
Magnesiu
m (mg)
Pria 420 420 420
Wanita 320 320 320
Vitamin D
(ug)
Pria 5 10 15
Wanita 5 10 15
Usia 25- Usia > 51 Usia 31- Usia 51- Usia > 70
Nutrien 50 thn thn 50 thn 70 thn thn

Vitamin
B12 (ug)
Pria 2,4 2,4 2,4
Wanita 2,4 2,4 2,4
Vitamin
B6 (ug)
Pria 1,3 1,7 1,7
Wanita 1,3 1,5 1,5
Penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan makan
yg baik yg diberlakukan mulai dr awal kehidupan
akan meningkatkan pemulihan kesehatan pd masa
dewasa. Jelasnya, perkembangan dan kemajuan
gangguan degeneratif tertentu yg dikaitkan dg
penuaan spt Diabetes Melitus, Aterosklerosis,
Hipertensi dan Obesitas dipengaruhi oleh kebisaan
makan selama hidupnya.
Perubahan yg diprediksi pd fisiologik dan fungsi,
pendapatan, kesehatan dan kesejahteraan
Psikososial dikaitkan dg penuaan, meskipun laju
dan waktu kejadiannya bervariasi diantara
perubahan komposisi tubuh dan kebutuhan energi,
perubahan Oral dan Gastrointensinal, perubahan
metabolik, perubahan susunan.
Saraf pusat, perubahan ginjal dan
penurunan sensori, perubahan ekonomik,
perubahan pd kesehatan, ketergantungan
pd obat dan perubahan sosial.
Usia lanjut dimasukkan kedlm kelompok
rentan gizi, meskipun tdk ada hubungannya
dg pertumbuhan badan, bahkan sebaliknya
sudah terjadi Involusi dan Degenersi
jaringan dan sel-selnya. Timbulnya
kerentanan terhadap kondisi gizi disebabkan
kondisi fisik, baik anatomis maupun
fungsionalnya.
Fungsi alat makanan dan kelenjar-kelenjarnya jg sudah
menurun, sehingga makanan harus yg mudah dicerna dan
tdk memberatkan fungsi kelenjar makanan.

Makanan yg tdk banyak mengandung lemak, pd umumnya


mudah dicerna, tetapi harus cukup mengandung protein dan
karbohidrat. Kadar serat yg tdk dicerna jangan terlalu
banyak, tetapi harus cukup tersedia u/ melancarkan
Peristalsis dan dg demikian melancarkan pula Depaectle,
dan menghindarkan Obsipasi.

Faktor lain yg mengganggu kondisi gizi lansia secara tdk


langsung ialah kondisi fisik yg labil dan menjadi sangat
sensitif.
Beberapa Contoh Penyakit pd Lansia
akibat Gizi tdk Seimbang
1. Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi.
Hipertensi adl penyakit pembuluh darah yg ditandai dg
meningkatnya tekanan darah bila dibandingkan dg darah
normal. Tekanan darah normal adl 120/80 mmHg.
Penilaian tekanan darah dpt digolongkan berdasarkan
atas tinggi rendahnya tekanan darah, yaitu:
Nilai < 140/< 85 mmHg termasuk normal.
Nilai 140-159/85-89 mmHg merupakan bats Hipertensi
(Borderline)
Nilai > 160/90-104 mmHg termsuk Hipertensi.
Penyebab Hipertensi ialah:
Kurang gerak badan.
Obesitas.
Konsumsi garam yg berlebih.
Merokok.
Minum minuman keras/alkohol.
Komplikasi hipertensi:
a.Gangguan pd pembuluh darah otak, disebut Stoke, terbagi 2
yaitu:
Pembuluh darah pecah/bocor krn tingginya tekanan
darah.
Pembuluh darah menyempit/tersumbat krn endapan
kolesterol.
b.Gangguan pd pembuluh darah jantung, terbagi 2 yaitu:
Penyakit jantung koroner terjadi krn pembuluh
darah mengalirkan darah keotot jantung
menyempit/tersumbat.
Gagal jantung akibat hipertensi kronis.
c. Gagal ginjal.

2. Penyakit Gout/Gangguan Asam Urat.


Penyakit Gout adl penyakit yg disebabkan oleh
kelainan metabolisme bawaan sejak lahir, yg
berkenaan dg kelainan metabolisme Purin yaitu
bagian dr senyawa Nukleotida yg berasal dr protein
hewani tertentu, ditandai dg Hiperusemia dan Artritis
Akut yaitu radang persendian tulang disertai rasa
nyeri yg hilang timbul secara berkala.
Gejala penyakit Gout:
Adanya radang sendi, biasanya mula-mula di ibu
jari kaki.
Radang sendi bersifat Asimertis yaitu terjd di satu
sendi saja.
Tdk ditemukan bakteri.
Terdpt kristal urat.
Upaya penyakit Gout yg paling baik adl: Terapi
Farmakologi dg menggunakan obat-obatn
bersamaan dg terapi nutrisi yaitu dg pengaturan
makanan yg cukup kalori, cukup vit dan mineral,
rendah purin, tinggi karbohidrat, cukup protein,
rendah lemak, tinggi cairan dan tanpa alkohol.
3. Osteoporosis.
Osteoporosis adl kedaan yg ditandai dg
berkurangnya kepadatan (Density=Densitas) tulang
dan penipisan korteks tulang yg disebabkan krn
pembentukan tulang yg menurun, sehingga tulang
menjd rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis dibagi menjd 2 jenis:
a.Osteoporosis Primer, terjd krn bertmbahnya usia,
dibedakan menjd:
Osteoporosis Pasca Menopuse, terjd pd wanita.
Osteoporosis Senius terjd pd pria.
Osteoporosis Idiopatik terjd pd usia muda.
b. Osteoporosis Sekunder, terjd sebagai akibat
penyakit lain, misalnya: Krn Hiper-Paratiroid, gagal
ginjal kronis, Artritis Rematoid,dll.
Penyebab osteoporosis:
Kurang gerak.
Menopause: Produksi hormon esterogen menurun yg
berperan u/ merangsang Osteoblas tulang.
Gizi kurang (Undernutrision).
Hormon steorid yg merangsang perombakan protein.
Hormon Androgen yg merangsang pembentukan
jaringan protein.

Upaya penyembuhan osteoporosis melalui: Terapi


Farmakologi & terapi fisik/olahraga & pengaturan
makanan.

Anda mungkin juga menyukai