Anda di halaman 1dari 195

SAK ETAP

APLIKASI UNTUK RUMAH SAKIT

1
Agenda

1.Pendahuluan
2. SAK ETAP
3.
Detailed PSAK ETAP

4.
Bisnis Proses Rumah Sakit

5.
Akuntansi Rumah Sakit

2
Standar Akuntansi ??

Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang


relevan dan reliable (representational faitfullness)
Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada pedoman
baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun
Memudahkan auditor dalam mengaudit
Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk
menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan
entitas yang berbeda.
Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga penyusun
tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna

Laporan Keuangan bertujuan umum yang relevan dan


reliable sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam
pengembilan keputusan.

PPL - IAPI 3
Tujuan Laporan Keuangan
Memberikan informasi
posisi keuangan,
kinerja
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi
Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah
dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggung
jawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya
Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.
Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa
lalu dan tidak diwajibkan menyediakan informasi non
keuangan.

PPL - IAPI 4
Empat Pilar Standar Akuntansi
Indonesia

Pernyataan Standar Akuntansi


Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan
- SAK-ETAP
Standar Akuntansi Syariah SAK
Syariah
Standar Akuntansi Pemerintahan -
SAP
IFRS hanya diadopsi PSAK
SAK ETAP diluncurkan pada tanggal 17 July 2009
Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan PP 71 tahun 2010

PPL - IAPI 5
SAK ETAP
SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa
akuntabilitas publik.
Digunakan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik
signifikan
ETAP adalah entitas yang:
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum
(general purpose financial statement) bagi pengguna
eksternal.
Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak
terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit.

PPL - IAPI 6
AKUNTABILITAS PUBLIK SIGNIFIKAN
Harus menggunakan PSAK IFRS based
Namun, dapat menggunakan SAK ETAP jika ada regulasi yang
mengijinkan penggunaan SAK ETAP BPR sesuai dengan SE BI
No.11/37/DKBU tahun 2009
Karakteristik IFRS :
IFRS menggunakan Principles Base :
Lebih menekankan pada intepretasi dan aplikasi atas standar
sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan
evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas
ekonomi.
Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar
akuntansi.
Banyak menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada
nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu
kompetensi) atau menggunakan jasa penilai
Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak
baik kuantitaif maupun kualitatif

7
SAK ETAP: Why?

PSAK IFRS based sulit diterapkan bagi perusahaan


menengah kecil mengingat penentuan fair value
memerlukan biaya yang tidak murah.
PSAK IFRS rumit dalam implementasinya seperti
kasus PSAK 50 dan PSAK 55 meskipun sudah
disahkan tahun 2006 namun implementasinya
tertunda bahkan 2010 sudah keluar PSAK 50 (revisi).
PSAK IFRS menggunakan principle based sehingga
membutuhkan banyak professional judgement.
PSAK IFRS perlu dokumentasi dan IT yang kuat
SAK ETAP sebagai solusi utk SME (ETAP)

PPL - IAPI 8
SAK ETAP

9
Manfaat SAK ETAP

Diharapkan dengan adanya SAK ETAP, perusahaan


kecil, menengah, mampu untuk
menyusun laporan keuangannya sendiri,
dapat diaudit dan mendapatkan opini audit,

sehingga dapat menggunakan laporan keuangannya


untuk mendapatkan dana (misalnya dari Bank) untuk
pengembangan usaha.
Lebih sederhana dibandingkan dengan PSAK IFRS
sehingga lebih mudah dalam implementasinya
Tetap memberikan informasi yang handal dalam
penyajian laporan keuangan.

PPL - IAPI 10
SAK ETAP

Disusun dengan mengadopsi IFRS for SME dengan


modifikasi sesuai kondisi di Indonesia dan dibuat
lebih ringkas.
SAK ETAP masih memerlukan professional
judgement namun tidak sebanyak untuk PSAK
IFRS.
Dalam beberapa hal tidak ada perubahan
signifikan dibandingkan dengan PSAK lama:
contoh PSAK 16 (1994). Namun ada beberapa hal
yang dimodifikasi dari IFRS/IAS.

11
IFRS for SMEs
IFRS for SMEs, merupakan mini Full IFRS
Terdapat pengurangan opsi dan pengungkapan
Tidak terdapat pengakuan dan pengukuran yang berbeda
dengan Full IFRS, kecuali
borrowing cost dibebankan langsung dan tidak
dikapitalisasi, dan
terdapat pengaturan mengenai ekuitas
Target dari IFRS for SMEs adalah perusahaan
menengah ke bawah.

PPL - IAPI 12
SAK ETAP

PSAK lama (2006) yang disederhanakan:


Pilihan pada alternatif standar yang lebih
sederhana
Penyederhaaan pengakuan dan pengukuran
Mengurangi pengungkapan
Penyederhanaan
Merupakan standar yang berdiri sendiri
secara keseluruhan (stand alone)

PPL - IAPI 13
ISI SAK ETAP
BAB ISI BAB ISI
1 Ruang Lingkup 16 Aset Tidak Berwujud
2 Konsep dan Prinsip Pervasive 17 Sewa
3 Penyajian Laporan Keuangan 18 Kewajiban Diestimasi dan Kontijensi
4 Neraca 19 Ekuitas
5 Laporan Laba Rugi 20 Pendapatan
6 Laporan Perubahan Ekuitas 21 Biaya Pinjaman
7 Laporan Arus Kas 22 Penurunan Nilai Aset
8 Catatan atas Laporan Keuangan 23 Imbalan Kerja
9 Kebijakan Akuntansi, Perubahan 24 Pajak Penghasilan
Kebijakan Akuntansi dan Koreksi
Kesalahan
10 Investasi pada Efek Tertentu 25 Mata Uang Pelaporam
11 Persediaan 26 Transaksi dalam Mata Uang Asing
12 Investasi pada Entitas Asosiasi dan 27 Peristiwa setalah Akhir Periode
Entitas Anak Pelaporan
13 Investasi pada Joint Venture 28 Pengungkapan Pihak-pihak yang
Mempunyai Hubungan Istimewa
14 Properti Investasi 29 Ketentuan Transisi
15 Aset Tetap 30 Tanggal Efektif14
Ruang lingkup

SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas yang:
Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi
pengguna eksternal
Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan
Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau sedang
dalam proses pengajuan pendaftaran, pada otoritas pasar
modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di
pasar modal; atau
Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun,
reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat
menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat
regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP. Contoh: Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)
PPL - IAPI 15
Perbedaan Pokok PSAK dan SAK
ETAP
SAK ETAP tidak mengatur pajak tangguhan
SAK ETAP hanya menggunakan metode tidak langsung
untuk laporan arus kas.
SAK ETAP menggunakan metode biaya untuk investasi ke
asosiasi dan menggunakan metode ekuitas untuk anak
perusahaan.
SAK ETAP tidak secara penuh menggunakan PSAK 50/55.
SAK ETAP hanya menggunakan model biaya untuk aset
tetap, aset tidak berwujud dan properti investasi. PSAK-IFRS
boleh memilih model biaya atau model reavaluasi.
Beberapa pengaturan yang tidak dalam PSAK ETAP :
penggabungan usaha, derivatif, hedging

PPL - IAPI 16
Kerangka konseptual

KDPPLK SAK ETAP


Tujuan laporan keuangan Sama

Karakteristik kualitatif laporan keuangan Sama

Unsur-unsur laporan keuangan Sama nama berbeda

Konsep pengakuan Sama


Konsep pengukuran: Konsep pengukuran:
biaya historis biaya historis
biaya kini nilai wajar
nilai realisasi bersih
nilai sekarang
Konsep pemeliharaan modal Tidak ada

17
Penyajian Laporan Keuangan

SAK UMUM SAK ETAP


Kepatuhan terhadap SAK Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Pengungkapan atas PSAK
misleading
Komponen laporan keuangan: Komponen laporan keuangan:
Lap posisi keuangan/neraca Neraca
Lap laba rugi komprehensif Lap laba rugi
Lap perubahan ekuitas Lap perubahan ekuitas
Lap arus kas Lap arus kas
Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan

Tanggung jawab atas lapkeu Tidak ada

Dasar akrual & kelangsungan Sama


usaha

PPL - IAPI 18
Penyajian Laporan Keuangan (2)

SAK UMUM SAK ETAP

Neraca Neraca
Pos minimal yang disajikan Pos minimal yang disajikan lebih
banyak sedikit
Urutan penyajian Sama
Pengungkapan banyak Pengungkapan lebih sederhana
Laporan laba rugi komprehensif Laporan laba rugi
Laba rugi dan pendapatan Laba rugi
komprehensif lain
Pos minimal Pos minimal lebih sedikit

PPL - IAPI 19
Penyajian Laporan Keuangan (3)
SAK UMUM SAK ETAP
Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas
Pos minimal Pos minimal lebih sedikit
Pengungkapan distribusi dividen Tidak ada
dan dividen per saham
Tidak diperkenankan Laporan perubahan ekuitas dan
saldo laba dapat menggantikan
lap laba rugi dan lap perubahan
ekuitas
Laporan arus kas Laporan arus kas
Arus kas operasi disajikan dengan Arus kas operasi disajikan
metode langsung atau tidak dengan metode tidak langsung
langsung Arus kas bunga & dividen, pajak
Arus kas valas, bunga & dividen, penghasilan, dan transaksi
pajak penghasilan, investasi pada nonkas
entitas anak, ventura bersama &
entitas asosiasi, perubahan
kepemilikan, dan transaksi nonkas
Kas yang dibatasi Tidak ada
20
Penyajian Laporan Keuangan (4)

SAK UMUM SAK ETAP


Catatan atas laporan keuangan Catatan atas laporan keuangan
Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi
Sumber estimasi Sumber estimasi
ketidakpastian ketidakpastian
Modal
Dividen dan informasi umum
entitas

PPL - IAPI 21
Laporan Keuangan Konsolidasian

SAK UMUM SAK ETAP


Laporan keuangan konsolidasian Tidak menyusun laporan
keuangan konsolidasian

Laporan keuangan tersendiri


(lampiran dari laporan keuangan
konsolidasian)

Konsolidasi entitas bertujuan


khusus

PPL - IAPI 22
Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi
dan Kesalahan

SAK UMUM SAK ETAP


Kebijakan akuntansi Kebijakan akuntansi
Pemilihan kebijakan Pemilihan kebijakan
akuntansi akuntansi
PSAK serupa Bagian SAK serupa
Conceptual framework Conceptual framework
Other pronouncements, SAK umum
literatur dan praktik Other pronouncements,
Dampak penerapan PSAK literatur dan praktik
yang akan berlaku Tidak ada

Estimasi akuntansi Sama


Kesalahan Sama

23
Instrumen Keuangan

SAK UMUM SAK ETAP

Instrumen keuangan Efek yang diperdagangkan


(marketable securities)
Diukur pada nilai wajar Diperdagangkan
melalui laporan laba rugi Tersedia untuk dijual
Tersedia untuk dijual Dimiliki hingga jatuh tempo
Dimiliki hingga jatuh tempo
Pinjaman yang diberikan
dan piutang

Maksud dan kemampuan Maksud

PPL - IAPI 24
Persediaan

SAK UMUM SAK ETAP


Biaya perolehan atau nilai Sama
realisasi neto (mana lebih
rendah)
FIFO dan rata-rata tertimbang Sama

Persediaan pialang-pedagang Tidak ada


komoditi menggunakan fair
value
Persediaan pemberi jasa Sama

PPL - IAPI 25
Investasi pada Entitas Asosiasi

SAK UMUM SAK ETAP


Pengaruh signifikan Pengaruh signifikan
Faktor kuantitatif dan kualitatif Faktor kuantitatif
Hak suara potensial Tidak ada

Metode ekuitas Metode biaya

Investasi pada entitas asosiasi Tidak ada


yang tersedia untuk dijual

26
Investasi pada Joint Venture

SAK UMUM SAK ETAP


Pengendalian bersama operasi Pengendalian bersama operasi

Pengendalian bersama aset Pengendalian bersama aset

Pengendalian bersama entitas Pengendalian bersama entitas


Metode ekuitas atau Metode biaya
proporsional konsolidasi

27
Investasi pada Entitas Anak

SAK UMUM SAK ETAP


Pengendalian, termasuk entitas Pengendalian, tidak mengatur
bertujuan khusus entitas bertujuan khusus

Metode ekuitas dan harus Metode ekuitas dan tidak


dikonsolidasikan dikonsolidasikan

Transaksi pelepasan Tidak ada


kepemilikan tetapi tidak
menyebabkan hilangnya
pengendalian (transaksi
ekuitas)

PPL - IAPI 28
Properti Investasi dan Aset Tetap

SAK UMUM SAK ETAP

Properti investasi Properti investasi


Model biaya Model biaya
Model nilai wajar

Aset tetap Aset tetap


Model biaya Model biaya (revaluasi harus
Model revaluasi ada izin pemerintah)

29
Aset Tidak Berwujud

SAK UMUM SAK ETAP

Berasal dari internal dan Berasal dari eksternal


eksternal
Umur manfaat terbatas dan Umur manfaat terbatas
tidak terbatas

Goodwill Tidak ada

Model biaya dan model Model biaya


revaluasi

PPL - IAPI 30
Sewa
SAK UMUM SAK ETAP
Perjanjian sewa dan perjanjian Perjanjian sewa
mengandung sewa
Klasifikasi sewa: indikator dan situasi Klasifikasi sewa: indikator
yang memerlukan judgment. yang tidak perlu judgment:
Sewa modal jika terjadi perpindahan pengalihan aset
risiko dan manfaat. opsi beli
min 75% umur ekonomis
min 90% nilai wajar
aset bersifat khusus)
Jual dan sewa-balik (sale and leaseback) Tidak ada
Sewa dan sewa lanjut (lease and Tidak ada
sublease)

PPL - IAPI 31
Kewajiban Diestimasi (Provisi) dan
Kontinjensi, Ekuitas, dan Pendapatan

SAK UMUM SAK ETAP


Kewajiban diestimasi (provisi), aset Sama
kontinjensi, dan kewajiban
kontinjensi

Ekuitas Sama

Pendapatan penjualan barang dan Sama


jasa

Penggunaan istilah yang berbeda, dalam SAK ETAP masih menggunakan


Kewajiban diestimasi bukan provisi seperti dalam PSAK 57.

32
Biaya Pinjaman dan Penurunan Nilai

SAK UMUM SAK ETAP


Biaya pinjaman dikapitalisasi Biaya pinjaman dibebankan
Penurunan nilai Penurunan nilai
Instrumen keuangan: Pinjaman yang diberikan dan
incurred loss piutang: expected loss (aging
schedule)

Goodwill dan aset tidak Diamortisasi


berwujud dengan umur
manfaat tidak terbatas
Persediaan Selisih nilai buku dan nilai
realisasi bersih
Aset lain Selisih nilai buku dan nilai
jual dikurangi dengan biaya
PPL - IAPI
menjual 33
Imbalan Kerja

SAK UMUM SAK ETAP


Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja Imbalan pasca kerja,
perhitungan lebih sederhana

Imbalan kerja jangka panjang Imbalan kerja jangka panjang


lainnya lainnya
Pesangon pemutusan kerja Pesangon pemutusan kerja
Imbalan berbasis saham Tidak ada

PPL - IAPI 34
Pajak Penghasilan

SAK UMUM SAK ETAP


Konsep pajak tangguhan Konsep pajak terutang (tax
(deferred tax concept) liability concept)

Laba fiskal dan laba akuntansi Laba fiskal


Aset dan liabilitas pajak Utang pajak
tangguhan

PPL - IAPI 35
Mata Uang Pelaporan dan Transaksi
Valas

SAK UMUM SAK ETAP


Mata uang pelaporan: rupiah Mata uang pelaporan: rupiah
atau mata uang asing atau mata uang asing

Transaksi valas: kurs tanggal Transaksi valas: kurs rata-rata


transaksi bulanan (mingguan)

PPL - IAPI 36
BISNIS PROSES RUMAH SAKIT

37
Karakteristik Industri

Menyediakan jasa pelayanan kesehatan bagi masyarakat,


diantaranya berupa jasa
pemeriksaan dan perawatan dokter, jasa pelayanan laboratorium,
dan farmasi.
Perusahaan penyelenggara jasa kesehatan (Rumah Sakit) selain
berusaha mendapatkan aliran kas masuk untuk mencukupi
kebutuhan membayar jasa para dokter dan tenaga medis lainnya,
pemakaian dan perawatan peralatan laboratorium dan medis,
dan kebutuhan lainnya, sekaligus memiliki peran sosial yang
dapat diwujudkan melalui berbagai program yang ditetapkan oleh
manajemen dan sesuai dengan peraturan pemerintah.
Sumber-sumber utama pendapatan perusahaan diantaranya
berasal dari jasa pelayanan medis, jasa penunjang lainnya, dan
jasa dokter.

Bapepam

38
Karakteristik BLU Rumah Sakit

BLU rumah sakit bertujuan meningkatkan pelayanan


kesehatan kepada masyarakat ddengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip efisiensi dan produktivitas, dan penerapan praktik
bisnis yang etis dan sehat, serta tidak semata-mata
mencari keuntungan.
BLU rumah sakit merupakan unit pelaksana teknis
Kementerian Kesehatan yang diberi tugas dan wewenang
untuk menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan,
pendidikan, penelitian, dan pengembangan serta usaha
lain dalam bidang kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat.

Kemenkes

39
Risiko Usaha

Risiko Malpraktik
Kehilangan Tenaga Medik
Kebijakan Pemerintah
Nilai tukar
Pemogokan karyawan
Leverage
Tidak tertagihnya piutang

Bapepam

40
Karakteristik Rumah Rakit

Tidak sekedar mencari keuntungan namun ada aspek


sosial dan pelayanan kepada masyarakat
tergantung jenis rumah sakit dan sumber pendanaan
rumah sakit
Manajemen rumah sakit dinominasi oleh para dokter.
Kompleksitas manajemen rumah sakit menjadi tinggi
dengan bentuk pelayanan yang beragam dan sistem
pembayaran yang beragam. Misalnya dengan
asuransi, penggantian perusahaan, dll.
Teknologi informasi yang mendukung pelayanan
rumah sakit namun pada sisi lain tetap harus dijaga
kerahasiaan data pasien.

41
Kepemilikan dan Bentuk Rumah
Sakit
Perusahaan terbuka dimiliki oleh
investor. PT. Siloam International Hospital
Tbk.; PT. Sarana Meditama Metropolitan
Tbk (RS Omni).
Perusahaan PT. Rumah Sakit Pelni. PT.
Pertamedika (RS Pertamina)
Rumah sakit milik pemerintah pusat
RSCM (BLU)
Rumah sakit milik pemerintah daerah
RSUD (BLUD)

42
AKUNTANSI RUMAH SAKIT

43
Akuntansi Rumah Sakit
STANDAR MANA
YANG
DIGUNAKAN ??

SAK
PSAK
ETAP
PSA & SAK PSA
&
K PSAK ETAP P
PSAK
45
45
Akuntabilitas publik signifikan
atau tidak
Orientasi bisnis atau layanan
umum

44
Pedoman Akuntansi Rumah Sakit

Menggunakan PSAK atau SAK ETAP sebagai dasar


penyusunan pedoman akuntansi, tidak ada standar
khusus industri.
Lampiran 03 SE-02/PM/2002 Pedoman Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau
Perusahaan Publik Industri Rumah Sakit berlaku
untuk emiten perusahaan rumah sakit.
Pendahuluan
Karakterstik usaha perumahasakitan
Penyajian dan pengungkapan LK (pedoman umum, komponen
laporan keuangan dan pedoman pengungkapan
Ilustrasi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan
Ekuitas, Laporan Arus kas dan Catatan atas laporan keuangan
Menggunakan acuan PSAK
sebelum 2002

45
Pedoman Akuntansi Rumah Sakit
BLU&D
Keputusan Menteri Kesehatan RI No
1981/MENKES/SK/2010 Pedoman Akutansi
Badan Layanan Umum Rumah Sakit.
Acuan yang digunakan untuk menyusun laporan
keuangan adalah PSAK dan pelaporan
menggunakan PSAK 45.
Untuk beberapa BLUD tidak menyebutkan secara
jelas, namun ada yang mengarahkan
menggunakan ETAP atau SAP, namun tetap
menggunakan PSAK 45 untuk pelaporan.
Saat ini telah disusun PSAP BLU/D SAP
Menggunakan acuan PSAK
sebelum 2010
46
Pedoman Umum

Tujuan laporan keuangan Konsistensi penyajian


Tanggung Jawab atas Laporan Materialitas dan
keuangan manajemen /
Agregasi
pimpinan rumah sakit
Komponen laporan keuangan Saling hapus
Bahasa Laporan Keuangan - Periode pelaporan
Indonesia Penyajian secara wajar
Mata uang pelaporan rupiah Informasi komparatif
Kebijakan Akuntansi naratif jika relevan
Penyajian
Laporan Keuangan
interim

Bapepam

47
Tujuan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan bertujuan untuk


menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan
(pengguna laporan keuangan) dalam
pengambilan keputusan ekonomi yang
rasional
Laporan Keuangan juga merupakan
sarana pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka.
Bapepam

48
Laporan Keuangan
NERACA ETAP NERACA ETAP
BLU
LAPORAN LABA RUGI LAPORAN
LAPORAN AKTIVITAS/OPERASI
PERUBAHAN EKUITAS LAPORAN PERUBAHAN
LAPORAN ARUS KAS ASET BERSIH
LAPORAN ARUS KAS
CATATAN ATAS
CATATAN ATAS
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
LAPORAN LABA RUGI & PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAIN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
LAPORAN ARUS KAS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PSAK

49
Neraca

Tujuan utama neraca adalah untuk menyediakan


informasi tentang posisi keuangan meliputi aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Informasi dalam neraca digunakan bersama-sama
dengan informasi yang diungkapkan dalam laporan
keuangan lainnya sehingga dapat membantu para
pengguna laporan keuangan untuk menilai:
a) Kemampuan rumah sakit dalam memberikan jasa
pelayanan kesehatan secara berkelanjutan;
b) Likuiditas dan solvabilitas; dan
c) Kebutuhan pendanaan eksternal.

Kemenkes

50
Laporan Aktivitas
Tujuan Utama Laporan Aktivitas menyediakan informasi
mengenai:
a. Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah
jumlah dan sifat ekuitas;
b. Hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan
c. Bagaimana penggunaan sumber daya dalam
pelaksanaan berbagai program atau jasa.
Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama
dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan
lainnya, dapat membantu para pengguna laporan keuangan
untuk:
a. Mengevaluasi kinerja dalam suatu periode;
b. Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan
organisasi dalam memberikan jasa;
c. Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan Kemenkes kinerja
manajemen; dan
d. Menilai rentabilitas. 51
Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah
menyediakan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama periode akuntansi serta saldo kas dan
setara kas pada tanggal pelaporan. Arus kas
dikelompokkan dalam aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan.
Informasi laporan arus kas digunakan bersama-
sama dengan informasi yang diungkapkan dalam
laporan keuangan lainnya sehingga dapat
membantu para pengguna untuk menilai:
a. kemampuan rumah sakit dalam menghasilkan kas dan setara
kas;
b. sumber dana rumah sakit; Kemenkes
c. penggunaan dana rumah sakit; dan
52
Catatan atas Laporan Keuangan
Tujuan utama Catatan atas Laporan Keuangan
adalah memberikan penjelasan dan analisis atas
informasi yang ada di Neraca, Laporan Aktivitas,
Laporan Arus Kas, dan informasi tambahan
lainnya sehingga para pengguna mendapatkan
pemahaman yang paripurna atas laporan
keuangan.
Informasi dalam Catatan atas Laporan Keuangan
mencakup antara lain:
a. Pendahuluan;
b. Kebijakan akuntansi;
c. Penjelasan atas pos-pos neraca;
d. Penjelasan atas pos-pos laporan aktivitas;
e. Penjelasan atas pos-pos laporan arus kas; Kemenkes
f. Kewajiban kontinjensi; dan
g. Informasi tambahan serta pengungkapan53lainnya.
CALK Kebijakan akuntansi
Menyatakan standar mana yang digunakan untuk
menyusun laporan keuangan PSAK, SAK ETAP
atau PSAP.
Kebijakan akuntansi untuk masing-masing
komponen utama aset, liabilitas, pendapatan dan
beban.
Kebijakan untuk masing-masing komponen
merujuk pada ketentuan dalam masing-masing
item.
Kebijakan berisikan penjelasan bagaimana
pengakuan dan pengukuran item-item yang ada
dalam laporan keuangan.

54
Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan BLU rumah sakit disertai
dengan lampiran:
a. Analisis laporan keuangan yang terdiri dari:
Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio
Solvabilitas, Rasio Rentabilitas;
b. Laporan aktivitas yang disajikan secara
komparatif antara proyeksi sebagaimana
tercantum dalam RBA dengan realisasi
periode berjalan;
c. BLU rumah sakit dapat menyajikan lampiran
lain sesuai kebutuhan.

Kemenkes

55
Keterbatasan Laporan Keuangan
Bersifat historis yang menunjukkan transaksi dan peristiwa
yang telah lampau;
Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat
bagi pihak pengguna.
Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan
taksiran;
Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa
sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan
hanya bentuk hukumnya (formalitas); dan
Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat
digunakan sehingga menimbulkan variasi dalam
pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan
antar BLU rumah sakit.
Kemenkes

56
Aset
Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh BLU rumah
sakit sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
BLU rumah sakit.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset
adalah potensi dari aset tersebut untuk memberikan
sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung, arus
kas dan setara kas kepada Aset
rumah sakit.
Aset Lancar Aset Tetap Aset Lainnya
Kas dan setara kas Tanah Aset kerjasama
Investasi jangka Gedung dan Bangunan operasi
pendek Peralatan dan Mesin Aset sewa
Piutang pelayanan Jalan, Irigasi dan Aset tak
Piutang lain-lain Jaringan berwujud
Persediaan Konstruksi dalam Aset lain-lain
Uang Muka Perngerjaa
Jumlah aset tetap
Akumulasi Penyusunan
57
Aset

Transaksi terkait kewajiban


Pembelian aset
Penurunan nilai piutang
Pemakaian persediaan
Penurunan nilai persediaan
Depresiasi
Penurunan nilai aset tetap

58
Kewajiban
Kewajiban adalah utang rumah sakit masa kini yang timbul
dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya rumah sakit
yang mengandung manfaat ekonomi.
Kewajiban jangka pendek diselesaikan kurang dari satu
tahun.
Kewajiban jangka panjang diselesaikan lebih dari satu
tahun. Aset
Kewajiban Jangka Kewajiban Jangka
Pendek Pendek
Utang usaha Kredit investasi
Utang pajak Pinjaman jangka
Biaya yang masih harus panjang dari
dibayar
lembaga keuangan
Pendapatan diterima
dimuka
Bagian lancar utang
jangka panjang
59
Kewajiban

Transaksi terkait kewajiban


Utang usaha pengadaan persediaan / aset tetap
Penerimaan uang muka pasien / jaminan pemerintah
Penerimaan uang muka untuk sewa dibayar dimuka
Beban yang masih harus dibayar
Utang gaji pembayaran gaji
Utang pajak pembayaran gaji
Reklasifikasi kewajiban jangka panjang menjadi jangka
pendek
Kewajiban Estimasi

60
Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aset rumah sakit setelah
dikurangi semua kewajiban;
Ekuitas adalah sumber daya yang penggunaannya tidak
dibatasi untuk tujuan tertentu oleh penyumbang atau hasil
operasional rumah sakit.
Ekuitas sebagai bagian dari pemilik (pemerintah) harus
dilaporkan sedemikian rupa, sehingga memberikan
informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar
akuntansi. Ekuitas
Kewajiban Jangka
Pendek
Ekuitas Awal
Surplus defisit tahun lalu
Surplus defisit tahun
berjalan
Ekuitas Donasi
61
Ekuitas

Transaksi terkait ekuitas


Setoran modal
Tambahan modal
Tambahan donasi
Revaluasi aset tetap
Jurnal penutup

62
Pendapatan

Pendapatan (revenues)
adalah arus masuk bruto
Pendapatan
dari manfaat ekonomi yang Pendapatan Usaha dan
timbul dari aktivitas normal jasa layanan
selama suatu periode, yang Pendapatan usaha rawat
mengakibatkan kenaikan jalan
Pendapatan usaha rawat
ekuitas. darurat
Penghasilan (income) adalah Pendapatan usaha rawat
kenaikan manfaat ekonomi inap
selama suatu periode Hibah
akuntansi dalam bentuk arus Pendapatan APBN
masuk/penambahan aset Pendapatan usaha lainnya
atau penurunan kewajiban Keuntungan penjualan
yang mengakibatkan aset non lancar
kenaikan ekuitas yang tidak Pendapatan investasi
berasal dari kontribusi
penanam modal 63
Pendapatan

Komponen pendapatan dipengaruhi oleh kegiatan utama


usaha rumah sakit tersebut.
Ada beberapa rumah sakti memunculkan komponen
pendapatan yang lain seperti:
Farmasi
Penunjang medis
Selisih kapitasi selisih antara iuran yang diterima dengan pelayanan
yang diberikan.
Umum
Standar tidak memberikan acuan dan pedoman jenis
pendapatan rumah sakit.

64
Pendapatan

Pendapatan usaha dari jasa layanan diakui ketika hasil


suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat
diestimasi dengan andal, pendapatan sehubungan dengan
transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila
seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal;
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan diperoleh perusahaan;
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat
diukur dengan andal; dan
Beban yang terjadi untuk transaksi dan untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal;
Pengungkapan: Rincian jenis pendapatan pada catatan
atas laporan keuangan

65
Beban
Beban adalah penurunan
manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam Beban
bentuk arus keluar kas atau Beban layanan
berkurangnya aset atau Beban umum dan
terjadinya kewajiban yang administrasi
mengkibatkan penurunan Beban lainnya
ekuitas. Rugi penjualan aset non
Beban diakui pada saat lancar
timbulnya beban tersebut Kerugian penurunan nilai
sebesar jumlah yang digunakan Kerugian lainnya
untuk pelayanan rumah sakit,
jumlah yang telah dibayar,
jumlah yang harus dibayarkan
jumlah yang diestimasi atau
sebesar jumlah yang
dialokasikan.
Pengungkapan rincian beban 66
Neraca
NERACA RSUD X
PER 31 DESEMBER 2011 dan 2012
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
ASET LANCAR xxx xxx xxx
ASET TETAP xxx xxx xxx
ASET KSO
ASET LAINNYA
TOTAL ASET XXX XXX XXX
KEWAJIBAN xxx xxx xxx
KEWAJIBAN JANGKA PENDEL xxx xxx xxx
KEWAJIBAN JANGKA PANJANG xxx xxx xxx
TOTAL KEWAJIBAN xxx xxx xxx
EKUITAS xxx xxx xxx
Akun Neraca
RSUD X
AKUN NERACA
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
ASET LANCAR xxx xxx xxx
Kas dan Setara Kas xxx xxx xxx
Investasi jangka pendek xxx xxx xxx
Piutang pelayanan xxx xxx xxx
Piutang lain-lain xxx xxx xxx
Persediaan xxx xxx xxx
Uang Muka xxx xxx xxx
Biaya dibayar di muka xxx xxx xxx
JUMLAH ASET LANCAR xxx xxx xxx
Akun Neraca
AKUN Neraca RSUD X
ASET 2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
ASET TETAP xxx xxx xxx
Tanah xxx xxx xxx
Gedung dan Bangunan xxx xxx xxx
Peralatan dan Mesin xxx xxx xxx
Jalan, jaringan xxx xxx xxx
Aset tetap lain xxx xxx xxx
Konstruksi dalam pengerjaan xxx xxx xxx
JUMLAH ASET TETAP xxx xxx xxx
Akumulasi penyusutan xxx xxx xxx
NILAI BUKU ASET TETAP xxx xxx xxx
Akun Neraca
AKUN Neraca RSUD X
KEWAJIBAN 2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
Kewajiban Jangka pendek xxx xxx xxx
Hutang Usaha xxx xxx xxx
Hutang Pajak xxx xxx xxx
Biaya yang masih harus xxx xxx xxx
dibayar
Pendapatan diterima di xxx xxx xxx
muka
Bagian lancar utang xxx xxx xxx
jangka panjang
Hutang jangka pendek xxx xxx xxx
lainnya
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA xxx xxx xxx
PENDEK
Akun Neraca
Lanjutan AKUN Neraca RSUD X
EKUITAS 2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
Ekuitas Awal xxx xxx xxx
Surplus /Defisit tahun lalu xxx xxx xxx
Surplus/Defisit tahun berjalan xxx xxx xxx
Ekuitas Donasi xxx xxx xxx
JUMLAH EKUITAS xxx xxx xxx
Laporan Operasional
LAPORAN OPERASI RSUD x TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
PENDAPATAN xxx xxx xxx

PENDAPATAN USAHA JASA LAYANAN xxx xxx xxx

HIBAH/DONASI/SUMBANGAN NON
PEMERINTAH xxx xxx xxx
PENDAPATAN APBN/APBD xxx xxx xxx

PENDAPATAN USAHA LAINNYA xxx xxx xxx

TOTAL PENDAPATAN XXX XXX XXX

BEBAN

BEBAN LAYANAN xxx xxx xxx

BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI xxx xxx xxx

BEBAN LAINNYA xxx xxx xxx

TOTAL BEBAN XXX XXX XXX


Akun Pendapatan
AKUN OPERASI RSUD x TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
PENDAPATAN xxx xxx xxx
PENDAPATAN USAHA JASA xxx xxx xxx
LAYANAN
Pendapatan Usaha Rawat xxx xxx xxx
Jalan
Pendapatan Usaha Rawat xxx xxx xxx
Inap
Pendapatan Usaha Rawat xxx xxx xxx
Darurat
HIBAH/DONASI/SUMBANGAN
NON PEMERINTAH xxx xxx xxx
PENDAPATAN APBN/APBD xxx xxx xxx
Operasional xxx xxx xxx
Akun Beban
AKUN OPERASI RSUD x TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
BEBAN xxx xxx xxx
BEBAN LAYANAN xxx xxx xxx
Beban Pegawai xxx xxx xxx
Beban pemakaian xxx xxx xxx
bahan/persediaan
Beban Jasa Layanan xxx xxx xxx
Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx
Beban Langganan Daya dan xxx xxx xxx
Jasa
Beban subsidi Pasien xxx xxx xxx
Beban penyusutan xxx xxx xxx
Akun Beban
AKUN OPERASI RSUD x TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
BEBAN UMUM DAN xxx xxx xxx
ADMINISTRASI
Beban Pegawai xxx xxx xxx
Beban Administrasi xxx xxx xxx
Perkantoran
Beban Pemeliharaan xxx xxx xxx
Beban Langganan Daya dan xxx xxx xxx
Jasa
Beban Penyusutan xxx xxx xxx
Beban Amortisasi xxx xxx xxx
Beban Promosi xxx xxx xxx
Beban Premi Asuransi xxx xxx xxx
Laporan Arus Kas
LAPORAN ARUS KAS RSUD x TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penurunan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx

ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx

ARUS KAS NETTO DR AKT OPERASI xxx xxx xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI XXX XXX XXX

ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx

ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx

ARUS KAS NETTO DR AKT INVESTASI xxx xxx xxx

ARUS KAS DARI AKTIVITAS


PENDANAAN
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx

ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx


Aktivitas Operasi
AKUN ARUS KAS RSUD x TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
ARUS KAS DARI AKTIVITAS xxx xxx xxx
OPERASI
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Penerimaan Usaha dan jasa xxx xxx xxx
layanan
Penerimaan Hibah xxx xxx xxx
Penerimaan APBN/APBD xxx xxx xxx
Penerimaan kas lainnya xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Belanja Pegawai xxx xxx xxx
Belanja barang xxx xxx xxx
Penyetoran ke Kas negara xxx xxx xxx
Aktivitas Investasi
AKUN ARUS KAS RSUD x TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
ARUS KAS DARI AKTIVITAS xxx xxx xxx
INVESTASI
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Hasil Penjualan Aset Tetap xxx xxx xxx
Perolehan Aset Lainnya xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Perolehan Aset Tetap xxx xxx xxx
Perolehan Aset Tetap lainnya xxx xxx xxx
Aktivitas Pendanaan
AKUN ARUS KAS RSUD x TAHUN 2010 DAN 2011
2011 2012 Kenaikan/ %
penuruna
n
ARUS KAS DARI AKTIVITAS xxx xxx xxx
PENDANAAN
ARUS KAS MASUK xxx xxx xxx
Perolehan Pinjaman xxx xxx xxx
ARUS KAS KELUAR xxx xxx xxx
Pembayanan Pokok Pinjaman xxx xxx xxx
DETIL PSAK

80
BAB1
Ruang lingkup
Ruang
Lingkup

SAK ETAP, dimaksudkan untuk digunakan


oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(ETAP), yaitu entitas yang:
Tidak memiliki akuntabilitas publik
signifikan; dan
Menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum bagi pengguna eksternal

81
BAB1
Ruang lingkup
Ruang
Lingkup

Entitas dengan akuntabilitas publik signifikan jika:


Telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau
sedang dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator
lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau
Menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas
asuransi,pialang dan atau pedagang efek, dana
pensiun, reksa dana dan bank investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik
signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika
otoritas berwenang membuat regulasi
mengizinkan penggunaan SAK ETAP.
Contoh: Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
82
Apakah memiliki akuntabilitas
publik?

Perusahaan kecil yang memiliki saham di pasar


modal.
Perusahaan manufaktur besar (bukan emiten).
Bank umum besar (bukan emiten).
Entitas yang bisnis satu-satunya adalah
pendapatan bunga atas uang yang dipinjamkan
kepada nasabah. Entitas ini memperoleh semua
dana dari seorang pemilik yang milyuner.

83
BAB 2
Konsep
dan Konsep dan Prinsip Pervasif
Prinsip
Pervasive

Konsep dan prinsip pervasif merupakan KDPPLK (Kerangka Dasar


Penyajian dan Pengukuran LK) untuk ETAP
Tujuan Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif informasi dalam laporan keuangan
Dapat dipahami, relevan, materialitas, keandalan, substansi
mengungguli bentuk, pertimbangan sehat, kelengkapan, dapat
dibandingkan, tepat waktu, keseimbangan antara biaya dan manfaat
Posisi keuangan: aset, kewajiban, ekuitas,
Kinerja keuangan: pendapatan dan beban
Pengakuan : probabilitas manfaat ekonomi masa depan dan
keandalan pengukuran
Pengukuran unsur-unsur laporan keuangan : biaya historis dan nilai
wajar
Prinsip pengakuan dan pengukuran berpengaruh luas (Pervasif) :
dalam hal tidak ada pengaturan tertentu dalam SAK ETAP
mengikuti aturan hirarki.
Dasar akrual
Saling hapus tidak diperkenankan
84
BAB 2
Laporan keuangan untuk tujuan
Konsep
dan
umum
Prinsip
Pervasive

Laporan keuangan yang ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan keuangan, misalnya:
pemegang saham,
kreditor,
pekerja,
masyarakat dalam arti luas

85
BAB 3
Penyajian laporan keuangan
Penyajian
Laporan
Keuangan

Penyajian wajar
Kepatuhan terhadap SAK ETAP
Kelangsungan usaha
Frekuensi pelaporan
Penyajian yang konsisten
Informasi komparatif
Materialitas dan agregasi
Laporan keuangan lengkap
Identifikasi laporan keuangan

86
Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian wajar posisi keuangan, kinerja


keuangan dan arus kas.
Entitas yang menggunakan SAK ETAP harus
secara eksplisit menyatakan secara penuh atas
kepatuhan terhadap SAK ETAP dalam catatan
laporan keuangan.
Entitas harus menilai kelangsungan usaha pada
saat menyusun laporan keuangan
Entitas menyajikan laporan keuangan minimal
satu kali dalam setahun.
Informasi komparatif dengan periode sebelumnya
Pos-pos yang material disajikan terpisah.

87
Penyajian Konsisten

Penyajian dan klasifikasi pos-pos harus konsisten,


kecuali:
Terjadi perubahan signifikan operasi entitas atau
perubahan tersebut menghasilkan penyajian yang lebih
andal dan relevan.
SAK ETAP mensyaratkan perubahan penyajian
Reklasifikasi harus dilakukan retrospektif, kecuali
tidak praktis dapat secara prospektif.
Jika prospektif: diungkapkan sifat reklasifikasi dan
jumlah pos yang direklasifikasi serta alasannya.

88
Penyajian laporan keuangan

Laporan keuangan lengkap


Neraca (Bab 4)
Laporan laba rugi (Bab 5)
Laporan perubahan ekuitas (Bab 6)
Laporan arus kas (Bab 7)
Catatan atas laporan keuangan (Bab 8)

89
Penyajian

Jika entitas hanya mengalami perubahan ekuitas


yang berasal dari
laba rugi,
pembayaran dividen,
koreksi kesalahan periode lalu dan
perubahan kebijakan akuntansi
maka entitas dapat menyajikan Laporan laba rugi
dan saldo laba sebagai pengganti Laporan laba
rugi dan Laporan perubahan ekuitas.

90
Laporan Keuangan

SAK ETAP PSAK 1 (Revisi 2009)

Neraca Laporan posisi keuangan


Kewajiban (neraca)
Laporan laba rugi Liabilitas
Laporan perubahan Laporan laba rugi
ekuitas komprehensif
Laporan perubahan ekuitas
Laporan arus kas
Laporan arus kas
Catatan atas laporan
Catatan atas laporan
keuangan
keuangan

91
Penyajian Laporan Keuangan

Identifikasi secara jelas setiap komponen laporan


keuangan.
Informasi berikut, jika perlu, pada setiap halaman:
Nama entitas pelapor dan perubahan dalam nama
tersebut sejak laporan periode terakhir
Tanggal atau periode yang dicakup oleh laporan keuangan, mana
yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan;
Mata uang pelaporan, seperti didefinisikan dalam Bab 25 Mata
Uang Pelaporan;
Pembulatan angka yang digunakan dalam penyajian laporan
keuangan.
Catatan laporan keuangan:
Domisili , bentuk hukum dan alamat kantor yang terdaftar
Penjelasan sifat operasi dan aktivitas utama

92
Neraca
BAB 4
Neraca

Penyajian
Klasifikasi aset lancar dan aset tidak
lancar
Klasifikasi kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang

Kecuali jika memberikan informasi


yang andal dan relevan dapat
berdasarkan likuiditas
93
Neraca
Menyajikan aset, kewajiban dan ekuitas pada tanggal
tertentu.
Minimal mencakup pos-pos:
kas dan setara kas,
piutang usaha dan piutang lain-lain,
persediaan,
properti investasi,
aset tetap,
aset tidak berwujud,
utang usaha dan utang lainnya,
aset dan kewajiban pajak,
kewajiban diestimasi
ekuitas.
Urutan dan format pos tidak ditentukan oleh SAK ETAP

94
Aset Lancar

Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar


jika:
diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk
dijual atau digunakan, dalam jangka waktu siklus
operasi normal entitas;
dimiliki untuk diperdagangkan;
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu
12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau
berupa kas atau setara kas, kecuali jika dibatasi
penggunaannya dari pertukaran atau digunakan
untuk menyelesaikan kewajiban setidaknya 12
bulan setelah akhir periode pelaporan.
Aset lainnya diklasifiaksikan tidak lancar
95
Kewajiban Jangka Pendek

Entitas mengklasifikasikan kewajiban sebagai


kewajiban jangka pendek jika:
diperkirakan akan diselesaikan dalamjangka
waktu siklus normal operasi entitas;
dimiliki untuk diperdagangkan;
kewajiban akan diselesaikan dalamjangka waktu
12 bulan setelah akhir periode pelaporan; atau
entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk
menunda penyelesaian kewajiban setidaknya 12
bulan setelah akhir periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan semua kewajiban
lainnya sebagai kewajiban jangka panjang.

96
Informasi disajikan di Neraca atau
CALK

kelompok aset tetap;


jumlah piutang usaha, piutang dari pihak-
pihak yang memiliki hubungan istimewa,
pelunasan dipercepat dan jumlah lainnya;
Rincian persediaan
Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban
diestimasi lainnya

97
Contoh Klasifikasi Aset dan Kewajiban

Kewajiban jangka pendek


Aset lancar Utang bank jangka
Kas dan setara kas pendek
Piutang usaha Utang usaha
Persediaan Utang pajak
Biaya dibayar dimuka Biaya yang masih harus
Pajak dibayar dimuka dibayar

Aset tidak lancar Kewajiban jangka panjang


Properti investasi Utang bank jangka
Aset tetap panjang
Aset tidak berwujud Kewajiban imbalan
Aset lainnya pascakerja

98
Ekuitas

Ekuitas terdiri dari:


Modal disetor
Tambahan modal disetor
Saldo laba
Pendapatan dan beban yang langsung diakui ke ekuitas

Entitas yang berbentuk PT, juga


mengungkapkan:
jumlah modal dasar
jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh
nilai nominal saham
ikhtisar perubahan jumlah saham beredar

99
BAB 5
Laporan Laba Rugi
Laporan
Laba Rugi

Menyajikan laporan laba rugi suatu periode


tertentu yang menunjukan kinerja keuangan
selama periode tersebut.
Pos minimal:
Pendapatan
beban keuangan
bagian laba atau rugi investasi (metode
ekuitas)
beban pajak
laba atau rugi bersih
Pos luar biasa tidak diperkenankan
100
Laporan Laba Rugi

Entitas dapat menyajikan beban


berdasarkan
Sifat beban Fungsi beban
beban bahan baku beban pokok
beban tenaga penjualan
kerja beban
beban penyusutan pemasaran
beban sewa beban umum dan
ruangan administrasi
beban listrik beban operasi
beban operasi lainnya
lainnya 101
BAB 6
Alternatif Penyajian
Laporan
Perubaha
n Ekuitas

Entitas dapat menyajikan:


Laporan perubahan ekuitas
Laporan laba rugi dan saldo laba
jika perubahan pada ekuitas hanya berasal dari laba
atau rugi, pembayar dividen, koreksi kesalahan
periode lalu dan perubahan kebijakan akuntansi.
Menyajikan:
Laba rugi tahun berjalan
Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas
Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan.
Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode dari komponen
ekuitas.

102
Contoh

Modal Tambahan Laba Belum Saldo Jumlah


Disetor Modal Direalisasi Laba Ekuitas
Disetor Efek Tersedia
Dijual
Saldo awal 500.000 150,000 65.000 256.000 971.000

Pengeluaran saham baru 150.000 (150,000)

Rugi belum direalisasi (35.000) (35.000)

Dividen kas (125.000) (125.000)


Laba bersih tahun
154.000 154.000
berjalan
Saldo akhir 650.000 - 30.000 285.000 965.000

103
Contoh
2013

Pendapatan 500.000.000
Beban pokok penjualan 150.000.000
Laba kotor 350.000.000
Beban usaha 65.000.000
Laba usaha 285.000.000
Beban bunga 15.000.000
Laba sebelum pajak 270.000.000
Pajak 75.600.000
Laba bersih 194.400.000

Saldo laba awal tahun 225.000.000


Laba bersih tahun
berjalan 194.400.000
Dividen tunai (75.000.000)
Saldo laba akhir tahun 344..000

104
Catatan atas Laporan Keuangan
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangn
Menjelaskan informasi umum tentang perusahaan
Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan termasuk
metode akuntansi dan estimasi yang digunakan
Penjelasan rinci / data detail mengenai angka dalam laporan
keuangan
Informasi tambahan mengenai transaksi atau akun tertentu:
Utang tingkat bunga, kreditor, jumlah utang, jatuh tempo,
jaminan yang digunakan
Investasi nama perusahaan, jumlah kepemilikan, waktu
akuisisi, dll
Pajak jumlah pajak dibayarkan, pajak tangguhan, beda
permanen/temporer, pajak final, dll
Informasi penting yang diharuskan oleh standar
Segmen usaha
Transaksi hubungan istimewa
Kontijensi
Kontrak kerjasama

105
BAB 7
Laporan Arus Kas
Laporan
Arus Kas

Menyajikan informasi arus kas dari aktivitas operasi,


aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas operasi hanya dapat disajikan secara tidak
langsung.
Bunga dan dividen harus diungkap secara terpisah secara
konsisten sebagai aktivitas operasi, investasi atau
pendanaan.
Pajak penghasilan diungkapkan terpisah sebagai aktivitas
operasi kecuali dapat secara spesifik diidentifikasi sebagai
aktivitas investasi atau pendanaan.
Transaksi non kas tidak dapat disajikan dalam laporan arus
kas.

106
Klasifikasi arus kas

Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama


pendapatan (principal revenue-producing activities)
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan.
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak
termasuk setara kas
Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta
komposisi modal dan pinjaman perusahaan

107
Aktivitas Operasi Indirect
method

Perubahan
Perubahan current
current
asset
asset dan
dan current
current
liabilities
liabilities
Arus
Arus kas
kas dari
dari
Laba
Laba kegiatan
kegiatan
bersih
bersih operasi
operasi

++ Kerugian
Kerugian +
+ Beban
Beban bukan
bukan
dan
dan -- kas
kas seperti
seperti
Keuntungan
Keuntungan depresiasi
depresiasi dan
dan
amortisasi
amortisasi

108
Arus kas dari kegiatan investasi

Hasil
Hasil dari
dari ::
Penjualan
Penjualanaset
asettetap
tetap
Penjualan
Penjualaninvestasi
investasi +
Penagihan
Penagihanpokok
pokokpinjaman
pinjaman
kepada
kepadapihak
pihaklain
lain Arus
Arus kas
kas
dari
dari
kegiatan
kegiatan
Kas
Kas dibayarkan
dibayarkan kepada
kepada :: Investasi
Investasi
Pembelian
Pembelianaset
asettetap
tetap _
Pembelian
Pembelianinvestasi
investasi
Pembeli
Pembeli

109
Arus kas dari kegiatan pendanaan

Hasil
Hasil dari
dari ::
Penerbitan
Penerbitansaham
saham
Penerbitan
Penerbitanobligasi
obligasi
Pinjaman
Pinjaman
+
Arus
Arus kas
kas
dari
dari
Dibayarkan
Dibayarkanuntuk
untuk :: kegiatan
kegiatan
Membeli
Membelitreasury
treasurystock
stock _ Financing
Financing
Menarik
Menarikobligasi
obligasi
Membayar
Membayarpokok
pokok
pinjaman
pinjaman
Membayar
Membayardeviden
deviden

110
BAB 8
Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan
atas L/K

Catatan atas laporan keuangan berisi informasi


tambahan, penjelasan naratif atau rincian jumlah
yang disajikan dalam laporan keuangan.
Harus mengungkapkan:
dasar penyusunan laporan keuangan
kebijakan akuntansi yang signifikan
informasi tambahan yang tidak disajikan
dalam laporan keuangan, tapi relevan untuk
memahami laporan keuangan
Disajikan secara sistematis dan merujuk silang
ke pos-pos dalam laporan keuangan.

111
Urutan Penyajian

Pernyataan kepatuhan sesuai SAK ETAP


Ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang
diterapkan
Informasi yang mendukung pos-pos yang
disajikan dalam laporan keuangan, sesuai
dengan urutan penyajian dalam laporan
keuangan
Pengungkapan lain:
kejadian setelah tanggal neraca
standar akuntansi baru
kondisi ekonomi global
Informasi tentang sumber utama ketidakpastian
estimasi
112
Catatan atas Laporan
Keuangan
Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangn
Menjelaskan informasi umum tentang perusahaan
Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh mengikuti ketentuan
dalam bab yang ada
Penjelasan rinci / data detail mengenai angka dalam laporan
keuangan
Informasi tambahan mengenai transaksi atau akun tertentu:
Utang tingkat bunga, kreditor, jumlah utang, jatuh tempo,
jaminan yang digunakan
Investasi nama perusahaan, jumlah kepemilikan, akuisisi,
dll
Pajak jumlah pajak dibayarkan, utang pajak.
Informasi penting yang diharuskan oleh standar
Transaksi hubungan istimewa
Kontijensi
Kontrak kerjasama

113
BAB 9
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan
Akuntans
i

Kebijakan akuntansi adalah prinsip, dasar, konvensi, aturan


dan praktik tertentu yang diterapkan oleh suatu entitas
dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya.
Jika SAK ETAP secara spesifik mengatur transaksi, kejadian
atau keadaan lainnya, maka entitas harus menerapkan SAK
ETAP.
Namun, jika dampak tidak material maka entitas tidak
perlu mengikuti persyaratan dalam SAK ETAP.
Entitas harus memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi atau kejadian dan kondisi lain
yang serupa.

114
Tidak Ada Pengaturan Spesifik

Jika SAK ETAP tidak secara spesifik mengatur suatu


transaksi, peristiwa atau kondisi, maka manajemen
menggunakan pertimbangan relevan dan andal untuk
memilih kebijakan akuntansi dengan hirarki:
persyaratan dan panduan SAK ETAP yang berhubungan
dengan isu serupa atau terkait
definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran
sesuai dengan Bab 2 Konsep dan Prinsip Pervasif.
persyaratan dan panduan dalam PSAK non-ETAP yang
berhubungan dengan isu serupa atau terkait
pengaturan terkini dari badan penyusun standar lain
yang menggunakan kerangka dasar yang serupa
literatur akuntansi dan praktik industri yang berterima
umum sepanjang tidak bertentangan.

115
Perubahan Kebijakan Akuntansi

Perubahan kebijakan akuntansi hanya jika:


disyaratkan sesuai SAK ETAP
menghasilkan informasi yang lebih andal dan
relevan
Penerapan perubahan akuntansi:
sesuai dengan ketentuan transisi SAK ETAP
jika tidak diatur, maka penerapan secara
retrospektif
entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru seolah-olah
kebijakan akuntansi baru telah diterapkan sebelumnya.
jika tidak praktis, entitas menerapkan kebijakan akuntansi baru
pada periode sajian paling awal.

116
Estimasi Akuntansi

Perubahan estimasi akuntansi adalah penyesuaian jumlah


tercatat aset atau kewajiban, atau jumlah konsumsi periodik
suatu aset, yang berasal dari pengujian status sekarang
dari, dan ekspektasi manfaat ekonomi dan kewajiban masa
mendatang.
Perubahan estimasi akuntansi yang berasal dari informasi
baru atau pengembangan baru dan, oleh karena itu, bukan
koreksi kesalahan.
Penerapan secara prospektif

117
Perubahan estimasi
Entitas A membeli aset tetap bangunan yang
dibeli 1/1/2X03 sebesar 820 juta. Bangunan
disusutkan dengan metode garis lurus, masa
manfaat 20 tahun, nilai sisa 20 juta.
Pada 1/1/2X13 entitas merubah masa manfaat
dari 10 tahun tersisa menjadi 20 tahun tersisa
sehingga total masa manfaat menjadi 30 tahun.

Jumlah penyusutan per tahun (820-


20)/20=40
Penyusutan selama 10 tahun = 400
Nilai buku tersisa 820-400 = 420
Penyusutan baru (420 20)/20 = 20

118
Koreksi Kesalahan Periode Lalu

Kesalahan periode yang lalu adalah kelalaian dan


kesalahan pencatatan dalam laporan keuangan entitas
untuk satu atau lebih periode lalu yang muncul dari
kegagalan untuk menggunakan atau kesalahan
penggunaan informasi yang andal, yang:
tersedia ketika laporan keuangan diterbitkan; dan
diekspektasi dengan layak seharusnya diperoleh dan dimasukkan
dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan tersebut
Diterapkan secara retrospektif

119
Koreksi Kesalahan
Entitas A membeli aset tetap peralatan yang dibeli
1/1/2X08 sebesar 520 juta. Peralatan disusutkan
dengan metode garis lurus, masa manfaat 10 tahun,
nilai sisa 20 juta.
Pada 31/12/2X13 Entitas menemukan kesalahan
bahwa nilai peralatan tersebut seharusnya 620. Nilai
sisa dan masa manfaat tidak berubah
Koreksi harus dilakukan dari tahun 2X08 sampai dengan
2X13.
Depresiasi lama (520-20) / 10 = 50
Depresiasi baru (620-20) / 10 = 60
Depresiasi 31/12/2X13 menggunakan depresiasi baru
Beban depresiasi 60
Akumulasi depresiasi 60
Koreksi 1/1/@X08 sampai 31/12/2X13
Saldo Laba 50
Akumulasi depresiasi 50

120
BAB 10
Investasi Efek Tertentu
Investasi
Efek

Efek adalah surat berharga utang atau ekuitas


Klasifikasi pada saat perolehan berdasarkan tujuan
manajamen:
dimiliki hingga jatuh tempo (held to
maturity)
diperdagangkan (trading)
tersedia untuk dijual (available for sale)
HTM disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi amortisasi
premi atau diskonto
Trading disajikan sebesar nilai wajar pada tanggal neraca
AFS dinilai pada nilai wajar pada tanggal neraca

121
Perubahan Nilai Wajar

Laba rugi Laba rugi


belum telah
direalisasi direalisasi
Efek diperdagangkan Laba rugi Laba rugi
Komponen
Efek tersedia untuk dijual Laba rugi
ekuitas
Efek dimiliki hingga jatuh Laba rugi
-
tempo

122
Investasi pada Efek Tertentu

Penyajian di neraca (classified balance sheet):


Trading sebagai aset lancar
HTM dan AFS sebagai aset lancar atau tidak lancar
berdasarkan keputusan manajemen, kecuali akan jatuh
tempo pada tahun berikutnya harus sebagai aset lancar.
Laporan arus kas:
Trading: arus kas operasi
AFS dan HTM: arus kas investasi

123
BAB 11
Persediaan
Persediaa
n

Persediaan:
Untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
Dalam proses produksi untuk kemudian dijual
Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
Biaya perolehan persediaan mencakup seluruh biaya
pembelian, biaya koversi, dan biaya lainnya yang terjadi
untuk membawa persediaan ke kondisi dan lokasi sekarang
Biaya pembelian persediaan:
harga beli, bea impor, pajak lainnya (kecuali yang
kemudian dapat ditagih kembali kepada otoritas pajak),
biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya
lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan pada
perolehan barang jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang,
potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.
Biaya konversi: overhead produksi tetap dan variabel
124
Pengukuran

Nilai persediaan diukur pada nilai yang


lebih rendah antara biaya perolehan dan
nilai realisasi bersih
Biaya perolehan
biaya pembelian
biaya konversi
biaya lainnya untuk membawa persediaan
ke kondisi sekarang
Nilai realisasi bersih
harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual
125
Persediaan

Tidak dapat diakui sebagai biaya persediaan,


sehingga harus menjadi beban tahun berjalan:
biaya bahan tidak terpakai, tenaga kerja dan
biaya produksi lainnya yang tidak normal;
biaya penyimpanan, kecuali biaya yang
diperlukan dalam proses produksi sebelum
tahap produksi selanjutnya;
biaya overhead administratif yang tidak
berkontribusi untuk membuat persediaan ke
kondisi dan lokasi sekarang; dan
biaya penjualan.

126
Persediaan

Rumus biaya yang dapat dipergunakan:


Identifikasi khusus (untuk persediaan yang
sifatnya khusus)
Masuk pertama keluar pertama (MPKP = FIFO)
Rata-rata tertimbang
Metode masuk terakhir keluar pertama (MTKP =
LIFO) tidak diperkenankan.

127
Penurunan Nilai

Pada setiap tanggal pelaporan, entitas harus menilai


apakah persediaan mengalami penurunan nilai, dengan
Membandingkan jumlah tercatat setiap pos
persediaan dengan harga jual dikurangi biaya untuk
menyelesaikan dan menjual (nilai realisasi bersih =
NRV)
Jika jumlah tercatat > nilai realisasi bersih, maka
persediaan diturunkan nilainya hingga sebesar nilai
realisasi bersih
Selisih nilai realisasi bersih dan jumlah tercatat
diakui sebagai kerugian penurunan nilai yang
merupakan beban periode berjalan.

128
Ilustrasi Nilai Realisasi Bersih

Biaya persediaan barang belum jadi: Rp 8 juta


Harga jual: Rp 12.5 juta
Biaya untuk menyelesaikan barang: Rp 4.5 juta
Biaya untuk menjual: Rp 500 ribu

Penghitungan Nilai Realisasi Bersih:

Nilai jual persediaan Rp 12 juta


Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian Rp 4.5 juta
Estimasi biaya penjualan Rp 500 ribu Rp 5 juta
Nilai Realisasi Bersih (NRB) Rp 7 juta

Nilai persediaan (NRB) Rp 7 juta


Biaya Rp 8 juta
Kerugian penurunan nilai persediaan (Rp 1 juta)

129
Penilaian Persediaan
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil

Persedia Kuantita Biaya NRV Total Total Lebih


an s Biaya NRV Kecil

A 400 50 60 20.000 24.000 20.000


B 200 120 100 24.000 20.000 20.000
C 500 70 60 35.000 30.000 30.000
D 300 200 220 60.000 66.000 60.000
TOTAL 139.000 134.000 130.000

NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.
Penurunan dihitung secara total = 139.000 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 130.000 = 9.000
Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya
material dan tidak rutin dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba
operasi)
130
BAB 12
Investasi pada Asosiasi dan Anak
Investasi

Entitas asosiasi: investor mempunyai


pengaruh signifikan
Biasanya 20% hak suara atau lebih.
Entitas anak: entitas yang dikendalikan
oleh induk.
Investasi pada entitas asosiasi dicatat
dengan metode biaya (cost method).
Investasi pada anak dengan metode
ekuitas, dan tidak dibuat laporan
konsolidasian.
131
Metode Ekuitas
Investasi awalnya dicatat sebesar harga
perolehan .
Laba menambah investasi
Pengumuman dividen dicatat mengurangi
investasi
Mengapa laba Laba bersih akan menambah
laba ditahan perusahaan.
bersih menambah
Bertambahnya laba ditahan,
nilai investasi? berarti ekuitasnya bertambah
juga

132
Metode Ekuitas Anak Perusahaan
Pencatatan Awal investasi
Dalam metode ekuitas, pencatatan pada awal investasi
sama dengan pencatatan yang dilakukan dengan
menggunakan metode lainnya.

ILUSTRASI
Tanggal 6 Januari Amazon.com membeli saham
400.000 untuk 60% dari saham yang dimiliki
Drugstore.com.
Jan.6 Investasi jangka panjang 400.000
Kas 400.000
(pembelian investasi saham)

133
Metode Ekuitas Anak Perusahaan
Pengumuman Laba dan Pembagian
Dividen
Pada Metode Ekuitas, Laba bersih yang dimiliki oleh
perusahaan investee akan menambah nilai investasi dari
investor.
Tanggal 31 Desember Drugstore melaporkan adanya laba
bersih yang dihasilakan oleh perusahaan sebesar 100,000.
dan membagikan dividen 60.0000

Des.31 Investasi jangka panjang 60.000


Pendapatan Investasi 60.000
(pengumuman laba bersih, 100,000 x 0.6)
Des.31 Kas 48.000
Pendapatan Investasi 48.000
(pengumuman dividen = 80,000 x 0.6)

134
Metode cost - Asosiasi

CV. Melati membeli kepemilikan PT. Mawar


sebanyak 40% secara tunai 100.000 pada 1
Januari 20x1
PT. Mawar selama tahun 20X1 melaporkan laba
sebesar 20.000 dan membagikan dividen 12.000
Investasi pada perusahaan asosiasi 100.000
Kas 100.000
Kas 4.800
Pendapaan investasi pd per. asoasiai 4.800

135
BAB 13
Investasi Pada Joint Venture
Joint
Venture

Joint venture: perjanjian kontraktual antara


beberapa pihak untuk menjalankan aktivitas
ekonomi
Pengendalian bersama: kesepakatan kontraktual
untuk bersama-sama mengendalikan suatu
aktivitas ekonomi sehingga keputusan strategis
diambil bersama-sama.
Tipe:
PBO (Pengendalian Bersama Operasi)
PBA (Pengendalian Bersama Aset)
PBE (Pengendalian Bersama Entitas)

136
Investasi pada Joint Venture - PBO

PBO:
Masing-masing venturer menggunakan aset
tetapnya, dan mengelola sendiri
persediaannya.
Masing-masing venturer juga memikul
pengeluarannya, menyelesaikan kewajibannya
serta mencari sumber pendanaan untuk
aktivitasnya sendiri.
Aset, kewajiban dan beban sendiri dicatat
masing-masing
Perjanjian mengatur pembagian pendapatan
dan beban bersama.
137
Investasi pada Joint Venture -
PBA
PBA:
Para venturer melakukan pengendalian
bersama dan kepemilikan bersama atas
satu atau lebih aset yang diserahkan oleh
venturer, atau dibeli untuk digunakan dalam
melaksanakan kegiatan joint venture.
Pengendalian bersama dan kepemilikan
bersama atas satu atau lebih aset
Setiap venturer membukukan bagian aset,
kewajiban, bagian pendapatan dan beban

138
Investasi Pada Joint Venture

PBE:
Joint venture yang melibatkan pendirian suatu
perusahaan, persekutuan atau entitas lain dimana
setiap venturer memiliki bagian.
Entitas beroperasi dengan cara yang sama dengan
entitas lain, kecuali adanya perjanjian kontraktual
antar venturer untuk membuat pengendalian
bersama atas aktivitas ekonomi tersebut.
Investor mencatat investasi pada PBE pada biaya
perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai.

139
Properti Investasi
BAB 14
Properti

Properti Investasi adalah tanah dan atau


bangunan yang dikuasai pemilik atau lessee sewa
pembiayaan yang disewakan atau untuk kenaikan
nilai dan bukan untuk digunakan untuk proses
produksi atau penyediaan jasa atau tujuan
administasi atau dijual dalam kegiatan sehari-hari.
Dicatat pada nilai perolehan yaitu harga
pembelian dan setiap pengeluaran yang dapat
diatribusikan secara langsung.
Setelah perolehan awal maka properti investasi
dicatat pada nilai perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan kerugian penurunan nilai (cost
model).
140
Aset Tetap
BAB 15
Aset
Tetap

Aset tetap:
aset berwujud yang dimiliki untuk
digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk
disewakan ke pihak lain atau untuk
tujuan administratif dan
diharapkan digunakan lebih dari satu
periode.
Diakui sebagai aset jika memenuhi prinsip
pengakuan.

141
Unsur Biaya Perolehan

Pada saat perolehan, aset tetap dicatat


sebesar biaya perolehan:
harga beli,
biaya-biaya yang dapat diatribusikan
secara langsung atas perolehan aset
tetap dan
estimasi awal biaya pembongkaran aset,
biaya pemindahan dan biaya restorasi
lokasi.

142
Pengukuran Biaya Perolehan

Jika pembayaran atas perolehan aset ditangguhkan


maka diakui setara nilai tunainya dan diakui beban
keuangan.
Aset tetap setelah perolehan awal dicatat pada
biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan
dan kerugian penurunan nilai.
Revaluasi aset tetap sesuai dengan ketentuan
pemerintah diperkenankan
Pengeluaran setelah perolehan awal diakui bila
memperpanjang umur manfaat, meningkatkan
kapasitas, mutu, standar kinerja atau manfaat
ekonomi lainnya.

143
Penyusutan

Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi kecuali


sebagai bagian perolehan aset.
Beban penyusutan dihitung berdasarkan alokasi sistematis
jumlah yang dapat disusutkan selama umur manfaat.
Metode penyusutan harus mencerminkan ekspektasi pola
penggunaan manfaat ekonomi masa depan aset.
Metode penyusutan antara lain garis lurus, saldo menurun
atau jumlah unit produksi.
Jika terdapat indikasi terjadi perubahan signifikan manfaat
ekonomi atau pola penggunaan manfaat ekonomi masa
depan telaah ulang mengubah masa manfaat atau
metode perubahan estimasi

144
Penjualan

Saat aktiva tetap dijual, pemilik bisa untung,


rugi, atau impas.
Jika harga jual sama dengan nilai buku, tidak ada
untung atau rugi (impas).
Jika harga jual lebih kecil dari nilai buku, menderita
rugi sebesar selisihnya.
Jika harga jual lebih besar dari nilai buku,
mendapat untung sebesar selisihnya.
Untung dan rugi akan dilaporkan pada laporan
laba rugi sebagai pendapatan atau kerugian
lainnya.

145
Penurunan Nilai dan Penghentian
Pengakuan

Penurunan nilai diakui pada saat


terjadinya.
Aset tetap dihentikan pengakuannya
pada saat dilepaskan atau tidak ada
manfaat ekonomi di masa depan
yang diekspektasi dari penggunaan
atau pelepasannya.
Pada saat pelepasan enitas mengakui
keuntungan atau kerugian dari
pelepasan sebesar perbedaan hasil
penjualan neto dengan jumlah
146
Pengungkapan

Entitas mengungkapkan untuk setiap kelompok


aset:
Dasar pengukuran untuk menentukan nilai tercatat
Merode penyusutan; umur manfaat dan tarif penyusutan
Jumlah tercatat bruto dan akumulai penyusutan,
akumulai penurunan nilai pada awal dan akhr periode
Rekonsiliasi jumlah tercatat awal dan akhir periode:
penambahan, pelepasan, kerugian penurunan nilai /
pemulihan, penyusutan dan perubahan lain,
Entitas juga harus mengungkapkan: keberadaan
dan kumlah pembatasan hak milik dan aset
dijaminkan; jumlah komitmen kontrak untuk
memperoleh aset tetap.
147
BAB 17

Aset Tidak Berwujud


Aset
tidak
Berwujud

Aset tidak berwujud: aset non moneter


yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik.
Syarat identifikasi:
Dapat dipisahkan dari aset lainnya atau
terbagi terpisah atau dapat dijual,
dialihkan, dilisensikan, disewakan atau
ditukarkan baik invidual atau bersama.
Muncul dari hak kontraktual atau hak
hukum lainnya.
148
Pengakuan dan Pengukuran

Dapat diakui jika memenuhi prinsip pengakuan.


Aset tidak berwujud pada saat perolehan diukur
pada biaya perolehannya.
Aset tidak berwujud dihasilkan secara internal
tidak diakui dan pengeluaran tersebut dicatat
sebagai beban.
Pengeluaran yang awalnya diakui sebagai beban
tidak boleh diakui sebagai bagian perolehan aset
tidak berwujud dikemudian hari.
Aset tidak berwujud setelah perolehan diukur
pada nilai perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi dan rugi penurunan nilai.
149
Umur Manfaat dan Metode
Amortisasi
Semua aset tidak berwujud diakui sebagai aset dengan
umur manfaat terbatas
Umur manfaat aset tidak berwujud yang berasal dari hak
kontraktual atau hak hukum lainnya tidak boleh melebihi
periode hak kontraktual atau hak hukum.
Jika entitas tidak mampu mengestimasi umur manfaat suatu
aset tidak berwujud, maka umur manfaatnya dianggap 10
tahun.
Nilai residu dianggap nol, kecuali dalam kondisi tertentu.
Metode amortisasi dipilih, jika tidak dapat dilakukan secara
andal maka menggunakan metode garis lurus.
Telaah ulang atas umur dan metode amortisasi dilakukan
pada saat terdapat indikasi perubahan terkait dengan aset
Jika berubah maka mengikuti perubahan sebagai estimasi
akuntansi.
150
Ilustrasi Amortisasi Aset Tak
Berwujud
Membayar Rp80 juta untuk hak paten.
Umur paten 6 tahun dan dikeluarkan 2
tahun sebelum pembelian.
Tanggal Uraian Debit
Kredit
Des. 31 Beban Amortisasi 20
juta*
Paten 20
*6 tahun 2 tahun = 4 tahun
juta
( Rp 80 juta/ 4 tahun) = Rp 20 juta
per tahun

151
Penurunan Nilai dan Penghentian
Pengakuan

Rugi penurunan nilai diakui pada saat


terjadinya.
Aset tidak berwujud dihentikan pada saat
dilepaskan atau tidak ada lagi manfaat
ekonomi masa depan atas penggunaan
atau pelepasan.

152
Sewa
BAB 17
Sewa

Klasifikasi sewa tergantung pada substansi


transaksi dan bukan bentuk hukumnya.
Sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan
secara substansi seluruh manfaat dan
risiko kepemilikan aset kepada lessee, jika
tidak maka sebagai sewa operasi.
Klasifikasi sewa dilakukan pada awal sewa
dan tidak berubah selama masa sewa
kecuali lessee dan lessor sepakat
mengubah persyaratan sewa sehingga
klasifikasi sewa harus dievaluasi ulang.
153
Sewa
Sewa Pembiayaan jika memenuhi salah satu:
sewa mengalihkan kepemilikan aset pada lessee pada
akhir masa sewa
lessee mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada
harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar
pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan
masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomis
aset yaitu sama atau lebih dari 75% umur ekonomis
aset sewaan.
pada awal masa sewa nilai kini pembayaran sewa
minimum sama atau lebih dari 90% nilai wajar aset
sewaan
aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya
lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu
modifikasi secara material.
154
Sewa Pembiayaan Laporan Keuangan
Lessee
Mencatat aset dan kewajiban sebesar nilai tunai
pembayaran sewa ditambah nilai residu
Mencatat depresiasi selama umur manfaat aset
atau masa sewa. Bila tidak ada pengalihan: yang
lebih rendah antara masa sewa dan umur
manfaatnya
Pembelian aset sewaan sebelum berakhirnya
masa sewa menyebabkan keuntungan atau
kerugian
Tingkat diskonto: tingkat bunga yang dibebankan
lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal
sewa
Mencatat pembayaran minimum
Pelunasan kewajiban 155
Sewa Pembiayaan Laporan Keuangan
Lessor

Menyewakan aset dan mencatat


penanaman neto sewa
Penanaman neto sewa = jumlah
piutang sewa + nilai residu
pendapatan sewa belum diakui
Mencatat pendapatan sebagai
tingkat pengembalian berkala atas
penanaman neto sewa

156
Sewa Operasi

Lessee:
Tidak mencatat aset sewaan
Mencatat beban sewa secara straight
line
Lessor:
Mencatat aset sewaan (termasuk
depresiasi)
Mencatat penerimaan secara straight
line

157
Transaksi Jual dan Sewa Balik

Harus diperlakukan sebagai dua transaksi


terpisah, yaitu:
transaksi jual dan
transaksi sewa
Selisih harga jual dan nilai tercatat aset yang
dijual harus:
diakui sebagai keuntungan atau kerugian
ditangguhkan
diamortisasi secara proporsional dengan
beban penyusutan (jika sewa balik merupakan
sewa pembiayaan) atau beban sewa (jika
sewa balik merupakan sewa operasi)
158
BAB 18

Kewajiban Diestimasi
Diestimas
i dan
Kontijens
i

Kewajiban diestimasi adalah kewajiban yang waktu dan jumlahnya


belum pasti.
Entitas mengakui kewajiban diestimasi jika:
terdapat kewajiban kini sebagai hasil dari
peristiwa masa lalu
kemungkinan (lebih mungkin dibandingkan
tidak mungkin) terjadi arus keluar manfaat
ekonomis pada saat penyelesaian
jumlah kewajiban dapat diestimasi secara
andal
Jumlah kewajiban diestimasi ditelaah setiap tanggal pelaporan dan
melakukan penyesuaian untuk mencerminkan estimasi terbaik.

159
Pengukuran

Dicatat sebagai hasil estimasi terbaik atas


pengeluaran yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban kini pada
tanggal neraca.
Diukur pada nilai kini jika dampaknya
material.

160
Kewajiban Kontinjensi

Kewajiban kontinjensi merupakan


kewajiban potensial yang belum pasti;
atau
kewajiban kini yang tidak diakui karena
mungkin terjadi, tapi tampaknya tidak,
atau jumlahnya tidak dapat diestimasi
secara andal
Kewajiban kontinjensi tidak diakui,
tapi pengungkapan diperlukan.

161
Contoh

Kewajiban diestimasi atau


Peristiwa
kontinjensi
Kemungkinan besar salah satu kelompok
produk akan mengalami kerugian operasi -
selama beberapa tahun di masa depan

Kontrak memberatkan biaya yang tidak


dapat dihindarkan untuk memenuhi kewajiban Kewajiban diestimasi
kontrak lebih besar dari manfaat ekonominya.

Garansi produk garansi untuk memperbaiki Kewajiban diestimasi,


atau mengganti kesalahan produksi dalam 3 sebesar estimasi terbaik
tahun sejak penjualan (data historis)

162
Contoh

Kewajiban diestimasi
Peristiwa
atau kontinjensi

Penutupan suatu divisi komunikasi Kewajiban diestimasi


dan rencana implementasi sebelum sebesar biaya yang
akhir periode pelaporan mungkin terjadi

Kasus pengadilan pengacara


Kewajiban kontinjensi,
memberikan opini kemungkinan entitas
dengan pengungkapan.
diputuskan tidak bersalah.

Kewajiban diestimasi,
Kasus pengadilan pengacara
sebesar estimasi
memberikan opini kemungkinan entitas
terbaik untuk
diputuskan bersalah.
penyelesaian kewajiban
163
Ilustrasi Kewajiban Diestimasi
Garansi

Biaya garansi terestimasi:


3% dari 20,000 unit @Rp 150 ribu = Rp 90 juta

Ayat jurnal penyesuaian:


Dr. Biaya garansi Rp 90 juta
Cr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 90 juta

Misal pada 2012: (200 unit diperbaiki Rp 150 ribu)


Dr. Kewajiban terestimasi (garansi) Rp 30 juta
Cr. Persediaan Rp 28 juta Cr.
Gaji terutang Rp 2 juta

164
Bentuk Hukum Entitas
BAB 19
Ekuitas

Entitas Perorangan
Persekutuan Perdata
Firma
CV
Perseroan Terbatas
Koperasi

165
Badan usaha PT

Modal saham meliputi:


saham preferen
saham biasa
tambahan modal disetor
Antara lain: agio saham , sumbangan ,
tambahan modal dari penjualan kembali
saham diperoleh kembali dengan harga di
atas jumlah yang dibayarkan pada saat
perolehannya

166
Penyajian ekuitas

Ekuitas
Modal saham modal dasar 10.000 lembar saham
dengan nilai nominal Rp 1000.
Modal saham disetor penuh 5.000 lembar
5.000.000
saham dengan nilai nominal Rp 1.000
Tambahan modal disetor 1.000.000
Jumlah modal saham 6.000.000
Saldo laba 2.450.000
Jumlah ekuitas 8.450.000

167
Pembagian dividen

Kewajiban entitas untuk membagi


dividen timbul pada saat
pengumuman pembagian dividen
Bentuk dividen:
dividen kas
dividen saham
berasal dari saldo laba yang diinvestasikan
kembali oleh pemegang saham dalam
bentuk moda disetor
dicatat berdasarkan nilai wajar saham
170
Jenis-jenis pendapatan
BAB 20
Pendapata
n

Penjualan barang
Penyediaan jasa
Kontrak konstruksi
Penggunaan aset entitas oleh pihak
lain:
bunga
royalti atau
dividen

171
Pengukuran pendapatan

Entitas harus mengukur pendapatan


berdasarkan nilai wajar atas pembayaran
yang diterima atau masih harus diterima.
Untuk pembayaran tangguhan, jika
merupakan transaksi keuangan,
maka nilai kini dari seluruh pembayaran diakui
sebagai pendapatan
selisih nilai kini dan nilai nominal pembayaran
diakui sebagai pendapatan bunga

172
Penjualan barang

Pendapatan diakui jika semua kondisi berikut


telah terpenuhi:
Entitas telah mengalihkan risiko dan manfaat yang
signifikan dari kepemilikan barang kepada pembeli;
Entitas tidak mempertahankan mengendalian efektif
atas barang yang terjual;
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
Ada kemungkinan besar manfaat ekonomi yang
berhubungan dengan transaksi akan mengalir masuk
ke dalam entitas; dan
Biaya yang telah atau akan terjadi sehubungan
dengan transaksi dapat diukur secara andal

174
Ilustrasi Penjualan Barang

Sebuah
Sebuah toko
toko bernama
bernama Terang
Terang Jaya
Jaya menjual
menjual peralatan
peralatan
elektronik,
elektronik, salah
salah satunya
satunya televisi.
televisi. Pada
Pada tanggal
tanggal 66 Maret
Maret
2012,
2012, seorang
seorang pelanggan
pelanggan membeli
membeli satusatu unit
unit televisi
televisi
untuk
untuk dipasang
dipasang di
di rumahnya
rumahnya seharga
seharga RpRp 3.000.000,-
3.000.000,-

Terang
Terang Jaya
Jaya mengakui
mengakui pendapatan
pendapatan pada pada saat
saat televisi
televisi
diterima
diterima oleh
oleh pelanggan
pelanggan sebesar
sebesar Rp Rp 3.000.000,-
3.000.000,- oleh
oleh
karena
karena proses
proses instalasi
instalasi televisi
televisi tidak
tidak rumit.
rumit.

175
Penyediaan jasa

Entitas harus mengakui pendapatan sesuai


dengan tahap penyelesaian dari transaksi pada
akhir periode pelaporan (biasanya disebut
metode persentase penyelesaian).
Hasil suatu transaksi dapat diestimasi secara
andal apabila memenuhi semua kondisi berikut:
Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal;
Ada kemungkinan besar bahwa manfaat ekonomis akan
mengalir kepada entitas;
Tingkat penyelesaian transaksi pada akhir periode
pelaporan dapat diukur secara andal; dan
Biaya yang terjadi dalam transaksi dan biaya
penyelesaian transaksi dapat diukur secara andal.

176
Bunga, royalti dan dividen

Entitas harus mengakui pendapatan


yang muncul dari penggunaan aset
oleh entitas yang lain yang
menghasilkan bunga, royalti dan
dividen ketika:
ada kemungkinan besar bahwa manfaat
ekonomis yang berhubungan dengan
transaksi akan mengalir kepada entitas;
jumlah pendapatan tersebut dapat
diukur secara andal.
177
Pengakuan bunga, royalti dan
dividen

Bunga harus diakui secara akrual;

Royalti harus diakui dengan


menggunakan dasar akrual sesuai
dengan substansi dari perjanjian yang
relevan; dan

Dividen harus diakui ketika hak


pemegang saham untuk menerima
pembayaran telah terjadi.
178
Ilustrasi Bunga, Royalti, dan
Dividen

Pada
Pada tanggal
tanggal 11
11 November
November 2011,
2011, Reva
Reva menyerahkan
menyerahkan draftdraft
buku
buku yang
yang baru
baru selesai
selesai ditulisnya
ditulisnya kepada
kepada penerbit
penerbit Jendela
Jendela
Pustaka.
Pustaka. Setelah
Setelah melalui
melalui tahap
tahap pemeriksaan
pemeriksaan dan dan uji
uji
kelayakan,
kelayakan, pada
pada tanggal
tanggal 11
11 Desember
Desember 2011,
2011, pihak
pihak penerbit
penerbit
mengirimkan
mengirimkan pemberitahuan
pemberitahuan kepada
kepada Reva
Reva untuk
untuk
menandatangani
menandatangani kontrak
kontrak penerbitan
penerbitan dan
dan distribusi
distribusi buku.
buku.
Kontrak
Kontrak telah
telah ditandatangani
ditandatangani kedua
kedua belah
belah pihak
pihak pada
pada
tanggal
tanggal 13
13 Desember
Desember 2011
2011 dengan
dengan nilai
nilai Rp
Rp 200
200 juta.
juta.

Reva
Reva mengakui
mengakui pendapatan
pendapatan royalti
royalti senilai
senilai Rp
Rp 200
200 juta
juta pada
pada
tanggal
tanggal 13
13 Desember
Desember 2011,
2011, karena
karena kejadian
kejadian acuan
acuan
(penandatanganan
(penandatanganan kontrak)
kontrak) telah
telah terjadi.
terjadi.

179
BAB 21
Biaya Pinjaman
Biaya
Pinjaman

Biaya pinjaman adalah bunga dan biaya lainnya


yang timbul dari kewajiban keuangan suatu
entitas
Termasuk:
Bunga cerukan bank dan pinjaman jangka pendek
dan panjang
Amortisasi diskonto atau premium pinjaman
Amortisasi biaya tambahan pinjaman
Beban pembiayaan sewa pembiayaan
Perbedaan nilai tukar dari pinjaman mata uang
asing yang dianggap sebagai penyesuaian
terhadap biaya bunga.
Entitas harus mengakui seluruh biaya pinjaman
sebagai beban pada laporan laba rugi180
di periode
BAB 22

Penurunan Nilai
Penuruna
n Nilai

Kerugian penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat melebihi nilai yang
dapat diperoleh kembali
Penurunan nilai pinjaman dan piutang dinilai sebesar estimasi
kerugian yang tidak dapat ditagih.
Persediaan:
Penurunan terjadi sebagai konsekuensi penilaian berdasarkan harga jual dikurangi
biaya menyelesaikan dan menjual.
Pemulihan penurunan nilai diakui maksimal sebesar rugi yang telah diakui.
Aset lain:
Entitas harus menilai pada setiap tanggal laporan apakah terjadi indikasi bahwa
ada aset yang turun nilainya.
Kerugian penurunan nilai dan pemulihan kerugian diakui dalam laporan laba rugi
(selisih nilai tercatat aset dengan nilai wajar dikurangi biaya menjual)
Jika ada indikasi entitas harus mengestimasi nilai wajar aset dikurangi biaya untuk
menjual aset tersebut
Pemulihan penurunan nilai tidak boleh melebihi niliai yang ditentukan
Indikasi: sumber informasi eksternal atau sumber informasi internal.

181
Imbalan Kerja
BAB 23
Imbalan
Kerja

Diakui sebagai kewajiban, setelah


dikurangi jumlah yang telah dibayar.
Diakui sebagai beban, kecuali disyaratkan
lain.
Imbalan paska kerja jangka panjang
dihitung berdasarkan projected unit
credit, jika tidak mampu dapat
menggunakan yang disederhanakan
dengan mengabaikan beberapa faktor
yaitu tingkat kenaikan gaji, jasa yang
akan datang, dan mortalitas pekerja.

182
BAB 24
Pajak

Pajak Penghasilan
Penghasila
n

Diakui berdasarkan kewajiban pajak


periode berjalan dan periode
sebelumnya yang belum dibayar.
Jika terdapat kelebihan bayar maka
diakui sebagai aset.
Pajak tangguhan tidak diatur.

183
BAB 25
Mata
Mata Uang Pencatatan dan Pelaporan
Uang
Pelapora
n

Menggunakan mata uang rupiah.


Entitas dapat menggunakan mata uang lain
sepanjang memenuhi sebagai mata uang
fungsional.
Mata uang pencatatan harus sama dengan mata
uang pelaporan.
Mata uang fungsional: indikator arus kas, indikator
harga jual, indikator biaya.
Penentuan saldo awal untuk pencatatan akuntansi
dilakukan dengan mengukur seolah-olah mata uang
fungsional telah digunakan sejak terjadinya
transaksi.

184
BAB 26
Transaksi

Transaksi dalam Mata Uang Asing


Mata
Uang
Asing

Transaksi dalam mata uang asing dicatat pada


pengakuan awal dengan menggunakan kurs tunai
pada tanggal transaksi.
Pada akhir periode pelaporan, entitas harus
melaporkan:
pos moneter dengan kurs tanggal neraca
pos moneter yang diukur dengan biaya perolehan
historis dengan kurs pada tanggal transaksi
pos non moneter yang diukur pada nilai wajar
dengan kurs pada tanggal nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian diakui pada beban tahun
berjalan dan keuntungan atau kerugian yang terkait
langsung dengan transaksi ekuitas dibebankan ke
ekuitas. 185
BAB 27
Tgl

Post Balance Sheets


Setelah
Pelapora
n

Dua jenis peristiwa setelah tanggal


neraca
Peristiwa setelah tanggal laporan yang
memerlukan penyesuaian
Peristiwa yang tidak memerlukan
penyesuaian.
Dividen yang diumumkan setelah
tanggal laporan tidak boleh diakui
sebagai kewajiban pada akhir perode
laporan.
186
BAB 28
Pihak Hubungan Istimewa
Hubunga
n
Istimewa

Pengungkapan hubungan termasuk hubungan


entitas induk dengan anak.
Pengungkapan kompensasi personel manajemen
kunci
Pengungkapan transaksi pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
Entitas tidak boleh menyatakan bahwa transaksi
tersebut dilakukan setara dengan pihak yang
faham dan berkeingingan untuk melakukan
transaksi kecuali syarat tersebut dapat
dibenarkan.

187
BAB
29&30
Transisi
Ketentuan Transisi dan Tanggal
Tgl
Efektif Efektif
SAK ETAP diterbitkan tahun 2009 berlaku efektif 1
Januari 2011 dan dapat diterapkan lebih awal yaitu 1
Januari 2010.
Diterapkan secara retrospektif, jika tidak praktis
diperkenankan prospektif.
Prospektif:
Mengakui semua aset dan kewajiban sesuai SAK ETAP
Tidak mengakui aset dan kewajiban jika tidak diijinkan oleh
SAK ETAP
Mereklasifikasi pos-pos yang berdasarkan kerangka
pelaporan sebelumnya menjadi pos-pos sesuai SAK ETAP
Menerapkan pengukuran aset dan kewajiban yang diakui
sesuai SAK ETAP.
188
Ketentuan Transisi dan Tanggal
Efektif

ETAP dapat memilih tetap menggunakan SAK atau


menggunakan SAK ETAP.
ETAP yang tetap memilih menggunakan SAK tidak
boleh di kemudian hari berubah menggunakan SAK
ETAP.
Entitas dengan akuntabilitas publik yang kemudian
telah memenuhi persyaratan sebagai ETAP dapat
menggunakan SAK ETAP.
ETAP yang kemudian berubah menjadi bukan ETAP
maka harus menggunakan SAK dan tidak boleh lagi
menggunakan SAK ETAP

189
Ketentuan Transisi dan Tanggal
Efektif

190
SISTEM AKUNTANSI RUMAH SAKIT

191
Prinsip Penyusunan SIA RS

Efisiensi dan efektivitas kegiatan jangan


sampai terganggu karena sistem akuntansi.
Internal kontrol, prosedur yang dapat menjamin
pengendalian dan meminimalisasi
kemungkinan terjadikan berbagai kecurangan.
Auditability, proses akuntansi harus
memungkinkan dilakukan pengecekan kembali
proses yang telah dilaksanakan melalui
kegiatan audit, sehingga dokumentasi prosedur
dan transaksi harus lengkap dan tersimpan
dengan baik

192
Prinsip Penyusunan SIA RS

193
Akuntansi
PENGIDENTIFIKASI
AN

AKUNTANS PENCATATAN
I

PELAPORAN

194
Siklus Transaksi Rumah Sakit

195
Siklus transaksi di Rumah Sakit
Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan
rumah sakit kepada pasien atau pihak lain dan penerimaan
pembayaran pasien atau tagihan dari pihak lain.
Siklus pengeluaran terkait dengan pengadaan barang
dan/atau jasa dari pihak lain dan pelunasan utang dan
kewajibannya.
Siklus produksi/pelayanan terkait dengan transformasi
sumber daya rumah sakit menjadi jasa pelayanan rumah sakit.
Siklus keuangan terkait dengan perolehan dan pengelolaan
capital fund (dana modal), seperti modal kerja (sumber dana
kas atau dana likuid lainnya) dan sumber dana jangka panjang
Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi
(operating cycle) sebagaimana empat siklus pertama di atas.
Siklus ini memperoleh data operasi dan akuntansi dari siklus
yang lain dan memprosesnya menjadi laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

196
Chart of Account
Proses akuntansi dimulai dengan penyusunan Bagan Akun
(Chart of Account/COA)
Chart of Account adalah daftar kode yang digunakan untuk
mengklasifikasikan transaksi yang terjadi dalam organisasi
Tujuan pengkodean akun adalah untuk memudahkan
pencatatan, pemrosesan informasi dan pelaporan
keuangan.
Kode akun harus disusun secara sistematis, sesuai dengan
kaidah-kaidah ilmu akuntansi, serta mengacu pada stuktur
untuk membangun suatu sistem akuntansi
Setiap kode dalam suatu akun mempunyai makna dan
tujuan

197
CHART OF ACCOUNT (BAGAN
AKUN)
Dalam Laporan keuangan untuk pihak eksternal,
kode akun menggambarkan posisi akun dalam
laporan keuangan. Sedangkan penyusunan kode
akun untuk pelaporan keuangan kepada pihak
internal, kode akun menggambarkan
pertanggungjawaban dan pengendalian.
Penyusunan kode akun disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan organisasi. Digit
berikutnya dalam kode akun merupakan kode sub
klasifikasi dari akun tersebut

198

Anda mungkin juga menyukai