Definisi Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual secara progresif yang menyebabkan kemunduran kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial pekerjaan, dan aktivitas harian.
Demensia vaskuler merupakan suatu kelompok kondisi
heterogen yang meliputi semua sindroma demensia akibat iskemik, perdarahan, anoksik atau hipoksik otak dengan penurunan fungsi kognitif mulai dari yang ringan sampai paling berat dan tidak harus dengan gangguan memori yang menonjol. Klasifikasi Etiologi Demensia vaskular diakibatkan oleh adanya penyakit pembuluh darah serebral. Adanya infark tunggal di lokasi tertentu, episode hipotensi, leukoaraiosis, infark komplit, dan perdarahan juga dapat menyebabkan timbulnya kelainan kognitif. Sindrom demensia yang terjadi pada demensia vaskular merupakan konsekuensi dari lesi hipoksia, iskemia, atau adanya perdarahan di otak. Faktor Resiko Patogenesis Infark multipel Infark lakunar Infark tunggal pada daerah tertentu Sindrom Binswanger Angiopati amiloid serebral Hipoperfusi Perdarahan Mekanisme lain Manifestasi klinik Gambaran klinik penderita demensia vaskular menunjukkan kombinasi dari gejala fokal neurologik, kelainan neuropsikologik dan gejala neuropsikiatrik
Gejala fokal neurologik dapat berupa gangguan motorik, gangguan
sensorik, dan hemianopsia
Kelainan neuropsikologik berupa gangguan memori disertai dua atau lebih
kelainan kognitif lain seperti atensi, bahasa, visuospasial dan fungsi eksekutif
Gejala neuropsikiatrik sering terjadi pada demensia vaskular, dapat berupa
perubahan kepribadian (paling sering), depresi, mood labil, delusion, apati, abulia, tidak adanya spontanitas Diagnosis Terdapat beberapa kriteria diagnosis untuk menegakkan diagnosis demensia vaskular, yaitu:
1. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi ke
empat (DSM-IV) 2. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) 3. International Classification of Diseases (ICD-10) 4. The state of California Alzheimers Disease Diagnostic and Treatment Centers (ADDTC) 5. National Institute of Neurological Disorders and Stroke and the Association Internationale pour la Recherche Et lenseignement en Neurosciences (NINDS-AIREN) Skor iskemik Hachinski Skor Permulaan mendadak 2 Progresifnya bertahap 1 Perjalanan berfluktuasi 2 Malam hari bengong atau kacau 1 Kepribadian terpelihara 1 Depresi 1 Keluhan somatik 1 Inkontinensia emosional 1 Riwayat hipertensi 1 Riwayat stroke 2 Ada bukti aterosklerosis 1 Kelainan neurologik fokal 2 Tanda neurologik fokal 2 Skor demensia oleh Loeb dan Skor Gondolfo Mulanya mendadak 2 Permulaannya dengan riwayat stroke 1 Gejala fokal neurologik 2 Keluhan fokal 2 Ct Scan terdapat -Daerah hipodens tunggal 2 -Daerah hipodens multipel 3 Pemeriksaan penunjang Pencitraan CT Scan MRI Laboratorium Echocardiography Pemeriksaan Doppler Arteriografi EEG Penatalaksanaan Terapi untuk demensia vaskular ditujukan kepada penyebabnya, mengendalikan faktor risiko (pencegahan sekunder) serta terapi untuk gejala neuropsikiatrik dengan memperhatikan interaksi obat. Selain itu diperlukan terapi multimodalitas sesuai gangguan kognitif dan gejala perilakunya
Vasodilator seperti hidergine mempunyai efek yang positif dan
pemberian secara oral active haemorheological agent seperti pentoxiylline mampu memperbaik fungsi kognitif penderita
Pemberian acetylcholineesretarse inhibitor seperti donepezil,
rivastigmine and galantiamin mampu meperbaiki fungsi kognitif penderita Pencegahan Menurut Sachdev, ada beberapa strategi pencegahan demensia vaskular yang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Obati hipertensi secara optimal
2. Obati diabetes mellitus
3. Tanggulangi hiperlipidemia
4. Anjurkan pasien untuk berhenti merokok dan batasi alkohol
5. Beri antikoagulan bila ada atrial fibrilasi
6. Beri terapi antiagregasi trombosit pada yang beresiko tinggi
7. Lakukan carotid endarterectomy pada stenosis yang berat (>70%)
8. Gunakan diet untuk mengontrol diabetes, obesitas, dan hiperlipidemia
9. Anjurkan mengubah gaya hidup (misalnya: mengurangi kegemukan, olahraga,
mengurangi stres, dan mengurangi konsumsi garam) 10.Intervensi dini pada stroke dan TIA dengan obat neuroprotektif (misalnya: