Anda di halaman 1dari 16

DEMENSIA VASKULAR

M. Ardiansyah Adi Nugraha


Definisi
Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan
intelektual secara progresif yang menyebabkan kemunduran
kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
fungsi sosial pekerjaan, dan aktivitas harian.

Demensia vaskuler merupakan suatu kelompok kondisi


heterogen yang meliputi semua sindroma demensia akibat
iskemik, perdarahan, anoksik atau hipoksik otak dengan
penurunan fungsi kognitif mulai dari yang ringan sampai
paling berat dan tidak harus dengan gangguan memori yang
menonjol.
Klasifikasi
Etiologi
Demensia vaskular diakibatkan oleh adanya
penyakit pembuluh darah serebral. Adanya infark
tunggal di lokasi tertentu, episode hipotensi,
leukoaraiosis, infark komplit, dan perdarahan
juga dapat menyebabkan timbulnya kelainan
kognitif. Sindrom demensia yang terjadi pada
demensia vaskular merupakan konsekuensi dari
lesi hipoksia, iskemia, atau adanya perdarahan di
otak.
Faktor Resiko
Patogenesis
Infark multipel
Infark lakunar
Infark tunggal pada daerah tertentu
Sindrom Binswanger
Angiopati amiloid serebral
Hipoperfusi
Perdarahan
Mekanisme lain
Manifestasi klinik
Gambaran klinik penderita demensia vaskular menunjukkan kombinasi dari
gejala fokal neurologik, kelainan neuropsikologik dan gejala neuropsikiatrik

Gejala fokal neurologik dapat berupa gangguan motorik, gangguan


sensorik, dan hemianopsia

Kelainan neuropsikologik berupa gangguan memori disertai dua atau lebih


kelainan kognitif lain seperti atensi, bahasa, visuospasial dan fungsi
eksekutif

Gejala neuropsikiatrik sering terjadi pada demensia vaskular, dapat berupa


perubahan kepribadian (paling sering), depresi, mood labil, delusion, apati,
abulia, tidak adanya spontanitas
Diagnosis
Terdapat beberapa kriteria diagnosis untuk menegakkan diagnosis
demensia vaskular, yaitu:

1. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi ke


empat (DSM-IV)
2. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III)
3. International Classification of Diseases (ICD-10)
4. The state of California Alzheimers Disease Diagnostic and
Treatment Centers (ADDTC)
5. National Institute of Neurological Disorders and Stroke and the
Association Internationale pour la Recherche Et lenseignement en
Neurosciences (NINDS-AIREN)
Skor iskemik Hachinski Skor
Permulaan mendadak 2
Progresifnya bertahap 1
Perjalanan berfluktuasi 2
Malam hari bengong atau kacau 1
Kepribadian terpelihara 1
Depresi 1
Keluhan somatik 1
Inkontinensia emosional 1
Riwayat hipertensi 1
Riwayat stroke 2
Ada bukti aterosklerosis 1
Kelainan neurologik fokal 2
Tanda neurologik fokal 2
Skor demensia oleh Loeb dan Skor
Gondolfo
Mulanya mendadak 2
Permulaannya dengan riwayat stroke 1
Gejala fokal neurologik 2
Keluhan fokal 2
Ct Scan terdapat
-Daerah hipodens tunggal 2
-Daerah hipodens multipel 3
Pemeriksaan penunjang
Pencitraan
CT Scan
MRI
Laboratorium
Echocardiography
Pemeriksaan Doppler
Arteriografi
EEG
Penatalaksanaan
Terapi untuk demensia vaskular ditujukan kepada penyebabnya,
mengendalikan faktor risiko (pencegahan sekunder) serta terapi untuk
gejala neuropsikiatrik dengan memperhatikan interaksi obat. Selain itu
diperlukan terapi multimodalitas sesuai gangguan kognitif dan gejala
perilakunya

Vasodilator seperti hidergine mempunyai efek yang positif dan


pemberian secara oral active haemorheological agent seperti
pentoxiylline mampu memperbaik fungsi kognitif penderita

Pemberian acetylcholineesretarse inhibitor seperti donepezil,


rivastigmine and galantiamin mampu meperbaiki fungsi kognitif
penderita
Pencegahan
Menurut Sachdev, ada beberapa strategi pencegahan demensia vaskular yang dapat
dilakukan sebagai berikut:

1. Obati hipertensi secara optimal


2. Obati diabetes mellitus

3. Tanggulangi hiperlipidemia

4. Anjurkan pasien untuk berhenti merokok dan batasi alkohol

5. Beri antikoagulan bila ada atrial fibrilasi

6. Beri terapi antiagregasi trombosit pada yang beresiko tinggi

7. Lakukan carotid endarterectomy pada stenosis yang berat (>70%)

8. Gunakan diet untuk mengontrol diabetes, obesitas, dan hiperlipidemia

9. Anjurkan mengubah gaya hidup (misalnya: mengurangi kegemukan, olahraga,


mengurangi stres, dan mengurangi konsumsi garam)
10.Intervensi dini pada stroke dan TIA dengan obat neuroprotektif (misalnya:

propentofylline, calcium antagonist, N-methyl-D-aspartate receptor antagonists,


antioxidants)
11.Sediakan rehabilitasi intensif setelah stroke
PEMBAHASAN
Terapi

Anamnesis

Diagnosis
Pemeriksaan
fisik &
neurologis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai