Anda di halaman 1dari 29

A.

Diagnosis
Diagnosis sindrom menopause sangatlah
tergantung kepada fasilitas dan peralatan yang
dimiliki oleh masing-masing sarana pelayanan
kesehatan sep; (fasilitas laboratorium,dsb)
Diagnosis dapat ditegakan secara sederhana
sebagai berikut ;
1. Anamnesis
a. Perempuan berusia 40 tahun atau lebih
b. Gangguan siklus haid berupa haid yang mulai
tidak
teratur atau tidak haid dalam jangka waktu
12 bulan
c. Riwayat operasi pengangkatan kedua
indung telur
d. Keluhan sindroma menopause sep;
gejolak panas, keringat malam, sukar
konsentrasi, mudah pingsan, rambut
rontok, gigi goyang, ngilu pada
persendian dsb
e. Tidak haid selama 1 tahun walaupun
tanpa atau gejala sindroma menopause.
Pengobatan pasien bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit akibat
kekurangan estrogen
2. Pemeriksaan fisik
a. Sesuai dengan keluhan pasien ( gejolak panas,
vagina kering, keputihan, ngilu tulang, dsb)
b. Perabaan payudara
c. Lihat vulva, vagina dan serviks

3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang


a. Sitologi vagina dijumpai gambaran atrofi
b. Kadar hormon - FSH > 30 UI/ml
- Estradiol < 50 pg/ml
c. Densitometer tulang untuk mendeteksi
osteoporosis
b. Pencegahan
Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh
petugas kesehatan adalah
1). Lihat cervik, vulva dan vagina
Perhatikan bagaimana permukaan luar alat
kemaluan; normal, adakah luka lecet, adakah
infeksi jamur atau adakah pertumbuhan
abnormal
Untuk melihat mukosa vagina dan serviks, dapat
dipergunakan cocor bebek lihat permukaan
mukosa vagina adakah cairan keputihan, atau
tidak, permukaannya rata atau berbenjol, adakah
pertumbuhan yang abnormal
Lihat cerviks secara teliti apakah permukaannya
rataatau berbenjol atau terdapat pertumbuhan
yang abnormal, rapuh dan mudah berdarah
Perhatikan warna dari cerviks, normal
atau merah, karena proses radang,
bubuhi permukaan cerviks dengan larutan
asam cuka 3 %,perhatikan apakah ada
gambaran bercak putih pada permukaan
cerviks tersebut
Jika ditemukan pertumbuhan yang
abnormal, serviks yang rapuh dan mudah
berdarah, tanda-tanda peradangan hebat
pada permukaan vagina atau cerviks, dan
dijumpai bercak putih pada serviks yang
telah dibubuhi asam cuka 3 %, maka
lakukan rujukan ke pusat pelayanan
kesehatan dengan fasilitas dokter obgyn
2). Papsmir
Lakukan pengusapan permukaan dalam serviks
(endocerviks) dan permukaan luar cerviks
(ektoserviks) dengan spatula Ayre yang terbuat
dari kayu atau plastik dn dapat juga kombinasi
spatula dengan cytobras
Letakan hasil usapan tersebut kepermukaan kaca
obyek, untuk mempererat perlengketan sel endo
dan ekto kepermukaan kaca obyek tersebut dapat
dilakukan perendaman dengan alkohol 75 %
selama 20 menit kemudian dikeringkan atau
dapat pula membiarkannya kering tanpa
perendaman dengan alkohol
Kirim kaca obyek ini ke laboratorium untuk
pewarnaan dan penilaian hasil
Hasil dinyatakan baik tidak dijumpai tanda-tanda
infeksi bakteri atau jamur dan tidak dijumpai
adanya sel abnormal seperti displasia atau kanker
4). Perabaan payudara
Dapat dilakukan 1 tahun sekali atau diajarkan
teknik SADARI (perksa Payudara sendiri) dalam
upaya menemukan tumor payudara sedini
mungkin ada 7 langkah :
1. Memperhatikan payudara di depan kaca,
sementara lengan lurus kebawah
2. Memperhatikan payudara di depan kaca,
sementara lengan diangkat lurus ke atas,
adakah tarikan pada permukaan kulit
3. Memijat disekitar daerah putting dengan
perlahan untuk melihat apakah ada cairan yang
abnormal keluar apakah cairan yang abnormal
keluar
4. Berbaring dengan lengan kanan dibawah kepala
sementara punggung kanan diganjal dengan
bantal kecil, kemudian seluruh permukaan
payudara kanan diraba dengan pucuk jari tangan
kiri yang dirapatkan
5. Ketiga jari tersebut kemudian digerakan memutar
dengan tekanan lembut tapi tapi manta, dimulai
dari pinggir terus ketengah putting dan kembali
ketengah mengikuti putaran jarum jam
6. Melakukan hal yang sama pada payudara kiri
7. Memperhatikan secara khusus seperempat
bagian payudara sebelah luar atas, baik kanan
maupun kiri, karena bagian tersebut paling
sering mengandung tumor
8. Pemeriksaan dianjurkan untuk dilakukan sebulan
sekali, sesudah masa haid
4). Penggunaan bahan makanan yang mengandung
unsur
phyto-estrogen sep; kedelai (tahu, tempe, kecap
dsb)
pepaya dan semanggka merah
5). Penggunaan bahan makanan yang mengandung
sumber
kalsium sep; ikan teri, produk dari susu (susu,
keju,
yogurt, mentega dsb) brokoli
6). Menghindari bahan makanan yang tidak
dianjurkan,
mengandung banyak lemak dan tinggi kolesterol,
kopi
dan alkohol
1). Terapi Hormon Pengganti/Terapi Sulih
Hormon
Pemberian hormon estrogen alamiah telah
terbukti bermanfaat untuk mengatasi masalah
yang timbul pada perempuan menopause akibat
menurunnya kadar hormon estrogen yang
dihasilkan oleh indung telur
Di kenal dengan nama Hormonal Replacement
Therapy (HRT) atau Terapi Hormon Pengganti
(THP) atau istilah lain Terapi Sulih Hormon (TSH)
Caranya memberikan sediaan estrogen dari luar
(eksogen), untuk menggantikan peran estrogen
endogen yang telah berkurang produksinya
1. Tujuan THP adalah untuk menghilangkan
keluhan, pencegahan atau pengobatan
2. Lebih diutamakan penggunaan estrogen dan
progesteron alamiah
3. Bila sudah tidak memiliki rahim dapat
digunakan estrogen saja
4. Dimulai dengan dosis estrogen paling rendah,
namun cukup mencegah osteoporosis dan
jantung koroner
5. Estrogen sebagai hormon pengganti harus
diberikan secara kontinyu
6. Bila masih memiliki rahim harus diberikan
kombinasi antara estrogen dan progesteron
7. Lama pemberian progesteron minimal 12-14
hari perbulan
8. Dosis progesteron dimulai dari yang terendah
namun masih cukup untuk mencegah kelainan
endometrium
9. Terapi sekuensial terutama ditujukan kepada
perempuan yang masih menginginkan
terjadinya siklus haid (pra menopause)
10. Terapi kontinyu terutama ditujukan kepada
perempuan yang sudah tidak menginginkan
haid kembali (pasca menopause)
11. Estrogen yang dapat dikombinasikan dengan
androgen seperti dehidro- epiendosteron sulfat
(DHEAS), terutama bgi perempuan dengan
penurunan libido
1. Regimen I (mengandung estrogen saja)
Regimen ini bermanfaat untuk perempuan yang
telah diangkat rahimnya estrogen diberikan tiap
hari tanpa terputus (kontinyu)
2. Regimen II (estrogen dan progestogen)
Kombinasi sekuensial; estrogen diberikan
kontinyu, dengan progestogen diberikan
sekuensial hanya 10-14 hari setiap 1 siklus
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya
hiperplasia endometrium lebih baik diberikan
kepada perempuan di usia pra atau peri
menopause karena mereka masih menginginkan
siklus haid yang teratur
Estrogen dan progestogen diberikan
bersamaan secara kontinyu tanpa
terputus. Cara ini akan menimbulkan
keluhan tidak haid (amenorea)
Pada 3-6 bulan pertama dapat saja terjadi
perdarahan bercak. Tepat diberikan pada
perempuan pasca menopause, karena
tidak menginginkan datangnya haid
Regimen Estrogen Progestogen Catatan
I. Estrogen saja Kontinyu Tidak Perlu Tanpa Rahim
II. Kombinasi Estrogen dan Progestogen (standar perempuan yang memiliki rahim)

a. Kombinasi Kontinyu Sekuensial (10- Perdarahan


14 hari lucut
sekuensial
persiklus)

Kontinyu Tidak haid


b. Estrogen dan
Kontinyu atau
Progestrogen
perdarahan
Kontinyu bercak
Jenis-jenis sedian estrogen
Jenis estrogen dapat dibagi berdasarkan
komposisi kimiawinya;
1. Estrogen Alamiah
adalah estrogen konyugasi, 17 beta estradiol
( dalam bentuk mikrones atau bukan mikrones),
estron dan estriol
2. Estrogen sintetik
adalah etinil estradiol, mestranol, dan dietil
stilbesterol, Saat ini hanya etinil- estradiol yang
aman untuk dipergunakan sebagai obat
kontrasepsi
Preparat estrogen sintetik merupakan estrogen
yang kuat, sehingga sangat tidak dianjurkan
untuk dipergunakan sebagai terapi hormon
pengganti pada perempuan menopause
Namun untuk daerah terpencil dengan tingkat
sosial ekonomi masyarakat yang rendah Pil
kontrasepsi yang mengandung estrogen dengan
dosis kecil 20 -30 igram etinil estradiol masih
dapat dipergunakan sebagai Terapi pengganti
hormon asal dilakukan dengan pengawasan yang
ketat
Cara pemberian obat sedian estrogen yang ada
di Indonesia saat ini adalah per oral, krim vagina
atau plester (path perkutanius)
Jenis Estrogen Yang Dianjurkan

Cara
Jenis (kontinyu) Dosis per Hari
Estrogen Konyugasi Oral 0,3 - 0,625 mg
Oral 1 - 2 mg
17 Estradiol Transdermal 50 - 100 mg
Subkutan 25 mg
Estradiol Valerat Oral 1 - 2 mg
Estradiol (etron sulfat Oral 0,625 mg - 1,25 mg
piperasin)
Tersapat dua jenis progesteron yaitu turunan ;
1. Progesteron (C-21) yang bersifat alamiah
Sepert; medroksi- progesteron asetat (MPA,
didrogesteron, siproteron asetat, medrogestone,
mikrones progesteron
2. Progesteron 19- nortestosteron yang bersifat
Sintetik
Sepert; 0,7 1 mg noretisteron, 150 igram
norgestrel, 75 igram levonorgestrel,
desogestrel, gestoden, norgestimate
Untuk Keperluan THP dipilih progedteron yang
bersifat alamiah, karena proses metabolisme
obat ini tidak terlalu membebani hati
Manfaat pemberian progesteron bersamaan
dengan estrogen terutama adalah untuk
mencegah timbulnya hiperplasia endometrium
akibat penggunaan estrogen tunggal
Lam pemberian 10 hari dan lebih baik jika
diberikan selama 12 14 hari dalam setiap
bulannya
Progesteron tidak perlu diberikan pada
perempuan menopause yang rahimnya telah
diangkat (post Histrektomi)
Pemberian Progesteron yang ada di Indonesia
adalah per oral
JENIS TERAPI TERAPI KONTINYU
SEKUENSIAL (per hari)
(per hari)
Progesteron 300 mg 100 mg

Medroksi Progesteron 10 mg 2,5 5 mg


Asetat (MPA)
Siproteron asetat 1 mg 1 mg

Disrogesteron 10- 20 mg 10 mg
Sediaan steroid sintetik yang memiliki sifat Estrogenik,
Progestogenik dan androgenik sekaligus adalah Tibolon
Obat ini dapat memperbaiki keluhan klimakterik dan
mengatasi masalah keropos tulang, tanpa menimbulkqn
efek hiperplasia endometrium
Penggunaan sediaan ini tidak memerlukan pemberian
sedian progesteron lagi
Tibolon bermanfaat diberikan bagi perempuan menopause
yang tidak menginginkan adanya perdarahan haid lagi
Efek sampingnya adalah rasa mual di awal-awal terapi dan
hanya kurang 10 persen pemakai yang mengeluh timbul
perdarahan pervaginam
Dosias awal yang dianjurkan adalah 2,5 mg/per hari per oral
JENIS OBAT HRT/THP/TSH YANG ADA DI INDONESIA

Cara Kandungan Nama Dagang


Oral
17 Estradiol 1-2 mg Estrofem
Esttrogen saja Estrogen konyugasi 0,3 mg Premarin
0,625 mg ; 1,25 mg
Estropipat 0,625 - 1,25 mg Ogen
Estradiol Valerat 1 -2 mg Proginova
17 Estradiol Femseven
Medroksi Progesteron asetat Provera
(MPA) 5 - 10 mg
Didrogesteron 10 mg Duphaston
Progesteron saja Noretisteron 5 mg Primolut N
Norelut
Linesterenol 5 mg Endometril
Alilestrenol 5 mg Premaston
Pregnolin
Cara Kandungan Nama Dagang
Oral
Estradiol Valerat 2 mg + Dilena
Medroksi Progesteron asetat
(MPA) 10 mg
Kombinasi E +P Estradiol Valerat 2 mg + Climent
Sekuensial Siproteron asetat 2 mg
17 Estradiol 1 - 2 mg + Trisequens
Noretisteron asetat 1 mg
Kombinasi E +P 17 Estradiol 2 mg + Kliogest
Kontinyu Noretisteron asetat 1 mg
E + P +A Tibolon Livial
(Khusus) Kontinyu
Testosteron andekonoat 40 mg Andriol
Androgen saja Mesterolon 25 mg Proviron
Fluoksimestron 5 mg Halotestin
Krim vagina
Esttrogen saja Estriol Ovestin
Lama pemberian THP pada perempuan
menopause selama mungkin sampai usia lanjut
karena banyak manfaatnya
THP dapat mulai diberikan sejak perempuan
mengalami sindrom klimakterik yaitu sejak usia
pra menopause
Tidak ada kata terlambat untuk pemberian THP
ini, sehingga boleh diberikan pertama kali pada
perempuan pasca menopause yang telah berusia
60 tahun atau lebih
Penyembuhan sindrom klimakterik dalam THP
memerlukan waktu sekitar 3 bulan, setelah 6 bln
pengobatan keluhan belum menghilang harus
dicari faktor penyebab lain
Setelah 1 Bulan
Amati adanya keluhan yang biasanya
berhubungan dengan dosis dan cara pemberian
THP
Bila tak ada keluhan maka dosis, cara dan jenis
terapi dapat diteruskan
Setelah 3 Bulan
Ukur tekanan darah, bila tinggi dapat diberikan
obat anti hipertensi dan bila tetap sukar
dikendalikan ganti dengan cara lain sep; plester
Bila terdapat bercak perdarahan pervaginam,
ganti cara pemberian obat, ganti jenis laiannya
Bila ada efek samping berupa mual, sakit kepala,
bertambah BB, payudara kencang, keputihan, rasa
gatal pada vagina, turunkan dosis estrogen atau pilih
cara lain seperti krim atau plester
Setelah Itu, untuk setiap 6-12 bulan
Periksa organ ginekologi; lihat serviks, atau lakukan
papsmir, bila memungkinkan
Amati efek samping yang timbul
Amati keberhasilan terapi
Lakukan perabaan payudara

Setelah 12 bulan
Lakukan perabaan payudara, mammografi bila ada
Ulangi mammografi setiap 1 tahun kalau ada risiko
kanker payudara kalau tidak dilakukan setiap 2 tahun

Anda mungkin juga menyukai