KESEHATAN
REINHARD
JD.HUTAHAEAN,
dr,SpF,SH,MM.
FK-UNIBA BATAM
1
Hukum
Kesehatan :
Semua ketentuan yang hukum yang
berhubungan langsung dengan pemelihara dan
pemeliharaan kesehatan dan penerapannya.
Hukum
Kedokteran :
Bagian dari hukum kesehatan yang
menyangkut pelayanan medik.
2
PENGERTIAN &
RUANG LINGKUP
Hukum Kesehatan
Semua ketentuan hukum dlm bid.Kesehatan
Nakes,
Hukum Kedokteran
Peraturan PerUUan yg mengatur praktek Kedokteran
Cth: UU Pradok
Kedokteran Forensik
Cabang Ilmu Kedokteran yg memakai ilmu kedokteran
forensik, dll.
3
Defenisi Hukum
Kesehatan :
Menurut PERHUKI (Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia). :
Semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung
dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan
penerapannya serta hak dan kewajiban baik dari
perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan dalam segala aspek
organisasi atau sarana, pedoman medis nasional atau
internasional serta ilmu pengetahuan dibidang
kedokteran ataupun kesehatan.
5
PERKEMBANGAN HUKUM
KESEHATAN
Dimulai dari World Congress on Medical Law di
Belanda, 1967.
Di Indonesia Masyarakat Hukum Kesehatan
Indonesia (MHKI) saat ini sebagai wadah yang
berafiliasi dgn WAML.
Negara Maju (belanda & Eropa)
Indonesia I november 1982 sepakat membentuk
organisasi profesional di bidang Hukum
Kesehatan.
7 Juli 1983 Membentuk PERHUKI
1987 Kongres PERHUKI I
Sumatera Utara,
Utara PERHUKI terbentuk thn 1986 beberapa kali
pertemuan ilmiah membahas topik yang berhubungan
dengan hukum kesehatan/hukum kedokteran seperti :
1. Transaksi Terapeutik 3. Hubungan dokter dgn pasien
6
2. Informed Concent 4. Wajib simpan rahasia dokter
TRANSAKSI TERAPEUTIK
ANTARA
DOKTER DAN PASIEN
7
DEFINISI
Persetujuan yang terjadi antara dokter dan pasien
dalam pengobatan yang mencakup bidang
diagnosik, preventif, rehabilitatif maupun promotif.
8
Merupakan suatu transaksi untuk mencari dan menerapkan
terapi dalam menyembuhkan penyakit.
Perikatan antara dokter dan pasien
1. Inspanningverbitenis diatur dalam
2. Resultaanverbitenis buku III KUHAP
3. 1&2
9
KESEPAKATAN/PERSETUJUAN PASIEN
INFORMED CONCERN
Suatu kesepakatan / persetujuan pasien atas upaya
medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya,
setelah pasien mendapat informasi dari dokter
mengenai upaya yang dapat dilakukan menolong dirinya
disertai informasi mengenai segala resiko yang mungkin
terjadi.
Merupakan syarat terjadinya suatu transaksi / kontrak
terapeutik.
2 macam hak asasi
11
Pembatalan Persetujuan
13
INFORMED
CONSENT
(PERSETUJUAN TINDAKAN
MEDIK)
14
DEFINISI
Persetujuan yang diberikan pasien
atau keluarga atas dasar penjelasan
mengenai tindakan medik yang
dilakukan terhadap pasien tersebut.
15
DECLARATION OF LISBON
(1981) & AMERICAN HASPITAL
ASSOCIATION (1972) :
16
Dasar :
I. Transaksi Terapeutik Antara :
1. Medical Providers
dokter berkewajiban melakukan :
Diagnosik
Pengobatan
Tindakan medik
2. Medical Recevier
pasien atau keluarga pasien mempunyai
hak untuk menentukan tindakan medik apa
yang dilaluinya
17
II. Hak Menentukan Nasib sendiri (HAM)
18
APPELBAUM / GUNADI 1993
Tercapainya kesepakatan antara dokter dan pasien
merupakan dasar dari seluruh proses tentang
informed Concern
19
INFORMED CONSENT
2 bentuk :
Presume Consent
Bila pasien dalam keadaan sadar akan menyetujui
tindakan yang di lakukan (PERMENKES 585
THN 1989 PASAL 11)
20
2. Expressed Consent
Tindakan Biasa
- Suntik
- Hekting
- Rektal tusse
- Vaginal Tusse, dll
21
Tulisan : Tindakan Mengandung Resiko
- Operasi
- Kuretase
- Pemeriksaan Invalsif
- dll
22
INFORMASI
What / apa :
apa yang perlu disampaikan
Segala sesuatu mengenai penyakit pasien.
Tindakan & proses tindakan
Resiko
Alternatif lain
When / Kapan :
waktu penyampaian dibuat agar pasien & keluarga
diberi waktu untuk membuat keputusan
Who / siapa :
Yang harus menyampaikan adalah dokter yang
merawat sendiri
23
PERSETUJUAN
Sudah menikah
Sehat mental
24
SYARAT UNTUK SAH PTM
25
HAK & KEWAJIBAN
DOKTER
TERHADAP PASIEN
26
PENDAHULUAN
27
LAHIRNYA HUBUNGAN PASIEN &
DOKTER
Hubungan antara dokter dan pasien bermula ketika
dokter setuju untuk merawat pasien yang telah
menyampaikan keinginannya untuk dirawat, tidak
penting apakah itu dokter menerima pembayaran atau
tidak. Terlepas dari pertimbangan etik, bahwa seorang
dokter tidak harus menerima setiap pasien. Ia bahkan
boleh menolak seorang pasien, sekalipun tidak ada
dokter lain yang berpraktek. Namun sekali hubungan
pasien dokter-pasien terjadi, maka dokter bertanggung
jawab untuk merawat pasien itu selama yang
dipersyaratkan untuk suatu praktek medis yang baik
28
Profesi medik kuno menjaga hubungan dokter-pasien
dengan membangun suatu kepercayaan dan
keyakinan. Kemudian hukum akan mengiring harapan
atas hubungan yang demikian itu, namun dipengadilan
tidak selalu akan dapat diberikan perlindungan atas
kepercayaan tersebut, apabila tidak ada keistimewaan
hubungan dokter-pasien. Dokter, begitu juga
pengacara, akan tetapi tidak seperti arsitek atau
insinyur, mereka itu berada dalam hubungan fidusia,
yakni hubungan atas dasar kepercayaan. Itu berarti
bahwa dokter mempunyai kewajiban untuk benar-
benar bekerja dengan itikad baik
29
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER-
PASIEN
Hak pasien (KODEKI) :
1. Hak hidup, hak atas tubuhnya sendiri & hak
untuk mati secara wajar.
31
Memberikan informasi kepada pasien berpedoman
pada :
1. Bahasa yang mudah dimengerti pasien
32
Kewajiban Pasien
1. Memeriksakan diri sendini mungkin pada dokter
6. Mematuhi peraturan R. S.
33
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER-
PASIEN
Dalam lafal sumpah dokter mengenai hubungan
dokter dengan pasien berbunyi demikian :
34
Diantara kewajiban dokter yang terdiri dari kewajiban umum serta
kewajiban terhadap pasien. Menurut Kode Etik Kedokteran
Indonesia, ada beberapa pasal yang sangat berkaitan dengan
perlindungan pasien :
35
Pasal 10 : Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan
kewajiban melindungi hidup mahluk insani.
Ketentraman bekerja
38
Semakin meningkatnya kesadaran hukum
dikalangan masyarakat dewasa ini antara lain
telah mengakibatkan timbulnya tuntutan pasien
terhadap pelayanan kesehatab yang lebih baik,
bahkan sering pula terjadi adanya pengaduan
kepada pihak yang berwajib, diharapkan kepada
dokter untuk memperoleh informasi yang
memadai tentang Kode Etik Kedokteran
Indonesia, terutama yang berkenaan dengan hak
dan kewajiban sebagai seorang dokter.
39
WAJIB SIMPAN
RAHASIA
KEDOKTERAN
40
PENDAHULUAN
Dokter Pasien
Rahasia Pribadi
41
Pengertian :
Rahasia pekerjaan
Rahasia jabatan
Rahasia kedokteran
Peraturan Pemerintah No. 10 Thn 1966
Rahasia Pasien
Contoh :
1. Penderita penyakit kelamin
2. Penderita Penyakit TBC aktif
3. Pemeriksa status perawan
4. Seorang penjahat (buronan) berobat ke dokter
5. Seorang pasien Abortus provokatus bukan atas indikasi
medis
42
c. PP No. 10 Tahun 1966
d. Sanksi hukum Pidana (Pasal 322 KUHP)
a. Pasal 1367 KUH Perdata
e. Sanksi hukum Perdata
a. Pasal 1365 KUH Perdata
4. Sanksi Masyarakat
44
Wajib simpan rahasia kedokteran mempunyai dasar
hukum :
Kepentingan pasien adalah menjelaskan segala
sesuatu mengenai dirinya kepada dokter tanpa ada
rasa khawartir bahwa hal itu akan diberitahukan
kepada pihak lain. Kerahasiaan ini akan memperkuat
kepercayaan pasien terhadap dokter
45
1. Wajib simpan rahasia kedokteran mempunyai dasar hukum
2. Ketentuan & Peraturan yang mengikat
a. Lafal Sumpah dokter,Peraturan Pemerintah No. 26 thn 1960
b. Kode Etik Kedokteran Indonesia Bab II Pasal 11. PP No. 10 Tahun 1966
c. Sanksi hukum Pidana (Pasal 322 KUHP)
d. Pasal 1367 KUH Perdata
e. Sanksi hukum Perdata (Pasal 1365) & Pasal 1367 KUH Perdata
3. Dalam keadaan tertentu dokter harus menanggalkan rahasia jabatan/pekerjaan
dokter, misalnya apabila diwajibkan oleh perundang-undangan, atas permintaan
hakim dan sidang pengadilan, untuk kepentingan umum dan atas permintaan
pasien.
4. Sanksi Membuka Rahasia Kedokteran :
1. Sanksi Pidana. KUHP pasal 322
2. Sanksi Perdata. KUH Predata Pasal 1365 & 1367
3. Sanksi Administratif. UU No. 23 thn 1992 pasal 54 ayat 1
4. Sanksi Masyarakat
46
MAL
PRAKTEK
MEDIK
47
DEFENISI
48
Yang dimaksud dengan kelalaian disini adalah
sikap yang kurang hati-hati yaitu tidak
melakukan apa yang seseorang lakukan
dengan sikap hati-hati melakukannnya
dengan wajar, atau sebaliknya melakukan
apa yang seorang lakukan dengan sikap hati-
hati tidak akan melakukannya dalam situsasi
tersebut.
49
Dokter dikatakan melakukan mal praktek
jika :
1. Dokter kurang mengusai iptek
kedokteran yang sudah berlaku umum di
kalangan profesi kedokteran.
2. Memberikan pelayanan kedokteran
dibawah standar profesi
3. Melakukan kelalaian yang berat atau
memberikan pelayanan dengan tidak
hati-hati.
4. Melakukan tindakan medik yang
bertentangan dengan hukum.
50
Jenis-jenis mal praktek :
1. Mal praktek kriminal
51
Yang termasuk dengan mal praktek kriminal
adalah :
a. Menyebabkan pasien mati atau terluka
karena kelalaian
b. Melakukan Abortus provokatus
kriminalis
c. Melakukan pelanggaran kesusilaan atau
kesopanan
d. Membuka rahasia kedokteran
e. Pemalsuan surat keterangan
f. Bersepakat melakukan tindakan pidana
g. Sengaja tidak memberikan pertolongan
pada orang yang dalam keadaan bahaya
52
Ad. 2. Mal praktek sipil
Adalah suatu tindakan bentuk dimana
dokter telah mengakibatkan kematian
atau cedera. Karena tindakan yang salah
atau tidak berkonsultasi dengan ahli atau
melakukan operasi tanpa persetujuan
keluarga pasien atau salah dalam
mendiagnosa suatu penyakit yang fatal
dan atau kematian pasien.
53
Ad. 3. Mal Praktek Etik
Mengenai mal praktek etik perlu
dikemukakan bahwa jalur etik tidak begitu
melihat kepada akibat atau kerugian yang
ditimbulkan karena etik lebih menekankan
kepada tindakan yang dilakukan si pelaku
dengan berpedoman kepada kode etik
profesi. Untuk kalangan dokter pada kode
etik kedokteran Indonesia (KODEKI). Dan
untuk rumah sakit pada etik rumah sakit
(ERSI).
Sangsi etik bertujuan edukatif, bukan
sebagai hukuman atau mengganti kerugian.
54
Lafal Sumpah Dokter:
Saya akan senantiasa mengutamakan
kesehatan penderita
KODEKI bab II pasal 10:
Seorang Dokter wajib melakukan
pertolongan darurat sebagai suatu tugas
kemanusiaan .
KUHP pasal 304:
Barangsiapa dengan sengaja menyebabkan
atau membiarkan seseorang dalam
kesengsaraan, sedangkan ia wajib membari
kehidupan, perawatan dan pemeliharaan
berdasarkan hukum yang berlaku baginya
atau karena suatu perjanjian, dihukum dengan
hukuman penjara selama-lamanya 2 tahun 8
bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp
4500,-
55
KODEKI Bab I Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa melakukan
profesinya menurut ukuran tertinggi .
KODEKI Bab I Pasal 11:
Dalam hal tidak mampu melakukan suatu
pemeriksaaan atau pengobatan maka ia wajib
merujuk penderita kepada Dokter lain yang
mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
KUHP Pasal 360 :
Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan
orang lain mendapat luka berat atau luka
sedemikian, sehingga berakibat penyakit atau
halangan sementara untuk menjalankan jabatan
atau pekerjaannya, dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya 5 tahun.
56
KUHP Pasal 306 :
(2) Jika salah satu perbuatan tersebut
berakibat kematian maka, bersalah
dihukum dengan hukuman penjara
selama-lamanya 9 tahun.
57
Contoh kasus
1. Seorang Dokter memberi cuti sakit berulangkali
kepada seorang tahanan. Padahal orang
tersebut mampu menghadiri sidang pengadilan
perkaranya. Dalam hal ini Dokter melanggar
KODEKI Bab I Pasal 7 dan KUHP Pasal 267.
KODEKI Bab I Pasal 7:
Seorang Dokter hanya memberi keterangan
atau mendapat yang dapat dibuktikan
kebenarannya.
KUHP Pasal 267:
Dokter yang dengan sengaja memberi surat
keterangan palsu tentang ada atau tidaknya
penyaki. Kelamahan atau cacat, dihuklum
dengan hukuman penjara 4 tahun.
58
2. Seorang Penderita Gawat Darurat Dirawat
Dirumah sakit dan ternyata memrlukan
pembedahan segera, ternyata pembedahan
tertunda-tunda, sehingga penderita
meninggal dunia.
Pelanggaran etik dan hukum kasus ini ada
2 kemungkinan:
a. Jika tertundanya pembedahan tersebut
disebabkan oleh kelalaian Dokter, maka
sikap Dokter tersebut bertentangan
dengan lafal Sumpah Dokter, KODEKI
Bab II Pasal 10 dan KUHP Pasal 304 dan
306:
59
3. Seorang Dokter Umum melakukan
pembedahan benjolan pada leher
seorang wanit yang kemudian timbul
komplikasi pendarahan, Dokter
menghentikan tindakannya sedangkan
benjolan tersebut belum diangkat
seluruhnya. Padahal di kota tempat
Dokter ini bekerja ada Dokter Spesialis
Bedah. Dalam kasus ini Dokter Umum
tersebut melanggar KODEKI Bab I Pasal
1 dan 11, KUHP Pasal 360.
60
1. Mal Praktek merupakan suatu tindakan
yang salah atau lalai dalam melakukan
Pratek kedokteran, sehingga menyebabkan
kerusakan atau kerugian bagi kesehatan dan
kehidupan pasien, karena kelalaiannya ini
dapat ditindak hukum pidana atau perdata.
61
3. Hendaknya seorang Dokter dalam
menjalankan profesi kedokteran melakukan
pelayanan kesehatan, menjunjung tinggi
nilai etik kedokteran serta berupaya untuk
selalu menjaga nama baik dan citra seorang
dokter.
63
The ENd
64